Anda di halaman 1dari 12

MODUL 05

KALORIMETER

I. Tujuan Percobaan

Menentukan kalor jenis benda padat.

II. Peralatan

1. Kalorimeter 1 Buah

2. Termometer 2 Buah

3. Pemanas (Heater) 1 Buah

4. Beaker glass 1 Buah

5. Timbangan Digital 1 Buah

6. Ceret 1 Buah

Bahan yang digunakan:

1. Keping logam/kaca 2 Buah

III. Teori

Panas dapat diartikan sebagai transfer energy dalam dari satu sistem ke

system yang lain, dan dalam besarannya dinyatakan sebagai kalor (Q). Nilai

kalor Q adalah besaran yang menunjukkan energy yang dibutuhkan untuk

menaikkan suhu satu gram zat sebesar 10 C. Dan didefinisikan bahwa kalor

yang dibutuhkan pada proses tersebut sebesar 4,186 J. Definisi ini

memunculkan definisi kalor jenis bahan (c). Energi yang dibutuhkan dalam

menaikkan temperatur dari material bermassa m oleh temperature ΔT sebesar:

Q = m.c.ΔT (5.1)

IV. Cara Kerja

Modul Praktikum Fisika Dasar | 23


1. Timbanglah kalorimeter kosong dan pengaduknya (m k ).

2. Masukkan data dalam tabel 5.1.


1
3. Isi dengan air kira-kira bagian lalu timbang lagi (mk+a).
8
4. Catat Temperatur kalorimeter (Tk).

5. Masukkan semua data pada tabel 5.1.

6. Masukkan keping-keping logam ke tabung pemanas. Masukkan tabung

pemanas ini ke dalam beaker glass yang berisi air mendidih. Catat

temperatur keping pada saat temperatur tidak naik lagi (Tl)

7. Masukkan keping-keping logam panas ini ke dalam kalorimeter. Aduk-

aduk dan dan catat temperatur kesetimbangan (Ts)

8. Timbang kembali seluruhnya. (mtotal)

9. Hitung kalor jenis bahan c.

10. Perhitungkan ralat hasil pengukuran.

11. Ulangi lagi percobaan ini untuk 1 jenis bahan yang lain.

Tabel 5.1 Data Pengukuran temperatur, massa dan kalor jenisnya

i. Untuk Keping logam 1

mk (gr)

Tk (C)

mk+a (gr)

T1 (C)

Ts (C)

mtotal

Q (kalori)

ii. Untuk Benda 2

mk (gr)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 24


Tk (C)

mk+a (gr)

T1 (C)

Ts (C)

mtotal

Q (kalori)

V. Tugas Akhir

1. Eksperimen yang dilakukan dikatakan sebagai system tertutup. Bagian

manakah dari eksperimen yang menunjukkan bahwa itu adalah system

tertutup?

2. Es dapat dicairkan dengan menggosok-gosokkan satu balok es pada balok

es yang lain. Berapa nilai usaha dalam joule yang harus dilakukan agar 1

gr es mencair?

3. Berapa banyak air yang tetap tidak membeku setelah 50,2 kJ kalor

diekstrak dari 260 gr air yang semula bersuhu pada titik bekunya?

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 14-8 Fluid: Ideal Fluids in Motion

Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta, Bab 14-5 Viskositas.

Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 14 Mekanika Fluida

Modul Praktikum Fisika Dasar | 25


c) Viskositas Fluida dan Hukum Stokes
Ukuran kekentalan suatu fluida dinyatakan dengan viskositas

Keterangan:
Ff = gaya gesekan fluida (N)
k = koefisien (tergantung pada geometrik benda) bisa juga menggunakan П
η = koefisien viskositas (Pa s)
v = kecepatan gerak benda (m/s)
Persamaan gaya gesekan fluida untuk benda berbentuk bola dapat dirumuskan sebagai berikut.

Perhatikan gambar di bawah ini!


