Nama :
NPM :
Kelompok :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Alhamdulillah buku panduan praktikum
“Pengukuran Besaran Elektrik” untuk mahasiswa Program Studi Teknik Elektro
Universitas Bengkulu dapat dibuat dengan baik.
Buku panduan ini digunakan sebagai penuntun bagi mahasiswa Program Studi Teknik
Elektro Universitas Bengkulu dalam melakukan praktikum “Pengukuran Besaran
Elektrik”. Untuk mempermudah para praktikan pada saat menggunakan peralatan praktikum,
buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar setiap bagian dari modul praktikum.
Akhir kata, diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut
terhadap buku ini dan kemajuan Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu. Terima
kasih.
LAB PSTL
FORMAT PENULISAN LAPORAN
Laporan Awal dan Akhir ditulis Tangan dan menggunakan kertas A4 tanpa garis bantu
dengan ketentuan Margin :
(i) Atas : 3 cm
(ii) Kanan : 3 cm
(iii)Bawah : 3 cm
(iv)Kiri : 4
1. Laporan Awal
(i) Cover (Lampiran 1)
(ii) Isi :
1. Judul Percobaan
2. Tujuan Percobaan
3. Dasar Teori (Minimal 5 Lembar, catatan kaki(IEEE))
4. Alat dan Bahan
5. Langkah Percobaan(kalimat dipasifkan)
(iii) Lampiran:
1. Tugas Pendahuluan
2. Laporan Akhir
(i) Cover (Lampiran 2)
(ii) Isi :
1. Judul Percobaan
2. Tujuan Percobaan
3. Dasar Teori (Minimal 5 Lembar)
4. Alat dan Bahan
5. Langkah Percobaan
6. Data Hasil Percobaan
7. Analisa dan Pembahasan
Pembukaan
Perhitungan
Tabel Hasil Perhitungan
Gambar Grafik (Di print Langsung dikertas laporan tanpa ditempel)
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka(IEEE)
10. Lampiran
Gambar Rangkaian
Gambar EWB
Foto Osiloskop (Hanya Untuk Percobaan Yang Memakai Osiloskop)
Tugas Pendahuluan
Cover laporan awal
Lembar Asistensi
MODUL 1
TEKNIK PENGUKURAN DC, JEMBATAN WHEATSTONE DAN
POTENSIOMETER
1.1 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui cara penggunaan alat ukur arus (ampermeter ) dan tegangan ( voltmeter )
dalam rangkaian sederhana.
2. Mengetahui cara membaca alat ukur arus dan tegangan.
3. Memahami sifat dasar arus dan tegangan.
4. Mengukur macam-macam tahanan dengan metoda jembatan wheatsone.
5. Menggambarkan karakteristik arus dan tegangan potensiometer.
1.2 Dasar Teori
Kalibrasi adalah membandingkan sebuah alat ukur dengan alat ukur pembanding (alat
ukur standar). Proses ini bertujuan untuk menentukan ketelitian dari alat ukur serta
mengetahui kondisi dari suatu alat ukur. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap alat ukur
secara berkala agar setiap pengukuran yang dilakukan menggunakan alat ukur tersebut dapat
memberikan hasil yang valid.
Kelas alat ukur adalah suatu nilai yang menunjukkan kesalahan terbesar yang mungkin
terjadi pada alat ukur tersebut. Nilai ini merupakan jaminan dari pabrik pembuatnya bahwa
kesalahan pengukuran tidak akan melebihi angka tersebut.
Amperemeter adalah sebuah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya
arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Di dalam amperemeter terdapat tahanan dalam
yang kecil, yang idealnya mendekati nol. Sedangkan voltmeter berfungsi untuk mengukur
beda tegangan antara dua buah titik. Dalam voltmeter juga terdapat tahanan dalam, tetapi
tahanan tersebut sangat besar yang idealnya mendekati tak terhingga.
1.2.1. Jembatan Wheatstone
Jembatan adalah rangkaian yang pada dasarnya terdiri dari empat buah komponen
(seperti gambar). Komponen tersebut dapat berupa tahanan atau komponen lain seperti
transistor, tabung vakum, kondesator dan induktor.
Gambar di samping ini menggambarkan 4 buah
tahanan, jembatan semacam ini dinamai Jembatan Wheatsone.
Besarnya tahanan-tahanan dalam jembatan dapat ditetapkan
sedemikian rupa, sehingga bila titik C dan D dihubungkan,
maka antara C dan D tidak ada arus yang mengalir. Dalam
keadaan demikian kita katakan jembatan dalam keadaan
setimbang.
Jembatan dalam keadaan setimbang berlaku persamaan :
R1 : R2 = R3 : R4
1.2.2 Potensiometer
Potensiometer adalah resistor yang digunakan sebagai voltage devider (pembagi
tegangan) atau sebagai rheostat pada rangkaian listrik.
