Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 Pembahasan
1. Analisis Kinerja Keuangan PT. Gudang Garam, Tbk Yang Diukur Dengan Rasio
Likuiditas Untuk Tahun 2017-2020
finansialnya yang harus segera dilunasi. Dalam penelitian ini penulis menganalisis
Kinerja Keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir yaitu tahun
2017-2020 menggunakan perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari : Rasio lancar
(Current Ratio), Rasio cepat (Quick Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio). Dimana dengan
analisis ini maka akan memberikan gambaran posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga
sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan
dalam perusahaan. Hasil pengukuran pada ketiga rasio tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio lancar (current ratio) PT. Gudang
Garam, Tbk Tahun 2017-2020 adalah 224% atau 2,24 kali. Artinya kinerja keuangan
perusahaan sudah baik karena nilai rasio lebih besar dari standar minimal yaitu 200%
lancar untuk dapat membayar kewajiban kewajiban jangka pendek atau utang yang
Selama empat tahun terakhir tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 kinerja
keuangan perusahaan sudah baik karena persentase rasio lancar (current ratio) lebih
besar dari standar minimal yaitu 200% atau 2 kali, sedangkan tahun 2017 kinerja
keuangan kurang baik karena persentase yang dihasilkan sebesar 194% atau 1,9 kali
lebih kecil dari standar minimal yaitu 200% atau 2 kali. Pada tahun 2018 mencapai
206% atau 2,06 kali. Kemudian tahun 2019 mencapai 206% atau 2,06 kali dan pada
tahun 2020 mencapai 291% atau 2,91 kali. Artinya kinerja keuangan PT. Gudang
Garam, Tbk pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 sudah baik. Karena bagian
aktiva lancar untuk dapat membayar kewajiban -kewajiban jangka pendek atau utang
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Oleh karena
kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk sudah baik maka perusahaan mampu
-kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio cepat (Quick Ratio) PT. Gudang
Garam, Tbk Tahun 2017-2020 adalah 37% atau 0,37 kali. Artinya kinerja keuangan
perusahaan kurang baik karena nilai rasio lebih kecil dari standar rasio industri yaitu
150% atau 1,5 kali. Hal ini terjadi arena bagian keuangan belum mampu
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar
kinerja keuangan perusahaan masih kurang baik karena persentase rasio cepat (quick
ratio) lebih kecil dari standar rasio industri yaitu 150% atau 1,5 kali.
Pada tahun 2017 mencapai 26% atau 0,26 kali. Kemudian pada tahun 2018
hanya mencapai 31% atau 0,31 kali, pada tahun 2019 mencapai 37% atau 0,37 kali
dan pada tahun 2020 mencapai 57% atau 0,57 kali. Artinya kinerja keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 kurang baik. Karena
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
Menurut Kasmir (2012:136) mengatakan bahwa Rasio cepat (quick ratio) atau
rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan
lancar (utang jangk pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
sediaan (inventory). Oleh karena kinerja PT. Gudang Garam, Tbk belum baik, karena
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio kas (cash ratio) PT. Gudang
Garam, Tbk Tahun 2017-2020 adalah 6,6%. Artinya kinerja keuangan perusahaan
selama empat tahun terakhir masih kurang karena nilai rasio < 50%. Selain itu, karena
bagian keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir belum
tunai yang besar sehinga mampu membayar hutang perusahaan yang harus segera
terpenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera
pelunasan hutang.
Selama empat tahun terakhir persentase nilai rasio kas (cash ratio) PT. Gudang
Garam, Tbk tidak ada yang lebih dari standar industri 30%. Pada tahun tahun 2017
hanya mencapai 5,3%, pada tahun 2018 hanya mencapai 4,5%, pada tahun 2019
hanya mencapai 6,9% dan pada tahun 2020 hanya mencapai 9,6%. Artinya pada
tunai yang besar sehinga mampu membayar hutang perusahaan yang harus segera
terpenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera
pelunasan hutang.
Menurut Kasmir (2012:138) mengatakan bahwa Rasio kas atau (cash ratio)
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari
tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di
bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan
pendeknya. Oleh karena kinerja keuangan perusahaan kurang baik maka perusahaan
mampu memaksimalkan penerimaan aktiva lancar untuk dapat menyediakan uang
tunai yang besar sehinga mampu membayar hutang perusahaan yang harus segera
terpenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera
pelunasan hutang.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2018),
dengan judul Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT.
