Teori Pembelajaran Behavioristik
Teori Pembelajaran Behavioristik
Disusun Oleh :
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INSTITUT
PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2021
1. Teori OPERANT CONDITIONING
Operant conditioining adalah suatu metode pembelajaran menggunakan
reward (hadiah) dan punishment (hukuman) sebagai konsekuensi perilaku.
Teori ini dikembangkan oleh B.F Skinner dan sering juga disebut teori Skinner
maupun instrumental conditioning.
Operant conditioning bisa dipraktikkan dalam banyak aspek di
kehidupan sehari-hari, terutama saat kegiatan belajar di kelas. Dengan cara ini,
banyak anak yang sudah belajar perilaku baik ataupun positif hingga terbiasa
melakukannya.
Dalam dunia penelitian, konsep ini bisa terlihat pada tikus-tikus dalam
percobaan. Tikus tersebut ditempatkan di dalam sebuah kandang, dengan 2
buah lampu, masing-masing berwarna hijau dan merah. Lalu, di samping
lampu tersebut ada sebuah tuas. Jika menggerakkan tuas di saat lampu hijau
menyala, maka tikus akan mendapatkan makanan. Namun jika memindahkan
tuas saat lampu merah yang menyala, maka tikus akan menerima setruman
ringan.Lama-kelamaan, tikus tersebut belajar bahwa tuas hanya boleh ditarik
saat lampu hijau yang menyala dan mengabaikan tuas saat lampu merah
menyala.Hal ini menandakan bahwa tikus tersebut sudah berhasil
menghubungkan antara perilaku dan konsekuensi melalui hadiah dan hukuman
yang diterimanya.
❖ Jenis-jenis perilaku menurut Skinner
Skinner membedakan perilaku manusia ke dalam 2 kelompok besar, yaitu
perilaku responden dan perilaku operant. Masing-masingnya berhubungan
dengan teori operant conditioning yang dibuatnya.
a. Perilaku responden
Perilaku responden atau respondent behaviour adalah perilaku yang
muncul secara otomatis dan refleks, seperti menjauhkan tangan saat tidak
sengaja menyentuh benda panas atau menggerakkan kaki saat dokter
mengetuk lutut.Perilaku ini tidak perlu dipelajari dan akan dikuasai oleh
manusia dengan sendirinya secara otomatis.
b. Perilaku operant
Sementara itu, perilaku operant atau operant behaviour adalah
perilaku yang kita pelajari dan akan keluar, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja saat ada suatu kejadian yang berhubungan.Perilaku operant
inilah yang bisa dibentuk melalui operant conditioning. Kita bisa melatih
diri maupun orang lain untuk melakukan hal-hal yang dianggap baik dan
setelah terbiasa, perilaku tersebut akan menjadi bagian dari perilaku sehari-
hari.
❖ Komponen pada operant conditioning
Pada konsep operant conditioning, terdapat komponen kunci yang perlu
dipahami, yaitu reinforcement (dukungan atau hadiah) dan punishment
(hukuman).
✓ Reinforcement
Reinforcement adalah segala hal yang terjadi yang dapat menguatkan
suatu perilaku. Reinforcement bisa bersifat positif maupun negatif.
✓ Reinforcement negatif
Reinforcement negatif adalah suatu hal yang dilakukan untuk
menghentikan perilaku negatif yang dihadapi. Misalnya, anak berteriak di
tengah keramaian dan teriakan tersebut berhenti setelah Anda memberinya
snack.Hal ini akan membuat Anda berpikir bahwa dengan memberikan
snack, maka akan ada sebuah konsekuensi yaitu anak menjadi
tenang.Namun, perilaku ini bukanlah perilaku yang positif dan Anda akan
terbiasa mengandalkan snack ketika Si Kecil rewel.
Contoh aplikasi operant conditioning pada kehidupan sehari-hari
Memuji anak yang aktif adalah contoh operant conditioning dalam kelas
Operant conditioning bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk
diri sendiri, anak, maupun orang lain. Berikut ini contohnya.