dasar. Bahan bakar fosil biasanya dalam satuan barrel (tong) minyak atau sama dengan
(metric) tons batu bara (t coal equ) . Berikut hubungannya :
Penggunaan energi tiap waktu adalah daya yang diambil dari persediaan energi.
Lalu penggunaan 1 ton batu bara per tahun, dirata-rata jumlahnya lebih dari satu tahun
menjadi
1 ton coal equ./a = 8200 kWh /a = 0,94 kW
Sebagai contoh negara Jerman yang merupakan negara industri. Tabel 1.1
menunjukan penggunaan energi pokok pada tahun 2002 dengan populasi 82,5 x 106.
Gambaran ini meliputi penggunaaan energi listrik per tahun
570 TWh/a = 65 GW => 0,79 kW/orang
Penggunaan energi per orang di Jerman (5,98 kW) dibandingkan dengan
penggunaan energi per orang dalam bentuk makanan yaitu 2000 kcal/d = 100 W = 0,1 kW
mewakili kebutuhan minimum untuk hidup.
Tabel 1.2 menunjukan penggunaan energi di dunia pada tahun 2002 dengan
populasi 6 x 109. Penggunaan energi ini tersedia dari cadangan energi yang ada kecuali
hidrogen, angin dan biomassa. Sisa dari cadangan energi dapat dilihat pada tabel 1.3 .
Jumlah energi ini dihitung agar dapat diperoleh kembali secara ekonomis dengan teknik
3
masa kini pada harga smasa kini pula. Cadangan sebenarnya mungkin lebih besar 10 kali
yaitu sekitar 10 x 1012 t coal equ.
Penggunaan energi sedunia 13.2 x 109 t coal equ. per tahun Nampak sangat kecil ketika di
bandingkan dengan arus energi yang terus menerus dari matahari yang dipancarkan ke
bumi
1,7 x 107 W = 1,5 x 1018 kWh/a = 1,8 x 1014t coal equ./a
Oksigen bebas yang ditemukan di atmosfir hari ini merupakan hasil fotosintesis
yang terjadi di lain waktu. Masa kini, jumlah oksigen di atmosfir membuat kita
menghitung ukuran karbon yang tersimpan pada proses fotosintesis.
Selama proses fotosintesis, air dan karbon dioksida bergabung membentuk
karbohidrat, berikut reaksinya
n × (H2O + CO2) => n × CH2O + n × O2
Produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis adalah glukosa C 6H12O6 ≡ 6 × CH2O
untuk senyawa ini dan juga karbohidrat yang lain, rasio dari oksigen bebas dihasilkan oleh
fotosintesis menjadi penyimpanan karbon berikut
1 mol O2 => 1 mol C atau,
32 gram O2 => 12 gram C
Massa carbon yang tersimpan mc oleh karena itu ditemukan dari massa oksigen
bebas yaitu mO2
12
mc = mO2
32
Bagian terbesar hasil oksigen dari proses fotosintesis ditemukan dalam atmosfir
hingga tingkat lebih rendah dan larut dalam lautan. Pecahan (sisa) pada atmosfir cukup
sebagai dasar untuk perhitungan.
Dari tekanan pE = 1 bar = 10 N/cm 2 pada permukaan bumi dihasilkan dari udara
yang melingkupi planet ini, kita dapat menhitung massa udara dari hubungan mudara × g =
pE × wilayah :
10 N /c m 2 2
mudara /wilayah = pE/g = 2 = 1 kg /cm
10 m/ s
Total massa udara didapatkan dari perkalian dengan ukuran permukaan bumi
mudara = 1 kg/cm2 × 4πRbumi2 = 5 x 1015 ton udara
Semejak udara terdiri dari 80% N 2 dan 20% O2 (Dibuat tidak ada perbedaan antara
persen volume dan beratnya), massa oksigennya m O2 =1015 t O2. Jumlah maksimum
karbon yang dihasilkan dalam fotosintesis dan yang sekarang tersimpan di bumi adalah
mc = 12/32 mO2 = 400 x 1012 ton karbon
hingga sekarang ditemukan 10,4 x 1012 t coal equ.