Gudang Garam, Tbk. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh penulis selama
lima periode adalah Kinerja keuangan perusahaan apabila ditinjau dari sudut rasio
likuiditas yang diukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), rasio cepat
(quick ratio) dan rasio kas (cash ratio) keadaan PT. Gudang Garam, Tbk dinyatakan
2. Analisis Kinerja Keuangan PT. Gudang Garam, Tbk Yang Diukur Dengan Rasio
Solvabilitas Untuk Tahun 2017-2020
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang di tanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Dengan demikian dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan atau diluikadasi. Dalam
penelitian ini penulis hendak menganalisis Kinerja Keuangan PT. Gudang Garam, Tbk
menggunakan perhitungan rasio solvabilitas yang terdiri dari : Debt to asset ratio (Debt
Ratio) dan Debt to Equity Ratio. Hasil pengukuran rasio solvabilitas perusahaan yaitu :
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Debt to Assets Ratio PT. Gudang Garam,
Tbk selama empat tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2017, PT. Gudang
Garam, Tbk memiliki nilai Debt to Assets Ratio sebesar 37%. Pada tahun 2018, nilai
Debt to Assets Ratio mengalami kenaikan menjadi 35%. Pada tahun 2019, nilai Debt
to Assets Ratio mengalami kenaikan menjadi 35%. Pada tahun 2020, nilai Debt to
Assets Ratio mengalami kenaikan kembali menjadi 25%, dimana penurunan nilai
rasio ini disebabkan adanya penurunan total utang dan total asset mengalami
kenaikan. Pada tahun 2017, merupakan nilai total Debt to Assets Ratio yang tertinggi
Kemudian dilihat hasil perhitungan total Debt to Assets Ratio, nilai yang di
bawah standart industry 35% adalah pada tahun 2020 sedangkan nilai total Debt to
Assets Ratio tahun 2017,2018 dan 2019 di atas standart industry. Rata-rata nilai total
Debt to Assets Ratio dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 sebesar 33%. Artinya
kinerja keuangan kurang baik karena nilai rata-rata rasio perusahaan selama empat
tahun terakhir kurang dari standar industri yaitu 35%. Selain itu, karena bagian
keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir juga belum mampu
memaksimalkan asset lancar dan asset tidak lancarnya untuk memperoleh laba bersih
yang tinggi setelah pajak atau kegiatan operasi perusahaan tidak efektif. Seperti yang
dikatakan oleh Kasmir (2016) bahwa apabila debt ratio semakin tinggi, sementara
proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin
besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan
ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil
dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin
kecil.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total Debt to Equity Ratio PT. Gudang Garam,
Tbk selama empat tahun mengalami kenaikan maupun penurunan. Pada tahun 2017,
PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai total Debt to Equity Ratio sebesar 58%. Pada
tahun 2018, nilai total Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan menjadi 53%. Pada
tahun 2019, nilai total Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan menjadi 54%. Pada
tahun 2020 kembali mengalami kenaikan menjadi 34%. Penurunan ini disebabkan
Rata-rata nilai Debt to Equity Ratio 2017 sampai dengan 2020 sebesar 50%.
Artinya kinerja keuangan kurang baik atau PT. Gudang Garam, Tbk dalam keadaan
tidak sehat karena nilai rata-rata rasio perusahaan selama empat tahun terakhir kurang
dari standar industri yaitu 80%. Total Debt to Equity Ratio tahun 2017 apabila
dibandingkan dengan tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu
sebesar 24% dari angka 58% menjadi 34%, dan selama empat tahun berturut-turut
(periode 2017 sampai dengan 2020) nilai Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan
dan penurunan dari tahun ke tahun. Seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2016) bahwa
dalam menutup sebagian atau seluruh hutangnya baik jangka panjang maupun jangka
pendek dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besarnya hutang.
Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan
jumlah kewajibannya.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono
(2018), dengan judul Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh penulis selama
tiga periode adalah Kinerja keuangan perusahaan apabila ditinjau dari sudut rasio
solvabilitas, keadaan perusahaan tahun 2015 - 2017 berada pada posisi solvable. Hal ini
dapat dilihat bahwa keadaan modal perusahaan cukup untuk menjamin hutang yang
3. Analisis Kinerja Keuangan PT. Gudang Garam, Tbk Yang Diukur Dengan Rasio
Rentabilitas Untuk Tahun 2017-2020
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan (Kasmir, 2016). Dalam penelitian ini penulis menganalisis Kinerja
Keuangan PT. Gudang Garam, Tbk menggunakan perhitungan rasio rentabilitas yang
terdiri dari : Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) Rasio Kekuatan
Laba (Return On Assets) dan Return On Equity. Hasil pengukuran rasio rentabilitas
perusahaan yaitu :
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio Net Profit Margin (NPM)
PT. Gudang Garam, Tbk Tahun 2017-2020 adalah 8,5%. Artinya kinerja keuangan
kurang baik karena nilai rata-rata rasio perusahaan selama empat tahun terakhir
kurang dari standar industri yaitu 20%. Selain itu, karena bagian keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir juga belum mampu
memaksimalkan volume penjualan untuk memperoleh laba bersih yang tinggi setelah
Selama empat tahun terakhir nilai Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit
Margin) PT. Gudang Garam, Tbk tidak ada yang lebih dari standar industry 20%.
