Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM

Oleh :
Nama :sephia salsabilah firdaus
NIM : 201810301061
Kelas : kimia G Kelompok 1 *kelompok nya
ditulis
Asisten : Prastito Hafiz Rachmanda

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul : Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium
II. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum kali ini antara lain :
1. Mengenalkan beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan
penggunaannya.
2. Mengenalkan teknik – teknik laboratorium dan petunjuk – petunjuk
keselamatan laboratorium
3. Megenalkan metode pengukuran dalam laboratorium
III. Pendahuan
3.1 MSDS
3.1.1 Aquades (H2O) (rumus kimia)
H2O merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di
dalam H2O mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai
gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton.
Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan molekul akuades untuk
membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula dan alkohol atau
gugus karbonil aldehida dan keton
(Lehninger, 1982).
H2O merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. H2O berwarna
bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. H2O biasa digunakan untuk
membersihkan alat - alat laboratorium dari zat pengotor
(Petrucci, 2008).
*paragraf nya mana? kok datar
3.1.2 Asam Sulfat (H2SO4) . (pakai asam sulfat yaaa utk asam pekatnya, yg lain
tdk perlu)
Asam sulfat, cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang -
kadang berwarna kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap
dan kabut asam sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan
sistem saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru) . Jika asam
pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit. Jika terkena
mata walaupun sedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan .
Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala
perbandingan, pencampuran dengan air akan menimbulkan panas
(eksotermis), eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-hidrat) .
Asam ini sangat reaktif terhadap logam yang larut di dalamnya, akan
melepaskan gas H2 yang mudah terbakar . Asam pekat bersifat oksidator,
sering menyebabkan pengarangan
(Arthur dan Rose., 1956 Khasani, 1994)
3.1.3 Penanganan Bahan Kimia Asam Pekat
Ruangan bekerja berventilasi baik, jika memindahkan bahan kimia
pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan dalam lemari asam . Bila
terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan dulu dengan basa
(soda, kapur) baru diencerkan dengan air, bila tumpahan dalam jumlah
besar disiapkan pemadam kebakaran
(Khasani, 1994) .
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Laboratorium
Laboratorium jantung dari kegiatan pembeljaran sains, khususnya
pembelajaran kimia, karena laboratorium tempat untuk melihat, mencoba,
menguji, menilai konsep-konsep sains yang dipelajari hingga praktikan
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sains. Belajar kimia yang
hanya diakukan melalui membaca buku dan mendengarkan dari penjelasan
dosen (sabda) tidak akan lengkap tanpa disertai dengan melakukan
kegiatan sains yang sebagian besar dilaksanakan di laboratorium. Melalui
praktikum di laboratorium praktikan dapat mengkaji kebenaran konsep
yang dipelajari secara teoritis melalui analisis kritis berdasarkan
kemampuan intelektualnya . Ketiga cara belajar tersebut dikenal dengan
Tripranama.
(Wiratma dan Wayan.,2014)
*SPOK nyaa yaaa
3.2.2 Keselamatan dan keamanan di laboratorium
Pengelolaan keselamatan dan keamanan laboratorium kimia
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna, oleh
karena itu setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan
merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan
keselamatan kerja.
Berikut adalah beberapa kal yang dapat dilakukan untuk
memininalkan resiko bahaya di laboratorium :
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai
penelitan atau praktikum maupun pengujian.
2. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium. Minimal ada asisten yang
mengawasi.
3. Persiapkan bahan dan hal lain sebelum masu laboratorium seperti buku
kerja, jenis pekerjaan, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara membuang
limbah sisa percobaan.
4. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman melidungi mata
jas laboratorium (APD) guna melindungi pakaian dan sepatu tertutup
bertujuan melindungi kaki.
5. Pastikan kran gas tidak bocor ketika menggunakan Bunsen
6. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan
sesudah praktikum.
7. Dilarang makan, minum, dan merokok di laboratorium.
8. Dilarang memakai perhiasan karena dapat rusak oleh bahan kimia
(Sangi dan Tanauma. 2018)
catatan kakinya di bawah sini aja
3.2.3 Alat – alat laboratorium
Peralatan laboratorium ada yang disebut peralatan mesin, perkakas,
