Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Guru mempunyai peran yang sangat penting untuk memajukan
pendidikan bagi bangsa kita. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Pelayanan pendidikan
yang optimal oleh guru akan memberikan hasil yang optimal pula. Hal itu dapat
dilihat dari hasil belajar siswa yang memuaskan dan melampaui kriteria
ketuntasan belajar yang diharapkan.
Matematika sebagai ilmu pengetahuan dasar sangat dibutuhkan
untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu
berkompetisi. Namun kenyataannya matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang dianggap sukar oleh siswa. Salah satu penyebab kesukaran
matematika adalah karakteristik matematika yang abstrak, konseptual dan
prosedur pengerjaannya yang banyak memanipulasi bentuk-bentuk.
Materi bangun ruang adalah salah satu materi yang diajarkan pada
tingkat SD kelas IV semester genap. Materi bangun ruang merupakan materi
yang sangat penting dan harus dikuasai karena materi ini akan menjadi dasar
bagi siswa menuju jenjang kelas berikutnya. Materi ini dianggap sulit oleh
siswa terutama siswa kelas IV SD Negeri Sumberagung tahun pelajaran
2016/2017. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah.
Pada hasil ulangan harian materi bangun ruang terlihat bahwa siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 15 siswa atau sebanyak
62,5%. Siswa yang mendapatkan nilai di atas sebanyak 9 orang atau
sebanyak 37,5% .

1
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dikarenakan guru dalam
mengajar masih menggunakan metode pengajaran konvensional yang berpusat
pada guru sehingga siswa terkesan pasif dan tidak memberikan ruang kepada
siswa untuk bertukar pikiran atau berdiskusi dengan teman dalam kelompok-
kelompok. Jika guru selalu menggunakan metode mengajar konvensional
maka berakibat keberanian siswa untuk bertanya dan menampilkan hasil
pekerjaan dipapan tulis pun juga rendah. Sehingga pembelajaran matematika
bagi siswa merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan.
Masalah-masalah tersebut di atas harus segera mendapatkan solusi. Jika
tidak segera dicarikan solusi yang tepat maka akan berakibat sebagian besar siswa
akan mendapat nilai semester genap yang mengecewakan dan tidak tuntasnya
KKM yang diharapkan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah diatas adalah
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-
6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif
dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang
lain (Arends: 1997). Menurut Lie, A. (1994), model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka
juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompok yang lain. Dengan demikian ”siswa saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari kelompok- kelompok
yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (kelompok ahli)
saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan
kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada kelompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah

2
mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan kelompok ahli.
Oleh karena itu guru mengajukan penelitian dengan judul:
”Upaya Meningkatan Aktivitas dan hasil Belajar Siswa Materi Bangun
Ruang melalui penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Kelas IV SD Negeri Bukit Rawi - 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

B. Identifikasi Masalah.

Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan sebagai


berikut :
1. rendahnya hasil belajar siswa materi bangun ruang sisi datar
2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat
untuk materi bangun ruang sisi datar
3. rendahnya tingkat partisipasi siswa selama pembelajaran
berlangsung seperti bertanya dan melakukan presentasi di depan
kelas
4. sikap siswa terhadap pembelajaran terkesan kurang menyenangkan

C. Rumusan Masalah.

Dari identifikasi masalah maka dapat dirumuskan


1. Dapatkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan
aktifitas belajar matematika pada siswa kelas IV Semester genap SD
Negeri Bukit Rawi - 1 Tahun Pelajaran 2018/2019?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Semester genap SD Negeri
Bukit Rawi - 1 Tahun Pelajaran 2018/2019?

D. Tujuan Penelitian.

3
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan :

1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa setelah melalui penerapan


pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV Semester genap
SD Negeri Bukit Rawi - 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah melalui penerapan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV Semester genap
SD Negeri Bukit Rawi - 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, penelitian ini yaitu penggunaan pendekatan pembelajaran


kooperatif tipe Jigsaw bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran, karena suasana pembelajaran menyenangkan,
motivasi belajar siswa meningkat, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar bangun ruang.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan proses pembelajaran pada materi bangun ruang siswa
kelas IV Semester genap SD Negeri Bukit Rawi - 1 Tahun Pelajaran
2018/2019, dan menambah inovasi dan kreativitas dalam kegiatan belajar
mengajar.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat
kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, melalui
pelatihan bagi guru tentang metode pengajaran dan media pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai