Anda di halaman 1dari 4

A.

Keutamaan Akhlak Mulia


1. “yang paling sempurna imannya orang-orang mukmin adalah yang paling bagus
akhlaknya” (HR. At-Tirmidzi)
2. “Sesungguhnya yang paling aku sukai dari kalian semua dan yang paling dekat
tempatnya denganku pada hari kiamat adalah orang di antara kalian yang paling
baik akhlaknya” (HR. At-Tirmidzi)
3. “Sesungguhnya orang yang terpilih di antara kalian semua adalah yang paling
bagus akhlaknya” (HR. Al-Bukhari)
4. “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari dalam timbangan seorang mukmin pada
hari kiamat daripada akhlaknya, karena sesungguhnya Allah murka kepada para
pelaku perbuatan keji dan buruk” (HR. Abu Dawud)
5. “Sesungguhnya kemuliaan akhlak seorang mukmin menyusul derajat dari ahli puasa
dan ahli shalat” (HR. Abu Dawud)
6. “Ada 4 perkara, jika hal itu terdapat dalam diri kalian maka tidaklah
membahayakan bagi kalian hilangnya dunia dari kalian; menjaga amanah,
pembicaraan yang jujur, akhlak mulia, dan menjaga diri dalam hal makanan” (HR.
Imam Ahmad)
7. “sesungguhnya kebaikan itu adalah akhlak yang mulia” (HR. Muslim)
8. “Pergauilah manusia dengan akhlak yang baik” (HR. At-Tirmidzi)
9. “Sesunggunhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Al-
Baihaqi , Ahmad, dan Al-Halim)
10. “Demi ayah dan ibuku sebelum atau sesudahnya saya tidak pernah melihat seorang
pengajar yang lebih baik pengajarannya daripada Rasulullah SAW” (HR.Bukhari)
11. “Ya Allah, sebagaimana telah Engkau sempurnakan penciptaanku maka juga
sempurnakan juga akhlakku” (HR.Al-Baihaqi dan Ahmad)
12. “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku untuk bisa berakhlak mulia Karen tidak
ada yang bisa memberikan petunjuk kepada kami kecuali Engkau” (HR. Muslim
13. “Kalian tidaklah mendapatkan simpati hati manusia dengan harta kalian, tetapi
dengan wajah yang cerah dan akhlak yang mulia” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Al-
Bazzar)
14. “Saya jamin rumah di surga terendah bagi ornag yang mau meninggalkan
perdebatan walaupun dia benar, dan saya jamin sebuah rumah di surga tengah-
tengah bagi yang meninggalkan dusta walaupun sudah menjadi pembawaannya.
Saya menjamin rumah di surga bagi orang yang memperbaiki akhlaknya” (HR. Abu
Dawud)
15. “Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw pernah ditanya tentang amal yang paling
banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Rasulullah saw menjawab, taqwa
kepada Allah dan akhlak mulia” (HR. At-Titmidzi)
16. “Apakah kalian mau saya beritahu tentang orang yang haram masuk neraka? Dia
adalah orang yang bersikap kekeluargaan, ramah, mudah” (HR. At-Titmidzi)
17. “Dari Aisya ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah
orang yang paling baik terhadap keluarganya dan saya adalah orang yang paling
baik terhadap keluargaku” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dan Al-
Hakim)

B. Hubungan ilmu akhlak dan ilmu-ilmu lainnya


1. Ilmu akhlak dengan ilmu sosiologi
Sosiologi mempelajari perbuatan manusia yang juga menjadi objek kajian ilmu
akhlak. Ilmu akhlak mendorong mempelajari kehidupan masyarakat yang menjadi
pokok persoalan sosiologi. Sebab, manusia tidak dapat hidup tanpa bermasyarakat.
Pada interaksi ini terlihat sisi tingkat rendah atau tingginya keadaan suatu
masyarakat, baik pendidikan, ekonomi, seni, ataupun agamanya. Ilmu akhlak
memberikan gambaran kepada kita tentang bentuk masyarakat yang ideal mengenai
perilaku manusia dalam masyarakat.
Sosiologi mempelajari tingkah laku, Bahasa, agama, keluarga, bahkan
pemerintahan dalam masyarakat. Kesemuanya itu mengenai tingkah laku yang
timbul dari kehendak jiwa (akhlak). Dengan demikian, sosiologi menolong ilmu
akhlak mendapatkan pengertian tingkah laku manusia dalam kehidupannya.

the relationship between moral knowledge and sociology


sociology studies human actions which are also the object of moral science
studies. moral science studies the interactions that occur in the community. this
interaction is the subject of sociology. in this interaction will be seen low or high
level of a society. moral science provides an overview of the ideal form of society
about human behavior in it.
sociology studies the behavior, language, religion, family, even government in
society. all of that is behavior that arises from the will of the human soul.

2. Ilmu akhlak dengan psikologi


Psikologi membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah
laku. Melalui ilmu psikologi kit dapat mengetahui sifat-sifat psikologis yang dimiliki
seseorang. Ilmu jiwa mengarahkan pembahasannya pada aspek batin manusia dengan
cara menginterpretasikan perilakunya yang tampak. Dalam Al-Quran aspek batin
yang dimiliki manusia ini diungkap dengan istilah al-insan yang menurut studi para
pakar sangat dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan manusia.
Dalam studi tersebut menggambarkan adanya hubungan yang erat antara potensi
psokologis manusia dengan ilmu akhlak. Melalui bantuan informasi yang diberikan
ilmu jiwa, atau potensi kejiwaan yang diberikan Al-Quran, maka secara teoritik ilmu
akhlak dapat dibangun dengan kokoh. Ilmu jiwa juga memberikan informasi tentang
perlunya menyampaikan ajaran akhlak sesuai dengan perkembangan jiwa seseorang.

3. Ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan


Dalam ilmu pendidikan banyak dibahas tentang rumusan tujuan pendidikan,
materi pelajaran, guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, proses belajar-
mengajar, dan lain sebagainya. Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan pada
tercapainya tujuan pendidikan yang dalam pandangan Islam banyak berhubungan
dengan kualitas akhlak manusia. Pendidikan merupakan sarana yang mengantarkan
anak didik agar menjadi orang yang berakhlak. Sehingga, antara pendidikan (Islam)
dengan ilmu akhlak sangat berkaitan erat.
in education much is discussed about the formulation of educational goals, subject
matter, teachers, methods, facilities and infrastructure, environment, etc. all aspects
of education are aimed at the achievement of educational goals which in the view of
Islam have a lot to do with the quality of human morals education is a means of
delivering students to become moral people

4. Ilmu akhlak dengan aqidah dan ibadah


Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid dapat dilihat dari dua analisa berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, ilmu tauhid membahas tentang
masalah Tuhan baik dari segai dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Keyakinan
kepada Tuhan akan menjadi landasan untuk mengarahkan amal perbuatan
yang dilakukan manusia tertuju semata-mata karena Allah.
2. Dilihat dari segi fungsinya, ilmu tauhid menghendaki agar seorang yang
bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman saja, tetapi yang
terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan mencontoh
terhadap subjek yang terdapat pada rukun iman tersebut.

The relationship of moral knowledge with monotheism can be from the following two analyzes:

in terms of the object of the discussion, monotheism discusses the problem of God both in terms
of His essence, nature, and deeds. belief in God will be the basis for directing the deeds done by
humans solely because of Allah.

in terms of its function, monotheism wants a person who does not only memorize the pillars to
memorize the pillars of faith, but the most important thing is that the person also imitates the
subjects contained in the pillars of faith

Anda mungkin juga menyukai