Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
b. Uraian pekerjaan
Sebuah uraian pekerjaan harus di buat atau disusun dalam bentuk yang jelas.
Uraian ini harus memerinci kepad siapa dan untuk siapa pejabat tersebut bertanggung
jawab, dan apakah fungsi dan tugas utamanya. Harus di jelaskan juga batas-batas
wewenangnya, baik segi personalia, dan menyebutkan sampai tingkat berapa dia
memperkerjakan dan memecat, jika berhak.
c. Peranan kontraktor
Beberapa manajer pemeliharaan menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan dapat di
lakukan dengan menggunakan jasa kontraktor luar dari pada dengan menggunakan
sumber daya pemeliharaan dalam perusahaan sendiri, di karenakan lebih murah. Dan
yang lain menegaskan bahwa sering tidak ada kontraktor yang bersedia membantu
pemeliharaan. Dan mereka hanya mau menjamin ketika memasang mesin baru. Dengan
demikian, hal-hal berikut ini harus di perhatikan waktu untuk menggunakan jasa
kontraktor luar:
1) Ketika mempertimbangkan biaya apakah manajer pemeliharaan mengetahui
berapa biaya dalam departemen, apakah termasuk dalam perhitungan dalam
tawaran kontraktor?
2) Apakah kontraktor tersebut memiliki pengetahuan dan peralatan khusus yang
tidak di miliki manajer pemeliharaan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
khusus?
3) Apakah kontraktor dapat menyediakan bahan dan tenaga kerja pada hari dan
waktu tertentu, dan menjamin bisa menyelesaikan pekerjaa tersebut pada waktu
hari tertentu. Atau pada waktu terjadinya kerusakan darurat.
4) Apakah penawaran biaya untuk pekerjaa tersebut cukup bersaing dengan biaya
jika dikerjakan dengan karyawan dan material sendiri, kemudian apakah layak
dalam suatu organisasi kecil memperkerjakan kontraktor dalam bidang jasa untuk
melakukan pemeliharaan pencegahan terencana?
Gambar 2.1 konsep strategi pemeliharaan dan Reliability yang baik membutuhkan
karyawan dan prosedur yang baik
(Sumber: Jay Heizer and Barry Render (2001), operation management, practice hall,
sixth edition)
2.1.2.2.Tujuan Pemeliharaan
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya
bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan (maintenance) murah sedangkan perbaikan
(repair) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu,
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
2.1.2.3.Fungsi pemeliharaan
Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal
dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang
baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut (Agus Ahyari, 2002):
a. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
b. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan
dengan lancar,
c. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
selama proses produksi berjalan,
d. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses
dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
e. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakn,
f. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan
bahan baku dapat berjalan normal,
g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam
perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin
baik.
2.1.2.4.Kegiatan-kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan P.
Tampubolon, 2004 meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:
1) Inspeksi (inspection)
Kegiatan ispeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala
dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu
mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran
proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, adan berusaha untuk
mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan
yang diperoleh dari hasil inspeksi.
2) Kegiatan teknik (Engineering)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan
kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan
penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan
inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-
perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh
karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-
mesin yang rusak tidak di dapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang
dibutuhkan.
3) Kegiatan produksi (Production)
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
memperbaiki dan meresparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan
pekerjaan yang disarakan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,
melaksankan kegiatan service dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini
dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan
pada peralatan.
b. Persoalan ekonomis
Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan disamping persoalaan teknis,
ditemui pula persoalan ekonomis. Persoalan ini menyangkut bagaimana usaha yang
harus dilakukan agar kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secar tekis dapat dilakukan
secar efisien. Jadi yang ditekankan pada persoalan ekonomis adalah bagaimana
melakukan kegiatan pemeliharaan agar efisien, dengan memperhatikan besarnya biaya
yang terjadi dan tentunya alternative tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah
yang menguntungkan perusahaan. Adapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan
pemeliharaan adalah biaya-biaya pengecekan, biaya penyetelan, biaya service, biaya
penyesuaian, dan biaya perbaikan atau resparasi. Perbandingan biaya yang perlu
dilakukan antara lain untuk menentukan:
1) Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) atau pemeliharaan korektif
(Corrective maintenance) saja. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu
diperbandingkan adalah:
a) Jumlah biaya-biaya perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi
karena tidak adanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), dengan
jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat
kerusakan yang terjadi walaupun telah diadakan pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance), dalam jangka waktu tertentu.
b) Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan terhadap
suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut,
c) Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu
peralatan dengan jumlah kerugian yang akan di hadapi apabila peralatan tersebut
rusak dalam operasi produksi,
2) Peralatan yang rusak diperbaiki dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Dalam
hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah jumlah biaya yang akan
dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di bengkel perusahan sendiri
dengan jumlah biaya perbaikan tersebut di bengkel perusahaan lain. Disamping
perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya,
3) Peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Dalam hal ini biaya-biaya perlu
diperbandingkan adalah:
a) Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai dari peralatan tersebut,
b) Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama di pasar.
a. Preventive Maintenance
Adalah metode untuk melakukan pencegahan kerusakan peralatan/mesin dengan
melakukan penggantian parts secara berkala berdasarkan waktu penggunaan dan
melakukan perawatan ringan serta inspeksi untuk mengetahui keadaan peralatan/mesin
yang terkini.
