Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah
LEMBAGA SYARIAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK SA
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
Semoga kehadiran makalah ini dapat memberi mamfaat bagi kita semua dalam
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 ASURANSI SYARIAH..........................................................................................................................2
A. Prinsip-prinsip Asuransi Syariah..................................................................................................2
B. Tata Cara dan Operasional Asuransi Syariah...............................................................................3
C. Jenis dan Produk Asuransi Syariah..............................................................................................3
D. Perbedaan Antara Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional..........................................5
2.2. BAITUL MAAL WA TAMWIL..............................................................................................................8
A. PROFILE BMT...............................................................................................................................9
B. PRODUK.....................................................................................................................................10
2.3 RUMAH ZAKAT...............................................................................................................................16
A. SEJARAH....................................................................................................................................16
B. VISI DAN MISI............................................................................................................................16
C. BRAND VALUE...........................................................................................................................17
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................23
B. SARAN.......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini banyak berkembang Bank ataupun lembaga keuangan yang berdasar atau dengan
label syari’ah, dengan inovasi baru ini meberi kesempatan bagi para pelaku ekonomi
yang sekaligus ingin menjalankan semua kegiatan ekonomi khususnya dalam bidang jasa
perbankan supaya lebih terjamin dengan didukung dengan adanya Undang-Undang
pendukung pengoprasian lembaga keuangan bank ataupun non-perbankan yang
berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam.
Lembaga keuangan yang berdasar pada asas-asas Islam muncul dengan penawaran yang
baru yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional ataupun kapitalis yaitu
dengan memberikan pelayanan yang bernuansa islami serta sistem bagi hasil yang
khusunya menjadi ciri utama dalam lembaga keuangan islam ini.
Dalam praktiknya lembaga keuangan yang non-syari’ah menjalankan sistem bunga dalam
memberikan pinjaman kepada nasabahnya sehingga nasabah merasa terbebani dengan
bunga yang dibebenkan oleh bank kepada nasabah,namun nasabah tidak mempunyai
pilihan lain untuk mendapatkan pinjaman, namun lembaga keuangan islam secara umum
datang dengan memberikan invasi yang baru dengan tidak membebankan bunga kepada
kepada nasabah tapi dengan sistem bagi hasil antara nasabah dengan pihak bank.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Haramnya praktik asuransi dalam Islam sudah banyak digaungkan oleh para ulama-ulama
di Indonesia maupun manca negara. Hal ini dikarenakan adanya :
1) Gharar
Terlihat dari unsur ketidakpastian tentang sumber dana yang digunakan untuk menutupi
klaim dan hak pemegang polis.
2) Maysir
Yaitu unsur judi yang gambarkan dengan kemungkinan adanya pihak yang dirugikan di
atas keuntungan pihak yang lain.
3) Riba
Karena menggunakan sistem bunga.
Asuransi Syariah memiliki prinsip yang berbeda dengan lembaga konvensional. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain :
a) Saling Membantu dan Bekerjasama
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS. Al-Maidah:2)
“Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong sesamanya.” (HR. Abu
Daud)
“Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi
kebutuhannya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud)
b) Saling melindungi dari berbagai macam kesusahan dan kesulitan
Seperti membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat umum.
‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu…’ (QS. 4 :29)
c) Saling bertanggung jawab
Menghindari unsur gharar, maysir dan riba
Islam menekankan aspek keadilan, suka sama suka dan kebersamaan menghadapi resiko
dalam setiap usaha dan investasi yang dirintis. Aspek inilah yang menjadi tawaran
konsep untuk menggantikan gharar, maysirdan riba yang selama ini terjadi di lembaga
konvensional.
2
B. Tata Cara dan Operasional Asuransi Syariah
Akad
Akad antara perusahaan dengan peserta menggunakan akad mudharabahdengan semangat saling
menanggung (takaful), dan bukan berdasarkan akad pertukaran (tadabbuli).
Unsur dalam konsep al-mudharabah ini ialah :
1) Perusahaan menginvestasikan dan mengusahakan ke dalam proyek dalam
bentuk : musyarakah, murabahah dan wadi’ah.
2) Menanggung resiko usaha secara bersama-sama dengan prinsip bagi hasil yang telah
disepakati.
3) Pembagian hasil atas keuntungan dari investasi dilakukan setelah penyelesaian klaim
manfaat takaful dari peserta yang mengalami musibah.
