Anda di halaman 1dari 6

 

           Diferensiasi social adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak
menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarkis). Dengan kata lain, tidak ada gologan dari pembagian
tersebut  yang  memiliki  tingkatan yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah.
            Menurut Kamus Sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap
perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.
            Dalam masyarakat beragam (plural society), pengelompokan horizontal (didasarkan
perbedaan ras, etnis, klan, dan agama disebut istilah Kemajemukan Sosial. Sedangkan
berdasarkan (perbedaan profesi dan jenis kelamin) disebut Heterogenitas social.

Kemajemukan Sosial ditandai perbedaan :


1.    Ciri fisik disebut Ciri-ciri Fenotif Kuantitatif
2.    Ciri social
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan,peranan,prestise dan kekuasaan yang menimbulkan
perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat.Contoh perilaku tentara berbeda
dengan guru.
3.    Ciri budaya
Berhubungan dengan pandangan hidup suatu masyaakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya
seperti religi, system kekeluargaan,keuletan, dan ketangguhan.Contoh hasil nilai tersebut adalah
bahasa
B. BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL
1. Diferensiasi social berdasarkan ras
Pengelompokan masyarakat berdasarkan ras merupakan pengelompokan yang bersifat jasmaniah,
berdasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah.
Definisi ras yang dikemukakan oleh Koentjaranigrat sebagai berikut : “ras adalah suatu golongan
yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar “.Dari pengertian
inii tampak jelas bahwa ras merupakan penggolongan yang bersifat jasmaniah semata, bukan
penggolongan yang bersifat rohaniah.
Dewasa ini para ahli antropologi ragawi tidak saja menggambarkan adanya berbegai macam ras di
dunia ini, tetapi juga menggambarkan keterkaitan atau hubungan asal usul antara ras-ras yang ada
dan pencabangannya sehingga mendorong berkembangnya penggolongan ras berdasarkan klasifikasi
Filogenetik.
Salah satu klasifikasi ras dari A.L.Koeber (1948) yang menggambarkan penggolongan ras-ras
terpenting  di dunia, serta hubungan antara satu dan yang lain sebagai berikut :
(1) Australoid  merupakan penduduk asli Australia
(2) Mongoloid
   a.   Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)
   b.   Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan)
   c.   American Momgoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dari orang-orang Eskimo di
Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan).

(3) KauKasoid
   a.   Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
   b.   Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
   c.   Mediterranean (penduduk sekitar Laut Tengah, Amerika Utara, Armenia,arab, dan Iran)
   d.   Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).

(4) Negroid
a.   African Negroid (Benua Afrika)
b.   Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filiphina)
c.   Maleniesian (Irian, Malanesia)

(5) Ras-Ras Khusus


a.   Bushman (di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan)
b.   Veddoid (di pedalaman Sri Langka dan Sulawesi Selatan)
c.   Polynesian (di kepulauan mikronesia dan Polinesia)
d.   Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido Jepang Utara)
            Beberapa  Ras yang mendiami Indonesia dewasa ini, antara lain sebagai berikut :
Faktor yang membedakan ciri-ciri fisik  setiap RAS  :
1.     Kondisi geografis dan iklim
Orang yang hidup di daerah dingin memiliki hidung panjang karena membantu memanaskan dan
melembabkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Sedangkan orang di daerah tropis memiliki hidung
lebar.
2.     Faktor makanan
Menimbulkan variasi sosok tubuh. Orang ynag di daerah dingin bertubuh besar sedangkan di daeah
tropis cenderung bertubuh pendek dan  kecil.
3.     Faktor perkawinan (amalgamasi)
Hal ini disebabkan mobilitas masyarakat yang demikian besar. Amalmagasi bukan hanya terjadi antar
ras tetapi juga antar etnis. Contoh di Indonesia orang Jawa kawin dengan orang padang. 

2. Diferensiasi social berdasarkan etnis


Diferensiasi social berdasarkanetnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat  terdiri atas

berbagai suku bangsa dengan bahsa dan kebudayaan masing-masing. Apa yang
dimaksud dengan etnia atau suku bangsa?
(1) Menurut Koentjaraningrat (1979), suku bangsa atau etnis didefinisikan sebagai group suatu
kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, sedangkan
kesadaan dan identitas tadi sering kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
(2) Menurut William Kornblum (1988) kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas
kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau
dianggap pasti sama.
(3) Menurut Alex Thio (1989), kelompok etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi warisan
kebudayaan tertentu.
(4) Menurut Bruce J. Cohen (1988) menyatakan bahwa kelompok etnis dibedakan oleh karakteristik
budaya yang dimiliki oleh para angggotanya. Karakteristik itu meliputi agama, bahasa, atau
kebangsaan. Ada perbedaan antara etnis dan ras, yaitu ras dibedakan dalam penampilan fisiknya,
sedangkan etnis dibedakan dalam karakteristik budayanya.
Jumlah suku Bangsa di Indonesia
1. C. Van Vollen houven (316 buah)
2. Prof. Dr. Koentjaranigrat (119)
Suku Bangsa di Indonesia
 
3. Diferensiasi social berdasarkan agama
            Diferensiasi social berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat
terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau
golongan yang disebut umat,  contoh umat Islam. Sebutan tersebut menunjukkan adanya
penggolongan penduduk atau warga masyarakat berdasarkan agama yang dianut.
            Menurut Emile Durkheim (1976), agama adalah suatu system kepercayaan beserta
paktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sacral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu
komunitas moral. Agama berisi tentang :
(1) sesuatu yang dianggap sacral, melebihi kehidupan duniawi dan menimbulkan rasa kekaguman
dan penghormatan.
(2) sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakti
(3) penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan dan
(4) sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama

4. Diferensiasi social berdasarkan gender


            Gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang tersusun secara
social dan cultural. Misalnya, perempuan itu secara umum dikenal lemah, lembut, cantik,emosional,
atau keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap memiliki sifat kuat,rasional, jantan, dan perkasa.
Sementara itu, banyak laki-laki yang emosional dan lembah lembut. Jadi sifat gender dapat
dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan.
Konsekuensi dari perbedaan jenis kelamin sebagai berikut :

1. Tugas-tugas sosial keseharian. Tugas ibu mengurus rumah tangga, sedangkan tugas ayah mencari
nafkah untuk keluarga.
2. Psikologis keluarga. Secara psikologis anak-anak dekat dengan ibunya, hal ini karena ikatan batin
yang dalam.
3. Fungsi anatomi. Secara kodrati perempuan telah dipersiapkan untuk melahirkan serta menyusui.
Sementara laki-laki dipersiapkan untuk menjadi pelindung keluarga.

5. Diferensiasi social berdasarkan Klan (disebut extended family)


            Klan merupakan kesatuan geneologis (kesatuan keturunan), eligio magis (kesatuan
kepercayaan) dan tradisi (kesatuan adat). Sifat  religio magis pada klan tercermin dalam pandangan
mereka terhadap kesakralan hubungan kekeluargaan klan. Contoh, pada masyarakat Batak, apabila 
ada peristiwa kelahiran, kematian,dll, semua anggota semarga klan mempunyai tanggung jawab
dalam melaksanakan upacara adatnya.
            Kesatuan geneologis adalah ikatan darah atau keturunan yang sama yakni garis keturunan
ibu atau garis keturunan ayah. Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan atas dasar
garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah.
6. Diferensiasi social berdasarkan Profesi
            Penggelompokkan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesi.Contoh
profesi guru, dsb. Perbedaan profesi juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contoh. perilaku
tentara berbeda dengan guru dalam melaksanakan pekerjaannya.