Contoh :
Membersihkan, memeriksa, melumasi, pengencangan baut, inspeksi berkala, restorasi
periodik dan small over haul
b. Predictive Maintenance
Adalah metode untuk melakukan perawatan dengan mengganti parts berdasarkan
prediksi dengan menggunakan alat bantu. Maksudnya adalah jika metoda preventive
hanya berdasarkan jadwal, maka metoda predictive berdasarkan hasil dari pengukuran.
Metoda ini bisa juga dengan menggunakan panca indera, contohnya dalam pemeriksaan
bearing dapat dibedakan dari suara yang dihasilkan. Atau pemerikasaan temperatur,
dengan menyentuhnya kita dapat merasakan perbedaan atau kelainan peralatan tersebut.
Bila dengan menggunakan alat bantu, kita harus mempunyai parameter yang bisa
didapat dari manual book atau dari study sendiri kemudian dibandingkan dengan hasil
pengukuran. Perlu diterapkan bahwa setiap selesai mengukur, catatlah tanggal
pengukuran agar kita mendapatkan suatu frekuensi akan kelayakan parts dari peralatan
kita untuk memudahkan memprediksikannya dikemudian hari.
Contoh alat bantu ukur yaitu :
• Tachometer, untuk mengukur putaran
• Thermometer, untuk mengukur suhu
• Ampermeter, untuk mengukur amper
• Vibrameter, untuk mengukur getaran pada bearing motor
• Desiblemeter, untuk mengukur suara
• Dll.
.
2.1.2.8.Hubungan Pemeliharaan Dengan Proses Produksi
Pemeliharaan menyangkut juga terhadap proses produksi sehari-hari dalam
menjaga agar seluruh fasilitas dan peralatan perusahaan tetap berada pada kondisi yang
baik dan siap selalu untuk digunakan. Kegiatan hendaknya tidak mengganggu jadwal
produksi.
Menurut Sofjan Assauri (2004) agar proses produksi berjalan dengan lancer,
maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan,
dengan demikian akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang lebih
kecil,
2) Menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat mengganti
parts yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak,
3) Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat kritis,
sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan mendadak.
Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan kapasitas
terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada mesin yang mengalami
kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya kerugian
karena mesin-mesin menganggur,
(a)
(b)
TCr =
Keterangan:
TCr = biaya bulanan total kebiakan Breakdown
NC2 = biaya perbaikan mesin
= jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan
Keterangan:
Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan,
N = jumlah Mesin,
Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n.
5) Semua jadwal terkontrol secara efektif. Sesuai jadwal pada interval titik control
sehingga semua masalah terdeteksi, dalam waktu dan jadwal penyelesaian pekerjaan
tidak tertunda,
6) Ukuran optimal kru adalah jumlah minimum yang dapat melaksanakan tugas yang
diberikan dengan cara yang efektif.
2.2. Pompa Sentrifugal
2.2.1. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:
a. gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar
sehingga kecepatan fluida meningkat
b. kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser)
menjadi tekanan atau head.
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft
Shaft (poros) berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal
bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet
nozzel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada
sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
2.2.4. Kavitasi
Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam
cairan yang terjadi akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh
cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini
mempunyai siklus yang sangat singkat. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa
mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu
sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada
pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan.
Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada
dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk
akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini
akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa.
Gambar 2.6 Kerusakan pada permukaan sudu impeller akibat kavitasi
2.3. AIR
2.3.1. Pengertian Air
Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu, air alam tidak pernah murni.
Air alam mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut. Air alam juga
mengandung mikroorganisme. Apabila kandungan air tersebut tidak mengganggu
kesehatan manusia, maka air tersebut dianggap bersih. Air yang tidak layak diminum
masih bisa digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya, irigasi, industri, maupun
kepentingan rumah tangga seperti halnya memasak, mencuci, dan masih banyak yang
lainnya.
Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kwalitas air,
sehingga air tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar akibat
masuknya makhuk hidup, zat, atau energi kedalam air, sehingga kwalitas air menurun
sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya atau kegunaannya.