4) Pengelolaan dan Investasinya Tidak Bertentangan dengan Syariat Islam
Gharar (ketidakjelasan transaksi)
Maysir (judi / untung-untungan)
Riba
Takaful Individu
Produk tabungan dari takaful individu antara lain :
a) Takaful Dana Investasi
Merupakan suatu jaminan dana dalam mata uang rupiah maupun dollar Amerika Serikat
bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia lebih awal ataupun sebagai bekal hari
tuanya.Takaful Dana Haji
Merupakan suatu perlindungan dana untuk perorangan yang menginginkan dan
merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang rupiah maupun dollar Amerika
Serikat.
b) Takaful Dana Siswa
Merupakan suatu jaminan dana pendidikan sampai sarjana dalam mata uang rupiah
maupun dollar Amerika Serikat.
c) Takaful Dana Jabatan
Merupakan suatu jaminan santunan dalam mata uang rupiah maupun dollar Amerika
Serikat bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia lebih awal ataupun tidak bekerja
lagi dalam masa perjanjian.
d) Takaful al-Khairat Individu
Merupakan suatu jaminan santunan bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia
dalam masa perjanjian.
e) Takaful Kecelakaan Diri Individu
Merupakan suatu jaminan santunan bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia
akibat kecelakaan dalam masa perjanjian.
f) Takaful Kesehatan Individu
Merupakan suatu jaminan dana santunan rawat inap, operasi bagi perorangan jika
nasabah sakit dalam masa perjanjian.
g) Takaful Group
3
Tabungan al-Khairat dan Tabungan Haji
Merupakan suatu program bagi karyawan yang ingin menunaikan ibadah haji yang
pendanaannya melalui iuran bersama dengan keberangkatan bergilir.
h) Tabungan Kecelakaan Siswa
Merupakan suatu jaminan bagi siswa, mahasiswa atau pesertanya dari resiko kecelakaan
yang berakibat cacat total tetap maupun sebagian atau meninggal dunia.
Takaful Umum
1) Takaful Kebakaran
Merupakan suatu perlindungan terhadap kerugian maupun kerusakan pada
kebakaran dari sumber percikan api, sambaran petir, ledakan, dan kejatuhan
pesawat, maupun bencana alam.
2) Takaful Kendaraan Bermotor
Merupakan suatu perlindungan sebagian atau seluruh kendaraan terhadap
kerugian maupun kerusakan akibat dari kecelakaan, pencurian serta
tanggungjawab hukum pihak ketiga.
Untuk kerugian akibat huru-hara, pemogokan umum, serta kecelakaan diri
pengemudi dan penumpang akan dikenakan tambahan premi.
3) Takaful Rekayasa
Merupakan suatu perlindungan terhadap kerugian maupun kerusakan pada
pekerjaan pembangunan. Perlindungan ini meliputi alat-alat, konstruksi mesin /
baja serta tanggung jawab pihak ketiga.
4) Takaful Pengangkutan
Merupakan suatu perlindungan terhadap kerugian maupun kerusakan barang,
pengiriman uang pada pengangkutan baik melalui darat, laut dan udara.
5) Takaful Rangka Kapal
Merupakan suatu perlindungan terhadap kerugian maupun kerusakan pada mesin
maupun rangka kapal sebagai akibat dari kecelakaan dan musibah lainnya.
6) Untuk kerugian uang tambang, perang dan tanggung gugat dari pihak ketiga akan
dikenakan tambahan premi.
4
Asuransi Takaful Aneka
Merupakan suatu perlindungan terhadap kerugian maupun kerusakan sebagai akibat dari resiko
yang tidak terduga, tidak dapat diperhitungkan pada polis-polis yang ada.
D. Perbedaan Antara Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional
No Uraian Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
1 Akad yang Berdasarkan akad
digunakan jual beli
Berdasarkan akad
tolong-menolong
2 Operasional Dana yang Perusahaan
terkumpul dari Asuransi hanya
peserta menjadi sebagai pengelola
milik perusahan (mudharib), bukan
Asuransi pemilik dana
Perusahaan Tidak ada dana
Asuransi berhak yang hangus
menentukan Pembayaran klaim
investasi yang menggunakan dana
telah diterima kebajikan (tabarru)
Ada dana yang seluruh nasabah
hangus yang sejak awal
Pembayaran sudah diniatkan
klaim untuk keperluan ini
menggunakan
dana perusahaan
Asuransi
Dana yang
terkumpul dari
nasabah
merupakan milik
nasabah
3 Sistem Pengawasan Tidak ada Dewan
Pengawas Syariah
Ada Dewan
Pengawas
Syariah, sehingga
operasional
Asuransi syariah
tidak
menyimpang dari
syariah
5
6
7
2.2. BAITUL MAAL WA TAMWIL
Definisi level mikro antara perbankan dengan BMT/koperasi jasa keuangan syariah (KJKS)
memiliki perbedaan yang mendasar. Level mikro bagi perbankan formal termasuk BPR dan
BPRS, adalah pembiayaan dengan skala 50 sd 100 juta. Sedangkan BMT/KJKS, beroprasi pada
skala mikro artinya dibawah 50 juta, bahkan memberikan pembiayaan sekitar 100 ribu. Level
mikro dengan definisi BMT ini tidak digarap oleh perbankan secara umum karena dianggap
tidakbankable, tidak menguntungkan dan kurang effisien. Bank kurang berminat didalam
memberikan pinjaman kepada nasabah yang penghasilannya hanya 10 dolar per hari. Sehingga
pada level mikro dalam perspektiv konvensional, institusi keuangan non formal seperti rentenir
dan berbagai macam individu yang meminjamkan uang dengan tingkat bunga yang tinggi
diberikan kesempatan untuk tumbuh subur. BMT pada kenyataanya tetap memberikan pelayanan
pinjaman kepada nasabah yang penghasilannya dua dolar per hari sekalipun untuk keperluan
productiv. Dengan kehadiran BMT secara perlahan akan mengurangi jumlah rentenir yang
beroprasi menyerap sumber keuangan ekonomi kerakyatan.