Pada tahun 2017 sebesar 9,3%, pada tahun 2018 sebesar 8,1%, pada tahun 2019
sebesar 9,8% dan pada tahun 2020 sebesar 6,7%. Karena kinerja keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk masih kurang baik. Maka perusahaan belum mampu
memaksimalkan volume penjualan untuk memperoleh laba bersih yang tinggi setelah
pajak atau kegiatan operasi perusahaan tidak efektif. Seperti yang dikatakan oleh
Kasmir (2016) bahwa Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan penjualan. Besarnya perhitungan margin laba bersih
menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan untuk
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit
Margin) PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk selama empat tahun terakhir yaitu tahun
2015-2019 mencapai 19%. Artinya kinerja keuangan kurang baik karena nilai rata-
rata rasio perusahaan selama empat tahun terakhir lebih dari standar industri yaitu
30%. Selain itu, karena bagian keuangan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk selama
empat tahun terakhir belum mampu menekan beban pokok penjualan, sehingga
perusahaan kurang dalam menghasilkan laba kotor yang tinggi. Sehingga perusahaan
Selama empat tahun terakhir nilai Rasio Gross Profit Margin (GPM) PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk belum ada yang lebih dari standari industri 30%.
Pada tahun 2017 sebesar 22%, pada tahun 2018 sebesar 19%, pada tahun 2019
sebesar 21% dan pada tahun 2020 sebesar 15%. Karena kinerja keuangan PT. Semen
Indonesia (Persero) kurang baik. Sehingga menghasilkan nilai rasio Gross Profit
Margin (GPM) kurang dari standar industri. Maka perusahaan belum mampu
menekan beban pokok penjualan, sehingga perusahaan bisa menghasilkan laba kotor
yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2016) Semakin besar gross profit
margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa
harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi
perusahaan.
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio Return On Assets (ROA)
PT. Gudang Garam, Tbk Tahun 2017-2020 adalah 12%. Artinya kinerja keuangan
kurang baik karena nilai rata-rata rasio perusahaan selama empat tahun terakhir
kurang dari standar industri yaitu 30%. Selain itu, karena keuntungan PT. Gudang
Garam, Tbk selama empat tahun terakhir jika dibandingkan dengan aktiva masih
sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi
Selama empat tahun terakhir nilai Rasio Return On Assets PT. Gudang
Garam, Tbk tidak ada yang lebih dari standar industri 30%. Pada tahun 2017 sebesar
12%, pada tahun 2018 sebesar 11%, pada tahun 2019 sebesar 14% dan pada tahun
2020 sebesar 10%. Karena kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk kurang baik.
maka tidak mampu mencapai target minimal standar industry 30%. Selain itu juga
keuntungan PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir jika dibandingkan
dengan aktiva masih sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan kondisi keuangan
perusahaan dalam kondisi yang tidak baik. Seperti yang dikatakan oleh Kasmir
(2016) bahwa Return On Assets merupakan perbandingan antara laba bersih setelah
pajak dengan total aktiva. Return On Assets adalah merupakan rasio yang mengukur
d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total Return on Equity (ROE) PT. Gudang
Garam, Tbk selama empat tahun mengalami fluktuasi atau perubahan. Pada tahun
2017 PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai total Return on Equity (ROE) sebesar
18%. Pada tahun 2018 nilai total Return on Equity mengalami penurunan menjadi
17%. Penurunan ini disebabkan karena adanya kenaikan laba bersih dari tahun 2017
dan diikuti kenaikan modal sendiri dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 nilai total
Return on Equity (ROE) mengalami kenaikan yaitu sebesar 21%, sedangkan pada
tahun 2020 nilai total Return on Equity (ROE) mengalami penurunan menjadi 13%.
Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan laba bersih dari tahun 2019 dan
Hasil penelitian PT. Gudang Garam, Tbk menunjukkan rata-rata pada rasio
rentabilitas yaitu Return on Equity (ROE) yaitu sebesar 18% rasio yang tinggi
dimiliki oleh PT. Gudang Garam, Tbk untuk empat tahun tersebut, yang berhubungan
dengan kemampuan perusahaan dalam hal memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham. Dalam hal ini PT. Gudang Garam, Tbk memiliki kemampuan
untuk memberikan laba kepada pemegang saham di perusahaannya lebih baik, akan
tetapi dari hasil rata-rata Return on Equity (ROE) perusahaan dianggap tidak sehat
karena masih di bawah standart industry 40%, oleh karena itu saran peneliti bagi
perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk agar meningkatkan penjualannya agar laba
bersih meningkat. Seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2014:202) Return On Equity
(ROE) adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan.