Air mengandung oksigen terlarut dengan kadar sekitar 10 ppm dalam air bersih
pada suhu kamar. Oksigen terlarut diperlukan oleh makhluk hidup di dalam air.
Misalnya, ikan, udang, kerang dan binatang yang lainnya, termasuk bakteri. Agar ikan
dapat hidup, air harus mengandung sedikitnya 5 ppm oksigen. Oksigen terlarut juga
digunakan bakteri ( mikroorganisme ) aerob untuk menguraikan sampah organik yang
terdapat di dalam air. Bakteri aerob, mengoksidasi sampel organik C menjadi CO2, N
menjadi nitrat dan S menjadi sulfat, serta fasforus, menjadi fosfor. Oleh karena itu, jika
air mengandung banyak bahan organik, maka bakteri aerob di dalamnya akan
berkembang. Akibatnya, kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat sehingga
ikan dan udang akan mati. Selanjutnya, proses penguraian akan diambil oleh bakteri
anaerob. Bakteri anaerob mereduksi karbon, nitrogen, dan bahan belerang dari bahan
organik menjadi CH4, NH3, dan H2S. Gas NH3 dan H2S berbau tidak sedap itulah
sebabnya got atau selokan,sungai yang tercemar berat berbau busuk.
d. PH
Air murni mempunyai PH = 7. Air dapat dianggap bersih jika PHnya antara 6,5 -
8,5. Akan tetapi air yang mempunyai PH antara 6,5 - 8,5 sebelum tentu bersih.
Bergantung pada parameter lainnya.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya manusia berbasis air yang bermutu
baik dan biasanya dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari (Wikipedia, 2010). Air bersih merupakan salah satu
kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat.
Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi
setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Oleh karena itu,
ketersediaan air dapat menurunkan water borne disease sekaligus dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat. Namun sampai dengan tahun 2000, berdasarkan data
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, baru sekitar 19% penduduk Indonesia
di mana 39% nya adalah penduduk perkotaan yang dapat menikmati air bersih dengan
sistem perpipaan. Sedangkan di daerah perdesaan, berdasarkan data yang sama, hanya
sekitar 5% penduduk desa yang menggunakan sistem perpipaan, 48% menggunakan
sistem non-perpipaan, dan sisanya sebesar 47% penduduk desa menggunakan air yang
bersumber dari sumur gali dan sumber air yang tidak terlindungi.
2.3.3.2. Syarat Air Bersih
Syarat-syarat umum/fisik :
a. Tidak berbau.
b. Tidak berwarna (harus jernih).
c. Tidak berasa asin/anyir/basa dan sebagainya.
d. Bebas dari pantogen organik.
Syarat kimia :
a. Tidak mengandung bahan zat-zat kimia yang beracun dan tak kekurangan (harus
mengandung) zat-zat kimia dalam batas-batas tertentu yang diperlukan bagi tubuh
manusia.
Syarat bakteriologi :
a. Agar tidak mengandung bakteri atau kuman berbahaya yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit perut/usus.
2.3.3.3. Sumber air
a. Air Laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCI. Kadar garam NaCI
dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk
air minum.
b. Air Atmosfir
Dalam keadaan murni sangat bersih. Karena dengan adanya pengotoran udara yang
disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu. Maka untuk menjadikan air hujan
sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada
saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu, air hujan mempunyai sifat agresif (Sutrisno, Totok, 2010), terutama
terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini dapat
mempercepat korosi (karatan). Disamping itu, air hujan juga mempunyai sifat lunak
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
c. Air Permukaan
Menurut Totok Sutrisno (2010) air pemukaan adalah air hujan yang mengalir
dipermukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri
kota dan sebagainya.
Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-
beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah
merupakan kotoran fisik, kimia, dan bacteriologie.
d. Air Tanah
1. Air tanah dangkal
Terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, sehingga air tanah akan jernih tetapi masih banyak mengandung zat kimia
(garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur
kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai
saringan.
2. Air tanah dalam.
Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam,
tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman ( biasanya antara 100-
300 m) akan didapatkan suatu lapisan air.
Jika tekanan air tanah besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini,
sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tidak dapat keluar dengan sendirinya,
maka digunakanlah pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
3. Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya
akan sama dengan keadaan air dalam.
2.3.3.4. Instalasi Pengolahan Air
Instalasi Pengolahan Air Sunggal merupakan salah satu unit pengolahan air milik
PDAM Tirtanadi dengan sumber air baku dari sungai Belawan dan merupakan instalasi
yang kedua dibangun setelah Instalasi Mata Air (IMA) Sibolangit.
Proses pengolahan meliputi:
1. Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan sungai Belawan yang diambil melalui
bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar sungai) dan tinggi 4 m. Pada sisi kanan
bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi
dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake.