Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

W142100032–
Medan
Elektromagnetik
Gaya Magnet

Abstrak Sub-CPMK (4.6)

Bab ini kita akan amati efek Mampu menjelaskan dan memahami
tambahan yang akan muncul rangkaian magnet, gaya magnet dan
bila medan listrik dan magnet induktansi.
merupakan suatu besaran
yang berubah dengan waktu

Gaya-gaya Magnet
10.5.1 Gaya pada muatan bergerak
Jika ada sebuah muatan yang bergerak di medan magnet maka akan bekerja padanya
sebuah gaya sebesar

⃗Fm =q ( ⃗v × ⃗B )

Contoh Perhitungan:

Sebuah muatan titik negatif Q = -40 nC bergerak dengan kecepatan v = 6 . 106 m/s ke

arah yang diberikan oleh vektor satuan


⃗a v =−0,48 {⃗a x−0,6⃗a y +0,64 {⃗a ¿ z ¿ di dalam medan

magnet dengan besar


B⃗ =2⃗a x −3⃗a y +5⃗a z mT. Hitunglah gaya yang bekerja pada
muatan tersebut.

Jawab:

⃗Fm =q ( ⃗v × ⃗B ) =−40⋅10−9⋅6⋅106⋅10−3 ( −0 ,48 {⃗a ¿ ¿ x−0,6 ⃗a y +0 , 64 {⃗a ¿ ¿ z ) ×( 2 ⃗a x −3⃗a y +5 ⃗a z )

⃗Fm =−2,4⋅10−4 (−1,08 {⃗a ¿¿ x +3,68 {⃗a ¿¿ y +2,64 {⃗a ¿¿ z )

|⃗F m|=1117,4 μ N.

10.5.2 Gaya antara dua kawat beraliran listrik

Dengan menggunakan persamaan fundamental

⃗Fm =q ( ⃗v × ⃗B )

bisa diturunkan gaya yang bekerja pada sebuah kawat yang dialiri arus listrik, yang

berada di dalam medan magnet (dengan dq=Idt dan ⃗v =d ⃗l /dt )

⃗Fm =dq ( ⃗v × ⃗B ) =Idt ( ⃗v × ⃗B )=I ( d ⃗l ×B⃗ )


2021 Medan Elektromedanmagnetik
2 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jika medan magnet induksi B⃗ dihasilkan oleh suatu kawat lain yang beraliran listrik,
maka jika panjang kawatnya tak hingga

μo I 2
B
⃗= ⃗aϕ
2 πd
z

y
x

I1

y
x

I1
d

d
I2

I2
Perhatikan dua buah kawat paralel, yang masing-masing dialiri arus I1 dan I2. Dengan
gambar sebelah kiri di atas, maka medan magnet induksi akan mempunyai besar

μo I 2
B
⃗= ⃗a
2 πd z

Maka gaya yang bekerja pada kawat 1 persatuan panjangnya adalah

F
⃗m μ I μ I I
dl ( 2 πd )
=I 1 ⃗a y × o 2 ⃗a z = o 1 2 ⃗a x
2 πd

Jadi kawat pertama akan tertarik ke arah x positif. Dan jika kita amati gaya yang bekerja
pada kawat 2 akibat medan magnet yang dihasilkan oleh kawat 1, maka kawat kedua
akan tertarik ke arah x negatif.

Jika kedua kawat di atas dialiri oleh arus yang saling berlawanan, maka kawat pertama
akan ditarik ke kiri dan kawat kedua akan ditarik ke kanan.

2021 Medan Elektromedanmagnetik


3 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Artinya: kawat paralel yang dialiri oleh arus yang mempunyai arah sama, akan saling tarik
menarik, sedangkan jika arusnya mengalir ke arah yang berlawanan akan mengakibatkan
kawat saling tolak-menolak.

10.5.3 Gaya dan Momen putar (torka)

Jika sebuah gaya bekerja pada suatu benda yang mempunyai dimensi tertentu, yang
mana gaya tadi tidak mengenai titik berat benda tersebut, maka benda tadi dengan
adanya gaya, akan berputar. Hal yang sama bisa juga terjadi jika sebuah benda pada
bagian (titik) tertentu diberikan engsel, sehingga jika gaya tadi mengenai benda bukan
pada engselnya, maka benda akan berputar dengan engsel sebagai sumbu putarnya.

Gaya total yang bekerja pada benda ini bisa jadi nol, artinya tidak terjadi pergerakan
benda secara translasi, tetapi momen putar (torka) total yang terbentuk di benda itu
dengan acuan suatu titik/garis putar tertentu tidak nol, sehingga akan terjadi suatu
pergerakan benda berupa perputaran (rotasi).

