Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

SMK NEGERI 1 TANJUNG AGUNG

TAHUN AJARAN 2019 – 2020

DISUSUN OLEH:
RINDI MEYRISTA DEWI, Spd

PEMERINTAH PROVINSI SUMSEL


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 TANJUNG AGUNG
Jalan Liberty Simanjuntak Tanjung Agung Telp (0734)
483008
E-mail : smkn ta@yahoo.co.id
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Bimbingan sebagai salah satu komponen yang terintegral dari


keseluruhan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, bimbingan sangat
diperlukan keberadaannya dalam mencapai tujuan pendidikan secara
keseluruhan. Bimbingan dan konseling diposisikan oleh negara sebagai profesi
yang terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan, yaitu ditegaskan
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa konselor adalah pendidik profesional, sebagaimana juga guru,
dosen dan pendidik lainnya. Dengan kedudukan demikian itu, konselor sebagai
pemegang profesi bimbingan dan konseling dituntut untuk sepenuhnya
menyukseskan upaya pendidikan dalam berbagai jalur, jenjang, dan jenisnya.
Berkenaan dengan posisi bimbingan dan konseling dalam implementasi
kurikulum 2013, ditegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan
peserta didik. Meskipun demikian, pelayanan bimbingan dan konseling tentulah
tidak hanya sekedar menangani program atau wilayah peminatan saja. Tugas
konselor jauh lebih luas daripada bidang peminatan itu sendiri, yaitu
menyangkut pengembangan pribadi peserta didik yang mandiri, mampu
mengendalikan diri dan mengelola lingkungannya. Prayitno, dkk. (2003)
mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam proses pendidikan, peserta didik sebagai subjek pendidikan tidak
terlepas dari berbagai permasalahan, diantaranya:
1. Masalah belajar, seperti motivasi belajar kurang, prestasi belajar rendah,
kesulitan dalam pengaturan belajar, dan sebagainya.
2. Masalah keluarga, seperti masalah keluarga yang tidak harmonis, keluarga
retak, orang tua yang terlalu menuntut, menekan, otoriter, dan sebagainya.
3. Masalah sosial pribadi, seperti konflik dengan sesama siswa maupun
konflik dengan diri sendiri, penolakan diri, rendah diri dan sebagainya.
4. Masalah karier, seperti penjurusan bidng studim pekerjaan yang diminati
dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyusunan program
bimbingan dan konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Penyusunan program bimbingan
dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan
kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah, yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program
yang dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk
diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.

B. LANDASAN

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan


yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa
“pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan
diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54
ayat (6) Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat
tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150
(seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan
pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud
dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-
kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan
dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal
22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan
konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban
kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling
banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam
satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i)
sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii)
berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMP/MTs, Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan
kelompok peminatan, lintas minat atau pendalaman minat. Disinilah
peranan bimbingan dan konseling penting dalam membantu pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum pada Lampiran IV: Pedoman
Pembelajaran, Bagian VII Konsep dan Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling yang mengamanatkan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran

C. VISI DAN MISI


Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling
1. Visi Bimbingan dan Konseling
Visi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan dengan fokus
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai
dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
2. Misi bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa hal yakni:
a. Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
b. Misi Pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
c. Misi Pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari sehari-hari.

D. TUJUAN

Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK di sekolah


dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat
dinilai. Tersusun dan terlaksananya program BK dengan baik akan lebih
menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada
khususnya, tujuan sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan
akuntabilitas BK di sekolah. Menurut Juntika (2002:85) tujuan penyusunan
program bimbingan dan konseling adalah adanya kejelasan arah pelaksanaan
program, adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan, dan
terlaksananya program kegiatan secara lancar, efisien, dan efektif.
Program bimbingan dan konseling tersebut hendaknya dibuat secara
tertulis dan selanjutnya dikomunikasikan kepada sesama Guru BK/Konselor,
sejawat dan guru, staf sekolah lainnya, serta pimpinan sekolah, untuk
selanjutnya menjadi rambu-rambu bagi kerja sama antara Guru BK/Konselor
dengan semua personil-personil sekolah yang dimaksudkan.
Program bimbingan dan konseling disusun dan dikembangkan
didasarkan atas pertimbangan bahwa program yang disusun dengan baik akan
memberikan banyak keuntungan, baik bagi peserta didik yang mendapat
layanan bimbingan dan konseling maupun bagi petugas yang
menyelenggarakan. Di samping itu program bimbingan dan konseling yang
baik, memungkinkan keberhasilan suatu layanan bimbingan dan konseling.
Rochman Natawidjaja (1984) menjelaskan bahwa program bimbingan yang
direncanakan dengan baik dan terinci, akan memberikan banyak keuntungan.
Keuntungan-keuntungan tersebut adalah (1) memungkinkan para petugas
bimbingan menghemat waktu, usaha, biaya dengan menghindarkan kesalahan-
kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan; (2) memungkinkan
siswa untuk mendapatkan pelayanan bimbingan secara seimbang dan
menyeluruh, baik dalam kesempatan ataupun dalam jenis pelayanan bimbingan
yang diperlukan; (3) memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami
peranannya dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan
upaya secara tepat; (4) memungkinkan para petugas untuk menghayati
pengalaman yang berguna untuk kemajuan sendiri dan untuk kepentingan para
siswa yang dibimbingnya.
BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. TUGAS PERKEMBANGAN

Tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik tingkat


SMA/SMK adalah:

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa


kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis
terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk
kehidupan yang sehat.
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan yang lebih luas.
5. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir
dan apresiasi seni.
6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan
dalam kehidupan di masyarakat.
7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara.

B. BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang


lingkup pelayanan, yaitu :
1. Bidang Pengembangan kehidupan pribadi :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik
2. Bidang Pengembangan kehidupan sosial :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan
sosial yang lebih luas.
3. Bidang Pengembangan kemampuan belajar:
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah
dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Pengembangan karir :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
C. KEGIATAN LAYANAN DAN PENDUKUNG PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Jenis layanan Bimbingan dan Konseling meliputi :


1. Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan
pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
2. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
4. Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi
dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu
yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan
masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang
terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
5. Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya
melalui prosedur perseorangan.
6. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang
terpuji melalui dinamika kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui
dinamika kelompok.
8. Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan
kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
9. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang
terpuji.
10. Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang
tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:


1. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
siswa dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes
maupun non-tes.
2. Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau anggota keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.
6. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli
yang dimaksud.
D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Penilaian kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah


segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan
kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai
dengan program yang disusun.
Penilaian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan layanan yang
dilakukan. Dengan penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif
dan membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.
Penilaian ditujukan kepada perolehan peserta didik yang menjalani layanan.
Perolehan ini diorientasikan pada:
1. Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang
bagi pengentasan masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih
menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan
permasalahan dan perkembangan diri siswa.
2. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,
kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemam-puan
berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:
1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan
masalah yang dibahas.
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan.
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah
yang dialaminya.
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu
kepada kompetensi yang harus dimiliki peserta didik untuk pengentasan
permasalahan yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih
efektif

Dilihat dari rentang waktu pelaksanaan, penilaian hasil dibagi dalam:


1. Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan
segera setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.
2. Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang
dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang
beberapa hari sampai paling lama satu bulan.
3. Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih
menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit
waktu tertentu, seperti satu semester.

E. STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN


KONSELING

1. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada
lima jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut :
a. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing
kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.

b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling


meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.

c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling


meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.

d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling


meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.

e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang


dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan
atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau
Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.

2. Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban
menyelenggarakan layanan yang mengarah pada (1) pelayanan dasar, (2)
pelayanan pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4) pelayanan
teraputik, dan (5) pelayanan diperluas.
a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan
siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara
segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua,
guru dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan
paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini,
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada umumnya berperan
secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan
optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi


peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-bangannya.
Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat
menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban
yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi
yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah.
Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan
pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam
penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan
tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa,


yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi
kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini
terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan
menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung)
yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan
peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula
dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang


diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan
pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat
terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,
kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik,
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memiliki peran dominan.
Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, dan pelayanan peminatan.
e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada
satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga
masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan
pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama
satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi
peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun
tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan,
dan pelayanan teraputik tersebut di atas.

3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan

a. Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung bimbingan


dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
1) Di dalam jam pembelajaran:
a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan
belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam
kelas.

b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas
(rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

c) Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan


konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

2) Di luar jam pembelajaran:


a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk
layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat
dilaksana-kan di luar kelas.

b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar


kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam
pembelajaran tatap muka dalam kelas.

c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran


satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
satuan pendidikan.

b. Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan


pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
dengan memperhatikan keseimbangan dan kesi-nambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program
pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.

F. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING


sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah:
1. Sarana fisik
Sarana fisik terdiri ialah ruang bimbingan. Ruangan konseling/Konsultasi.
Yang terdiri dari lemari untuk menyimpan data siswa, satu set kursi tamu,
satu set kursi dan meja konseling, papan informasi, satu set komputer dll.
2. Sarana teknis
a. Alat pengumpul data seperti: Sosiometri. Legger, buku data siswa,
buku pedoman kegiatan BK, angket dan quesioner ( sesuai dengan
materi layanan yang akan diberikan
b. Alat Penyimpanan data, Seperti: komputer, internet, dll.
c. Perlengkapan teknis, Seperti: Buku pedoman atau petunjuk,
buku informasi (pribadi sosial, pendidikan dan karier). Paket
bimbingan (pribadi/sosial belajar dan karier)
d. Perlengkapan administrasi, Seperti: Alat tulis kantor (ATK),
diantaranya : bolpoin, kertas, spidol, clipt, dan keperluan lainnya.

BAB III
PENUTUP
Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka
menggali dan mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin, dan
merupakan salah satu komponen sistem dalam rangka meningkatkan mutu
siswa sebagi subjek belajar, bimbingan dan konseling perkembangan tidak
hanya diberikan kepada siswa bermasalah tetapi pada seluruh siswa SMK
sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri, yaitu : fungsi
pemahaman dan fungsi pencegahan.
Program Bimbingan dan Konseling yang lakukan secara terencana,
integratif, komprehensif, fleksibel dan adaptif oleh seluruh pihak dapat
menunjang potensi yang dimiliki siswa SMK.

LAMPIRAN:
- DAFTAR SISWA ASUH

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 TANJUNG AGUNG
Jalan Liberty Simanjuntak Telp (0734) 483008 Tanjung Agung

31355 Email: smkn_ta@yahoo.com

PENUGASAN PENGASUHAN PESERTA DIDIK


KEPADA KONSELOR

SEKOLAH : SMK NEGERI 1 TANJUNG AGUNG


TAHUN AJARAN : 2019 / 2020
KONSELOR : Rindi Meyrista Dewi,Spd

No Kelas Jumlah Keterangan


Siswa
1. X TKI I 36
2. X TKI 2 36
3. X TKI 3 36
4. X TKI 4 36
5. XI TKR I 31
6. XI TSM 31
7. XII TKJ 3 35
8. X II MM 36
Jumlah 277 siswa

Mengetahui Tanjung Agung, Juli 2019


Waka Kurikulum Guru Bimbingan Konseling,

Tri Murniati, Spd Rindi Meyrista Dewi,Spd


NIP. 19650207 198903 2 004

Anda mungkin juga menyukai