Rasio ini menunjukkan tingkat presentase yang dapat dihasilkan ROE sangat penting
bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti pula
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono
(2018), dengan judul Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh penulis selama
tiga periode adalah Kinerja keuangan perusahaan apabila ditinjau dari sudut Rasio
Pofitabilitas secara keseluruhan dari tahun 2015 -2017 keadaan perusahaan berada dalam
rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun
terakhir yaitu tahun 2017 s/d tahun 2020 adalah sebagai berikut:
disebabkan turunya aktiva lancar yang telah dikurangi persediaan pada nilai
piutang usaha dan piutang lain sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan pada
utang usaha, utang pajak, utang bank jangka pendek, utang lain-lain serta utang
bank dan utang sewa pembiayaan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan
kinerja keuangan quick ratio menghasilkan utang. Sedangkan pada tahun 2019-
2020 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 41,24%. Kenaikan ini
disebabkan naiknya aktiva lancar yang telah dikurangi persediaan pada nilai uang
muka, pajak dibayar dimuka, nilai investasi jangka pendek dan bagian lancar
beban dibayar di muka, sedangkan hutang lancar mengalami penurunan pada nilai ,
utang bank jangka pendek, utang usaha pihak berelasi serta utang pajak dan utang
sewa pembiayaan.
mengalami kenaikan kembali sebesar 55,08%. Artinya Quick Ratio setiap tahun
mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan naiknya aktiva lancar yang telah
dikurangi persediaan pada nilai uang muka, pajak dibayar dimuka, nilai investasi
jangka pendek dan bagian lancar beban dibayar di muka, sedangkan hutang lancar
mengalami penurunan pada nilai , utang bank jangka pendek, utang usaha pihak
hutang lancar yang mengalami kenaikan pada utang lain-lain, uang muka
penurunan pada nilai , utang bank jangka pendek, utang usaha pihak berelasi serta
utang pajak dan utang sewa pembiayaan dan pada tahun pembanding 2019-2020
Hasil menunjukkan bahwa Debt to Assets Ratio pada tahun pembanding 2017-
Debt to Assets Ratio setiap tahunnya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Jadi
dapat dikatakan bahwa bagian keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama empat
tahun terakhir sudah mampu memaksimalkan asset lancar dan asset tidak lancarnya
untuk memperoleh laba bersih yang tinggi setelah pajak atau kegiatan operasi
2019 mengalami kenaikan sebesar 2,49% dan pada tahun pembanding 2019-2020
Assets Ratio setiap tahunnya mengalami naik-turun dari tahun ke tahun. Sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk sudah bisa menutup
sebagian atau seluruh hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan
-12,53%, penurunan ini disebabkan oleh turunnya Laba Bersih Setelah Pajak dan
sebesar 20,90%, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya Laba Bersih Setelah Pajak
penurunan yang signifikan yaitu sebesar -32,14%, penurunan ini disebabkan oleh
turunnya Laba Bersih Setelah Pajak dan turunnya penjualan perusahaan. Sehingga
perubahan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena bagian keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir sudah mampu memaksimalkan
volume penjualan untuk memperoleh laba bersih yang tinggi setelah pajak atau
2019 mengalami kenaikan sebesar 5,82% dan pada tahun pembanding 2019-2020
Gros Profit Margin mengalami fluktuasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun
2020. Hal ini karena bagian keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun
terakhir sudah mampu menekan beban pokok penjualan, sehingga perusahaan sudah
baik dalam menghasilkan laba kotor yang tinggi. Sehingga perusahaan tidak
sebesar -2,91%, penurunan ini disebabkan oleh turunnya Laba Bersih Setelah Pajak
dan naiknya total asset, indeks perkembangan untuk tahun pembanding 2018-2019
mengalami kenaikan sebesar 22,67%, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya Laba
Bersih Setelah Pajak dan naiknya total asset dan pada tahun pembanding 2019-
turunnya Laba Bersih Setelah Pajak dan naiknya total asset. Artinya Return On
Assets PT. Gudang Garam, Tbk naik-turun setiap tahunnya. Jadi dapat dikatakan
bahwa PT. Gudang Garam, Tbk selama empat tahun terakhir jika dibandingkan
dengan aktiva masih sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan kondisi keuangan
sebesar -5,77%, penurunan ini disebabkan oleh turunnya Laba Bersih Setelah Pajak
dan naiknya modal saham indeks perkembangan untuk tahun pembanding 2018-
2019 mengalami kenaikan sebesar 1,61%, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
Laba Bersih Setelah Pajak dan naiknya modal saham dan pada tahun pembanding
turunnya Laba Bersih Setelah Pajak dan naiknya modal saham. Jadi dapat
dikatakan bahwa Return On Equity PT. Gudang Garam, Tbk sudah baik karena