Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK

Nama :

NPM :

Kelompok :

LABORATORIUM PENGUKURAN DAN SISTEM TENAGA LISTRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Alhamdulillah buku panduan praktikum
“Pengukuran Besaran Elektrik” untuk mahasiswa Program Studi Teknik Elektro
Universitas Bengkulu dapat dibuat dengan baik.

Buku panduan ini digunakan sebagai penuntun bagi mahasiswa Program Studi Teknik
Elektro Universitas Bengkulu dalam melakukan praktikum “Pengukuran Besaran
Elektrik”. Untuk mempermudah para praktikan pada saat menggunakan peralatan praktikum,
buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar setiap bagian dari modul praktikum.

Akhir kata, diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut
terhadap buku ini dan kemajuan Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu. Terima
kasih.

Bengkulu, September 2021

LAB PSTL
FORMAT PENULISAN LAPORAN

Laporan Awal dan Akhir ditulis Tangan dan menggunakan kertas A4 tanpa garis bantu
dengan ketentuan Margin :
(i) Atas : 3 cm
(ii) Kanan : 3 cm
(iii)Bawah : 3 cm
(iv)Kiri : 4
1. Laporan Awal
(i) Cover (Lampiran 1)
(ii) Isi :
1. Judul Percobaan
2. Tujuan Percobaan
3. Dasar Teori (Minimal 5 Lembar, catatan kaki(IEEE))
4. Alat dan Bahan
5. Langkah Percobaan(kalimat dipasifkan)
(iii) Lampiran:
1. Tugas Pendahuluan
2. Laporan Akhir
(i) Cover (Lampiran 2)
(ii) Isi :
1. Judul Percobaan
2. Tujuan Percobaan
3. Dasar Teori (Minimal 5 Lembar)
4. Alat dan Bahan
5. Langkah Percobaan
6. Data Hasil Percobaan
7. Analisa dan Pembahasan
 Pembukaan
 Perhitungan
 Tabel Hasil Perhitungan
 Gambar Grafik (Di print Langsung dikertas laporan tanpa ditempel)
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka(IEEE)
10. Lampiran
 Gambar Rangkaian
 Gambar EWB
 Foto Osiloskop (Hanya Untuk Percobaan Yang Memakai Osiloskop)
 Tugas Pendahuluan
 Cover laporan awal
 Lembar Asistensi
MODUL 1
TEKNIK PENGUKURAN DC, JEMBATAN WHEATSTONE DAN
POTENSIOMETER

1.1 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui cara penggunaan alat ukur arus (ampermeter ) dan tegangan ( voltmeter )
dalam rangkaian sederhana.
2. Mengetahui cara membaca alat ukur arus dan tegangan.
3. Memahami sifat dasar arus dan tegangan.
4. Mengukur macam-macam tahanan dengan metoda jembatan wheatsone.
5. Menggambarkan karakteristik arus dan tegangan potensiometer.
1.2 Dasar Teori
Kalibrasi adalah membandingkan sebuah alat ukur dengan alat ukur pembanding (alat
ukur standar). Proses ini bertujuan untuk menentukan ketelitian dari alat ukur serta
mengetahui kondisi dari suatu alat ukur. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap alat ukur
secara berkala agar setiap pengukuran yang dilakukan menggunakan alat ukur tersebut dapat
memberikan hasil yang valid.
Kelas alat ukur adalah suatu nilai yang menunjukkan kesalahan terbesar yang mungkin
terjadi pada alat ukur tersebut. Nilai ini merupakan jaminan dari pabrik pembuatnya bahwa
kesalahan pengukuran tidak akan melebihi angka tersebut.
Amperemeter adalah sebuah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya
arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Di dalam amperemeter terdapat tahanan dalam
yang kecil, yang idealnya mendekati nol. Sedangkan voltmeter berfungsi untuk mengukur
beda tegangan antara dua buah titik. Dalam voltmeter juga terdapat tahanan dalam, tetapi
tahanan tersebut sangat besar yang idealnya mendekati tak terhingga.
1.2.1. Jembatan Wheatstone
Jembatan adalah rangkaian yang pada dasarnya terdiri dari empat buah komponen
(seperti gambar). Komponen tersebut dapat berupa tahanan atau komponen lain seperti
transistor, tabung vakum, kondesator dan induktor.
Gambar di samping ini menggambarkan 4 buah
tahanan, jembatan semacam ini dinamai Jembatan Wheatsone.
Besarnya tahanan-tahanan dalam jembatan dapat ditetapkan
sedemikian rupa, sehingga bila titik C dan D dihubungkan,
maka antara C dan D tidak ada arus yang mengalir. Dalam
keadaan demikian kita katakan jembatan dalam keadaan
setimbang.
Jembatan dalam keadaan setimbang berlaku persamaan :
R1 : R2 = R3 : R4
1.2.2 Potensiometer
Potensiometer adalah resistor yang digunakan sebagai voltage devider (pembagi
tegangan) atau sebagai rheostat pada rangkaian listrik.
1. Potensiometer sebagai pembagi tegangan
 Potensiometer tanpa beban

Vo = Vs . α
R1 = R (1 – α )
R2 = R . α

Bila potensiometer yang dirangkai sebagai voltage devider pada kondisi tanpa beban, maka
dapat diterima bahwa potensiometer mempunyai tahan dalam sebesar tahan dalam suplai.
Jadi kenyataannya rangkaian seri R1 dan R2 dapat diubah menjadi suatu rangkain paralel.

R1.R2 R(1   )R


Rin  
 

R1  R2 R(1   )  R

R in = R (α – α2 )
 Potensiometer dengan beban.

I = VS /( R in + RL)
Vo = Vs . α
Vo1 = I . RL1 = [VS /( R in + RL) ] . RL1
.RL
Vo1  Vs
R(   2 )  RL
Vo2 = I . RL2

2. Potensiometer sebagai Rheostat

Sebagai rheostast, potensiometer digunakan untuk


mengatur besar arus.

Vs
I
 . RV  RL

1.3 Alat dan bahan


1. Papan plugin
2. Sumber tegangan DC/catu daya tegangan variabel
3. Resistor berbagai nilai
4. Potensiometer
5. Jumper secukupnya
6. Meter dasar
7. Multimeter analog
8. Multimeter digital
9. Galvanometer
10. Tang ampere
1.4 Prosedur Percobaan
1.4.1 Pembacaan alat ukur
a. Siapkan meter dasar dan catu daya tegangan variabel
b. Dengan posisi saklar catu daya utama dalam keadaan terbuka, hubungkan catu daya
ke tegangan PLN
c. Hubungkan kabel merah ke kutub ( + ) dan kabel hitam ke kutub (-)
d. Hidupkan catu daya, perhatikan pembacaan alat ukur.
e. Lakukan percobaan yang sama menggunakan nilai tegangan yang berbeda dan catat
pada tabel 1.1 lakukan pengukuran menggunakan alat ukur digital, analog, dan tang
ampere.

+ U1
V1 0.000 V DC 10MOhm
12 V -

1.4.2 Penggunaan Ampermeter dan voltmeter


a. Siapkan papan plugin dan sumber tegangan, nilai resistor sesuai petunjuk asisten.
b. Lihat gambar 1.2, untuk tegangan (V), maka alat ukur dipasang paralel terhadap
resistor dan pengukuran arus (I), maka dipasang seri terhadap resistor.

XMM1 XMM2

J1 J2
R1 R2

Key = A 1kΩ Key = A 1kΩ

V1 V2
12 V 12 V

c. Tutup saklar, catat hasil pengukuran pada tabel 1.2


d. Lakukan pengukuran dengan menggunkan alat ukur, analog, digital,dan tang ampere
1.4.3 Jembatan Wheatstone
a. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :
R1

+
6V R3
- R4 VR1
R2

b. Atur posisi potensiometer sampai galvanometer tepat ditengah skala.


c. Lepaskan rangkaian dari sumber tegangan dan ukur satu persatu harga resistor dengan
menggunakan ohmmeter
d. Catatlah hasil pengukuran di tabel 1.3
e. Lakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur analog, digital dan tang ampere
1.4.4 Potensiometer sebagai voltage divider tanpa beban
a. Ukur tahanan potensiometer untuk setiap ( 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan
100 % )
b. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini :

100 %
V
+ R α
0 V
-
c. Geser potensiometer pada posisi 0 %
d. Baca penunjuk ampermeter dan voltmeter dan isikan pada tabel pengukuran 1.4
e. Ulangi prosedur diatas untuk posisi 20 - 100%.
f. Lakukan pengukuran dengan menggunkan alat ukur analog, digital, dan tang ampere
1.4.5 Potensiometer sebagai voltage devider dengan beban
a. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini : Ukur tahanan potensiometer untuk
setiap ( 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 % )
b. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini :
c. Geser potensiometer pada posisi 0 %
d. Baca penunjuk ampermeter dan voltmeter dan isikan pada tabel pengukuran 1.5
e. Ulangi prosedur diatas untuk posisi 20 - 100%.
f. Lakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur analog, digital dan tang ampere
I1
A

I2
+ 100%
R 
-
V A


RL
V

1.5 Tugas pendahuluan


1. Apa tujuan dari kalibrasi alat ukur sebelum melakukan pengukuran ?
2. Bagaimana cara pemasangan ampermeter dan voltmeter dalam rangkaian, jelaskan !
3. Jelaskan prinsip kerja Jembatan Wheatston !
4. Berikan contoh aplikasi Potensiometer dan jelaskan cara kerjanya !
5. Sebutkan karakteristik Potensiometer !
6. Carilah jurnal ilmiah yang mendukung kuatnya dasar teori anda !
7. Apa yang membedakan seri dan paralel ?
JURNAL PRAKTIKUM
NAMA :
KELOMPOK :
MODUL :
HARI/TANGGAL :

Tabel 1.1 Pembacaan Alat Ukur

VS (V) Analog (V) Digital (V) T.Ampere

Tabel 1.2 Penggunaan Ampermeter dan voltmeter

E (volt ) (I) Analog (I) Digital (I) T.Ampere

Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Jembatan Wheatstone

Volt R1(A,D,T) R2 (A,D,T) R3(A,D,T) R4(A,D,T) R1xR2=R2xR3


Tabel 1.4 Hasil Pengukuran Voltage Devider tanpa beban

Posisi; [%} Vo(A,D,T) Ii (A,D,T) vs(A,D,T) Rin(A,D,T)

0
20
40
60
80
100

Tabel 1.5 Hasil pengukuran Voltage Devider dengan beban RL

Posisi; [%} Vo[ volt ] I1[mA] I2[mA]

RL1 UKUR RL1 RL1 RL1


HITUNG
0
20
40
60
80
100

Bengkulu,
Asisten

( )
MODUL 2

OSILOSKOP DIGITAL DAN ANALOG

2.1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan mampu :
1. Memahami kerja osiloskop
2. Dapat menggunakan osiloskop dalam pengukuran
2.2. Teori Dasar
Osiloskop atau Cathoda Ray Oscilloscope (CRO) merupakan alat ukur yang penting,
baik di bidang laboratorium, kedokteran maupun perindustrian. Penggunaan yang terpenting
adalah untuk menunjukkan dan menyelidiki suatu variabel sebagai fungsi dari waktu atau
variabel yang lain. Penggunaan osiloskop misalnya untuk mengukur tegangan, frekuensi,
beda fasa, waktu, arus (dengan menggunakan metoda) dll. Ada pula osiloskop dengan berkas
berganda (double beam oscilloscope) yang dapat dipakai untuk menyelidiki dua variabel
sekaligus pada tabung gambarnya. Selain serba guna, osiloskop juga memiliki beberapa sifat
lain yang menguntungkan, antara lain ; osiloskop mempunyai tahanan dalam yang tinggi dan
daerah frekuensinya lebar.
2.3 Alat dan Bahan
1. Power Suplai Trio PR-630 1 buah
2. Sinyal generator Trio AG-202 2 buah
3. Multimeter 2 buah
4. Osiloskop digital 1 buah
5. Osiloskop analog 1 buah
6. Kapasitor
7. Tahanan
8. Variabel resistor
9. Flasdisk atau penyimpanan external 1 buah
(disediakan oleh praktikan sendiri / kelompok)
2.4 Prosedur Percobaan Osiloskop Analog
2.4.1. Osiloskop sebagai pengukur tegangan arus searah
Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :

R = 3k3


RL

2.4.2. Osiloskop sebagai pengukur tegangan bolak balik


Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :

R=
3k3 

G
V

RL

2.4.3. Osiloskop sebagai pengukuran frekuensi dengan gambar Lissajous


Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :
2.4.4. Osiloskop untuk mengukur beda fasa RC
Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini :

Dengan mengukur harga R dan C dari rangkaian penggeser fasa, hitunglah beda fasa
antara tegangan A dan B. Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil pengamatan

2.5 Prosedur Percobaan Osiloskop Digital


1. Alat ukur osiloskop digital di siapkan
2. Kabel power dan probe osiloskop dipastikan terlebih dahulu, bahwa telah terpasang
dalam kondisi yang baik.
3. Tombol power pada osiloskop dihidupkan
4. Lalu muncul layar osiloskop, tombol storage dan default di tekan
5. Probe osiloskop di pasang pada posisi kalibrasi
6. Layar osiloskop akan menunjukan garis lurus pada koordinat titik nol
7. Lalu tombol auto di tekan
8. Jika pengkalibrasian osiloskop benar, maka sinyal gelombang osiloskop akan berubah
bentuk menjadi sinyal kotak-kotak.
9. Nilai volt/div diatur sesuai petunjuk asisten
10. lakukan pengukuran tengangan DC sebanyak 5 kali percobaan
11. selanjutnya nilai vmax, vmin, vpp, periode dan frekuensi di catat serta gelombang di
salin dalam bentuk soft copy menggunakan flasdisk.
2.6 Tugas Pendahuluan
1. jelaskan apa yang anda ketahui mengenai osiloskop?
2. jelaskan prinsip kerja osiloskop
a. analog
b. digital

3. apa keuntungan tahanan dalam osiloskop yang tinggi?


4. jelaskan yang anda ketahui mengenai Lissajous beserta gambar rangkaiannya!
5. jelaskan fungsi channel pada osiloskop analog dan digital dan cara kerja CRT pada
osiloskop!

JURNAL PRAKTIKUM
NAMA :
KELOMPOK :
MODUL :
HARI/TANGGAL :

Tabel 2.1 Percobaan Osiloskop Sebagai Pengukur Tegangan Arus Searah

Tegangan RL (Ω) Kedudukan Tegangan Tegangan


Supply Volt/diV Voltmeter Osiloskop

Tabel 2.2 Percobaan Osiloskop sebagai Pengukur Tegangan Bolak-Balik

Tegangan RL (Ω) Kedudukan Tegangan Tegangan Osloskop


Sumber Volt/diV Voltmeter VPP vEFF

Tabel 2.3 Percobaan Lissajous

Frekuensi Channel A
Frekuensi Channel B

Tabel 2.4 Percobaan Osiloskop Sebagai Pengukur Beda Fasa RC


R (Ω) C (μF) Frekuensi R Frekuensi C

Tabel 2.5 data hasil percobaan osiloskop digital dengan 5 kali variasi volt/div

Vpp
Volt/div Vmax Vmin frekuensi

Tabel 2.6 data hasil percobaan osiloskop digital dengan 5 kali variasi tegangan DC

Vpp
Volt/div Vmax Vmin frekuensi

Bengkulu,
Asisten

( )
MODUL 3

PENGUKURAN DAYA, FAKTOR DAYA, DAN ENERGI

3.1 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan Wattmeter untuk mengukur daya
2. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan KWH meter Digital dan Analog untuk
mengukur penggunaan energi
3. Membandingkan pemakaian daya dan energi pada beban resistif murni, induktif
murni, kapasitif murni, dan beban campuran.
4. Mengetahui cara menghitung dan memperbaiki faktor daya.

