Anda di halaman 1dari 2

Fakta-fakta Ivermectin

Ivermectin adalah obat antiparasit yang biasa digunakan untuk mengatasi penyakit


akibat infeksi cacing. Belakangan ini, Ivermectin kerap dibahas karena dianggap manjur
untuk membantu pengobatan pasien COVID-19.

Namun, penggunaannya untuk pengobatan pasien COVID-19 masih belum mendapat


'restu' dari berbagai otoritas kesehatan di dunia. Salah satunya adalah Badan Pengawas
Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum memberikan persetujuan terkait


penggunaan Ivermectin untuk pasien COVID-19, kecuali dalam uji klinis. Di Indonesia
sendiri Ivermectin tengah menjalani uji klinis di 8 rumah sakit, untuk membuktikan
kemanjuran obat ini dalam terapi pengobatan pasien COVID-19.

Apa saja khasiat Ivermectin?


Dikutip dari WebMD, Ivermectin memiliki khasiat utama untuk mengobati infeksi
cacing gelang. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan dan membunuh parasit.

Selain itu, Ivermectin juga bermanfaat untuk pengobatan infeksi parasit pada kulit
dan mata. Perlu diketahui, ada beberapa bentuk obat Ivermectin, yakni tablet, losion, dan
krim.

Biasanya dokter akan meresepkan Ivermectin untuk mengatasi infeksi parasit cacing seperti
di bawah ini.

 Onchocerciasis (parasit yang menyerang kulit dan mata)


 Strongyloidiasis (parasit yang biasanya berada di usus)
 Ascariasis (parasit yang biasanya berada di usus)
 Cutaneous larva migrans (parasit yang menyerang kulit)
 Filariasis (parasit yang biasanya berada di kelenjar getah bening).

Potensi Ivermectin untuk pengobatan pasien COVID-19


Sebuah penelitian dari Monash University dan Doherty Institute menyebut
Ivermectin memiliki potensi dalam membantu pengobatan pasien COVID-19. Disebutkan,
obat ini dapat membunuh virus Corona dalam waktu 48 jam.

Meski mekanisme Ivermectin dalam membunuh virus belum diketahui, namun


menurut ketua peneliti, Kylie Wagstaff, kemungkinan obat ini bekerja menghentikan virus
dengan cara melemahkan kemampuan sel inang.
Meski demikian, penelitian ini baru dilakukan secara in vitro atau di dalam
laboratorium, sehingga perlu penelitian lebih lanjut terkait penggunaannya kepada manusia.

Maka dari itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia (BPOM) belum
memberikan izin penggunaan Ivermectin untuk terapi pengobatan pasien COVID-19. Obat
ini baru mendapat izin dari BPOM sebagai obat cacing.

Oleh karenanya, BPOM memperingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi


Ivermectin secara sembarangan. Meski penggunaannya di luar uji klinis dimungkinkan
melalui skema penggunaan khusus atau expanded Access Program (EAP), namun ini
berbeda dengan izin penggunaan darurat (EUA).

"Mengingat Ivermectin adalah obat keras dan persetujuan EAP bukan merupakan
persetujuan Izin Edar, maka ditekankan kepada Industri Farmasi yang memproduksi obat
tersebut dan pihak manapun untuk tidak mempromosikan obat tersebut, baik kepada
petugas kesehatan maupun kepada masyarakat,"

Anda mungkin juga menyukai