Contoh perhitungan:

y Sebuah loop persegi panjang berada di


I
sebuah ruang yang dipenuhi medan magnet

b B⃗ =B x ⃗a x +B y ⃗a y
x
Hitunglah gaya dan torka yang bekerja pada
a loop ini.

Jawab:

Kawat yang dialiri oleh arus listrik jika berada di dalam medan magnet akan terkena gaya

⃗Fm =I ( ⃗l × ⃗B )
sesuai dengan

Loop segi empat bisa dipandang sebagai


I
empat buah potong kawat beraliran listrik.
(1) (2) Di gambar ditandai dengan (1) .. (4).
b
2021
4(4) Medan Elektromedanmagnetik Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Team Dosen http://pbael.mercubuana.ac.id/

(3) x

a
Pada kawat (1):

⃗l =a ⃗a
x

⃗F1 =I ( a ⃗a x×( B x ⃗a x +B y ⃗a y ) )=IaB y ⃗a z

⃗F =− F⃗ =−IaB ⃗a
Pada kawat (3) kita dapati lawannya, 3 1 y z .

Pada kawat (2):

⃗l =−b ⃗a
y

⃗F2 =I (−b ⃗a y ×( B x ⃗a x + B y ⃗a y ) )=IbB x ⃗a z

⃗F =− ⃗F =−IbB ⃗a
Pada kawat (4) kita dapati lawannya, 4 2 x z .

⃗F + ⃗F + F⃗ + F⃗ =0
Gaya total yang bekerja pada loop segi empat ini adalah: 1 2 3 4 . Tetapi

⃗F ⃗F
gaya 1 bersama dengan gaya 3 membentuk momen putar dengan sumbu yang
paralel dengan sumbu x, yaitu dengan torka dengan tangkai b, dan mempunyai arah ke
sumbu x

T⃗ 13 =IabB y ⃗a x

⃗F ⃗F
Sedangkan gaya 2 dengan gaya 4 membentuk torka yang akan memutar loop
dengan sumbu putar yang paralel dengan sumbu y, tetapi arah torkanya ke negatif y
sesuai dengan arah perputarannya

T⃗ 24 =−IabB x ⃗a y

Jadi secara keseluruhan:

Gaya total yang bekerja pada loop nol

T⃗ =T⃗ 13 + T⃗ 24=Iab ( B y ⃗a x −B x ⃗a y )
Torka total:

2021 Medan Elektromedanmagnetik


5 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Momen putar yang terbentuk jika kawat beraliran listrik dimasukkan ke dalam medan
magnet ini dimanfaatkan untuk membuat motor listrik searah, yang secara skematis
digambarkan di bawah ini.

Magnet
penghasil B y
N (1) F B
x
(4) S
I

(2) 
(3)
I
Komutator
pembalik F
I arus I

Medan magnet B⃗ yang pada perhitungan ini kita anggap konstan


B⃗ =B ⃗a x
dihasilkan oleh sebuah magnet permanen. Di dalam medan magnet ini terdapat sebuah

loop segiempat ( a×b ), yang dialiri oleh arus I, dari sebuah sumber tegangan, melalui
sebuah alat yang disebut komutator, yang bertugas untuk membalikkan arah arus, setiap
setengah putaran.

Pada segmen kawat (1) dengan panjang kawat a, didapatkan gaya

⃗F1 =I ( a ⃗a z ×B ⃗a x )=I a B ⃗a y
,

pada kawat (2) dengan panjang b

⃗F2 =I ( b (−sinϑ ⃗a x +cos ϑ ⃗a y ) ×B ⃗a x )=−I b B ⃗a z


,

pada kawat (3) dengan panjang a

⃗F3 =I ( −a ⃗a z ×B ⃗a x ) =−I a B ⃗a y
,

2021 Medan Elektromedanmagnetik


6 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pada kawat (4) dengan panjang b

⃗F 4 =I ( b ( sin ϑ ⃗a x −cosϑ ⃗a y ) ×B ⃗a x )=I b B ⃗a z


,

Secara total jumlah gaya yang bekerja pada loop di atas nol.

⃗F ⃗F
Pasangan gaya 2 dan 4 di samping itu juga menghasilkan torka nol, sehingga
tidak ada pergerakan rotasi pada loop.