perlengkapan, dan alatalat kerja lain yang secara khusus dipergunakan
untuk pengujian, kalibrasi, atau produksi dalam waktu terbatas. Peralatan
laboratorium dibagi 3 kategori :
a. Peralatan kategori 3 alat yang cara pengoprasian dan perawatannya sulit,
resiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi, serta
sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan
khusus/tertentu dan bersertifikat.
b. Peralatan kategori 2 peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi atau kecermatan
pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit dan
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu.
c. Peralatan kategori 1 peralatan yang cara pengoprasian dan perawatannya
mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan rendah
pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana, pengoperasiannya
cukup dengan menggunakan panduan
(Permenpan RB No. 03, 2010).
*dirapihin yaaa biar makin bagus
No Nama alat Fungsi
1 Filler Untuk menyedot cairan yang dipasang
pada pangkal pipet ukur dan mengeluarkan
cairan dari pipet ukur
2 Lateks Untuk melindungi tangan dari benda-
benda tajam dan melindungi tangan dari
bahan yang membahayakan kulit sehingga
meminimalisir cidera saat praktikum
3 Rak tabung reaksi Untuk menampung tabung reaksi
Biasanya digunakan saat melakukan
percobaan yang membutuhkan banyak
tabung reaksi Supaya tabung reaksi
tetap berdiri dan aman
4 Penjepit tabung reaksi Untuk menjepit tabung reaksi saat
reaksi berlangsung atau saat tabung reaksi
berada pada suhu tinggi
5 Batang pengaduk kaca Untuk mengocok atau mengaduk
larutan saat akan direaksikan atau ketika
reaksi sedang berlangsung tanpa
mengganggu reaksi dan aman
digunakan untuk larutan yang bersifat
korosif
6 Tabung reaksi Untuk tempat saat mereaksikan
bahan kimia Untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil
7 Gelas beker Untuk mengukur volume larutan
yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, untuk
menampung zat kimia, untuk
memanaskan cairan, dan untuk media
pemanasan cairan.
*dikiri yaaa catatan kakinya (Astutik. 2018)
3.2.4 Pengukuran *SPOK nya yaa paragraf juga
Pengamatan suatu gejala belum lengkap jika tidak disertai
informasi/data kuantitatif. Untuk memperoleh informasi data kuantitatif
tersebut diperlukan pengukuran suatu sifat fisis. Pengukuran suatu teknik
untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil
perbandingan dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai suatu
satuan.
Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
telah dikalibrasi dengan baik. (Ridwan A.,2012) Ilmu kimia sangat
bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh praktikan menggunakan
pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat untuk
mempelajari perubahan yang terjadi dalam sebuah percobaan. Sejumlah
peralatan sehari-hari dapat digunakan untuk meakukan pengukuran
sederhana terhadap sifat-sifat zat contohnya:
Penggaris untuk mengukur panjang. Buret, pipet, tabung
volumetrik, labu ukur berfungsi untuk mengukur volume. Timbangan
untuk mengukur massa. Termometer untuk mengukur suhu.
Alat-alat tersebut dapat mengukur sifat sifat makroskopik yang
dapat ditentukan secara langsung. Sifat-sifat mikroskopik pada tingkat
atom atau molekul, harus ditentukan dengan metode tidak langsung. Suatu
besaran hasil pengukuran biasanya ditulis sebagai sebuah bilangan yang
disertai dengan satuan untuk bilangan tersebut. Sebagai contoh, tidak ada
artinya mengatakan bahwa jarak antara Jakarta dan Bandung adalah 180.
harus disebutkan secara spesifik bahwa jaraknya adalah 180 km.
dalam sains, satuan amat diperlukan agar dapat menyatakan hasil
pengukuran secara benar. Data dalam sebuah pengamatan dapat
dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kulaitatif biasanya
dinyatakan dalam bentuk kata-kata, misalnya seorang petani mempunyai
tanah yang luas dan subur.
Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam angka,
seperti contoh sebelumnya tanah yang dimiliki petani seluas 10.000 m2
(sepuluh ribu meter persegi). Pengamatan secar kuantitatif ini disebut juga
sebagai pengukuran atau besaran. Sebuah pengukuran harus terdiri dari
dua bagian, yaitu angka dan satuan. Keduanya tidak boleh dipisahkan dan
sangat penting agar data hasil pengukuran itu mempunyai makna.
(Sulakhudin,2019 Raymond. 2005)
*di bagi menjadi beberapa paragraf
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
Berikut adalah alat yang digunakan untuk percobaan kali ini :
- Tabung reaksi
- Bunsen spirtus
- Gelas beker
- timbangan analitik
- Pipet
- Gelas Ukur
- Kaca Arloji
- Buret
- Penjepit kayu
- Spatula
4.1.2 Bahan
berilkut adalah bahan - bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini
- Aquades
- Vaselin
- Asam pekat
*di teruskan kebawah saja jangan di bagi menjadi dua alat bahan nya
4.2 Diagram Alir
.4.2.1 Mengencerkan Asam Pekat *subsubbab nya 4.2.1 dst

