Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

 HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA SEBAGAI AMANAT ALLAH

OLEH

NAMA                                   :

NIM                                        :

MATA KULIAH                  : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI S-1 PGSD

LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH XI KALIMANTAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) MELAWI
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. karena
atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas Pendidikan dan Agama (PAI). Makalah ini dapat
digunakan sebagai wahan untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan
sebagai referensi tambahan dalam belajar Materi Manusia dan Agama. Makalah ini
dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan
memahami tentang materi agama dan manusia secara lebih lanjut. Makalah ini juga
dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga pembaca tidak bosan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala
upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Agama dan Manusia, Aamiin.
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................................1
C.    Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN............................................................................................3
1. Pengertian Manusia................................................................................................3
2. Pengertian Agama..................................................................................................3
3. Pengertian Islam.....................................................................................................5
4. Sebab-sebab manusia perlu memeluk agama........................................................5
5. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah kemanusian................................6
6. Islam Sebagai Agama yang Lurus.........................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
REFERENSI................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Manusia, dan Agama merupakan masalah yang sangat penting, karena mempunyai
pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman
kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama-
agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari
penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan
agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di samping itu,
agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam
menghadapi berbagai aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan
juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-
individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan
hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi, apabila nilai-nilai agama telah
terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya
sebagai manusia yang bertaqwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu
mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan
ajaran agama.

B.     Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai
berikut.
1.        Apa Hubungan agama dengan manusia?
2.        Mengapa manusia perlu memeluk agama ?
3.        Mengapa islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan ?

1
4.        Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?

C.    Tujuan Penulisan Makalah


Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk :
1.        Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia?
2.        Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama
3.        Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah
kemanusiaan
4.        Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus

 
BAB II
PEMBAHASAAN

1.        Pengertian Manusia


Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup.
Menurut  agama Islam itu sendiri, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Dalam Al-qur’an, ada tiga kata yang digunakan untuk
menunjukan kepada manusia. Kata yang digunakan adalah basyar, insan atau nas dan
bani Adam.
Kata basyar diambil dari kata yang berarti `penampakan sesuatu dengan baik dan
indah’. Dari kata basyarah yang artinya `kulit’. Jadi, manusia disebut denagn basyar
karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia secara
bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya
yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan
dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak
artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.

2.        Pengertian Agama


Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan
manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian
agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan
dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis
peribadatan yang dilakukan berulang-ulang.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti :
hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara
dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965).
Dan secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana
penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas
dasar aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek sebagai
berikut :
a.         Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus
diyakini.
b.        Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
c.         Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar
dan baik bagi individu dalam kehidupan.
d.        Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat dikategorikan
ke dalam tiga jenis, yaitu :
a.         Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu
masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa
Arab disebut Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan
tradisional.
b.        Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu
dari Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit
disebut samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
c.         Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan
sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian
melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu
masyarakat. Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti
Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha

3. Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang artinya
damai atau kedamaian, salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya
berserah diri atau tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai
suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada
ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai
pedoman hidup manusia di dunia yang berisi peraturan perintah dan larangan agar
manusia memperoleh kebahagaian di dunia dan di akhirat kelak.

   4. Sebab-sebab manusia perlu memeluk agama


Manusia perlu memelukan agama sebab disamping manusia memiliki berbagai
kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain digunakan oleh
kata Al-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an Nafs
diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta
mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam
manusia inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar.
Sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
‫ﺎﻫﻭﺴﺎﻣﻮ ﺲﻓﻧﻮ‬    ‫ﺎﻫﻭﻗﺗﻮﺎﻫﺮﻮﺠﻓ ﺎﻬﻣﻬﺎﻟﻓ‬
Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah mengilhamkan
kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia
dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang
dari luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan
hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa rekayasa
dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin
memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarka biaya, tenaga
dan fikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang
didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan.
Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36
Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka
untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya  yang tidak sedikit untuk mereka
gunakan agar orang-orang mengikuti keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan,
obat-obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya
membatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama.
Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini meningkat, sehingga uapaya
mengagamakan masyarakat menjadi penting.

5. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah kemanusian


Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT, diturunkan
kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw.
Sebagai agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentu ajaran
Islam akan selaras dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal
manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala
karakteristiknya yang masih bersifat potensial atau masih berupa kekuatan
tersembunyi yang masih perlu dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia
baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi fisik atau nonfisik, yaitu akal, nafsu ,
perasaan dan kesadaran (qalb) dan ruh.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali
ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia
sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini, muncul
beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam keagamaan yang
ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia memeluk
agama. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :
‫ﺎﻬﻳﻠﻋﺲﺎﻧﻟﺍﺮﻄﻓﻰﺗﻟﺍﻪﻟﻟﺍﺓﺭﻄﻓﺎﻳﻧﺣﻦﻳﺪﻠﻠﻚﻬﺠﻭﻢﻗﺄﻓ‬
Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan fitrah itu”. (QS.Ar-Rum :
30).
Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula
dianalisis melalui istilah Ihsan yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan
manusia. Mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari sampai
pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah manusia yang menerima
pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Melalui uraian tersebut
diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk
beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan, dan seterusnya
dengan mengenal agama kepadanya.
Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke arah
kebaikan dan keselamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

6.        Islam Sebagai Agama yang Lurus


Islam merupakan agama yang lurus karena islam sebagai hidayah (petunjuk) dalam
kehidupan umat manusia sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 38)
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang
siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa
khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”. (Q.S Al-
Baqarah : 38).
a.        Hidayah Allah untuk manusia
Hidayah secara istilah Islam berarti ‘Petunjuk yang diberikan oleh Allah pada
makhluk hidup agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan
menemukan solusi (pemecahan) ‘bagi persoalan hidup yang dihadapinya’. Oleh
karena itu hidayah merupakan alat bantu yang diberikan oleh Allah kepada makhluk
hidup untuk mempermudah menjalani kehidupannya.
Ada 4 tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia, yaitu :
1)        Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk untuk kehidupan yang
diberikan oleh Allah swt. bersamaan dengan kelahiran berupa kemampuan untuk
menghadapi kehidupan, sehingga sanggup untuk bertahapan hidup (fungsi survival).
2)        Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indera
dalam menangkap citra lingkungan hidup, sehingga ia dapat menentukan lingkungan
mana yang sesuai dengannya sehingga menemukan kenyamanan dalam menjalani
kehidupan secara fisikal (fungsi adaptif).
3)        Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan oleh Allah
swt. berupa kemampuan berfikir dan menalar, yaitu mengolah segala informasi yang
ditangkap melalui indera. Dengan kemampuan ini manusia memiliki kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat memanipulasi dan merekayasa
lingkungan untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan kenyamanan hidupnya
(fungsi developmental atau pengembangan hidup).
4)        Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk yang diberikan Allah swt.
Kepada manusia berupa ajaran-ajaran praktis untuk diterapkan dalam meniti
kehidupan secara individual dan menata kehidupan secara komunal, bersama-sama
orang lain, sehingga manusia mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan
ketenangan batin dalam menjalani kehidupannya.
Hidayah ketiga dan keempat ini hanya diberikan kepada umat manusia dengan kedua
jenis hidayah inilah manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Dengan
hidayah aqliyyah (kemampuan intelektual), manusia menjadi berbeda secara
signifikan bila dibandingkan dengan binatang (demikian juga dengan jin dan
malaikat). Dan dengan hidayah diniyyah (petunjuk agama), manusia dapat
meningkatkan spiritualitasnya dan mencapai ketingkat yang lebih tinggi dari malaikat
sekalipun.
b.        ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah
Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah menurunkan
agamanya sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap
keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala kebingungan dan kesesatan.
Firman Allah yang terjemahannya :
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang
siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa
khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”. (Q.S Al-
Baqarah : 38).
Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang benar yang Ia ridhoi
itu adalah agama islam.
“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah ISLAM”.
“Pada hari ini Aku lengkapkan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan nikmat-Ku
kepada mu. Dan Aku ridhoi Islam sebagai agamamu”. Agama islam, dapat berperan
dan berfungsi bagi manusia yang dapat dikembangkan oleh setiap individu, sebagai
berikut :
1.        Pemberi makna bagi perbuatan manusia.
2.        Alat kontrol bagi perasaan dan emosi.
3.        Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.
4.        Pemberi reinforcement (dotongan penguat) terhadap kecenderungan berbuat
baik pada manusia.
5.        Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.
BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan
manusia dari kekacauan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat
diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih
bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Akhlak yang terpuji sangat penting
dimiliki oleh setiap masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara
amat tergantung kepada akhlak tersebut. Agama Islam adalah agama yang selalu
mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah
(Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang
terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan akherat. Dengan ilmu
kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih
bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.

B.       SARAN
Pendidikan adalah salah satu tujuan pokok manusia karena itu sebagai calon pendidik
marilah kita mengamalkan tujuan pendidikan islam secara ikhlas baik lewat
pendidikan formalKita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh pada nilai-nilai
keagamaan sehingga kita bias mendapat dan mencapai keridhaan Allah SWT.
REFERENSI
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam Tuntunan dan Pedoman
Hidup, Value Press, Bandung
Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelambagaan
Agama Islam. 1994/1995.
Website :
http: www.google.com
http://filsafat.kompasiana.com/2012/05/10/manusia-dan-agama/
http: www.anakciremai.com/2012/06/10/manusia-dan-agama/
http://agushidayatwrote.wordpress.com/2012/07/10/mengapa-man/
http: www.sarjoni.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai