Anda di halaman 1dari 6

Nama : HUGO LAURENCIUS PAKPAHAN

NPM : 217420076

Bagaimana proses pendirian suatu Perseroan Terbatas (PT),

1. Pengecekan dan Pembookingan Nama oleh Notaris

Pada Tahap ini, Anda harus menyediakan beberapa opsi nama untuk dicek oleh notaris. Notaris
akan mengecek di sistem AHU (Administrasi Hukum umum) untuk mengkonfirmasi apakah nama
yang diajukan bisa digunakan atau sudah digunakan perusahaan lain.

Nama yang dipilih harus sesuai dengan panduan memilih nama PT

Contoh Nama PT:

PT MAJU MUNDUR CANTIK


PT MENCARI CINTA SEJATI
PT REALITA TANPA BATAS

*Nama hanya contoh. Jika ada Nama Perusahaan yang sama dengan nama diatas, maka itu adalah
sebuah kebetulan belaka.

2. Pembuatan Draft Akta oleh Notaris

Setelah Nama dinyatakan bisa digunakan, Notaris akan memesan (booking) nama perusahaan dan
membuat draft Akta Perusahaan sesuai dengan data perusahaan yang disepakati oleh para
pengurus dan pemegang saham.

Data perusahaan biasanya berisi sebagai berikut.

Nama PT

Nama Perusahaan yang ditentukan secara resmi. Nama Perusahaan di PT hanya bisa digunakan
oleh si perusahaan tersebut dan tidak dapat digunakan oleh pihak lain.

Tempat dan Kedudukan

Alamat Domisili Perusahaan. Biasanya, tempat kedudukan perusahaan yang dicantumkan hanyalah
kota tempat domisili berada. Alamat lengkapnya akan dijabarkan oleh notaris di sistem AHU di
Kemenkumham.

Maksud dan Tujuan (Bidang Usaha)

Bidang Usaha yang dijalankan oleh si perusahaan. Format Bidang Usaha diwajibkan sesuai dengan
format KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia).

Modal Perusahaan serta Kepemilikan Saham


Berapa besar modal dasar dan modal setor perusahaan, siapa saja yang memiliki saham dan berapa
besar persentase kepemilikan dari masing-masing pemegang saham.

Struktur Kepengurusan Perusahaan

Siapa saja pengurus perusahaan, posisi Direktur dan Komisaris. Jika ada lebih dari satu Direktur
dan Komisaris, maka salah satu dari Direktur dan Komisaris akan menjadi Direktur Utama dan
Komisaris Utama.

Biasanya, Anda akan mendapatkan draft awal untuk dicek dan direvisi apabila diperlukan sebelum
lanjut ke proses tanda tangan.

3. Finalisasi dan Tanda Tangan Akta dihadapan Notaris

Setelah Draft Akta dianggap sudah sesuai dengan permintaan, maka Akta akan ditandatangani oleh
pemilik saham perusahaan di hadapan notaris. Setiap pemegang saham diwajibkan untuk hadir
menandatangani Akta. Jika ada pemegang saham yang tidak dapat hadir, maka pemegang saham
bisa memberikan kuasa secara tertulis (Surat Kuasa) kepada pihak lain untuk menggantikan
kehadiran si pemegang saham tersebut.

Pengurus seperti Direktur dan Komisaris tidak diwajibkan ikut dan tidak terlibat dalam proses
tanda tangan kecuali jika si pengurus juga menjabat sebagai pemegang saham.

Setelah tanda tangan selesai, notaris akan membuat Salinan Akta dan mendaftarkan Akta tersebut
di Kemenkumham. Anda akan mendapatkan Akta Salinan beserta Surat Keputusan Kemenkumham
(SK Kemenkumham) yang mengesahkan pembuatan Akta tersebut.

Selain itu Notaris juga akan sekaligus mendaftarkan NPWP Perusahaan baru Anda ke KPP terkait
berdasarkan data Akta yang sudah dimasukkan oleh notaris.
Ilustrasi Akta PTIlustrasi SK Kemenkumham

4. Pengurusan dan Pengambilan NPWP dan SKT Perusahaan

Setelah NPWP Perusahaan didaftarkan, Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan SKT (Surat
Keterangan Terdaftar) akan dikeluarkan oleh KPP (Kantor Pelayanan Pajak) dengan persyaratan
sudah melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan.

Biasanya, KPP akan melakukan pengecekan apakah data penanggung jawab pada NPWP
Perusahaan tersebut sudah benar, status NPWP sudah diperbaharui dan apakah ada tunggakan
pajak pada NPWP pribadi masing-masing pengurus dan pemegang saham.

Pembuatan NPWP bisa terganggu apabila ada data pribadi yang kurang serta laporan pajak yang
belum terlapor. Karena itu,  Anda sebaiknya memastikan bahwa SPT Tahunan dan data pribadi
Anda sudah terlapor dengan baik.
Ilustrasi NPWP Perusahaan

5. Pendaftaran NIB

NIB atau Nomor Induk Berusaha adalah nomor pengenal bagi pelaku usaha. NIB berfungsi untuk
menggantikan TDP, API, NIK, serta RPTKA jika diperlukan.

Jika Anda sudah memiliki legalitas perusahaan namun belum memiliki NIB, maka Anda wajib
membuat NIB untuk melengkapi legalitas perusahaan Anda (Cek disini untuk memahami lebih
lanjut tentang NIB dan sistem OSS).

Pendaftaran NIB dilakukan melalui sistem OSS (Online Single Submission). Pengajuan API tidak
wajib dan hanya perlu diajukan apabila dibutuhkan.

Bila tidak langsung didaftarkan, API masih bisa didaftarkan setelah NIB sudah keluar ketika pelaku
usaha sudah membutuhkan izin tersebut.

Pemilihan Bidang Usaha di NIB dilakukan dengan memilih KBLI Bidang Usaha yang sesuai. KBLI
yang dimasukkan harus sudah dimasukkan di Akta terlebih dahulu. Silakan cek disini untuk
menemukan KBLI yang cocok dengan jenis usaha yang Anda jalani.
Ilustrasi NIB (Nomor Induk Berusaha) PT

6. Pengajuan Izin Usaha dan Izin Komersial

Sama seperti NIB, Izin Usaha diterbitkan setelah NIB sudah dikeluarkan.

Izin Usaha menggantikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sebelumnya menjadi salah
satu dokumen perizinan wajib untuk perusahaan yang sebelumnya dikeluarkan oleh PTSP
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu).

Izin Usaha diajukan terlebih dahulu sebelum izin komersial. Izin Komersial berfungsi untuk pelaku
usaha atau badan usaha yang dengan bidang yang kegiatan operasionalnya membutuhkan izin
khusus.

Contohnya adalah perusahaan yang melakukan produksi makanan atau obat-obatan.


Ilustrasi Izin Usaha PT

Anda mungkin juga menyukai