1. Potensiometer sebagai pembagi tegangan
Potensiometer tanpa beban
Vo = Vs . α
R1 = R (1 – α )
R2 = R . α
Bila potensiometer yang dirangkai sebagai voltage devider pada kondisi tanpa beban, maka
dapat diterima bahwa potensiometer mempunyai tahan dalam sebesar tahan dalam suplai.
Jadi kenyataannya rangkaian seri R1 dan R2 dapat diubah menjadi suatu rangkain paralel.
R1 R2 R(1 ) R
R in = R (α – α2 )
Potensiometer dengan beban.
I = VS /( R in + RL)
Vo = Vs . α
Vo1 = I . RL1 = [VS /( R in + RL) ] . RL1
.RL
Vo1 Vs
R( 2 ) RL
Vo2 = I . RL2
Vs
I
. RV RL
+ U1
V1 0.000 V DC 10MOhm
12 V -
XMM1 XMM2
J1 J2
R1 R2
V1 V2
12 V 12 V
+
6V R3
- R4 VR1
R2
100 %
V
+ R α
0 V
-
c. Geser potensiometer pada posisi 0 %
d. Baca penunjuk ampermeter dan voltmeter dan isikan pada tabel pengukuran 1.4
e. Ulangi prosedur diatas untuk posisi 20 - 100%.
f. Lakukan pengukuran dengan menggunkan alat ukur analog, digital, dan tang ampere
1.4.5 Potensiometer sebagai voltage devider dengan beban
a. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini : Ukur tahanan potensiometer untuk
setiap ( 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 % )
b. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini :
c. Geser potensiometer pada posisi 0 %
d. Baca penunjuk ampermeter dan voltmeter dan isikan pada tabel pengukuran 1.5
e. Ulangi prosedur diatas untuk posisi 20 - 100%.
f. Lakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur analog, digital dan tang ampere
I1
A
I2
+ 100%
R
-
V A
RL
V
0
20
40
60
80
100
Bengkulu,
Asisten
( )
MODUL 2
2.1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan mampu :
1. Memahami kerja osiloskop
2. Dapat menggunakan osiloskop dalam pengukuran
2.2. Teori Dasar
Osiloskop atau Cathoda Ray Oscilloscope (CRO) merupakan alat ukur yang penting,
baik di bidang laboratorium, kedokteran maupun perindustrian. Penggunaan yang terpenting
adalah untuk menunjukkan dan menyelidiki suatu variabel sebagai fungsi dari waktu atau
variabel yang lain. Penggunaan osiloskop misalnya untuk mengukur tegangan, frekuensi,
beda fasa, waktu, arus (dengan menggunakan metoda) dll. Ada pula osiloskop dengan berkas
berganda (double beam oscilloscope) yang dapat dipakai untuk menyelidiki dua variabel
sekaligus pada tabung gambarnya. Selain serba guna, osiloskop juga memiliki beberapa sifat
lain yang menguntungkan, antara lain ; osiloskop mempunyai tahanan dalam yang tinggi dan
daerah frekuensinya lebar.
2.3 Alat dan Bahan
1. Power Suplai Trio PR-630 1 buah
2. Sinyal generator Trio AG-202 2 buah
3. Multimeter 2 buah
4. Osiloskop digital 1 buah
5. Osiloskop analog 1 buah
6. Kapasitor
7. Tahanan
8. Variabel resistor
9. Flasdisk atau penyimpanan external 1 buah
(disediakan oleh praktikan sendiri / kelompok)
2.4 Prosedur Percobaan Osiloskop Analog
2.4.1. Osiloskop sebagai pengukur tegangan arus searah
Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :
R = 3k3
RL
R=
3k3
G
V
RL
Dengan mengukur harga R dan C dari rangkaian penggeser fasa, hitunglah beda fasa
antara tegangan A dan B. Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil pengamatan
JURNAL PRAKTIKUM
NAMA :
KELOMPOK :
MODUL :
HARI/TANGGAL :
Frekuensi Channel A
Frekuensi Channel B
Tabel 2.5 data hasil percobaan osiloskop digital dengan 5 kali variasi volt/div
Vpp
Volt/div Vmax Vmin frekuensi
Tabel 2.6 data hasil percobaan osiloskop digital dengan 5 kali variasi tegangan DC
Vpp
Volt/div Vmax Vmin frekuensi
Bengkulu,
Asisten
( )
MODUL 3
3.1 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan Wattmeter untuk mengukur daya
2. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan KWH meter Digital dan Analog untuk
mengukur penggunaan energi
3. Membandingkan pemakaian daya dan energi pada beban resistif murni, induktif
murni, kapasitif murni, dan beban campuran.
