Anda di halaman 1dari 5

PENINGKATAN PARTISIPASI BELA NEGARA BAGI MAHASISWA DALAM

MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL TAHUN 2021 GUNA MEMPERTAHANKAN


EKSISTENSI NKRI

DIsusun Oleh:

Maysa Sayfulloh Akbar (153200181)

Pendidikan Kewarganegaraan IK-D

PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2021
Pendahuluan

Era globalisasi menawarkan kebebasan dan liberalisasi disemua sektor


kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan. Kebebasan yang ditawarkan oleh globalisasi sejatinya harus dimaknai
oleh actor negara maupun non-actor negara sebagai sebuah jembatan dalam
akselerasi kemajuan peradaban, kesejahteraan masyarakat maupun peninggkatan
martabat bangsa yang lebih maju dan kuat serta memiliki nilai lebih dalam tatanan
pergaulan politik internasional. Karena Globalisasi dapat menarik negara-negara ke
dalam dunia yang kompetitif. Sebuah perjalanan menuju kolaborasi baru dan
kesatuan, telah mengubah dunia menjadi desa global. Jarak dan isolasi telah
berkurang dapat mengintegrasikan perdagangan, teknologi, investasi, dan faktor-
faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal. Namun demikian disejumlah negara
berkembang globalisasi melahirkan implikasi negative diantaranya: Pertama
Kesehatan, globalisasi telah meningkatkan resiko kesehatan, serta memberikan
ancaman dan tantangan baru terhadap epidemi. Salah satu contohnya adalah
HIV/AIDS. Asalusulnya adalah padang gurun Afrika, virus tersebut telah menyebar
seperti api di seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat. Makanan juga
diangkut ke berbagai negara, dan ini adalah masalah yang menjadi perhatian,
terutama untuk makanan yang dapat menjadi busuk. Regulasi keamanan dan
standar persiapan makanan berbeda di setiap negara, yang dapat menimbulkan
risiko besar untuk potensi membahayakan kesehatan; Kedua Kehilangan Budaya,
secara konvensional, orang dari suatu Negara tertentu mengikuti budaya dan tradisi
dari zaman dahulu. Dengan sejumlah besar orang bergerak masuk dan keluar dari
suatu negara, budaya lama yang sudah ada dapat berubah. Orang mungkin
beradaptasi dengan budaya negara yang ditinggali. Mereka cenderung mengikuti
budaya asing, dan melupakan budaya lama mereka sendiri. Hal ini dapat
menimbulkan konflik budaya; Distribusi Kekayaan yang Tidak Merata Dikatakan
bahwa orang kaya semakin kaya sementara yang miskin semakin miskin. Globalisasi
tidak mampu mengurangi kemiskinan. Sebaliknya globalisasi telah menyebabkan
akumulasi kekayaan dan kekuasaan di tangan beberapa Negara maju. Oleh karena
itu kesenjangan antara elit dan miskin tampaknya menjadi jalan tidak berujung, yang
akhirnya menimbulkan ketimpangan ekonomi. Degradasi lingkungan, revolusi
industri telah mengubah pandangan ekonomi. Industri mengambil sumber daya alam
dengan pertambangan, pengeboran, dan lain-lain; yang membebani dan merusak
lingkungan.

Globalisasi membuat dunia nampak kecil, jarak lebih pendek, peristiwa


disuatu tempat mudah tersebealuaskan. Globalisasi membawa tiga
kecenderungan yakni homogenisasi, hibridisasi dan perbedaan dalam aspek
kehidupan. Indonesia secara luas menggunakan merk-merk barat meskipun tidak
asli. Hibridsasi berlangsung dengan adanya produk global yang
diadaptasi dan dimodifikasi oleh dan untuk kondisi lokal dengan kata lain
percampuran kultur dan gaya hidup. Kecenderungan globalisasi mengikis nilai-
nilai luhur bangsa.Hal ini ditandai dengan banyaknya generasi muda lebih
menyukai produk global, budaya asing dan busaya hedonisme. Pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia memiliki misi pengembangan smart and good
citizen.Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks paradigma baru memberi
penekanan untuk membentuk warga negara yang tidak hanya mengetahui
hak dan kewajiban. Namun lebih dari itu, membentuk warga negara yang
cerdas memiliki civic intellegences, civic responsibility dan civic partisipasition
salam sebuah kebijakan publik.

ISI

Hal yang mendasari jiwa bela negara adalah kecintaan dan rasa kesatuan
dan persatuan berbangsa dan bernegara. Sebagai warga negara tak terkecuali kaum
pelajar yaitu mahaiswa ditutut untuk mempunyai kesadaran atas tanggung jawab
baik sebagai warga masyarakat. Tanggung jawab tersebut akan dapat terlaksana
dengan baik, apabila didukung dengan pengetahuan, keterampilan, kompetensi serta
pribadi manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakahlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan bersikap demokratis.
Implementasi bela negara di lingkungan pendidikan dapat dilakukan melalui banyak
kegiatan-kegiatan di kampus. Seperti kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau
kemasyarakat seperti halnya unjuk kerja atau trip observation ke desa atau
masyarakat sekitanya, selain itu dapat dilakukan dengan memperingati hari-hari
besar nasional/hari bersejarah bagi Indonesia bersama masyarakat.
Mahasiswa sebagai golongan yang terpelajar selain itu juga tergolong pada
usia produktif, dapat menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia dan menjadi
komponen penting. Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang unggul dan terdidik
agar bertanggung jawab atas tugasnya dapat digambarkan mahasiswa sebagai
warga negara. Di samping itu tentunya para mahasiswa tentunya mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa. Dengan memikul
tanggung jawab tersebut mahasiswa menjadi harapan bangsa. Di tangan para
mahasiswa dan generasi muda yang lainlah nasib bangsa Indonesia ditentukan.
Karena di maa depan mereka lah yang akan menjadi calon pemimpin bangsa
tercinta Indonesia. Semua warga negara termasuk para mahasiswa dapat
mengimplementasikan bela negara pada negara Indonesia. Di mulai dari kesadaran
dan kecintaan terhadap bangsa Indonesia. Di mulai dari diri sendiri terlebih dahulu,
kemudian mengajak teman-teman yang lain unutk membela negara Indonesia, hal
tersebut akan mudah mencapai eksistensi bangsa Indonesia di kancah dunia.
Sehingga bangsa lain di dunia tidak memandang rendah bangsa Indonesia tercinta.

Namun dengan begitu, tanggung jawab bela negara tidak hanya untuk
TNI/POLRI, pemerintah, dan mahasiswa atau lingkungan kampus. Namun, bela
negara wajib dilaksanakan setiap warga negara yang menjadi bagian bangsa
Indonesia. Akan lebih mudah jika semua komponen inti maupun pendukung Bersatu
menjaga bangsa Indonesia yang besar ini demi eksitensi Indonesia di dunia. Agar
bangsa lain tidak memandang rendah bangsa Indonesia yang besar tersebut.
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Bela negara merupakan suatu hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara
Indonesia, tidak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
memiliki peran besar dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan NKRI.
Kesadaran bela negara pada mahasiswa diwujudkan dalam bentuk cinta tanah air,
sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara,
memiliki kemampuan awal bela negara, serta rela berkorban untuk nusa dan bangsa.

Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran dalam menumbuhkan


sikap bela negara. Agent of change merupakan tindakan untuk mengubah kondisi
yang kurang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Sehingga mahasiswa harus
memiliki sikap kritis serta dapat berfikir kreatif dan inovatif. Mahasiswa harus menjadi
generasi penerus bangsa yang cerdas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
dan ketahanan nasional.

Anda mungkin juga menyukai