Perkembangan BMT di Indonesia sampai saat ini telah memcapai jumlah jaringan yang tersebar
di seluruh Indonesia dan tampil sebagai pendorong intermediasi usaha riil-mikro. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah BMT atau koperasi jasa keuangan syariah yang telah dikembangkan
sampai kepelosok Indonesia. Sejak pertama kali konsep BMT di tahun 1990 diperkenalkan,
hanya ada beberapa puluh unit saja, dan saat ini jumlah BMT sudah lebih dari 5.500 (Asosiasi
BMT Indonesia/Absindo, 2012). Secara akumulasi, asset BMT diperkirakan telah mencapai
sekitar Rp 3 triliun rupiah. BMT/KJKS ini pada umumnya berbadan hukum koperasi jasa
keuangan syariah (KJKS) atau koperasi simpan pinjam syariah (KSP) yang sebagian
besar tersebar di wilayah urban dan perdesaan. Letak kantor BMT sebagian besar berada
ditengah pusat ekonomi kerakyatan, seperti pasar trasisional dan pemukiman penduduk.
Nasabah/costumers berbagai produk BMT/KJKS adalah masyarakat yang kelas menengah
kebawah dengan berbagai macam profesi seperti pedagang kecil, pegawai rendahan, tukang
8
A. PROFILE BMT
Sebagai organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh sekelompok masyarakat
secara swadaya, Koperasi Baitul Maal wat Tamwil “Mandiri Ukhuwah Persada” Jawa Timur
atau yang lebih dikenal dengan BMT MUDA Jatim menjadi wadah yang cukup ampuh untuk
secara bersama-sama meningkatkan harkat hidup masyarakat kecil. Dalam perjalanannya
sejak 7 Januari 2012, BMT MUDA Jatim telah secara aktif dan bahu membahu menjalankan
beberapa program, diantaranya adalah:
1) Menjalankan usaha jasa keuangan syariah kepada para anggota dengan berbagai
latar belakang bidang pekerjaan, seperti pedagang sayur, pedagang asongan,
penjahit, petani, industri krupuk, pengrajin sepatu, dan usaha-usaha informal
lainnya;
2) Membuka bisnis catering dengan mengoptimalkan peran ibu-ibu PKK yang ada di
gang Tanjung, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Surabaya;
3) Membuka layanan pembayaran listrik, PDAM dan pulsa elektrik;
4) Menjalankan bisnis ‘printing’ di Jl. Gubeng Jaya Gang VIII dengan
memberdayakan potensi beberapa mahasiswa Universitas Airlangga yang ada di
kampus B;
5) Merintis pembukaan Taman Baca MUDA gratis untuk masyarakat di daerah
sekitar kantor BMT MUDA, yakni di Jl. Kedinding Lor Gang Tanjung, Surabaya.
Optimalisasi peran BMT MUDA diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan
kronis yang hingga saat ini masih belum terselesaikan di Indonesia, yakni kemiskinan. Dengan
berbekal sumber daya yang handal, dimana pengurus BMT MUDA Jatim adalah para pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga yang memang peduli dengan ‘wong cilik’ dan mantan
aktivis kampus yang cukup berpengalaman dan jangkauan wilayah kerja yang cukup luas, yakni
Propinsi Jawa Timur, kami yakin BMT MUDA mampu berkiprah dalam pengentasan
kemiskinan di Propinsi ini.
VISI
MISI
Untuk mencapai visi tersebut di atas maka misi BMT “Mandiri Ukhuwah Persada”
adalah: :
1) Memberikan pelayanan jasa koperasi yang berbasis syariah, profesional, amanah,
dan akuntabel.
2) Memberdayakan ekonomi kerakyatan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi
ummat.
3) Meningkatkan kualitas pegawai yang profesional dan mengerti sepenuhnya aspek-
aspek BMT.
9
4) Memberdayakan jaringan mahasiswa Muslim di Kota Surabaya pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya
5) Meningkatkan kinerja BMT dengan sistem yang berbasis teknologi informasi.