Bab 10 Fluida

Arah angin

Gaya resultan
Kecepatan angin besar

Kecepatan angin kecil

Layar bantu

Gaya Bernoulli

Gaya oleh air


Layar utama pada kemudi
Kemudi

Gambar 10.58 Diagram gaya pada perahu yang sedang berlayar melawan arah angin. Bentuk layar sangat
menentukan ke arah mana perahu akan bergerak. Pengaturan bentuk layar yang tepat dapat mengarahkan perahu
bergeral hampir melawan arah angin.

10.26 Viskositas
Viskositas adalah besaran yang mengukur kekentalan fluida. Hingga
saat ini, kita anggap fluida tidak kental. Persamaan Bernolli yang telah kita
bahas berlaku untuk fluida yang tidak kental. Namun, sebenarnya, semua
fluida memiliki kekentalan, termasuk gas. Untuk memeragakan adanya
kekentalan fluida, lihat Gambar 10.59. Fluida diletakkan di antara dua pelat
sejajar. Satu pelat digerakkan dengan kecepatan konstan v arah sejajar ke dua
pelat. Permukaan fluida yang bersentuhan dengan pelat yang diap tetap diam
sedangkan yang bersentuhan dengan pelat yang bergerak ikut bergerak dengan
kecepatan v juga. Akibatnya terbentuk gradien kecepatan. Lapisan fluida yang
lebih dekat dengan pelat bergerak memiliki kecepatan yang lebih besar. Untuk
mempertahankan kecepatan tersebut, diperlukan adanya gaya F yang
memenuhi

794
Bab 10 Fluida

Pelat bergerak
F

 v

Pelat diam

Gambar 10.59 Menentukan kekentalan fluida.

v
F  A (10.41)

dengan

A luas penampang pelat;

 jarak pisah dua pelat;

F gaya yang diperlukan untuk mempertahankan pelat tetap bergerak relatif


dengan kecepatan v;

 konstanta yang disebut koefisien viskositas fluida.

Satuan viskositas adalah N s/m2. Jika dinyatakan dalam satuan CGS, satuan
viskositas adalah dyne s/cm2. Satuan ini disebut juga poise (P). Umumnya
koefisien viskositas dinyatakan dalam cP (centipoises = 0,001 P). Tabel 10.4
adalah koefisien viskositas beberapa jenis fuida.

10.27 Persamaan Poiseuille


Salah satu cara menentukan koefisien viskositas fluida dirumuskan
oleh J. L. Poiseuille (1799-1869). Satuan poise untuk koefisien viskositas
diambil dari namanya. Kita dapat menentukan koefisien viskositas fluida
dengan mengalirkan fluida tersebut ke dalam pipa dengan luas penampang
tertentu. Agar fluida dapat mengalir maka antara dua ujung pipa harus ada
perbedaan tekanan. Debit fluida yang mengalir melaui pipa memenuhi
persamaan Poiseuille

795
Sifat-sifat Fluida

2.2.1 Kekentalan dinamis


Kekentalan dinamis dilambangkan µ (mu) ialah gaya geser per satuan luas yang
dibutuhkan untuk menggeser lapisan zat cair dengan satu satuan kecepatan terhadap lapisan
yang berlekatan di dalam zat cair tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam ilustrasi
gambar 2.1.

Gambar 2.1 Distribusi kecepatan dalam zat cair akibat pergerakan


pergerakan plat
Apabila sebuah papan di tarik dengan gaya (F) sebagaimana gambar 2.1 di atas, maka
akan terjadi distibusi kecepatan sepanjang jarak antar papan (y) maka besar gaya (F) yang
diperlukan untuk menggeser papan pada kecepatan tetap (v), dapat dituliskan:
tuliskan:
dv
F = µA (2.7)
dy
F
Karena adalah tegangan geser (τ) maka pers. 2.7 menjadi,
A
dv
τ =µ (2.8)
dy
Dengan demikian berdasarkan hukum newton maka persamaan viskositas dapat ditulis,
τ
µ= (2.9)
dv
dy
Dimana: µ = Kekentalan dinamis (Pa.s atau Ns/m2 atau kg/ms), persamaan ini berlaku pada
fluida newtonian dan aliran yang terjadi adalah laminer; τ = tegangan geser (N/m2); dv/dy =
gradien kecepatan (s-1)

2.2.2 Kekentalan kinematis


Kekentalan kinematisν(nu) adalah perbandingan kekentalan dinamis terhadap massa jenis.
µ
ν= (2.10)
ρ
Dimana: ν = kekentalan kinematis (m2/s); µ = kekentalan dinamik (kg/m.s); ρ = massa jenis (kg/m3)

Hal-Hal
Hal yang berkaitan dengan viskositas:
a) Satuan viskositas
ositas dalam sistem CGS adalah
− viskositas dinamis = Poise (Ps) = g/cm.s
1 Pa.s = 10 P = 1000 cP
− viskositas kinematis = Stokes(St) = cm2/s
1 m2/s = 1 . 104 St

8
Dasar-Dasar Mekanika Fluida  Ainul Ghurri 2014
Dasar-Dasar Mekanika Fluida

Ainul Ghurri Ph.D.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Udayana
2 0 1 4
FISIKA
Modul Fluida Statis

Tim Penyusun :
ABDUL AZIS, S.Pd.I.
ANITA, S.Pd.
ASMA, S.Pd.
DEWA PUTU YUDA PRASETIA, S. Pd.
DIDIK JULIAWAN, S.Pd., M.Pd.
DORTIANNA SITOHANG, S.Pd.
FATMAWATI, S.Pd.
HENDRA TRISURYA, S.Pd.
I WAYAN AGUS SAPUTRA, S.Pd.
STELA TOLOLIU, S.Pd.
Sebelum teori boundary layer diperkenalkan, penganut hidrolika menganggap efek viskositas (gaya
geser) tetap terjadi pada jarak vertikal sampai berapapun. Sedangkan penganut hidrodinamika, tidak
pernah memperhitungkan adanya efek viskositas dalam persamaan-persamaan yang mereka
gunakan. Prandtl menyatakan bahwa efek viscous itu ada, tapi terjadi hanya sampai lapisan batas
(boundary layer) saja.

Viskositas
Perhatikan gambar lapisan batas di atas.
F du
τ= ≈
A dy du
= Gradien kecepatan pada arah vertikal, atau laju
dy
du
=µ deformasi fluida
dy du
µ = Faktor kesebandingan antara τ dan yang nilainya
dy
tergantung pada jenis fluidanya.
= disebut Viskositas (=kekentalan)

Berdasar rumus di atas, dapat disimpulkan: untuk tegangan geser yang sama fluida dengan viskositas
tinggi akan mengalami deformasi dalam tingkat yang lebih kecil dibandingkan fluida dengan viskositas
lebih rendah (= lebih encer).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas:
 Kohesi: gaya tarik menarik antara molekul fluida.
 Transfer momentum molekuler. Dalam fluida yang mengalir, terjadi transfer momentum yang
melintasi shear layer. Perpindahan momentum tersebut mengakibatkan layer yang berdekatan
memiliki kecepatan yang cenderung sama. Parameter yang mewakili transfer molekuler adalah
du/dy. Pada fluida diam atau fluida yang bergerak sedemikian hingga tidak terjadi gerak relatif
antara layer terdekat du/dy = 0.
Viskositas cairan lebih didominasi kohesi (akibat molekul yang rapat). Gaya kohesi semakin kecil jika
temperatur mengalami kenaikan, sehingga viskositas cairan menurun akibat peningkatan temperatur.
Viskositas gas lebih dipengaruhi oleh transfer momentum (gerak molekuler). Viskositas gas
meningkat akibat peningkatan temperatur.

Satuan Viskositas
τ  N.s   kg 
µ=  2  =  m.s  disebut viskositas mutlak atau viskositas dinamik
du m   
dy

µ  m2 
ν= disebut viskositas relatif atau viskositas kinematik  
ρ  s 

Anda mungkin juga menyukai