 F y
1
y

x
x r1

r3
z sumbu
 putar
F3

⃗F ⃗F
Pasangan gaya 1 dan 3 menghasilkan momen putar terhadap sumbu z sebesar:

T⃗ =T⃗ 1 + T⃗ 3 =⃗r 1 × ⃗F1 +⃗r 3 × F⃗ 3

dengan

b
⃗r 1= (−sin ϑ ⃗a x +cos ϑ ⃗a y )
2 , dan

b
⃗r 3=− (−sin ϑ ⃗a x +cos ϑ ⃗a y )
2

b ab
⃗r 1× F⃗ 1 = (−sin ϑ ⃗a x +cosϑ ⃗a y )×I a B ⃗a y=−I B ⃗a z
maka 2 2

2021 Medan Elektromedanmagnetik


7 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b ab
⃗r 3× F⃗ 3 =− ( −sin ϑ ⃗a x +cosϑ ⃗a y ) ×(−I a B ⃗a y )=−I B ⃗a z
2 2

Jadi

T⃗ =−I ab B ⃗a z

Maka akan terjadi perputaran yang searah dengan jarum jam, dan setelah setengah
putaran, kawat (1) akan berada pada posisi kawat (3) sekarang, dan sebaliknya. Pada
saat ini, jika arah arus pada kawat (1) masih menuju ke sumbu z positif, dan di kawat (3)
masih menuju ke sumbu z negatif, maka loop ini akan mengalami gaya yang merupakan
kebalikan gaya yang sebelumnya, artinya momen putarnya juga tepat akan berlawanan.
Artinya, loop ini akan berputar balik ke arah semula, dan jika kawat (1) kembali ke posisi
asalnya, momen putarnya akan berganti kembali, sehingga loop ini hanya akan berputar
secara berbolak-balik.

Untuk menghindari hal yang di atas, pada mesin arus searah ini dibuat komutator, yang
bertugas untuk membalikkan arus pada kawat tersebut. Jika kawat (1) berada di bawah,
dengan bantuan komutator ini, arus yang mengalir di sana harus dibalik, sehingga
sekarang mengarah ke z negatif, dengan demikian, gaya yang bekerja padanya demikian
juga momen putarnya, sama seperti yang terjadi pada kawat (3) setengah putaran
sebelumnya. Sehingga akan terbentuk suatu perputaran yang kontinyu.

Medan pada Muatan yag Bergerak

Apabila muatan titik q bergerak dengan kecepatan v, muatan ini akan menghasilkan
medan magnetik B dalam ruang yang diberikan oleh
μ 0 qv× ^r
B=
4 π r2 (9-1)

dengan r^ merupakan vektor satuan yang mengarah dari muatan q ke titik medan P

(Gambar 9-1) dan


μ0 merupakan konstanta kesebandingan yang disebut
permeabilitas ruang bebas, yang memiliki nilai

μ0 =4 π ×10−7 Tm/A = 4 π ×10


−7
N/A2 (9-2)

2021 Medan Elektromedanmagnetik


8 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Satuan
μ0 sedemikian rupa sehingga B dalam tesla apabila q dalam Coulomb, v dalam
meter per detik, dan r dalam meter. Satuan N/A2 berasal dari kenyataan bahwa 1 T = 1
N/Am.

Gambar 9-1: Muatan-titik q yang bergerak dengan


kecepatan v menghasilkan medan magnetik B pada

titik medan P yang berada dalam arah v  r^ ,

dengan r^ merupakan vektor satuan yang


mengarah dari muatan ke titik medannya. (Tanda x
pada titik medan ini menandakan bahwa arah
medannya adalah menuju halaman.) [4]
Konstanta 1/4 π secara bebas dicakupkan dalam Persamaan 9-1 sehingga faktor 4
tidak muncul dalam hukum Ampere. Persamaan 9-1 untuk medan magnetik akibat
muatan-titik yang bergerak ini analog dengan hukum Coulomb untuk medan listrik akibat
muatan-titik:
1 kq
E= r^
4 πε 0 r 2
Kita lihat dari Persamaan 9-1 bahwa medan magnetik dari muatan-titik yang bergerak
memiliki karakteristik berikut: [3]
1. Besaran B berbanding lurus dengan muatan q dan kecepatan v dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya dari muatan.
2. Medan magnetik adalah nol di sepanjang garis gerak muatan. Pada titik lain di
ruang, medan magnetik berbanding lurus dengan sin , dengan  merupakan
sudut antara kecepatan v dan vektor r dari muatan terhadap titik medannya.
3. Arah B tegak lurus terhadap kecepatan v maupun vektor r. Arahnya diberikan oleh
kaidah tangan-kanan apabila v diputar menuju r.

