Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS 3 ESPA4314

NIM : 042411712

1. kebijakan ekspor ini sebenarnya bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri.
ada beberapa kebijakan perdagangan internasional yang dikembangkan pemerintah. Berkut
beberapa kebijakannya. 

Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah penetapan harga barang yang berbeda untuk masing-masing
negara. Oleh karena itu, harga barang yang sama di negara A akan berbeda dengan harga
barang di negara B. Oleh karena itu, mungkin saja, harga barang di negara B lebih murah
dibanding harga barang di negara A. Padahal barangnya sama persis. Kebijakan ini dilakukan
berdasarkan perjanjian untuk memenangkan persaingan serta untuk memperoleh
keuntungan yang besar. 

Pemberian Premi
Kebijakan selanjutnya adalah kebijakan premi. Kebijakan premi merupakan salah satu
kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor. Dengan  memberikan premi
kepada badan usaha atau industri yang melakukan ekspor. Pemberian premi banyak
bentuknya nih. Bentuknya antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pemberian pajak
dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri. 

Dumping
Kamu sudah pernah mendengar istilah dumping? Dumping adalah penetapan harga barang
ekspor lebih murah dibandingkan harga barang tersebut di dalam negeri. Ada kondisi
tertentu yang harus kamu perhatikan jika ingin menerapkan kebijakan dumping. Kamu
dapat melakukannya jika pasar dalam negeri berada di dalam kendali pemerintah. kebijakan
dumping ini sudah dilarang, karena bisa mematikan persaingan penjual lain. 

Politik Dagang Bebas


Politik dagang bebas merupakan suatu kondisi ketika masing-masing Pemerintah memberi
kebebasan dalam ekspor dan impor. Kebebasan dalam perdagangan ini akan membawa
beberapa keuntungan seperti mutu barang yang tinggi dan harga yang relatif murah.

Larangan Ekspor
Sesuai dengan namanya, larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk melarang
ekspor barang-barang tertentu keluar negeri. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakanginya, antara lain karena ada alasan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Ada beberapa kebijakan yang diterapkan dalam kaitannya dengan impor. Secara garis besar,
kebijakan-kebijakan ini dilakukan untuk melindungi perusahaan dalam negeri.
Berikut beberapa kebijakannya.

Kuota
kuota yang dimaksud adalah jumlah total suatu barang yang bisa diimpor dalam satu
periode tertentu. Kuota impor ini sudah diprediksikan sebelumnya, sehingga seharusnya
tidak mengganggu industri dalam negeri. Meskipun demikian, jika suatu negara sedang
memberlakukan perdagangan bebas, maka kebijakan kuota tidak bisa dipakai lagi karena
bisa menghambat proses perdagangan internasionalnya. 
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS 3 ESPA4314
NIM : 042411712

Tarif
Sesuai dengan namanya, kebijakan tarif ini berarti ada penerapan tarif yang tinggi untuk
impor barang-barang tertentu. Kebijakan tarif ini diharapkan bisa membantu barang
produksi dalam negeri meningkatkan daya saingnya di pasar. Jadi supaya konsumernya juga
nggak beli barang-barang impor terus, Ada sedikit perbedaan antara negara dengan sistem
perdagangan bebas dan sistem perdagangan proteksi mengenai kebijakan tarif ini. Penganut
perdagangan bebas akan mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang impor.
Sebaliknya, negara dengan sistem perdagangan proteksionis akan menetapkan tarif yang
tinggi untuk barang impor.

Subsidi
Kebijakan subsidi ini bertujuan untuk menekan harga barang produksi lokal. Jadinya produk
lokal bisa lebih murah dibanding produk impor.

Larangan Impor
Kebijakan larangan impor dilakukan jika suatu negara diharuskan untuk menghemat
devisanya. Selain itu, barang-barang yang dianggap berbahaya juga akan dikenakan
kebijakan larangan impor.

Sumber : https://www.ruangguru.com/blog/ekonomi-kelas-11-2-kebijakan-perdagangan-
internasional-dan-jenisnya

2. Teori Porter tentang daya saing nasional berangkat dari keyakinannya bahwa teori
ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau
bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing /
competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya
saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan
meningkatkan kemampuannya. Perusahaan memperoleh (CA) karena tekanan dan
tantangan. Perusahaan menerima manfaat dari adanya persaingan di pasar domestik,
supplier domestik yang agresif, serta pasar lokal yang memiliki permintaan tinggi.
Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional, budaya, struktur ekonomi, institusi, dan sejarah
semuanya memberi kontribusi pada keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan menjadi
kompetitif melalui inovasi yang dapat meliputi peningkatan teknis proses produksi atau
kualitas produk. Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari
empat determinan (faktor – faktor yang menentukan) National Competitive Advantage
(NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions, demand conditions, related and
supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.
Factor conditions mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti
tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama
faktor produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS 3 ESPA4314
NIM : 042411712

sumber daya (factor disadvantage) seringkali membantu negara menjadi kompetitif. Terlalu
banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan disia-siakan, ketika langka dapat mendorong
inovasi.
Demand conditions, mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan menjadi
elemen penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan
kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya
permintaan barang-dan jasa berkualitas serta adanya kedekatana hubungan antara
perusahan dan pelanggan.
Related and Supporting Industries, mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya
keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini
bersifat positif yang berujung pada penngkatan daya saing perusahaan. Porter
mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini dengan industrial clusters atau
agglomeration, yang memberi manfaat adanya potential technology knowledge spillover,
kedekatan dengan dengan konsumer sehingga semakin meningkatkan market power.
Firm strategy, Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada
sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri tertentu. Faktor Strategy
dapat terdiri dari setidaknya dua aspek: pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal
domestik mempengaruhi strategi perusahaan, sementara individu seringkali membuat
keputusan karir berdasarkan peluan dan prestise. Suatu negara akan memiliki daya saing
pada suatu industri di mana personel kuncinya dianggap prestisious. Struktur mengikuti
strategi. Struktur dibangun guna menjalankan strategi. Intensitas persaingan (rivalry) yang
tinggi mendorong inovasi.
Porter juga menambahkan faktor lain: peran pemerintah dan chance, yang dikatakan
memiliki peran penting dalam menciptakan NCA. Peran dimaksud, bukan sebagai pemain di
industri, namun melalui kewenangan yang dimiliki memberikan fasilitasi, katalis, dan
tantanan bagi industri. Pemerintah menganjurkan dan mendorong industri agar mencapai
level daya saing tertentu. Hal – hal tersebut dapat dilakukan pemerintah melalui kebijakan
insentif berupa subsidi, perpajakan, pendidikan, fokus pada penciptaan dan penguatan
factor conditions, serta menegakkan standar industri.

Anda mungkin juga menyukai