Lalu, ada alasan untuk berharap bahwa cadangan energi fosil akan terus berlanjut
seiring berjalannya penambangan. Faktanya, akhir-akhir ini cadangan energi yang
diketahui telah bertambah terus menerus dibandingkan dengan penggunaannya. Ada
rumor bahwa cadangan metana hidrate yang sangat luas di temukan di dasar lautan.
Senyawa ini terpisah menjadi metana dan air jika diangkut ke luar lautan. Prospek
cadangan yang besar ini seharusnya tak mengurangi perhatian kita untuk menambang
sumber daya ini. Jika kita menggunakan seluruh sumber daya karbon untuk kebutuhan
energi kita, kita dapat mengganti proses fotosintesis selama jutaan tahun dan mengganti
seluruh oksigen.Walaupun jika di perhitungkan ada 400 x 1012 ton karbon, kita tidak bias
membakar 400 x 1012 ton karbon karena limitnya jumlah oksigen.
5
Gambar 1.1 Penggunaan minyak tahunan . Area di bawah kurva menunjukan perhitungan
cadangan minyak.
Jika kita memeriksa penggunaan minyak dan gas sebagai contoh penggunaan
energy fosil dalam jangka waktu yang lama yaitu sejak awal masehi, gambar 1.1
menunjukan gambaran yang menakutkan . Dari awal abad 20 penggunaan energi
cadangan nyatanya sia-sia. Dari sekarang, kenaikan eksponen ke nilai maksimum selama
satu atau dua decade. Penggunaanya dapat turun lagi saat cadangan digunakan secara
berangsur-angsur.
Penggunaan maksimum diharapkan saat cadangan merosot ke keadaan awal.
Cadangan tersebut diakumulasi selama jutaan tahun akan menjadi asap hanya dalam
waktu 1000 tahun. Hal ini menjadi permasalahan yang kurang diketahui. Yang lebih
mengkhawatirkan yaitu perubahan atmosfir yang disebabkan oleh hasil pembakaran.
Pengaruh ini akan berlanjut dalam waktu yang lama. Walaupun generasi selanjutna telah
berubah pikiran untuk menyediakan energi dari sumber regenerative, mereka masih
menderita dengan warisan yang kita tinggalkan.
1.3.1 Pembakaran
Karbon murni yang di gunakan berdasarkan reaksi berikut C + O2 => CO2. Maka
12 g C + 32 g O2 => 44 g CO2 menghasilkan pembakaran yang diberikan oleh massa
karbon yang di gunakan berdasarkan mCO2 = 44/12 mc. Pembakaran dari I t karbon
menghasilkan 3,7 CO2.
Untuk senyawa karbon lain sebagai berikut :
-Karbohidrat
30 g CH2O + 32 g O2 => 18 g H2O + 44 g CO2
menghasilkan mCO2 = 1,47 mCH2O. Ini merupakan reaksi kimia untuk pembajaran
makanan dalam tubuh manusia.
-Metana
16 g CH4 + 64 g O2 => 36 g H2O + 44 CO2
menghasilkan mCO2 = 2,75 mCH4
Penggunaan energi masa kini 1010 t coal equ. /a secara umum menghasilkan => 2,2 x
10
10 t CO2 per tahun. Setengahnya tersebar di perairan samudera dan sisanya tersebar di
atmosfir. Jika penggunaan energi tahunan tidak meningkat, jumlah CO2 di atmosfir akan
menjadi dua kali lipat hanya dalam 200 tahun. Tetapi berdasarkan catatan, penggunaan
6
energi terus bertambah sesuai kebutuhan. Saat ini, pertambahan 1% per tahun relative
rendah. Di negara-negara berkembang, penggunaan energi menurun pada tahun 1999,
karena negara-negara ini tidak mampu membayar energi lebih. Jika penggunaan energi
meningkat secara global 1% per tahun, konsentrasi CO 2 di atmosfir jumlahnya dua kali
lipat dalam waktu 100 tahun. Peningkatan ini lebih rendah dari penggunaan energi per
kapita dibandingkan dengan peningkatan populasi global. Peningkatan konsentrasi CO 2 di
atmosfir berpengaruh pada suhu di bumi.
Pada suhu bumi yang lebih rendah, pemanacaran dari bumi kira-kira maksimum
pada 10 µm (sinar inframerah). Molekul tri-atomic termasuk CO 2 merupakan penyerap
yang baik pada wilayah inframerah. Akibatnya ketika radiasi matahari berada pada
permukaan bumi , bagian terbaik pemancaran energi dari permukaannya diserap di
atmosfir. Ini menyebabkan atmosfir panas, yang menyebabkan pemancaran balik ke
bumi . Suhu bumi maksimum ketika radiasi dari permukaan bumi seluruhnya diserap oleh
atmosfir, ini merupakan situasi dimana konsenterasi CO2 terus meningkat.
Pada model ini, diasumsikan bahwa permukaan bumi menyerap seluruh radiasi
dari matahari dan atmosfir. Pada keadaan tetap, hal itu juga memancarkan arus energi.
Semua energi dipancarkan dalam wilayah inframerah yang diasumsikan untuk diserap
oleh atmosfir. Kondisi pada gambar 1.2 sebagai berikut
IE bumi = IEmatahari + ½ IEatm
Semejak radiasi dipancarkan oleh permukaan bumi seluruhnya diserap oleh
atmosfir, arus energi matahari hanya dapat dipancarkan ke luar angkasa oleh pemancaran
dari atmosfir.
½ IEatm = IEmatahari dan IEbumi = 2IEmatahari
lalu
IEbumi = 4πRe2σTe4,rumahkaca = 2πRe2 x 1,3 kW/m2
Hasil suhu nya adalah
Te,rumahkaca = √4 2 Te = 1,19 x 275 K = 327 K = 540C
dengan suhu tersebut, bumi hampir tak dapat dihuni.
Akan tetapi, bertambahnya penyerapan radiasi inframerah di atmosfir terhadap
pengaruh manusia hanya mewakili produksi CO2 dan sisanya dihasilkan dari metana,
florin, dan nitrogen oksida.
Untuk memperkirakan efek rumah kaca, kita anggap atmosfir sebagai fire-screen
yang membiarkan radiasi matahari lewat, tapi penyerapan radiasinya dari bumi. Fakta
bahwa suhu pada atmosfir tidak seragam, penjelasan lebih baiknya dalam bentuk fire-
screen ditempatkan di belakang. Model fire-screen diperluas hingga ke n, suhu pada
pemukaan bumi menjadi
Te,rumah kaca = Te √4 n+1
Nilai n suhu bumi berubah menjadi besar dan secara umum lebih besar
dibandingkan dengan suhu matahari. Hal ini tentu saja tidak benar. Jika suhu bumi sama
dengan suhu matahari, pancaran spectrum dari bumi akan sama persis dengan spectrum
matahari. Hal itu tidak mungkin untuk radiasi matahari melewati atmosfir, ketika radiasi
yang dipancarkan dari bumi akan diserap sebagaimana asumsi model fire-screen.
Selama kebutuhan terpenuhi, dengan hasil lebih dari suhu fire-screen. Kondisi ini
berlaku pada planet Venus. Jarak antara Venus dan matahari adalah 0,723 kali jarak dari
bumi ke matahari. Rapat arus energi dari radiasi matahari ke posisi venus merupakan dua
kalinya yang sampai ke bumi. Atmosfir di Venus hampir seluruhnya CO 2. Anggap
atmosfir venus sebagai satu-satunya fire-screen yang menghasilkan suhu sebesar 116C,
factor √4 2lebih besar dari bumi. Suhu venus sebenarnya adalah 475C.
Angka dari fire-screen dibutuhkan untuk mendeskripsikan atmosfir yang
tergantung pada garis edar pemancaran radiasi setelah terserap pada atmosfir tersebut.
Karena tingginya kerapatan pada atmosfir venus, dengan tekanan 90 bar, ini berarti garis
edar pada venus lebih pendek dibandingkan dengan bumi.
8
Untungnya kita tidak perlu khawatir dengan suhu bumi, tidak seperti pada venus.
Walaupun seluruh persediaan oksigen dibumi digunakan, hasil tekanan CO2 sekitar 0,2
bar, suhu bumi tidak akan pernah sama dengan venus. Namun terjadi perubahan yang
serius yaitu peningkatan suhu yang nyatanya mungkin terjadi. Kita juga harus memikirkan
akan adanya efek timbal balik yang terjadi. Yang paling membahayakan adalah
bertambahnya metana dimana gas rumah kaca ini lebih parah dibandingkan dengan CO 2,
saat metana hidrat melebur pada lautan yang panas.