Contoh 1:

Muatan-titik yang besarnya


q1 =4,5 nC sedang bergerak dengan kecepatan 3,6  107
m/det sejajar dengan sumbu x sepanjang garis y = 3. Carilah medan magnetik yang
dihasilkan oleh muatan ini di titik asal apabila muatannya berada di titik x = 4 m, y = 3 m,
seperti ditunjukkan pada Gambar 9-2. [3]

2021 Medan Elektromedanmagnetik


9 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 9-2: Partikel bermuatan yang bergerak sejajar dengan
sumbu x untuk contoh 1. [4]

Jawab:
7
Kecepatan muatan ialah v =vi=3,6×10 m/det i, dan vektor dari muatan ke titik asal

diberikan oleh r=4 i−3 j . Lalu r = 5 m dan vektor satuan ialah


r 4 i−3 j
r^ = =
r 5
=0,8i−0,6 j
Maka
v ×^r =( vi )×( 0,8 i−0,6 j )
=−0,6 vk
dan Persamaan 9-1 memberikan
μ0 qv×r^
B=
4 π r2
μ q (−0,6 vk )
= 0 2
4π r
−7 ( 4,5×10−9 ) ( 0,6 ) ( 3,6×107 )
=−( 10 ) k
52
=−3 , 89×10−10 T k
Kita juga dapat mencari medan magnetik tanpa secara khusus mencari vektor satuan r^

. Dari gambar kita lihat bahwa v  r^ akan negatif dalam arah z negatif. Karena besar v

 r^ adalah v sin , dengan sin  = 3/5 m = 0,6, kita peroleh


2021 Medan Elektromedanmagnetik
10 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
v ×^r =v sin θ (−k )=−v ( 0,6 ) k
yang sama dengan kita temukan di atas. Kita perhatikan dari contoh ini bahwa medan
magnetik akibat muatan yang bergerak itu sangat kecil. Sebagai perbandingan, besar
−4
medan magnetik bumi di dekat permukaannya ialah sekitar 10 T .

Gaya Magnetik dan Kekekalan Momentum


Gaya magnetik yang dikerahkan oleh satu muatan yang bergerak pada muatan lain
diperoleh dengan menggabungkan Persamaan 7-1 untuk gaya pada muatan yang
bergerak dalam medan magnetik dan Persamaan 9-1 untuk medan magnetik muatan.

Gaya
F12 yang dikerahkan oleh muatan q1 yang bergerak dengan kecepatan v 1

pada muatan
q 2 yang bergerak dengan kecepatan v 2 diberikan oleh [3]

μ0 q1 v1 ×r^ 12
F12=q2 v 2×B1 =q 2 v 2 ×
( 4π 2
r 12 ) (9-3a)

dengan
B 1 merupakan medan magnetik pada posisi muatan q 2 akibat muatan q1 ,

dan
r^12 merupakan vektor satuan yang mengarah dari q1 ke q 2 . Serupa halnya,

gaya
F21 yang dikerahkan oleh muatan q 2 yang bergerak dengan kecepatan v 2

pada muatan
q1 yang bergerak dengan kecepatan v 1 diberikan oleh

μ0 q 2 v 2 ×r^ 21
F21=q1 v1 ×B2 =q 1 v 1 ×
( 4π 2
r 21 ) (9-3b)

Hubungan ini sangat luar biasa di mana gaya yang dikerahkan oleh muatan
q1

pada muatan
q2 umumnya tidak sama dan berlawanan arah dengan gaya yang

dikerahkan oleh muatan


q 2 pada muatan q1 . Dengan kata lain, gaya-gaya ini tidak
menuruti hukum ketiga Newton, seperti yang dapat diperagakan dengan memperhatikan
kasus khusus yang digambarkan oleh Gambar 9-3.

2021 Medan Elektromedanmagnetik


11 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 9-3: Gaya-gaya yang dikerahkan oleh muatan yang
bergerak satu sama lain tidak sama dan berlawanan. Medan

magnetik
B1 pada muatan
q2 akibat muatan
q1 berada
dalam arah z negatif, jadi medan magnetik itu menggerahkan gaya

F12 pada
q2 ke kiri dalam arah x negatif. Akan tetapi,
B2 di

muatan
q1 akibat muatan q 2 adalah nol, jadi tidak gaya pada

q1 .

2021 Medan Elektromedanmagnetik


12 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Hayt Wiliam H, Engineering Electromagnetic, McGraw-Hill, 2000

2. Krauss, J.D., Electromagnetic, Mc Graw-Hill, 1992

3. Boadman, Electromagnetic Surface Mode, John Willey & Son, 1982.

2021 Medan Elektromedanmagnetik


13 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai