1
3. Zaman liar Muda
Zaman setelah penemuan senjata tradisional hingga manusia memiliki
kepandaian membuat barang- barang tembikar. Namun, pada dasarnya masih
menyandarkan pola hidup pada kegiatan berburu.
4. Zaman Barbar Tua
Zaman setelah manusia memiliki keterampilan membuat tembikar hingga
memulai kegiatan beternak dan bercocok tanam.
5. Zaman Barbar Madya
Zaman setelah manusia memulai keterampilan beternak dan bercocok tanam
hingga pola keterampilan pengerjaan logam.
6. Zaman Barbar Muda
Zaman sejak manusia mulai mengerjakan logam hingga mengenal tulisan.
7. Zaman Peradaban Purba
Zaman sejak manusia telah mulai mengenal peradaban meskipun dalam
tahap yang masih sangat sederhana.
8. Zaman Peradaban Masa Kini
Zaman sejak manusia telah mulai merekayasa peradaban sesuai dengan
kebutuhan hidup dalam usaha mengatasi keterbatasan biologisnya.
2
kapasitas volume otaknya tempat pengembangan akal dan budayanya menjadi
terbatas. Diperkirakan sejak Homo Neanderthal yang memulai penggunaan api
sebagai sumber energy, dengan kepandaiannya membuat pahatan symbol-
symbol di dinding gua, dijadikan titik tolak penyebutan kelompok manusia
memiliki konsep kebudayaan yang mulai mapan.
Dalam rentang waktu 120.000(seratus dua puluh ribu) tahun kemudian
Homo Neanderthal berkembang menjadi Homo Sapiens seperti manusia
sekarang. Banyak perubahan dasar kebudayaannya juga berubah. Demikian
juga hingga beberapa waktu berikutnya perkembangan manusia dan
budayanya mengalami perkembangan yang pesat. Kehidupannya mulai
dilengkapi dengan busur dan anak panah untuk berburu yang kemudian
berkembang menjadi pola hidup bercocok tanam. Kehidupan berpindah mulai
ditinggalkan menjadi menetap di suatu lokasi tertentu. Apabila keseluruhan
proses di atas digambarkan dalam dua (2) grafik yang sejajar, tampak bahwa
percepatan perubahan evolusi manusia dan budayanya terdapat perubahan
yang sangat mencolok. Pada suatu masa perkembangan evolusi biologisnya
berjalan sangat lamban, tetapi evolusi budayanya berkembang pesat bahkan
meninggalkan jauh evolusi biologisnya.
E. WUJUD KEBUDAYAAN :
Tindakan dan aktivitas manusia terangkai dalam suatu perbuatan yang
berpola. Sebagai suatu system ide dan konsep dari serangkaian kerangka
tindakan dan aktivitas manusia apabila dirumuskan akan tampak sebagai
berikut (dikemukakan oleh : Talcot Parsons dan A.L. Kroeber : 1958, dan juga
oleh J.J. Honigmann (1959) :
1. Ideas
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai,
norma, dan peraturan. Sifat ini sesuai dengan wujud dasarnya masih
merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak dapat digambarkan secara
nyata. Sebagian masih berupa kerangka pemikiran dalam otaknya.
Sebagian lain dari padanya berupa kerangka perilaku yang ideal, yang
memberikan corak dan jiwa serta tatanan kehidupan yang serasi,
3
seimbang dan selaras. System demikian ini tidak lain berupa tatanan
norma ideal, pada beberapa masyarakat disebut sebagai adat atau adat-
istiadat, bersifat umum, dan turun-temurun. Apabila dilanggar, akan
menimbulkan suatu rasa yang tidak enak pada benaknya. Kalangan
antropolog dan sosiolog menyebutnya sebagai system budaya atau
cultural system.
2. Activities
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini
adalah tatanan manusia dalam hidup bersosialisasi dan berkomunikasi,
serta bergaul di antara sesamanya. Berbeda dengan system budaya,
wujud kebudayaan berpola ini sangat gampang dilihat bahkan dapat
didekomentasikan karena ia tampak nyata dalam perilaku.
3. Artifacts
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud
kebudayaan ini lebih konkret lagi dan cenderung tidak memerlukan
penjelasan apa pun. Benda hasil kerajinan misalnya, dapat dirasa,
disentuh dan difoto.
Ketiga wujud kebudayaan yang dikemukakan di atas, sesungguhnya bukan
hal yang berdiri sendiri. Semuanya merupakan suatu kerangka yang saling mengisi.
Kebudayaan ideal memberi bentuk dan mengarahkan, sedangkan kebudayaan
aktivitas melaksanakan upayanya, dan kebudayaan artefak memberikan perwujudan
nyata atas usaha.
4
pada suatu kerangka variasi system nilai budaya (C.Kluckhon dan F. Kluckohn :
1961) yang meliputi :
1) Masalah mengenai hakikat dari hidup manusia (MH)
2) Masalah mengenai hakikat dari karya manusia (MK)
3) Masalah mengenai hakikat dari kedudukan manusia
dalam ruang waktu (MW)
4) Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia
dengan alam sekitar (MA)
5) Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia
dengan sesame (MM)
5
Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan
Orientasi Nilai Budaya Manusia
SELAMAT BELAJAR!!