Asam Pekat
- Diambil sejumlah volume yang diperlukan menggunakan pipet hingga
tanda meniscus
- Dimasukkan ke dalam gelas beaker berisikan akuades
- Diaduk-aduk
Hasil
4.2.2 Memanaskan Tabung Rreaksi
Tabung Reaksi
- Dipanaskan menggunakan penjepit kayu
- Lubang dihadapkan ke ruang terbuka/jendela
Hasil
4.2.3 Teknik Penanganan Reaksi dan Bahan Yang Menimbulkan Gas
Asam Pekat

– asam sulfat dituangkan di dalam lemari asam


Hasil

4.2.4 Teknik Pemasangan Termometer


Termometer
- Termometer dibasahi dengan aquades
- Termometer dimsukkan ke dalam gelas beker yang berisi larutan yang
ingin diukur suhunya
Hasil
4.2.5 Teknik Penanganan Kebocoran Buret
Buret
- Kran dibuka
- Diolesi vaselin secara merata
- Kran dipasang kembali
Hasil
4.2.6 Mengambil Cairan Dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran
Ball Pipet
- Tekan A dan bagian tengah secara bersaman
- Hisap larutan dengan menekan S sampai tanda meniscus
- Tuangkan larutan dengan menekan E
Hasil
4.2.7 Menimbang
Timbangan Digital
– kaca arloji diletakkan di atas timbangan digital
– O/T ditekan pada timbangan
– bahan kimia diletakkan di kaca arloji
– ditunggu hingga angka pada timbangan tidak berubah

Hasil
4.2.8 Pengukuran Massa Menggunakan Timbangan Triple Beam
Timbangan Triple Beam
- Dipastikan kedua garis setara
- Beban diletakkan ditempatnya
- Disetarakan kedua garis dengan mengatur beban geser
Hasil
4.2.9 Pengukuran Volume
Gelas Ukur
- Jika volume sudah mendekati 5 ml ditambahkan menggunakan pipet
secara perlahan
Hasil
4.2.10 Timbangan Digital
Timbangan Digital
- Ditekan tombol O/T untuk mengenolkan timbangan
- Diletakkan bahan yang akan ditimbang
- Ditunggu hingga tidak ada lagi perubahan pada layar
Hasil
4.2.11 Penentuan Masa Jenis Cairan
Gelas Ukur
- Timbangan dinolkan
- Gelas ukur kering ditimbang
- Gelas ukur + aquades ditimbang

Hasil

4.2.12 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret


Botol Buret
– fotol dan tutup di timbang
– buret diisi dengan aquades
– kemudian di timbang

Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Pengenceran Asam Sulfat *subsuab 4.3.1 dst
Sebelumnya lateks digunakan terlebih dahulu, kemudian aquades
dimasukkan ke dalam gelas ukur sejumlah volume yang diperlukan hingga
tanda meniscus, selanjutnya aquades yang telah diukur dimasukkan ke
dalam gelas beker, setelah itu asam pekat diambil sejumlah volume yang
diperlukan menggunakan pipet volume hingga tanda meniscus, langkah
terakhir sam pekat dimasukkan ke dalam gelas beker yang telah diisikan
aquades sambil diaduk – aduk
4.3.2 Memanaskan Tabung Reaksi
Bunsen spiritus dinyalakan, dan tabung reaksi mulai dipanaskan
menggunakan penjepit kayu, kemudian mulut tabung reaksi dihadapkan ke
ruang terbuka atau jendela, setelah selesai api pada Bunsen spiritus
dipadamkan
4.3.3 Teknik Penanganan Reaksi dan Bahan Yang Menimbulkan Gas
Percobaan yang menimbulkan gas (sangat berbahaya bagi
kesehatan) jadi harus dilakukan dalam lemari asam atau diluar
laboratorium
4.3.4 Teknik Pemasangan Termometer
Termometer dibasahi dengan aquades terlebih dahulu sebelum
digunakan kemudian thermometer dimasukkan, ke dalam gelas beker yang
berisi larutan yang ingin diukur suhunya (dipastikan termometer benar –
benar tercelup kedalam larutan), selanjutnya suhu yang didapat dibaca dan
dicatat
4.3.5 Teknik Penanganan Kebocoran Buret
Larutan yang ada di dalam buret dikeluarkan dan dipindahkan ke
wadah lain, kemudian kran buret dibuka, dan dioleskan vaselin secara
merata pada kran buret dan kemudian dipasangkan kembali, selanjutnya
buret dapat digunakan dengan baik atau tidak bocor
4.3.6 Mengambil Cairan Dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran
A dan bagian tengah ditekan secara bersamaan, kemudian larutan
dihisap dengan menekan S sampai terlihat larutan naik atau terhisap
hingga tanda meniscus, selanjutnya larutan dituangkan dari pipet ke wadah
dengan menekan E
4.3.7 Menimbang
Dalam menimbang bahan kimia digunakan gelas kimia, botol
kimia, kertas saring kaca arloji, atau wadah lain yang sesuai, selanjutnya
O/T ditekan pada timbangan digital dan bahan kimia yang ingin ditimbang
diletakkan di atas kaca arloji setelah itu kaca arloji diangkat apabila massa
yang diinginkan telah didapatkan
4.3.8 Pengukuran Voume
Gelas ukur aquades 5 ml, jika volume sudah mendekati 5 ml
aquades ditambahkan secara perlahan menggunakan pipet samapai volume
5ml
4.3.9 Pengukuran Massa Menggunakan Timbangan Triple Beam
Dipastikan kedua garis setara sebelum menimbang Setelah 2 garis
seimbang logam diletakkan di tempat beban Kemudian dua garis
disetarakan dengan mengatur beban geser timbangan dengan mengaturnya
dari skala besar ke skala kecil
4.3.10 Timbangan Digital
Sebelum menimbang tombol O/T ditekan agar timbangan nol,
kemudian bahan diletakkan dan ditunggu hingga tidak ada lagi perubahan
angka di layar lalu massa bahan dicatat
4.3.11 Penentuan Massa Jenis Cairan
Timbangan dinolkan terlebih dahulu, Lalu gelas ukur kering
ditimbang dan dicatat massanya, Aquades ditambahkan kedalam gelas
ukur kering sebanyak 10 ml dan diamati batas meniscusnya, Kemudian
gelas ukur kering + aquades ditimbang dan dicatat massanya
4.3.12 Penentuan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret
Botol dan tutupnya ditimbang dan dicatat hasilnya, buret yang
berukuran 50ml diisi dengan aquades sampai penuh botol yang berisi
aquades ditimbang.

V. Data dan Perhtungan


5.1 penentuan massa cairan
Diketahui
 Massa gelas ukur kosong : 46,08 g
 Massa gelas ukur + aquades 10ml : 55,954 g
massa 10ml aquades : 55, 954 – 46,08 = 9,874 g
5.2 Penentuan massa cairan menggunakan buret
Diketahui :
 Massa botol kosong : 19,133 g
 Massa botol + 5ml aquades : 23,645 g
Massa 5ml aquades = 23,645 g - 19,133 g
= 4,512 g
 Massa botol + 6ml aquades : 24,600 g
Massa 6ml aquades = 24,600 g - 19,133
= 5,476 g
 Massa botol + 8ml aquades : 26,159 g
Massa 8ml aquades = 26,159 g - 19,133
= 7,026 g
5.3 penentuan massa jenis cairan
massa aquades
massa jenis aquades :
volme aquades
9,874
:
10
: 0,9874 g/ml
5.4 massa jenis cairan menggunakan buret
massa aquades
o Massa jenis aquades 5ml :
volme aquades
: ¿¿
: 0,9024 g/ml
o Massa jenis aquades 6ml : ¿¿
: 0,9112 g/ml
o Massa jenis aquades 8ml : ¿¿
: 0,87825 g/ml
0,9024+0,9112+ 0,87825
o Massa jenis rata – rata :
3
: 0,8973 g/ml

VI. Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil
dari percobaan yang dilakukan diperole hasil sebagai berikut :
· massa jenis dengan gelas ukur = 0,9874 g/mol
· massa jenis dengan buret
volume 5 ml = 0,9024 g/mol
volume 6 ml = 0,9112 g/mo;
volume 8 ml = 0,8973 g/mol
6.1.1 Tabel Hasil
Tabe; hasil penentuan massa jenis dengan gelas ukur
No Massa Massa Massa Volume Massa
gelas gelas aquades aquades jenis
ukur (g) ukur + (g) (ml) (g/ml)
aquades
(g)
1 46,08 55,954 9,874 10 0,9874

Table hasil penentuan massa jenis dengan buret


Volume Massa gelas Massa gelas ukur Massa jenis
aquades ukur (g) + aquades (g) (g/ml)
(ml)
5 19,133 23,645 0,9024
6 19,133 24,600 0,9112
8 19,133 26,159 0,8973
6.2. pembahasan
Teknik Laboratorium salah satu mata kuliah wajib yang dapat menggiring
mahasiswa untuk dapat menerapkan, mengkaji, menelaah dan memecahkan
masalah, berfikir logis, dan kritis. Mata kuliah ini mengembangkan kompetensi
dalam memahami teknik-teknik dan alat-alat yang digunakan dalam aktivitas pada
laboratorium
Pengukuran benda yang sama dengan alat timbang yang berbeda bertujuan
untuk memberikan perbandingan dengan alat yang mana massa dapat diukur
dengan keakuratan lebih baik. *ctrl+J

Gambar 6.2.1 pengenceran asam sulfat


Dimasukkan akuades ke dalam gelas ukur sejumlah volume yang
diperlukan, dan kemudian dimasukkan asam sulfat dengan volume yang sudah
ditentukan, perlakuan ini tidak boleh terbalik, asam sulfat harus dimasukkan ke
akuades bukan akuades yang dimasukkan ke asam sulfat. Hal ini karena reaksi
hidrasi (pelarut dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika
air ditambahkan ke asam sulfat pekat, terjadi pendidihan. Disebabkan asam sulfat
bersifat mengeringkan. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari pada
asam sulfat dan cenderung mengapung diatasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, air akan mendidih dan bereaksi dengan
keras. Hal ini sangatlah membahayakan praktikan, dan orang lain disekitarnya.
(David, Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb ,2003)

gambar 6.2.2 batas meniscus


Pada gelas ukur terlihat bahwa permukaan cairan tidak datar melainkan
cekung. Itulah yang disebut meniskus, meniskus adalah bentuk kelengkungan
permukaan suatu zat cair didalam tabung. Meniskus terbagi menjadi dua yaitu
meniskus cembung dan meniskus cekung. Penyebab terjadi meniskus cekung pada
gambar adalah gaya tarik menarik zat cair (aquades, asam sulfat) dengan gelas
ukur lebih kuat
dibanding gaya tarik menarik sesama zat, atau dengan kata lain adhesi
lebih besar dibanding kohesi. Untuk pengukuran meniskus cekung harus tepat
pada ujung cekungan meniskus.
gambar 6.2.3 pengambilan cairan asam sulfat di dalam lemari asam
Saat mencampurkan zat yang menghasilkan gas berbahaya harus
dilakukan di lemari asam. Hal ini bertujuan agar gas tersebut dapat di
hisap oleh lemari asam dan di buang di tempat terbuka. Fungsi lemari asam untuk
mencegah udar berbahaya mengalir balik ke ruangan tempat praktikan melakukan
percobaan, agar gas berbahay tersebut tidak terhirup oleh praktikan dan orang lain
disekitarnya. *ctrl+J

gambar 6.2.4 pengolesan vaselin pada kran buret


Permasalahan kebocoran pada buret dapat diatasi dengan cara mengoleskan
vaselin pada kran buret. Vaseline pada kran buret berfungsi mengisi rongga-
rongga pada kran buret yang menyebabkan kebocoran. Setelah rongga tersebut di
isi oleh vaseline maka akan tersumbat kebocorannya.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
· Peralatan laboratorium ada yang disebut peralatan mesin, perkakas,
perlengkapan, dan alat - alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan
untuk pengujian, kalibrasi, atau produksi dalam waktu terbatas. Berbagai
macam alat memiliki fungsi berbeda setiap jenisnya, contohnya fungsi
gelas ukur berbeda dengan fungsi gelas reaksi, dan juga penggunaannya
berbeda
· Teknik Laboratorium salah satu mata kuliah wajib yang dapat menggiring
mahasiswa untuk dapat menerapkan, mengkaji, menelaah dan
memecahkan masalah, berfikir logis, dan kritis. Teknik - teknik yang biasa
digunakan di laboratorium seperti teknik pengenceran, pemanasan tabung
reaksi, penanganan reaksi dan bahan yang menimbulkan gas, pemasangan
termometer, penanganan kebocoran buret dan pengambilan cairan
menggunakan pipet seukuran, Selain mengetahui teknik - teknik
laboratorium harus dipahami juga tentang aturan keselamatan kerja di
dalam laboratorium. Pengelolaan keselamatan dan keamanan laboratorium
kimia harus dipertanggung jawabkan bersama baik pengelola maupun
pengguna, oleh karena itu setiap orang yang terlibat harus memiliki
kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan
mengusahakan keselamatan kerja.
· dalam laboratorium terdapat beberapa cara pengukuran seperti pengukuran
volume, pengukuran massa menggunakan timbangan triple beam dan
timbangan digital, serta pengukuran massa jenis menggunakan biuret dan
gelas ukur
*kesimpulan di beri prolog dulu kemudian di jadikan point” dan di sesuaikan
dengan tujuan percobaan yaa. krna kesimpulan menjawab tujua
DAFTAR PUSTAKA
Arthur and E. Rose, 1956 . The Condensed Chemical Dictionary . 5th ed.
New York. Reinhold Publishing Corporation.
Astutik, W. W. (2018). Pengembangan ensiklopedia peralatan laboratorium
biologi sebagai sumber belajar mahasiswa pada mata kuliah teknik
laboratorium di UIN Walisongo Semarang (Doctoral dissertation, UIN
Walisongo Semarang).
Raymond. C. 2005.Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1.Jakarta:Erlangga *caki nya
bener?
David W. Oxtoby,Gillis H.P.,dan. Nachtrieb. N. H. 2003..Kimia Modern. jakarta.
Erlangga *ini catatan kakinya bener?
Khasani, I. S . 1983 . Tinjauan Umum Keselamatan Kerja Dalam *disesuaikan
dengan catatan kakinya penulsian daftar pustakanya
Laboratorium Kimia . Kursus Keselamatan Kerja dalam Menangani
Bahan – bahan Kimia Berbahaya, Bandung. LKN
Lehninger. 1982. Dasar-DasarBiokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga
PERMENPAN DAN RB NOMOR 03 TAHUN 2010. JABATAN FUNGSIONAL
PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN DAN ANGKA KREDITNYA.
15 Jan 2010
Petrucci, Ralph H. 2008. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Sangi, M. S., & Tanauma, A. (2018). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
IPA. Jurnal MIPA, 7(1), 20-24.
Sulakhudin.2019.Kimia Dasar Konsep dan Aplikasi Dalam Ilmu Tanah
Yogyakarta:CV Budi Utama
Wiratma, G. L.,dan Wayan S,.2014.Pengelolaan Laboratorium Kimia Pada
SMA Negeri Di Kota Singaraja: (Acuan Pengembangan Model Panduan
Pengelolaan Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri
Sakti).Jurnal. Pendidikan Indonesia.Vol. 3,No. 2 *ini catatan kakinya yg
mana ya?
.

LAMPIRAN
No Perlakuan Hasil
1 Mengencerkan asam sulfat

2 Memanaskan tabung reaksi

3 Penanganan reaksi dan bahan yang


menimbukan gas

4 Pemasangan termometer

5 Penanganan kebocoran buret


6 Pengambilan cairan menggunakan
pipet seukuran

7 Pengukuran volume

8 Pengukuran massa menggnakan


timbangan triple beam

9 Pengukuraan massa menggunakan


timbangan digital

Anda mungkin juga menyukai