Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DAN ROLE PLAY MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Keperawatan
Manajemen

Oleh :
Kelompok 1
Anggota :

1. FITRI TIRTA RAHMILI 1811311029


2. TAUFIK FEBRYANTO 1811312009
3. GITA PROTESA ABDI 1811312011
4. TAMMY DIANNISA GERDA 1811312013
5. ABDUL RAHIM 1811312019

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Zifriyanthi Minanda Putri M.Kep

FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
Konsep Pre dan Post Conference ManajaemenKeperawatan

A. Definisi Pre dan Post Conference

Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.

Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau

malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference

sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi

gangguan dari luar.

Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal

yang telah dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian

tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi dan cara

mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk kejadian

kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.

B. Jenis Conference

Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :

a. Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana

setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang

dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada

tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre

conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan

rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006)

Waktu : setelah operan

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara


2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing –

masing perawat pelaksana

3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut

terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.

4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.

5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

b. Post Conference

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana

tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift

berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal

penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim

atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)

Waktu :Sebelum operan ke dinas

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.


2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang

telah diberikan.

3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan

klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

C. Tujuan Pre dan Post Conference

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-

masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,

mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi


masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan

kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang

efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga

membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga

tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi

asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).

a. Tujuan pre conference adalah:

1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan

asuhan dan merencanakan evaluasi hasil

2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

b. Tujuan post conference adalah:

Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan


membandingkan masalah yang dijumpai.

D. Syarat Pre dan Post Conference

a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan

post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan

b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan

pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu

ditambahkan

d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan

anggota tim
E. Pedoman pelaksanaan conference

a. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan

b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok

c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa

mendominasi dan memberi umpan balik

d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic

e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan

mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang

berbeda

f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
g. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin

dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan

F. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai

berikut: (Ratna Sitorus, 2006).

a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian

dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.

b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya

masing – masing.

c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil

evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.

Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :

1) Keluhan utama klien

2) Keluhan klien

3) TTV dan kesadaran


4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.

5) Masalah keperawatan

6) Rencana keperawatan hari ini.

7) Perubahan keadaan terapi medis.

8) Rencana medis.

d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet

tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :

1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,

kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran

dokter yang dikonsulkan.

2) Ketepatan pemberian infuse.

3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.

4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.

5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,

6) Ketepatan dokumentasi.

e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan

kemajuan masing –masing perawatan asosiet.

g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat

diselesaikan.
Konsep Supervisi Dalam Manajemen Keperawatan

1. Pengertian Supervisi

Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas


keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999). Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap
perawat dengan sabar, adil serta bijaksana (Kron, 1987). Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu cara yang efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Tujuan Supervisi

Tujuan supervisi adalah :

Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga dengan


bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik (Suarli, 2009).

3. Manfaat Supervisi

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak


manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya


dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan.

b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya


dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan dapat
dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam, 2007).
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, maka sama artinya bahwa
tujuan organisasi telah tercapai dengan baik.

4. Prinsip Supervisi (Suyanto, 2009)

Agar supervisi dapat dijalankan dengan baik maka seorang suprvisor


harus memahami prinsip- prinsip supervisi dalam keperawatan sebagai berikut :

a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

b. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.

c. Kegiatan direncanakan secara matang.

d. Bersifat edukatif, supporting dan informal.

e. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan

f. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.

g. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.

h. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan


masing-masing perawat yang disupervisi.

i. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan


kebutuhan.

j. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas


asuhan keperawatan.

k. Suprvisi dilakukan secara teratur dan berkala.

l. Supervisi dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan


perkembangan.

5. Cara Supervisi (suyanto, 2009)

Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung,


penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.


Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan
memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Cara supervisi terdiri dari :

1. Merencanakan

Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat


perencanaan tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan
disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan waktunya dan alasan
dilakukan supervisi (Kron, 1987).

Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif /


tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu
pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli, 2009).

2. Mengarahkan

Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi


pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam memberikan pengarahan
diperlukan kemampuan komunikasi dari supervisor dan hubungan
kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.

Cara pengarahan yang efektif adalah :

· Pengarahan harus lengkap

· Menggunakan kata-kata yang tepat

· Bebicara dengan jelas dan lambat

· Berikan arahan yang logis.

· Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.

· Pastikan bahwa arahan dipahami.


· Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga
perlu kegiatan tindak lanjut.

3. Membimbing

Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka


dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang
supervisor. Supervisor harus memberikan bimbingan pada staf yang
mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus
diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara
untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan yang
diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan
dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.