6) Menjunjung konsistensi dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip syariah di
operasional BMT.
B. PRODUK
Produk dan layanan diperuntukkan bagi Anda yang mengutamakan prinsip syariah
disertai dengan kenyamanan, keamanan, keleluasaan dan kemudahan bertransaksi.
Berbagai produk BMT MUDA adalah:
1. Unit Usaha Riil, yang meliputi:
· Unit Usaha Pulsa : melayani pembelian pulsa secara grosir dan
retail
· Unit Usaha Catering : melayani pemesanan makanan, baik kotak
maupun bungkus
2. Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS), yang meliputi:
· Simpanan
- Tabungan Umum (Rela MUDA)
- Deposito MUDA
- Tabungan Pelajar
- Tabungan Idul Fitri
- Tabungan Qurban
- Tabungan Umrah
- Tabungan Walimah
· Pembiayaan
- Pembiayaan Mudharabah
- Pembiayaan Musyarakah
- Pembiayaan Murabahah
- Pembiayaan Ijarah
- Pinjaman Qard
· Jasa Layanan
- Pembelian Isi Ulang Pulsa
- Transfer Antar Bank
- Pembayaran Listrik PLN
· Baitul Maal
- Penghimpunan Zakat, Infaq, Shodaqoh & Wakaf
(ZISWAF)
- Penyaluran (ZISWAF) untuk beasiswa, sumbangan
kemanusiaan, sumbangan lembaga keagamaan dan
social keagamaan
10
11
12
13
14
2.3
RUMAH ZAKAT
15
Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang
memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara profesional dengan
menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan
pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.
A. SEJARAH
Misi
Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional
Memfasilitasi kemandirian masyarakat
Mengoptimalkan seluruh aspek sumber daya melalui keunggulan insani
16
C. BRAND VALUE
Trusted Menjalankan usaha dengan profesional, transparan dan terpercaya
Progressive Senantiasa berani melakukan inovasi dan edukasi untuk memperoleh manfaat
yang lebih
Humanitarian Memfasilitasi segala upaya humanitarian dengan tulus secara universal
kepada seluruh umat manusia.
Rumah Zakat berbeda dengan lembaga amil zakat yang lainnya. Dengan misi untuk membangun
kemandirian dan pelayanan masyarakat, Rumah Zakat kini ada pada tingkat yang lebih tinggi;
yakni sebagai organisasi sosial keagamaan yang berkelas internasional. Dengan menanamkan
tiga nilai organisasi baru; trusted, progressive, dan humanitarian, serta mengusung positioning
baru; yakni Sharing Confidence.
Makna dari brand positioning Sharing Confidence dari Rumah Zakat adalah Rumah Zakat
keyakinan kuat untuk berbagi dan menciptakan masyarakat global madani yang lebih baik,
dengan menjadi organisasi terdepan di kawasan ini yang menjamin program efektif dan
berkesinambungan dalam memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik.
Secara singkat, Rumah Zakat yakin bahwa dengan saling berbagi, akan tercapai sebuah
masyarakat yang lebih baik. Seiring dengan perubahan tersebut, identitas Rumah Zakat pun
mengalami sebuah perubahan. Identitas ini mengambil inspirasi dari perjalanan panjang Rumah
Zakat sebagai organisasi kemanusiaan yang membangun kemandirian dan pelayanan masyarakat.
Secara keseluruhan desain menggambarkan organisasi yang berkomitmen untuk terus memberi
dan berbagi kepada masyarakat. Rumah dengan pintunya menjadi perlambangan sebuah
organisasi yang terbuka dan memberi kebaikan dari dan untuk masyarakat. Bentuk rumah yang
tampak seperti tanda panah mengarah ke atas melambangkan pergerakan organisasi Rumah
Zakat yang progresif dan terus membangun kemandirian masyarakat. Sementara hati
menandakan cinta kasih yang menjadi landasan bagi Rumah Zakat dalam menjalankan aktivitas
kemanusiaan dan pemberdayaan.
17
18
19
20
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lembaga keuangan yang berdasar pada asas-asas Islam muncul dengan penawaran
yang baru yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional ataupun kapitalis
yaitu dengan memberikan pelayanan yang bernuansa islami serta sistem bagi hasil
yang khusunya menjadi ciri utama dalam lembaga keuangan islam ini. Dengan
adanya system bagi hasil para anggota tidak akan terbebani seperi bunga pada
bank konvensional.
B. SARAN
Lebih mensosialisasikan mengenai lembaga keuangan syariah pada masyarakat.
Memperluas dan memperbanyak lembaga yang termasuk pada lembaga syariah.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.asuransisyariah.net/
http://www.sinarharapan.co.id/
www.swaberita.com/
www.bmt.co.id
www.rumahzakat.co.id
23