C. BERBAGAI PENGARUH DIFERENSIASI SOSIAL YANG TERDAPAT DALAM MASYARAKAT.

            Kemejemukan social atau diferensiasi social dalam masyarakat membawa pengaruh, baik
yang bersifat positif maupun yang bersifat negative, diantaranya adalah :
a. Primodialisme
Primodialisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibanding
dengan kelompok lain. Contohnya adalah praktek nepotisme dalam merekrut atau menempatkan
orang-orang yang berasal dari daerah atau suku bangsa yang sama dalam sebuah organisasi atau
perusahaan.Meilitas menurut Robuskha dan Shepsle (1972) Primodialisme adalah loyalitas yang
berlebihan terhadap sub-nasional, seperti suku bangsa, agama, ras, kedaerahan, dan keluarga.
Loyalitas yang berlebihan dapat mengancam stabilitas dan keberadaan Negara suatu bangsa.
Segi positif dari paham ini adalah mengikat dan memperkuat ikatan suatu kelompok terutama
dalam menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan segi negatifnya adalah membangkitkan prasangka
dan pemusuhan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham atau tidak sama dengan kelompoknya.
Hal tersebut awan terhadap munculnya konflik social.
b. Etnosentisme
            Etnosentrisme adalah suatu sikap atau paham yang menganggap budaya masyaakatnya
lebih tinggi disbanding dengan budaya masyarakat yang  lain. Contoh aliran NAZI yang beranggapan
ras Arya-lah yang paling unggul untuk menguasai dunia.
            Etnosentrisme dapat menjadi ikatan kelompoknya semakin kuat bahakan dapat menimbulkan
semangat patriotism. Namun , disisi lain dapat menimbulkan konflik antar golongan atau kebudayaan.
c. Sektarian (politik  aliran)
            Politik aliaran adalah kegiatan politik praktis anggota masyarakat akibat munculnya
sentiment primodial tersebut.Politik aliaran ini diorganisir secara politik. Politik aliran ini adalah bentuk
kegiatan politik  yang berorientasi pada loyalitas terhadap kelompok aliran atau etnik atau sub-kultur
tertentu.
Sektarian atau politik aliran merupakan keadaan di mana sebuah kelompok tertentu dikelilingi
oleh sejumlah organiasasi massa (ormas), baik formal maupun informal yang menjadi pengikutnya.
Biasanya dalam politik aliran ada pengikat di antara anggotanya berdasakan persamaan ideology.
Contoh, ormas NU.
STRATIFIKASI SOSIAL
Pendapat para ahli mengenai pengertian startifikasi sosial :
a. Menurut Pitirim A. Sorokin (1959), stratifikasi social merupakan cii yang tetap pada setiap
kelompok social yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa stratifikasi social merupakan
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
b. Menurut Paul B. Horton dan Chester L.Hunt (1999),stratifikasi social berarti system perbedaan
status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
c. Menurut Robert M.Z. Lawang stratifikasi social adalah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese, dan prestise.
d. Menurut Bruce J. Cohen stratifikasi social adalah system yang menempatkan seseorang sesuai
dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas social yang sesuai.
e. Menurut Astried S. susanto stratifikasi social adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara
teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan
hubungan dengan orang secara vertical mauoun horizontal dalam masyarakatnya.
DASAR/KRITERIA STRATIFIKASI SOSIAL
            Adapun dasar atau ukuran yang bisa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke
dalam suatu stratifikasi social adalah yang dipakai, dan sebagai berikut :
a). Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak, akan menempati
stratifikasi teratas. Kriteria kekayaan berkaitan dengan pendapatan. Kriteria umum yang biasa
digunakan pada lapisan ini antara lain rumah dan perabot mewah, mobil mewah, simpanan dalam
bentuk kepemilikan tanah yang luas, nilai pajak yang besar, cara berpakaian serta jenis bahan yang
dipakai, dan kebiasaan atau cara berbelanja.
b). Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar
akan menempati strata yang tinggi dalam stratifikasi social masyakat yang bersangkut.Kekuasaan itu
didukung oleh unsure lain seperti kedudukan atau posisi dalam masyarakat, kekayaan yang dimiliki,
kepandaian, bahkan kelicikan.
c) Ukuran kehormatan/keturunan Orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan tempat
strata yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya orang
tua yang dianggap bersahaja. Dalam masyarakat feudal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau
bangsawan akan menempati lapisan atas. Contoh gelar Andi pada masyarakat Bugis.
d) Ukuran ilmu pengetahuan/pendidikan, artinya jika seseorang dinilai mempunyai ilmu
pengetahuan yang banyak, maka ia mempunyai penghargaan dari masyarakat tentang dirinya.Contoh
cendikiawan, dosen, dokter, hakim dan atlet
            * Unsur-Unsur stratifikasi sosial
a. Status atau Kedudukan
Status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat atau menunjukkan
tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat.
Status /kedudukan dalam masyarakat terbagi :
1.     Ascribed status yaitu status diperoleh melalui kelahiran. Contoh : Seorang menjadi Bangasawan
karena orang tuanya seorang bangsawan.
2.     Achieved status yaitu status diperoleh melalui usaha yang disengaja. Contoh : seorang bisa menjadi
dokter asal memenuhi syarat menjadi dokter
3.     Assigned status yaitu status yang diberikan. Contoh : gelar kehormatan diberikan kepada seorang
yang berjasa.
b. Peranan
Peranan adalah aspek dinamis dari status seseorang atau suatu yang diharapkan dari seseorang
individu tertentu yang menduduki status tertentu.
            Menurut Sarjono Soekanto, peranan mencakup 3 hal :
  meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat
  sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat
  sebagai perilaku yang penting bagi struktur social masyarakat.