3.2 Dasar Teori


3.2.1 Perbedaan KWH meter dan Wattmeter
Wattmeter merupakan alat ukur besarnya daya aktif yang dikonsumsi pada suatu
rangkaian. Wattmeter bekerja dengan membandingkan arus yang mengalir terhadap tegangan
pada sumber.
Pada arus bolak-balik, besarnya daya ditentukan oleh suatu faktor daya yang disebut
faktor daya yaitu suatu nilai cosinus perbedaan sudut fasa antara arus terhadap tegangan.
Pada beban resistif murni, maka arus akan sefasa dengan tegangan sehingga faktor daya
bernilai 1 (satu) yang biasa disebut UPF (unity power factor). Sementara pada beban induktif
murni, arus akan tertinggal terhadap tegangan ( logging ), sedangkan pada beban kapasitif
murni, arus akan mendahului tegangan (leading), faktor daya dari kedua beban tipe beban ini
akan bernilai antara 0 dan 1. Untuk beban campuran, nilai faktor dayanya bergantung pada
impedansi rangkaiannya. Pada umumnya beban berupa beban campuran yang bersifat
induktif dengan faktor daya rendah. Untuk menaikkan faktor daya dapat digunakan kapasitor
yang dikompensasikan pada rangkaian.
Faktor daya menyebabkan adanya perbedaan besar harga antara daya aktif dan daya
nyata.
KWH meter berfungsi mengukur besarnya energi yang dipergunakan dalam selang
waktu tertentu. KWH meter merupakan alat ukur induksi yang bekerja dengan prinsip induksi
dua fluks magnetic terhadap sebuah piringan alumunium. Pengukuran ini didasarkan pada
besarnya daya aktif dan bukannya daya nyata.

3.2.2 Konstruksi Watt Jam (KWH) Meter Analog dan Digital

3.2.3 Prinsip Kerja KWH


3.2.3.1. KWH Meter Analog
Ditinjau dari segi cara bekerjanya maka pengukuran ini memakai prinsip azas
induksi atau azas Ferraris. Dan pada umumnya alat pengukur ini digunakan untuk
mengukur daya listrik arus bolak balik.
3.2.3.2. KWH Meter Digital
Adapun cara kerja dari KWH meter digital antara lain sebagai berikut :
1. KWH Meter digital dikontrol oleh sebuah mikrokontroler dan menggunakan sebuah
sensor digital yang berfungsi untuk membaca tegangan dan arus serta untuk mengetahui
besar energi yang digunakan pada instalasi rumah.
2. Seven Segment sebagai penampil data besaran energi listrik yang digunakan di rumah.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pengukuran daya dan faktor daya dengan beban lampu

Gambar 3.1 Pengukuran daya dan faktor daya dengan beban lampu
1. Susun rangkaian seperti Gambar 3.1 atur tegangan sumber arus 220 V dengan frekuensi
50 Hz, atur ampermeter dan voltmeter pada mode AC, gunakan beban lampu pijar (5
buah)
2. Hubungkan saklar
3. Catat penunjuk ammeter, voltmeter, dan wattmeter ( daya dan faktor dayanya )
4. Ulangi pengukuran diatas untuk beban lampu TL (5 buah)
5. Dengan rangkaian yang sama, ganti beban lampu campuran 2 buah lampu TL dan 2 buah
lampu pijar.
3.4 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa Perbedaan dari KWH meter dan Wattmeter !
2. Gambarkan konstruksi dari KWH meter Analog dan Digital !
3. Jelaskan Prinsip kerja dari KWH meter !
4. Jelaskan prinsip kerja dari Wattmeter!
5. Bagaimanakah KWH meter dapat membaca Tegangan, arus, daya dan waktu ?

Evaluasi
Percobaan Perhitungan Arus dan Beban pada KWH Digital

1. Cari Daya yang terukur


2. Cari daya yang yang terukur pada setiap percobaan dengan menggunakan perhitungan
teoritis ? Bandingkan dengan hasil pengukuran ? Jelaskan!
3. Untuk percobaan a,b,c dan d bandingkan hasil pembacaan wattmeter dengan perkalian
pembacaan voltmeter dan ammeter?Jelaskan !
4. Untuk percobaan b,c dan d hitung besarnya reaktansi dan impedansi tiap perubahan
beban ?
5. Untuk percobaan b,c dan d hitung besarnya factor daya secara teoritis setiap perubahan
beban ? Bandingkan dengan hasil percobaan ! jelaskan !
6. Untuk percobaan b,c dan d simulasikan perbedaan fasa yang terjadi akibat beban
campuran dengan menampilkan plot dari osiloskop? Jelaskan !
7. Untuk percobaan d hitung berapa nilai kapasitor yang ideal agar factor daya rangkaian
bernilai 1 (UPF)?
8. Untuk percobaan d buat kurva pengaruh perubahan nilai kapasitor terhadap koreksi factor
daya hasil pengukuran dikertas grafik ? Buat pula kurva dengan berdasarkan hasi
perhitungan? Jelaskan!
9. Untuk percobaan d analisa pengaruh penabahan kapasitor secara pararel terhadap beban
induktif ! Jelaskan pula secar teoritis?
10. Untuk percobaan b,c dan d buatlah kurva :
a.Arus terhadap daya aktif ? Jelasakan!
b. Reaktansi terhadap cosφ ? Jelaskan!
11. Untuk percobaan e catat hitung penggunaan energy yang terjadi selama tiga putaran pada
tiap variasi beban tersebut!
12. Cari referensi penggunaan energy selama 6 (enam) bulan terakhir pada sebuah rumah
(lampirkan), lalu anda cari:
 Pemakaian energy maksimum, pemakaian energy minimum, rata-rata pemakaian energy
selama waktu tersebut? Jelaskan!
 Cari harga per satu satuan dari KWH meter yang terpakai berdasarkan jumlah energy
terpakai? Catat spesifikasi KWH meter yang digunakan !
JURNAL PRAKTIKUM
NAMA :
KELOMPOK :
MODUL :
HARI/TANGGAL :

Tabel 3.1

Beban V I P t
Volt ampere watt second

Tabel 3.2

Beban V I P t
Volt ampere watt second

Tabel 3.3

Beban V I P
Volt ampere watt

Bengkulu,
Asisten

( )
MODUL 4

PENGUKURAN TAHANAN TANAH

4.1 Tujuan
1. Mengetahui tahanan tanah berbagai jenis tanah
2. Mengetahui pengaruh kedalaman pemasangan elektroda pentanahan terhadap besar
tahanan tanah
4.2 Dasar teori

4.3 Tugas Pendahuluan


1. Cari dasar teori tentang pengukuran tahanan tanah*
2. Cari dasar teori tentang perhitungan tahanan jenis tanah*
3. Cari dasar teori pengukuran tegangan permukaan tanah*
*masing-masing dasar teori 5 lembar.
4.4 Peralatan percobaan
1. Earth Tester
2. Elektroda batang 1.5 m
3. Elektroda batang 3 m
4. Meteran
4.5 Prosedur Percobaan

Gambar 4.1 Gambar Rangkaian Percobaan

1. Tancapkan elektroda batang sedalam 1 m pada tanah liat


2. Atur jarak antara elektroda batang dengan elektroda pengukuran sepanjang 5 m
3. Hubungkan kabel hijau ke elektroda batang, kabel merah ke elektroda pengukuran
yang paling jauh dan kabel kuning ke elektroda tengah
4. Hidupkan earth tester, dan atur pada skala yang tepat
5. Catat hasil pengamatan pada tabel
6. Ulangi percobaan 1 sampai dengan 5
7. Variasikan jenis tanah ( sebanyak 3 jenis tanah )
8. Variasikan kedalaman elektroda batang untuk setiap jenis tanah
9. Variasikan jarak elektroda batang untuk setiap jenis tanah dan kedalaman.