4. Memotivasi

Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf


untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan
supervisor dalam memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2007) :

· Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan


mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf.

· Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan


pekerjaan.

· Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya


dan memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna.

· Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan


sesuai tugas limpah yang diberikan.

· Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.

· Menjadi role model bagi staf.

5. Mengobservasi (Nursalam, 2007)


Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam
melaksanakan tugasnya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan yang diharapkan, maka supervisor harus melakukan observasi
terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan
dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.

6. Mengevaluasi

Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila


suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu
evaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang
telah disusun sebelumnya.

Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut


sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan
organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menilai langsung
kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu
kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap
kegiatan tersebut.

b. Supervisi Tidak Langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan


catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan
laporan lisan seperti saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi
tidak langsung dapat terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat
langsung kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan ,
perlu klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan staf.
Konsep Overan Manajemen Keperawatan

A. Defisini Overan (Timbang terima)


Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover
adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang
pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah
menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien,
terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang
pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien
B. Tujuan
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan
untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

C. Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien.
D. Prosedur
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang
berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua
arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang
menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical
record atau pada pasien langsung
ROLE PLAY MANAJEMEN KEPERAWATAN

KARU: Abdul Rahim

Katim 1 : Fitri Tirta Rahmili

Perawat Pelaksana 1 : Tammy Dianesa Gerda

Perawat Pelaksana 2 : Gita Protesa Abdi

Katim 2 : Taufik Febryanto

Perawat pelaksana 1 : Tammy Dianesa Gerda

Perawat Pelaksana 2 : Gita Protesa Abdi

Pasien : Fitri Tirta Rahmili

Pembaca skenario : Taufik Febryanto

Skenario

Pada pukul 08.00 pagi di Rumah Sakit Universitas Andalas di ruangan sakura terdapat 7
pasien dengan pasien di ruang HCU sebanyak 4 orang dengan diagnosa stroke istemik,
Ashma, Anemia Hemolitik, dan efusi Pleura. Sedangkan diruang sakura terdapat 3 pasien
dengan diagnosa Dyspepsia, Hipertensi, dan Malaria. Di ruang HCU akan dilakukan
tindakan pemasangan oksigen dan personal hygine pada pasir, sedangkan untuk di sakura
akan dilakukan tindakan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan
kompres air hangat. Sebelum perawat pelaksana melakukan tindakan Karu memanggil
ketua tim untuk menumui nya di ruangan KARU.

katim 1 dan 2 : Assalamualaikum pak

Karu : Walaikumsalam, silahkan duduk

Katim 1&2 : baik pak


Karu : Baik saya ingin berdiskusi dengan kalian semua, sebelum diskusi
saya ingin mendengar laporan dari masing masing katim mengenai pasien di ruang rawat
kita pada hari ini, kepada katim 1 dipersilahkan terlebih dahulu

Katim 1 : baik buk, untuk pasien saya di ruang HCU ada 4 orang pasien buk,
dengan keluarga sesak nafas dan saya dengan perawat pelaksana akan melakukan
tindakan pemasangan oksigen dan juga akan melakukan personal hygine kepada pasien
di ruangan tersebut buk.

Karu : Ok terimakasih Katim1, silahkan untuk katim 2 manyampaikan


laporannya

Katim 2 : baik buk, untuk pasien saya di ruang sakura ada 3 orang buk dengan
keluhan nyeri dan demam buk, jadi saya dengan perawat pelaksanaan akan melakukan
tindakan manajemen nyeri relaksasi nafas dalam, dan kompres air hangat buk

Karu : baik Terimakasih kepada kedua katim yang telah menyampaikan laporan
nya, baik pada saat memberikan asuhan keperawatan, kepada katim saya minta untuk
melihat kinerja dari perawat pelaksanaan pada saat melakukan tindakan, setelah itu nanti
kita akan melakukan supervisi di nerstation ya

Katim 1&2 : baik buk, nanti akan kami pantau buk

Karu : baik Terimakasih, silahkan lanjutkan pekerjaan nya

Katim 1&2 : baik buk

Setelah katim berdiskusi dengan Karu, katim satu pun langsung menuju ruangan
HCU dan katim 2 menuju ruangan sakura bersama dengan perawat pelaksana. Di
ruang HCU perawat pelaksanaan melakukan tindakan pemasangan oksigen dan
personal hygiene. Pada saat melakukan tindakan kepada pasien perawat 1 tidak
memakai handscoone dan perawat 2 lupa membawa perlak dan baskom

Perawat Pelaksana 1 : Assalamualaikum ibuk

Pasien : Walaikumsalam (tampak sesak)

Perawat Pelaksana 1 : ibuk disini saya akan memasang oksigen kepada ibuk, supaya
ibuk tidak sesak nafas lagi, apakah ibuk bersedia?
Pasien : ya saya bersedia sus

Perawat Pelaksana 1 : baik buk, saya mulai ya buk (perawat pun memasang kan oksigen
kepada pasien namun tidak memakai handsoon)

Katim 1 : tammy ini tolong pakai handscoon nya dulu ya

Perawat pelaksana 1 : Oh iya buk ( tertekun, lalu melanjutkan pemasangan infus). Ibuk
saya sudah memasang kan oksigen kepada ibuk, bagaimana perasaan nya buk?

Pasien : ya, Alhamdulillah saya sudah tidak sesak lagi sus

Perawat pelaksana 1 : baik buk, kalau begitu saya permisi dulu ya buk

Kemudian Katim 1 menuju ke perawat pelaksana 2 untuk melihat kinerja perawat

Perawat pelaksana 2 : selamat pagi ibuk

Pasien : pagi buk

Perawat pelaksana 2 : baik ibuk disini saya akan melakukan tindakan personal hygine
kepada ibuk supaya ibuk bisa kelihatan lebih segar lagi, dan kelihatan lebih bersih,
apakah ibuk bersedia?

Pasien : bersedia sus, soalnya badan saya juga terasa gatal sus

Perawat pelaksana 2 : baik buk, saya mulai ya buk (kemudian perawat mulai melakukan
tindakan personal hygine

(katim satu melihat tempat tidur pasien tampak basah dan air jatuh ke lantai)

Katim 1 : gita ini tempat tidur pasien tampak basah dan lantai kelihatan
licin, tolong gita ganti tempat tidur pasien dan juga cleaning service untuk membersihkan
lantai ini ya gita

Perawat pelaksana 2 :baik buk (tidak menyadari kesalahan), baik buk saya sudah
melakukan personal hygine kepada ibuk, bagaimana perasaan ibuk buk?

Pasien : ya sus, saya merasa lebih segar dari sebelum nya sus, dan tidak
bau lagi sus
Perawat pelaksana 2 : Alhamdulillah kalau ibuk sudah merasa lebih fres, kalau begitu
saya permisi dulu ya buk

Pasien : baik sus, Terimakasih ya sus

Perawat pelaksana 2 : ya buk sama sama

Untuk Jam dan waktu yang sama dengan katim 1, katim 2 dengan perawat
pelaksanaan pergi menemui pasien untuk dilakukan tindakan Manajemen nyeri
relaksasi nafas dalam dan kompres air hangat, pada pelaksanaan nya kompres air
hangat bisa berjalan lancar namun untuk relaksasi nafas dalam perawat lupa
mempraktekan bagaimana cara relaksasi nafas dalam.

Perawat pelaksana 1 : Assalamualaikum buk

Pasien : Wa'alaikumsalam

Perawat pelaksana 1 : bagaimana kabar nya hari ini buk

Pasien : ini sus kepala saya sakit banget ni sus

Perawat pelaksana 1 : baik buk, disini saya akan mengajari ibuk bagaimana mengurangi
nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam, apakah ibuk bersedia?

Pasien : bersedia sus

Perawat pelaksana 1 :baik buk, untuk teknik relaksasi nafas dalam ini cara nya ibu tarik
nafas dari hidung kemudian dikeluarkan lewat mulut ya bu. Sebelum dihembuskan dari
mulut, ibu tahan 5 detik saja, dan ini diulangi ya bu hingga merasa nyaman (tanpa
memberikan contoh)

Pasien : baik bu, akan saya coba

Perawat pelaksana 1 : baik bu silahkan dilakukan sekarang bu, tarik nafas sendiri agar
rasa sakit ibu berkurang, kemudian ibu nanti melakukan nya sebanyak 3 kali
pengulangan

Pasien : (menarik nafas)


Perawat pelaksana 1 : bagaimana ibu perasaannya setelah dilakukan teknik tersebut?
Apakah sudah mendingan

Pasien : belum sus, (kelihatan ter engap engap)

Katim 2 : tammy, kamu ngk mencontohkan yang benar bagaimana cara


teknik relaksasi nafas dalam yang benar, tuh kamu lihat pasien nya sampai ter engap
engap karna kamu tidak mencontoh kan

Perawat pelaksana 1 : oh iya pak

Perawat pelaksana 1 : ibu, saya ulangin lagi ya bagaimana cara teknik relaksasi nafas
dalam nya (sambil mencontoh kan teknik relaksasi nafas dalam)

Pasien : (mengikuti instruksi dan gerakan perawat)

Perawat pelaksana 1 : bagaimana perasaan nya sekarang ibu?