            * Sifat/Sistem Stratifikasi Sosial


1. Stratifikasi Social Tertutup adalah bentuk strata yang anggotanya sulit mengadakan mobilitas
vertical.Mobilitas hanya terbatas pada mobilitas horizontal karena bersifat diskriminatif. Contoh
system kasta di india, masyarakat rasial dan masyarakat feodal.
2. Stratifikasi Social Terbuka adalah setiap anggota strata bebasa berpindah strata social, baik
vertical maupun horizontal. Contoh Anak seorang guru SD, berkat ketekunan dan keuletannya
mampu menyelesaikan studinya di fakultas kedokteran.
3. Stratifikasi Social Campuran adalah merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan
terbuka.Misalnya kasta Brahmana yang dihormati di lingkungnya pindah ke Jakarta. Di Jakarta ia
harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru. Ia akan diperlakukan sesuai
dengan kedudukannya di tempat baru.
MACAM-MACAM KRITERIA STRATIFIKASI SOSIAL DI MASYARAKAT
            Stratifikasi sosial dapat muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi
dalam masyarakat.
  Masyarakat yang paling sederhana dan  homogen, pelapisan social didasarkan pada jenis
kelamin, senioritas, dan kekuasaan.
  Masyarakat berburu, pelapisan social didasarkan pada kepandaian berburu
  Masyarakat bercocok tanam, pelapisan social didasarkan pada tuan tanah atau pembuka lahan
  Masyarakat modern, pelapisan social didasarkan pada criteria pendidikan yang menimbulkan
beraneka ragam keahlian atau profesi (pembagian kerja). Beberapa pekerjaan dihargai lebih tinggi
daripada pekerjaan lain. Hal itu telihat dari imbalan yang diperoleh orang dari suatu pekerjaan. Lalu
muncullah orang-orang yang memiliki prestise (wibawa) yang lebih tinggi dan materi yang lebih
banyak.akhirnya menimbulkan kelas tertentu.
Pada perkembangnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai subsistem sosial untuk
mewujudkan tujuan tertentu.
  Adanya urutan kepangkatan di bidang militer mulai dari tamtama hingga perwira tinggi.
  Kekuasaan dalam sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan sengaja dibuat hirarkis dan birokrasi
sehingga pembagian kekuasaan jelas dan mudah.

Menurut Huky (1982) kondisi umum terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah :
     1.        Perbedaan ras dan budaya.
Perbedaan ciri biologis, latar belakang etnis dan budaya mengakibatkan kelas-kelas sosial
tertentu.Contoh, Sebelum PD II kaum kulit putih sebagai lapisan paling atas
     2.        Pembagian tugas yang terspesialisasi (pembagian kerja)
Spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan status dalam stratifikasi sosial.
     3.        Kelangkaan
Terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan terasa bila
masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu
yang sama.
D. BENTUK-BENTUK/WUJUD STRATIFIKASI SOSIAL
1. Stratifikasi Ekonomi, yaitu Pembagian masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan
harta, masyarakat dibagi dalam tiga kelas :
         Kelas atas terdiri dari orang-orang kaya yang dengan leluasa memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan
secara berlebihan
         Kelas Menengah terdiri dari kelompok orang-oang yang berkecukupan yang bisa memenuhi
kebutuhan pokok
         Kelas bawah terdiri dari kelomok miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Menurut Aristoteles                                                        golongan sangat kaya (penguasa, tuan
tanah, bangsawan)
                                                                        golongan kaya (pedagang)
                                                                        golongan miskin (rakyat biasa)