4.6 Tugas pendahuluan


1.jelaskan pengertian dan fungsi earth tester?
2.sebutkan tempat penggunaan eart tester?
3. buatlah beberapa persamaan earth tester beserta keterangannya
4. sebutkan kelebihan dan kelurangan dari earth tester
5. sebutkan dan jelaskan jenis-jenis earth tester
6.jelaskan cara kerja dari earth tester
7.print jurnal ywng mendukung dasar teori anda
JURNAL PRAKTIKUM
NAMA :
KELOMPOK :
MODUL :
HARI/TANGGAL :

A. Percobaan Pengukuran Tahanan Tanah dengan 3 variasi Jenis Tanah

1. Tanah liat

Tabel 4.1 Kedalaman 1

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90
Tabel 4.2 Kedalaman 2

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90
2. Tanah pasir

Tabel 4.3 Kedalaman 1

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90
Tabel 4.4 Kedalaman 2

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90
3. Tanah rawa

Tabel 4.5 Kedalaman 1

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90
Tabel 4.6 Kedalaman 2

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90
B. Percobaan Pengukuran Tahanan Tanah Pada Sistem Grounding Gedung

Tabel 4.7

Jarak 5 Meter Jarak 10 Meter


Sudut (Derajat)
(Ω) (Ω)
0
45
90

Bengkulu,

Asisten

( )
Modul 5
Alat Ukur 3 Phase and Harmonic Analyzer
5.1 Tujuan
1. Mengetahui Cara Penggunaan Alat 3 Phase and Harmonic Analyzer
2. Mengetahui Cara Mengukur Tegangan dengan Sumber 3 Fasa baik V Line to Line
dan V Line To Netral Menggunakan alat 3 Phase and Harmonic Analyzer
3. Mengetahui Cara Mengukur Arus Dengan Sumber 3 Fasa Menggunakan Alat 3 Phase
and Harmonic Analyzer
4. Dengan Parameter Alat Ukur Tegangan dan Arus Pada 3 Phase and Harmonic
Analyzer Dapat Diketahui Beberapa Nilai Parameter Lain nya yaitu :
 Daya Aktif (P), Daya Semu (S), dan Daya Reaktif (Q) Pada Sumber 3 fasa
 Faktor Daya Pada Sumber 3 Fasa
 Gambar Diagram Fasor dari Sumber 3 Fasa
 Grafik Perbandingan Seluruh Parameter yang terukur pada Alat 3 Phase and
Harmonic Analyzer
5.2 Dasar Teori

5.2.1 Listrik 3 Phase

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3


penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 °.
Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar tadi : hubungan bintang (“Y” atau star)
dan hubungan segitiga (“∆” atau delta). Sesuai bentuknya, yang satu seperti huruf “Y” dan
satu lagi seperti simbol “∆”. Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-
phase ini : Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang
menggunakan istilah Voltage line to line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase
to netral atau Voltage line to netral). Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah
adalah yang digunakan PLN pada trafo distribusi JTR (380V/220V), dengan titik netral
ditanahkan. Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan nama
sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan simbol “R”, “S” , “T” untuk tiap
penghantar phasenya serta simbol “N” untuk penghantar netral.

5.2.2 Tegangan dan Arus pada Sistem 3 Phase

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakaian, dan
juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase
yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang
lainnya mempunyai beda fase sebesar 120° listrik, sedangkan secara fisik mempunyai
perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang Y (wye) atau segitiga ∆ (delta).

Gambar 1. sistem 3 fase.


Gambar 1. menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor
tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam
(arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2
dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c .
sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
a. Hubungan Bintang Y (wye)
Pada hubungan bintang Y (wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu
dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a –
b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal
terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.

Gambar 2. Hubungan Bintang Y (wye).


Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap
saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan
magnitudenya ( x magnitude dari tegangan fase).

Vline = Vfase = 1,73 Vfase

Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic
b. Hubungan Segitiga ∆ (Delta)
Pada hubungan segitiga ∆ (delta) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 3. Hubungan Segitiga ∆ (delta)

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena
tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = Ifase = 1,73 Ifase
5.3 Alat dan Bahan

 Alat harmonic Analyzer

 Laptop/pc

5.4 Langkah Percobaan

Gambar 4. Rangkaian percobaan Pemasangan 3 Phase Power and Harmonic Analyzer

1. Susun rangkaian seperti Gambar 4.


2. Nyalakan power supply, naikkan tegangan sebesar 100 %.
3. Ukur tegangan, arus, dan daya yang terbaca pada alat ukur 3 Phase Power and
Harmonic Analyzer.
4. Buatlah gambar diagram phasor yang terukur pada alat ukur tersebut.

5.5 Tugas pendahuluan

1.jelaskan fungsi dari harmonic analyzer

2. jelaskan cara kerja dari harmonic analyzer

3. cari jurnal ilmiah yang mendukung dasar teori anda


Jurnal Praktikum
Nama :

NPM :

Kelompok :

Asisten :

Hari/Tgl Praktikum :

Tabel 5.1
Posisi V1 (V) V2 (V) V3 (V) I1 (A) I2 (A) I3 (A) Pf 1 Pf 2 Pf 3
100 %

Posisi P1 (W) P2 (W) P3 (W) S1 S2 S3 Q1 Q2 Q3


(VA) (VA) (VA) (kVar) (kVar) (kVar)
100 %

Mengetahui,
Asisten

( )
Modul 6
Lux Meter

6.1 Tujuan
1. dapat mengetahui cara pengoperasian alat pengukur pencahayaan
2. dapat melakukan pengukuran suatu pencahayaan suatu ruangan
3. dapat menghitung tingkat pencahayaan

6.2 Dasar Teori


6.2.1 Pengertian Pencahayaan
6.2.2 Sumber Pencahayaan
6.2.3 Dampak Pencahayaan Bagi Kesehatan

6.3 Alat dan Bahan


 lux meter
 lampu pijar
 lampu LHE

6.4 Langkah Percobaan


1. alat ukur lux meter di hidupkan
2. lux meter di letakan di dekat rangkaian lampu,
3. Nilai lux meter di catat, lalu percobaan di ulangi menggunakan variasi lampu yang
berbeda sesuai arahan asisten.

6.5 Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan Pengertian dan fungsi dari luxmeter
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis luxmeter
3. jelaskan cara kerja luxmeter
4. Print jurnal ilmiah yang mnedukung dasar teori anda
Jurnal Praktikum
Nama :

NPM :

Kelompok :

Asisten :

Hari/Tgl Praktikum :

5.1 Tabel Data Hasil Praktikum

Beban Intensitas Cahaya ( Lux )

1 Lampu Pijar

2 Lampu Pijar

3 Lampu Pijar

4 Lampu Pijar

1 Lampu LED

2 Lampu LED

3 Lampu LED

4 Lampu LED
Lampiran 1 : Cover Laporan Awal

LAPORAN AWAL
TNR 12, Reg

PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK


TNR 14, Bold

MODUL :
JUDUL : TNR 12, Bold

TANGGAL :

NAMA :
NPM :
KELOMPOK : TNR 12, Reg
REKAN KERJA : 1.
2.
3.
4.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK TNR 14, Bold

UNIVERSITAS BENGKULU
2021
Lampiran 2 : Cover Laporan Akhir

LAPORAN AKHIR
TNR 12, Reg

PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK


TNR 14, Bold

MODUL :
JUDUL : TNR 12, Bold

TANGGAL :
ASISTEN :

NAMA :
NPM :
KELOMPOK : TNR 12, Reg
REKAN KERJA : 1.
2.
3.
4.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK TNR 14, Bold

UNIVERSITAS BENGKULU
2021

Anda mungkin juga menyukai