4. Mengetahui cara menghitung dan memperbaiki faktor daya.
Gambar 3.1 Pengukuran daya dan faktor daya dengan beban lampu
1. Susun rangkaian seperti Gambar 3.1 atur tegangan sumber arus 220 V dengan frekuensi
50 Hz, atur ampermeter dan voltmeter pada mode AC, gunakan beban lampu pijar (5
buah)
2. Hubungkan saklar
3. Catat penunjuk ammeter, voltmeter, dan wattmeter ( daya dan faktor dayanya )
4. Ulangi pengukuran diatas untuk beban lampu TL (5 buah)
5. Dengan rangkaian yang sama, ganti beban lampu campuran 2 buah lampu TL dan 2 buah
lampu pijar.
3.4 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa Perbedaan dari KWH meter dan Wattmeter !
2. Gambarkan konstruksi dari KWH meter Analog dan Digital !
3. Jelaskan Prinsip kerja dari KWH meter !
4. Jelaskan prinsip kerja dari Wattmeter!
5. Bagaimanakah KWH meter dapat membaca Tegangan, arus, daya dan waktu ?
Evaluasi
Percobaan Perhitungan Arus dan Beban pada KWH Digital
Tabel 3.1
Beban V I P t
Volt ampere watt second
Tabel 3.2
Beban V I P t
Volt ampere watt second
Tabel 3.3
Beban V I P
Volt ampere watt
Bengkulu,
Asisten
( )
MODUL 4
4.1 Tujuan
1. Mengetahui tahanan tanah berbagai jenis tanah
2. Mengetahui pengaruh kedalaman pemasangan elektroda pentanahan terhadap besar
tahanan tanah
4.2 Dasar teori
1. Tanah liat
Tabel 4.7
Bengkulu,
Asisten
( )
Modul 5
Alat Ukur 3 Phase and Harmonic Analyzer
5.1 Tujuan
1. Mengetahui Cara Penggunaan Alat 3 Phase and Harmonic Analyzer
2. Mengetahui Cara Mengukur Tegangan dengan Sumber 3 Fasa baik V Line to Line
dan V Line To Netral Menggunakan alat 3 Phase and Harmonic Analyzer
3. Mengetahui Cara Mengukur Arus Dengan Sumber 3 Fasa Menggunakan Alat 3 Phase
and Harmonic Analyzer
4. Dengan Parameter Alat Ukur Tegangan dan Arus Pada 3 Phase and Harmonic
Analyzer Dapat Diketahui Beberapa Nilai Parameter Lain nya yaitu :
Daya Aktif (P), Daya Semu (S), dan Daya Reaktif (Q) Pada Sumber 3 fasa
Faktor Daya Pada Sumber 3 Fasa
Gambar Diagram Fasor dari Sumber 3 Fasa
Grafik Perbandingan Seluruh Parameter yang terukur pada Alat 3 Phase and
Harmonic Analyzer
5.2 Dasar Teori
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakaian, dan
juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase
yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang
lainnya mempunyai beda fase sebesar 120° listrik, sedangkan secara fisik mempunyai
perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang Y (wye) atau segitiga ∆ (delta).
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic
b. Hubungan Segitiga ∆ (Delta)
Pada hubungan segitiga ∆ (delta) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fase.
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena
tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = Ifase = 1,73 Ifase
5.3 Alat dan Bahan
Laptop/pc
NPM :
Kelompok :
Asisten :
Hari/Tgl Praktikum :
Tabel 5.1
Posisi V1 (V) V2 (V) V3 (V) I1 (A) I2 (A) I3 (A) Pf 1 Pf 2 Pf 3
100 %
Mengetahui,
Asisten
( )
Modul 6
Lux Meter
6.1 Tujuan
1. dapat mengetahui cara pengoperasian alat pengukur pencahayaan
2. dapat melakukan pengukuran suatu pencahayaan suatu ruangan
3. dapat menghitung tingkat pencahayaan
NPM :
Kelompok :
Asisten :
Hari/Tgl Praktikum :
1 Lampu Pijar
2 Lampu Pijar
3 Lampu Pijar
4 Lampu Pijar
1 Lampu LED
2 Lampu LED
3 Lampu LED
4 Lampu LED
Lampiran 1 : Cover Laporan Awal
LAPORAN AWAL
TNR 12, Reg
MODUL :
JUDUL : TNR 12, Bold
TANGGAL :
NAMA :
NPM :
KELOMPOK : TNR 12, Reg
REKAN KERJA : 1.
2.
3.
4.
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
Lampiran 2 : Cover Laporan Akhir
LAPORAN AKHIR
TNR 12, Reg
MODUL :
JUDUL : TNR 12, Bold
TANGGAL :
ASISTEN :
NAMA :
NPM :
KELOMPOK : TNR 12, Reg
REKAN KERJA : 1.
2.
3.
4.
UNIVERSITAS BENGKULU
2021