Pasien : iya sus Alhamdulillah nyeri yang saya rasakan sudah mulai agak
mendingan dari yang tadi sus

Perawat pelaksana 1 : Alhamdulillah, nanti teknik ini bisa di ulangin beberapa kali
sampai ibu merasa nyaman. Sekarang saya akan melakukan perawatan kepada pasien
lain ya bu.

Pasien : iya sus, Terimakasih ya sus

Perawat pelaksana 1 : ya bu sama sama, kalau begitu saya permisi dulu ya bu

Pasien : ya buk

Kemudian katim 2 menuju ke perawat pelaksanaan 2 untuk melihat kinerja


perawat

Perawat pelaksana 2 : Assalamualaikum buk

Pasien : Walaikumsalam sus

Perawat pelaksana 2 : gimana kabar nya hari ibuk?

Pasien : iya sus, merasa ngk enak badan sus


Perawat pelaksana 2 : oh gitu ya buk, ketika saya ukur suhu tubuh ibuk cukup tinggi ni
buk jadi saya kesini mau melakukan kompres air hangat untuk menurunkan suhu tubuh
ibuk, supaya badan ibuk agak sedikit enakan, bagaimana buk apakah ibuk bersedia?

Pasien : ya sus saya bersedih

Perawat pelaksanaan 2 : baik buk kalau begitu saya akan melakukan kompres hangat
kepada ibuk ( perawat melakukan kompres hangat sesuai prosedur dan dapat dilakukan
dengan baik)

Pasien : (pasien tampak nyaman saat dilakukan kompres air hangat)

Perawat pelaksana 2 : baik buk saya sudah melakukan kompres air hangat bagaimana
perasaan nya buk?

Pasien : iya sus Alhamdulillah badan ibuk agak mendingan sus

Perawat pelaksana 2 : Alhamdulillah bu, baik bu kalau misalnya ibuk masih merasa ngk
enak badan ibuk bisa panggil saya lagi ya buk

Pasien : baik sus, terimakasih banyak ya sus

Perawat pelaksana 2 : sama sama buk, kalau begitu saya permisi dulu ya buk

Pasien : ya sus

Katim 2 : (memberikan pujian) bagus gita, pertahankan kerja bagus nya

Perawat pelaksana 2 : iya pak, terimakasih banyak pak

Setelah selesai melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat pun


kembali ke ners station, kemudian kedua katim pergi ke ruangan KARU bahwa
intervensi keperawatan telah selesai dilakukan.

Katim 1&2 : Assalamualaikum pak

Karu : Walaikumsalam, bagaimana sudah selesai melakukan tindakan


kepada pasien?

Katim 1&2 : sudah pak


Karu : baik, kalau gitu tolong kumpulkan semua perawat kita akan
melakukan supervisi di ruangan saya

Katim 1&2 : baik pak, kalau begitu saya permisi dulu pak

Setelah mengumpulkan semua perawat kedalam ruangan KARU, KARU memulai


supervisi di ruangannya

Karu : Assalamualaikum wr.wb

Semua perawat : Wa'alaikumsalam wr.wb

Karu : Baik disini saya akan melakukan supervisi atas tindakan atau
asuhan keperawatan yang sudah diberikan oleh perawat semua kepada pasien, untuk itu
saya minta kepada masing masing katim untuk menyampaikan hasil pengamatan nya
pada saat perawat memberikan tindakan kepada pasien. Baik kepada Katim 1 boleh
menyampaikan hasil pengamatan nya

Katim 1 : baik pak, disini saya akan menyampaikan pengamatan saya pada
saat perawat memberikan tindakan kepada pasien barusan, dari hasil pengamatan saya
untuk perawat satu pada saat memberikan tindakan pemberian oksigen kepada pasien
sudah cukup baik, hanya saja tadi pada saat melakukan tindakan perawat pelaksanaan 1
tadi lupa memakai handscone. dan untuk tindakan personal hygine tadi perawat
pelaksana 2 juga sudah sesuai prosedur, namun perawat tidak membawa baskom dan
perlak untuk menampung air sehingga di sekitar pasien tampak basah. Mungkin itu saja
yang bisa saya sampaikan pak

Karu : baik Terimakasih kepada Katim 1, baik dari yang disampaikan


katim 1 tadi saya ingin bertanya kepada perawat pelaksana 1 kenapa anda tadi bisa lupa
memakai handscone saat pemasangan oksigen tadi?