2. Stratifikasi Sosial, yaitu Sistem pengelompokan masyarakat menurut status. Nilai status diukur dari
prestise atau gengsi. Contoh orang lebih suka bekerja sebagai pegawai daripada seorang tukang
bangunan.
3. Stratifikasi Politik, yaitu Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Makin
tinggi wewenang seseorang makin tinggi lapisan sosialnya.
Contoh – Contoh Sistem stratifikasi yang pernah ada di Indonesia
1. Sistem stratifikasi social dalam masyarakat pertanian
            Masyarakat pertanian umumnya menghargai peran pembuka tanah (cikal bakal). Cikal bakal
dan keturunnnanya merupakan golongan elite di desanya.Golongan kedua diduduki oleh pemilik
tanah atau orang kaya yang disebut kuli ceneng. Golongan ketiga adalah petani yang memiliki tanah
sedikit dan hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri disebut
Gambar : Stratifikasi masyarakat pertanian di pulau Jawa                                                                                       
                                                                                    Stratifikasi masyarakat feodal di Surakarta
dan Yogyakarta          
                                        
                 Stratifikasi masyarakat feudal di Aceh
                                                   
Stratifikasi social pada masa penjajahan Belanda              Stratifikasi social pada masa penjajahan
Jepang
                                                               
Stratifikasi social masyarakat industry criteria profesi        Stratifikasi social masyarakat industry
modern criteria ekonomi

E. PENGARUH/KONSEKUENSI STRATIFIKASI SOSIAL YANG TERDAPAT DI MASYARAKAT.

            Konsekuensi stratifikasi sosial, menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang
berada dalam strata tertentu berdasarkan kekuasaan, privelese dan prestise. Perbedaan sikap
tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang sesuai dengan strata sosialnya.Pola gaya hidup
tersebut dapat dilihat dari :
a. Cara berpakaian, Dapat dilihat dari cara berbusananya. Biasanya masyarakat kelas atas
menggunakan busana dari perancang luar negerinya.

b. Tempat tinggal/rumah dan perabot. Umumnya masyarakat kelas atas akan membangun rumah
yang besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang indah.sedangkan masyarakat strata menengah
lebih rumah memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana bahkan ada juga yang memilih tinggal di
rumah susun.Selain itu perabot rumah tangga merupakan barang-barang import.

c. Bahasa dan Gaya/Cara Berbicara


            Mereka yang termasuk dalam golongan stratifikasi atas memiliki gaya bicara yang sering
mengadaptasi istilah-istilah asing serta penuh dengan etika kesopanan. Sedangkan masyarakat strata
bawah memilih gaya bicara yang tidak terlalu memperhatikan etika dan terkadang mengeluarkan
kata-kata yang kurang sopan.

d. Pendidikan. Masyarakat yang tergolong strata atas umumnya memilih memasukkan anak-anak
mereka pada sekolah-sekolah ataupun univesitas di lua negeri. Sedangkan masyarakat strata bawah
lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah dalam negeri.

e. Makanan. Kelompok kelas atas umumnya makan di restoran-restoran terkenal dengan menu-menu
berasal dari luar negeri. Kelompok kelas bawah mengkonsumsi makanan dalam negeri hasil olahan
sendiri.

f. Gelar, Pangkat atau Jabatan. Kelompok atas umumnya memiliki sejumlah gelar atau pangkat yang
memngikuti namanya.

g. Kegemaran/Hobi dan Rekreasi. Biasanya orang-orang dalam strata atas memilih olehraga yang
esklusif seperti golf, terbang layang,balap mobil, dsb.Begitu pula rekreasi, mereka memilih berekreasi
ke luar daerah bahkan luar negeri. Sedangkan masyarakat strata bawah memilih hobi dan rekreasi
yang tidak mengeluarkan biaya, seperti sepak bola.

Anda mungkin juga menyukai