NPM: 201846500764
Kelas: R6H
Tanggal: May 5, 2021
Mata Kuliah: Etika dan Akhlak
Dosen: Enny Nurcahyawati, Dr., S.Pd.I., M.A., M.M.
2. Ada yang berpendapat, masalah narkotika tidak akan seperti sekarang jika
sejak awal dibebaskan. Dengan dibebaskan, harga pasar narkotika rendah dan
tidak menjadi komoditi yang dicari-cari. Gaya hidup khas pengguna juga tidak
terbentuk. Setujukah?
Tidak setuju,jika narkotika sejak awal dibebaskan terjadi banyak sekali
penurunan ekonomi dan penurunan kualitas SDM. Masyarakat pun kinerjanya
semakin memburuk. Jika di tinjau dari laporan ekonomi dari beberapa negara
menunjukann penyalahgunaan narkoba mempengaruhi inflasi, cost benefit,
lapangan pekerjaan dan produktifitas, iklim investasi dan kondisi keuangan
terpengaruhi baik secara positif maupun negative. Sementara di beberapa
negara penyalahgunaan dan perdagangab gelap narkoba mengakibatkan
penurunan produktifitas kerja. Selain konsekuensi ekonomi, penyalahgunaan
dan perdagangan gelap narkoba juga mengakibatkan dampak sosial. Dampak
sosial dapat diukur dari aspek Kesehatan dan Pendidikan, lingkungan serta
keluarga dan komunitas. Umumnya aspek sosial merupakan dampak dari
penyalahgunaan narkoba yang lebih sering dibicarakan dan dikaji oleh banyak
kalangan. Berdasarkan dimensi Kesehatan pengggunaan narkoba, khususnya
generasi muda, menimbulkan masalah baru yang menyangkut bidang penyakit
baru-baru, khususnya infeksi saluran nafas bawah. Pecandu narkotika dengan
suntikan mempunyai resiko yang sama. Berdasarkan dimensi sosial dan
Pendidikan, dampak penyalahgunaan narkoba antara lain adalah prestasi
sekolah merosot (96%), hubungan keluarga memburuk (93%), perkelahian dan
tindak kekerasan (65%) dan kecelakaan lalu lintas (58,7%). Bagaimanapun
narkoba ialah obat atau zat yang dapat merugikan seseorang dan dapat
mengancam kesehatan tubuh pengguna jika disalah gunakan. Narkotika tidak
boleh digunakan di luar kepentingan medis dan hanya dapat digunakan oleh
dokter atau pakar kesehatan yang telah resmi dengan dosis yang tepat. Hal ini
sudah diperjelas dalam Pasal 7 UU No. 35. Kebanyak yang terjadi adalah
penyalahguna atau pecandu narkotika menggunakannya di luar kepentingan,
bahkan terkadang melebihi dosis yang dapat diterima oleh tubuh sehingga
menyebabkan overdosis. Penyalahgunaan narkotika ini dapat menyebabkan
rusaknya masyarakat, bangsa, dan negara. Pihak-pihak yang menyalahgunakan
narkotika menurut UU No. 35 Tahun 2009 terdiri dari pecandu narkotika yang
diatur dalam Pasal 1 angka 13 dan penyalah guna yang diatur dalam Pasal 1
angka 15. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada
Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Penyalahguna adalah orang yang
menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum.
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut perlu
peningkatan secara terus menerus usaha – usaha di bidang pengobatan dan
pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan narkotika sebagai obat, disamping
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Meskipun narkotika sangat
bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan sesuai dengan standar
pengobatan, terlebih jika disertai dengan peredaran narkotika secara gelap akan
menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan maupun masyarakat
khususnya generasi muda bahkan dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar
bagi kehidupan dan niali-nilai 4 budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat
melemahkan ketahanan nasional. Peningkatan pengendalian dan pengawasan
sebagai upaya penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika sangat diperlukan, karena kejahatan narkotika pada
umumnya tidak dilakukan oleh perorangan secara berdiri sendiri, melainkan
dilakukan secara bersama – sama yaitu berupa jaringan yang dilakukan oleh
sindikat clandestine yang terorganisasi secara mantap, rapi dan sangat rahasia.
Kejahatan narkotika yang bersifat transnasional dilakukan dengan menggunakan
modus operandi yang modern dan teknologi canggih, termasuk pengamanan
hasil-hasil kejahatan narkotika. Perkembangan kualitas kejahatan narkotika
tersebut sudah menjadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan umat
manusia. Peredaran obat terlarang narkotika masih tetap marak, bahkan
akhirakhir ini kejahatan penyalahgunaan narkotika semakin meningkat yang
tadinya hanya sebagai daerah transit bagi barang – barang terlarang tersebut,
belakangan ini telah dijadikan daerah tujuan operasi peredaran narkotika oleh
jaringan penegdar narkotika internasional.Sumber:
file:///Users/ressa/Documents/LPD_Orpha_Analisis%20Dampak%20Sosial-p.pdf
wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial dan Pasal 55 ayat
(1) menentukan bahwa “Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum
cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial. Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial diatur dalam
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012 tentang
Standar Rehabilitasi Sosial korban penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan
Zat Adiktif lainnya. Pasal 1 nomor 10 yaitu Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, adalah
lembaga yang melaksanakan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA
baik milik Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Sumber : http://e-journal.uajy.ac.id/10743/1/JurnalHK10714.pdf
5. Drug abuse tidak terkait dengan gaya hidup. Terkait pandangan itu, anda
setuju?