Perawat pelaksana 1 : ya pak, maaf sebelum nya saya lupa pak tadi saya terburu buru
pak

Karu : kenapa anda bisa terburu buru, apakah anda tidak bisa mengecek kembali
peralatan anda sebelum menemui pasien?

Perawat pelaksana 1 : iya pak maaf saya terburu buru tadi pak karna saya tadi sedikit
terlambat datang ke ruangan pak
Karu : oh begitu, baik untuk kedepan nya saya tidak mau mendengar
lagi ananda terlambat datang ke ruangan ya, kita sebagai perawat harus tepat waktu karna
ini kita berurusan dengan nyawa seseorang, telat sedikit atau karna kelalaian kita bisa
bisa kondisi pasien semangkin memburuk atau bahkan meninggal, jadi tolong tanamkan
kepada diri kalian untuk taat dengan aturan dan peduli atau care kepada pasien kalian ya

Perawat pelaksana 1 : ya pak, lain kali saya tidak akan telat lagi pak dan akan
melaksanakan tanggung jawab saya dengan baik pak

Karu : bagus, jangan sampai di ulangi lagi ya

Perawat pelaksana 1 : baik pak

Karu : baik untuk perawat pelaksana 2 kenapa anda bisa lupa membawa
baskom dan perlak saat melakukan tindakan hygine, tidakkah anda tau kalau genangan
air di sekitar pasien membuat lantai jadi licin? Itukan bisa membahayakan diri anda
sendiri maupun pasien atau mungkin keluarga pasien yang datang berkunjung, belum
lagi tempat tidur pasien yang basah itu sangat beresiko bagi pasien untuk mengalami
penyakit infeksi paru karna lingkungan nya lembab atau basah. Saya ingin tanya kenapa
anda bisa lupa membawa perlak atau baskom untuk menampung air pada saat anda
melakukan personal hygine tadi?

Perawat pelaksana 2 : iya pak maaf saya lupa membawa nya tadi pak, mungkin karna
saya banyak pikiran pak

Karu : oh pantes, saat bekerja sebaiknya ananda harus profesional,


jangan anda memikirkan hal hal lain pada saat bekerja, karna itu sangat membahagiakan
kepada pasien ananda, tolong lebih fokus lagi saat ananda bekerja ya

Perawat pelaksana 2 : baik pak, saya akan berusaha lebih profesional lagi pak

Karu : bagus, untuk kedepan jangan ada lagi kejadian seperti ini ya

Perawat pelaksana 1&2 : baik pak

Karu : baik selanjutnya kita lanjut kepada katim 2 untuk menyampaikan


hasil pengamatan nya, silahkan

Katim 2 : baik pak, disini saya akan menyampaikan hasil pengamatan saya
pada saat perawat memberikan tindakan kepada pasien barusan. Dari hasil pengamatan
saya tadi pada perawat pelaksana 1 memberikan tindakan manajemen nyeri relaksasi
nafas dalam tadi, perawat dalam pelaksanaan nya sudah bagus namun pada
pelaksanaannya perawat tidak mencontohkan bagaimana cara melakukan relaksasi nafas
dalam sehingga pasien dalam melakukan relaksasi nafas dalam jadi asal asalan.
Kemudian untuk perawat pelaksana 2 dalam memberikan tindakan kompres hangat
sudah melakukan dengan baik dan tidak ada kesalahan, yang membuat pasien nyaman
saat dilakukan tindakan oleh perawat. Mungkin itu saja yang saya sampaikan pak.

Karu : baik terimakasih kepada katim 2, baik dari yang disampaikan


katim 2 tadi saya memberikan apresiasi kepada perawat pelaksana 2 telah melakukan
tugas dengan baik, hal ini bisa menjadi contoh buat rekan rekan yang lain untuk bisa
meniru kinerja perawat pelaksana 2, baik pertahankan ya kinerjanya

Perawat pelaksana 2 : baik pak, akan saya pertahankan pak

Karu : ok, baik mungkin untuk perawat pelaksana satu, saat memberikan
relaksasi nafas dalam perawat juga harus mencontohkan kepada pasien agar bisa di tiru
pasien, dan perawat harus mengkaji lagi apakah pasien sudah melakukan dengan benar
atau tidak ya

Perawat pelaksana 1 : baik pak

Karu : baik mungkin itu saja supervisi kita pada hari ini, saya harap
kalian bisa meningkatkan ke profesionalan kalian dalam bekerja,ok. Baik saya tutup
dengan membaca hamdalah, kita sudahi supervisi kita pada hari ini, Assalamualaikum
wr.wb selamat kembali bekerja

Semua perawat : Walaikumsalam wr.wb

Anda mungkin juga menyukai