Anda di halaman 1dari 2

HIKMAH RIAN JAYA

ANTROPOLOGI
1701571017
UAS TEORI MARXISME

Konflik buruh yang selama ini terjadi merupakan perjuangan buruh atas penyetaraan dan

keadilan. Seperti teori konflik yang disampaikan oleh Karl Marx salah satu tokoh klasik

tahun 1818-1883. Karl Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan

perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan

bahwa dalam masyarakat, pada abad ke 19 di Eropa dimana dia hidup, terdiri dari kelas

pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini

berada dalam suatu struktur sosial hirarkhis, dan borjuis melakukan eksploitasi terhadap

proletar dalam sistem produksi kapitalis. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran

semu eksis, false consiousness, dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri,

menerima keadaan dan cita-cita akhirat. Ketegangan hubungan produksi dalam sistem

produksi kapitalis antara kelas borjuis dan proletar mendorong terbentuknya gerakan sosial

besar, yaitu revolusi. Ketegangan hubungan produksi terjadi ketika kelas proletar telah sadar

akan eksploitasi borjuis terhadap mereka. Sampai pada tahap ini Marx adalah seorang yang

sangat yakin terhadap perubahan sosial radikal, tetapi lepas dari moral Marx, esensi

akademiknya adalah realitas kekuasaan kelas terhadap kelas lain yang lemah, konflik antar

kelas karena adanya eksploitasi itu, dan suatu perubahan sosial melalui perjuangan kelas,

dialektika material, yang sarat konflik dan determinisme ekonomi. Karl Marx menggagaskan

dalam pandangannya, bahwa proses perhelatan yang terjadi dalam struktur masyarakat

berlandaskan atas pertentangan kelas, kekuasaan dan ettitas lainnya. Proses inilah yang

nantinya membentuk perubahan sosial. Parameter teori ini dengan tegas menggagas

keberadaan dinamika masyarakat, jika dalam struktur masyarakat terjadi perhelatan dua
entitas berbeda yang saling merebut kekuasaan dan kepentingan, akhirnya akan saling

mereduksi.

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa buruh berhak menuntut hak nya

untuk mendapat kesejahteraan, bukan untuk di ekspoitasi oleh pihak yang mempunyai pabrik

dimana tempat mereka memeras keringat.

Anda mungkin juga menyukai