Tidak Setuju, Penyalahgunaan obat terlarang ini berdapak kergantungan
obat, yang menurut WHO digambarkan sebagai suatu kondisi intoksikassi yang
di periodic atau kronis, yang dihasikan oleh pemakaian obat tersebut (natural
ataupun sintetis) secara berulang. Ciri-ciri nya meliputi:
1) Munculnya keinginan atau kebutuhan yang kuat untuk
mendapatkan terus obat terlarang tersebut dengan segala cara
2) Kecenderungan untuk meningkatkan dosis
3) Umumnya secara psikis tergantung pada efek obat
4) Efek dari obat merusak diri sendiri dan masyarakat
Ada 3 komponen yang harus diperhatikan dalam kasusu penyalahgunaan
obat terlarang ini, yaitu pengguna (User), penyalah guna (Abusre), dan pecandu
(Addict). Dalam kasus ini narkoba seperti heroin, morfin, dan kokain, biasanya
jenis itu dipassarkan secara ilegal (gelap). (Purwatiningsih, 2001, pp. 37–38)
faktor penyebab remaja menggunakan narkoba adalah faktor lingkungan
yang tidak berperan dengan baik, meliputi; keluarga yang tidak sehat, kondisi
sekolah yang tidak baik dan kondisi masyarakat lingkungan sosial yang rawan.
1) Keluarga
Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama bagi setiap remaja, sejak ia lahir sampai datang
masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri.
Menurut Sarlito W. Sarwono bahwa sebagai lingkungan primer,
hubungan manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi adalah
di lingkungan keluarga. Fungsi dan peran keluarga menjadi sangat
dominan dalam membangun hubungan antar anggota keluarga,
terutama antara orang tua dan remaja serta angota keluarga lainnya.
Kesalahan dan kegagalan orang tua dalam memainkan peran sebagai
tokoh sentral di lingkungan keluarga, dapat menimbulkan
ketidakharmonisan pola hubungan dalam pergaulan antar anggota
keluarga, sehingga berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku
negatif dalam diri remaja, seperti pemakaian narkoba.
2) Sekolah
Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang sekunder. ekolah
merupakan lingkungan pendidikan yang memiliki andil besar dalam
pembentukan jiwa dan perilaku remaja setelah keluarga. Sekolah
diharapkan dapat menjadi tempat membina para remaja, dengan
memberikan norma-norma dan nilai-nilai yang diharapkan oleh
keluarga dan masyarakat. Namun dalam kenyataannya banyak fungsi
sekolah yang tidak dapat dilaksanakan, terutama peran guru dalam
memberikan proses belajar mengajar yang dianggap belum
memuaskan apa yang diharapkan oleh orang tua dan masyarakat.
Masih banyak guru yang baru berperan sebagai tenaga pengajar,
belum sebagai tenaga pendidik yang profesional. Kondisi sekolah yang
semacam ini, dapat memberi peluang terjadinya perilaku menyimpang
di kalangan para remaja, sehingga tidak sedikit siswa dalam usia
remaja ini yang terjerumus ke dalam perbuatan yang merugikan diri
mereka sendiri, keluarga dan masyarakat, seperti mengkonsumsi
narkoba.
3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan ketiga, adalah lingkungan yang
terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan.
Terutama dengan maju pesatnya teknologi komunikasi masa, maka
hampir-hampir tidak ada batas-batas geografis, etnis, politis maupun
sosial antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Sutari Iman
Barnadib menegaskan bahwa lingkungan masyarakat bukan
merupakan lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab,
melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi norma dan
tata nilai di dalamnya terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan
kadang pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa anak baik
dalam bentuk positif maupun negatif.
Dalam masyarakat global seperti sekarang ini, kejadian di
beberapa belahan dunia dapat dilihat dan diikuti secara langsung oleh
masyarakat pada satu wilaya. Kondisi masyarakat semacam ini
dijelaskan oleh Sarlito W. Sarwono, bahwa hampir-hampir tidak ada
batas wilayah dalam masyarakat yang berkembang saat ini. Waktu
breakdance digandrungi remaja di Amerika Serikat, di lapangan parkir
timur Senayan Jakarta, setiap malam minggu ada pameran
keterampilan ber breakdance yang merupakan acara spontanitas dari
remaja-remaja Jakarta. Tetapi yang lebih menakjubkan lagi budaya
breakdance ini juga menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Demikian
pula busana wanita Timur Tengah makin lama makin makin banyak
dipakai wanita dan remaja puti Indonesia. Keberadaan anak perlu
mendapatkan perhatian, dalam perkembangannya ke arah dewasa,
terkadang melakukan perbuatan yang lepas kontrol, mereka
melakukan perbuatan melawan hukum sehingga dapat merugikan
orang lain atau merugikan dirinya sendiri.