Anda di halaman 1dari 6

1.

SINOVAC

Produsen / Asal : Sinovac Biotech, Cina


Status : Berizin Darurat Pakai dari BPOM
Tingkat Efikasi : 65 %
Dosis : 0,5 ml sekali suntik.
Penyuntikan 2 kali dengan jarak 14 hari
Efek samping : Nyeri otot dan sendi atau di area suntikan, sakit kepala, muntah,
demam.
Aplikasi : Sudah digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.

2. ASTRAZENECA

Produsen / Asal : Oxford University, Inggris x AstraZeneca


Status : Berizin Darurat Pakai dari WHO dan BPOM
Tingkat Efikasi : 70 %
Dosis : 0,5 ml sekali suntik.
Penyuntikan 2 kali dengan jarak 4-12 minggu.
Efek samping : Nyeri otot dan sendi atau di area suntikan, sakit kepala, muntah,
demam, diare, menggigil, gejala flu.
Aplikasi : Sudah digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.
3. SINOPHARM

Produsen / Asal : China National, Pharmaceutical Group, Cina


Status : Berizin Darurat Pakai dari WHO dan BPOM
Tingkat Efikasi : 79 %
Dosis : 0,5 ml sekali suntik.
Penyuntikan 2 kali dengan jarak 21 hari.
Efek samping : Nyeri dan kemerahan pada area yang disuntik, demam ringan, sakit
kepala, rasa lelah.
Aplikasi : Kandidat Vaksinasi Gotong Royong.

4. PFIZER

Produsen / Asal : BioNTech, Jerman x Pfizer, AS


Status : Berizin Darurat Pakai dari WHO
Tingkat Efikasi : 95 %
Dosis : 0,3 ml sekali suntik.
Penyuntikan 2 kali dengan jarak 21 hari.
Efek samping : Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat bekas suntikan, sakit
kepala, nyeri otot atau sendi, menggigil, demam ringan, mual, bengkak
di kelenjar getah bening.
Aplikasi : Belum digunakan. Tiba Semester II/2021 di Indonesia

5. MODERNA

Produsen / Asal : National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID), Amerika
Serikat x Moderna
Status : Berizin Darurat Pakai dari WHO
Tingkat Efikasi : 94 %
Dosis : 0,5 ml sekali suntik.
Penyuntikan 2 kali dengan jarak 4-12 minggu.
Efek samping : Nyeri otot dan sendi atau di area suntikan, sakit kepala, muntah,
demam, diare, menggigil.
Aplikasi : Belum digunakan. Tiba Semester II/2021 di Indonesia
VAKSIN SINOVAC by BIOFARMA_INDONESIA
BOLEH DIGUNAKAN DAN HALAL

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terbitkan Emergency Use


Authorization (EUA) / Izin Penggunaan Darurat untuk Vaksin Covid-19 Sinovac /
CoronaVac.
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Keluarkan Fatwa Nomor 2 Tahun 2021, Vaksin
Sinovac Dinyatakan Suci dan Halal.

DASAR PENERBITAN EUA :


 Data Analisa dan Uji Klinis di Bandung, Di dukung Data dari Turki dan Brasil.
 Acuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang Persetujuan UEA.
 Efiksi Vaksin Sinovac : 65,3 % dan Tidak Ada Efek Samping yang
Mengkhwatirkan.
5 HAL PENTING TENTANG EFIKASI PADA VAKSIN COVID-19

Apa itu efikasi vaksin?


Efikasi adalah manfaat yang diberikan vaksin dibandingkan dengan orang-orang yang
tidak menerimanya dalam uji klinis. Efikasi juga selalu dinyatakan dalam presentase.

Bagaimana cara mendapatkan efikasi?


Efikasi biasanya di dapat setelah vaksin melalui uji klinis tahap kedua. Peneliti akan
memberikannya kepada satu kelompok orang. Sebagai pembanding, ada kelompok lain
yang tidak menerima vaksin. Perlu digaris bawahi. Efikasi adalah angka yang di dapat
melalui uji klinis. Apa yang akan terjadi di kenyataan bisa sesuai ataupun melenceng
darinya.

Bedanya efikasi dengan efektitivitas vaksin


Efektivitas adalah seberapa baik sebuah vaksin bekerja di dunia nata. Artinya, efektivitas
baru bisa terlihat Ketika vaksin telah digunakan oleh publik. Efektivitas vaksin bisa lebih
rendah, lebih tinggi, atau sama dengan efikasi yang didapatkan lewat uji klinis. Namun,
umumnya tingkat efektivitas lebih rendah daripad efikasi.

Berapa standar efikasi yang dianjurkan?


Studi dari Elsevier Public Health Emergency Collection menyarankan agar efikasi
vaksin COVID-19 mencapai 70-80 persen sebelum diedarkan ke masyarkat. Dengan
begitu efektivitasnya tidak akan jauh dari angka tersebut.

Efikasi beberapa vaksin yang telah dipublikasikan


Pfizer dan BioNtech : 95 persen
Moderna : 94 persen
Oxford-Astrazeneca : 70 persen
Sinopham : 79 persen
Sputnik V : 91,4 persen
Sinovac : 65 persen

Anda mungkin juga menyukai