Dan informasi tambahan Indonesia sejak tahun 2002 hingga saat ini tercatat telah
menandatangani 18 perjanjian perdagangan bebas FTA (free trade agreement) oleh
beberapa negara, dan CAFTA merupakan salah satu dari FTA itu sendiri
DAMPAK NEGATIF
1. Industri dalam negeri terancam eksistensinya
CAFTA akan mematikan banyak industri di Indonesia. Hal ini menyebabkan
melonjaknya ketiadaan lapangan usaha di kalangan rakyat jelata. Mematikan
pedagang kecil dan UKM (Usaha Kecil Menengah).
2. Munculnya ancaman imperialism produk China di Indonesia
CAFTA membuat ketergantungan Indonesia kepada Cina sangat besar.
KRONOLOGI CAFTA
ACFTA sendiri dirancang sejak lama dan ditandatangani delapan tahun yang lalu, tepatnya
pada 4 November 2002. Sedangkan jauh sebelumnya, juga sudah dirancang dan disepakati
Common Effective Preferential Tariff dalam rangka ASEAN Free Trade Agreement (CEPT-
AFTA). CEPT-AFTA ditandatangani 18 tahun yang lalu, tepatnya pada 28 Januari 1992.
Kemudian baru diberlakukan pada 1 Januari 2010. Pemberlakuan CAFTA ini pun menjadi
kontroversi dan perdebatan banyak pihak. Pihak yang tidak setuju menyatakan CAFTA akan
mengahancurkan kondisi perekonomian dan kinerja para pelaku bisnis dalam negeri. Sebagai
alasan antara lain mematikan kreativitas dalam negeri, menghambat produksi dalam negeri dan
menganggap kualitas serta harga barang lokal tidak dapat bersaing dengan produk-produk
China.
Artikel ini telah tayang di https://news.okezone.com/
dengan judul "CAFTA dan Kompetisi Perekonomian Indonesia : Okezone News",
Klik untuk baca: https://news.okezone.com/read/2010/08/28/367/367630/cafta-dan-kompetisi-
perekonomian-indonesia.
Terbukanya akses pasar produk pertanian (Chapter 01 s/d 08 menjadi 0%) Indonesia ke
China pada tahun 2004.
Terbukanya akses pasar ekspor Indonesia ke China pada tahun 2005 yang
mendapatkan tambahan 40% dari Normal Track (± 1880 pos tarif), yang diturunkan
tingkat tarifnya menjadi 0-5%.
Terbukanya akses pasar ekspor Indonesia ke China pada tahun 2007 yang
mendapatkan tambahan 20% dari Normal Track (± 940 pos tarif), yang diturunkan tingkat
tarifnya menjadi 0-5%.
Pada tahun 2010, Indonesia akan memperoleh tambahan akses pasar ekspor ke China
sebagai akibat penghapusan seluruh pos tarif dalam Normal Track China.
Sampai dengan tahun 2010 Indonesia akan menghapuskan 93,39% pos tarif (6.683 pos
tarif dari total 7.156 pos tarif yang berada di Normal Track), dan 100% pada tahun 2012.