Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN SECARA TEORITIS, TEOLOGIS DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

Chandra Manik
Dosen Universitas Negeri Medan
Surel: chandramanikunimed@gmail.com

ABSTRAK
Keberadaan sikap dan karakter anak yang tidak sesuai banyak didapati
pada banyak keluarga-keluarga Kristen di era transformasi saat ini. Penelitian
ini bertujuan untuk memberi dorongan dan sumbangan pemikiran yang berarti
bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka sedini mungkin melalui
keteladanan yang benar, yaitu hidup di dalam Tuhan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif.
Pembentukan karakter anak adalah bukan hal yang mudah karena mulai
dari kandungan sampai berusia remaja peran orangtua sangatlah penting.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja adalah
kesalahan orangtua, faktor lingkungan eksternal dalam mendidik dan
mengarahkan anak-anak.

Kata Kunci: Teoritis, teologis, karakter anak.

PENDAHULUAN bermoral, sedikit banyak dipengaruhi


Pada dasarnya reproduksi itu oleh peran agama di abad
merupakan suatu fenomena di dalam pertengahan itu. Tidak ada
kehidupan manusia semenjak kesempatan yang paling indah yang
penciptaannya. Perkembangannya melebihi kesempatan setiap orang tua
atau populasi dilaksanakan melalui menolong anaknya menjadi orang
perkawinan karena Allah telah dewasa yang menerima tanggung
menciptakan manusia menurut jenis jawab dan menjalani kehidupan
kelamin "Laki-laki dan perempuan dengan benar.
diciptakannya mereka" (Kej 1:27) Namun di dalam kenyataan
dan la memberkati supaya "Beranak era transformasi saat ini kita sedang
cuculah dan bertambah banyaklah ( mengalami perubahan sosial yang
Kej 1:28) dan "Seorang laki-laki sangat cepat (rapid social change).
akan bersatu dengan isterinya dan Prof. DR. Stanley Heath
mereka akan menjadi satu tubuh" mengamati masalah-masalah pastoral
(Kej 2:24). orang dewasa yang dapat ditelusuri,
antara lain ternyata adalah bahwa
Latar Belakang Masalah kebutuhan dasar anak yang belum
Pandangannya terhadap anak terpenuhi. Demikian juga tentunya
sebagai pribadi yang masih murni, terhadap kenakalan remaja yang
jauh dari unsur-unsur yang makin menjadi-jadi di negara kita
mendorong ke perbuatan-perbuatan antara lain dalam bentuk perkelahian,
yang tergolong dosa dan tidak pengrusakan, menyalahgunakan

1
narkoba dan sex. bekal untuk bermasyarakat.
Ternyata yang lebih d) Sosial budaya
memprihatinkan lagi ialah adanya kemasyarakatan, dimana anak
keberadaan sikap ini juga banyak mulai belajar tentang individu
diketemukan atau didapati pada yang harus bersosialisasi,
banyak keluarga-keluarga Kristen. mengenal akan peran dan
Inilah yang mendorong penulis kedudukannya dalam
meneliti serta mencoba menggumuli bermasyarakat dan
masalah tersebut dalam disertansi ini. bagaimana menempatkan
dirinya.
Rumusan Masalah 3. Membahas tentang moral dan
Dalam penelitian ini penulis spiritual, di sini anak mulai
merumuskan beberapa permasalahan diajarkan tentang kebenaran dan
yang akan difokuskan dalam enam keberadaan Allah serta siapakah
bagian, yakni: Allah dan bagaimana cara kita
1. Membahas perkembangan watak dapat berhubungan dengan Allah.
anak pada kurun usia mereka Juga anak harus diajarkan
masing-masing. bagaimana hidup yang berkenan
a) Dari lahir sampai 7 kepada Allah.
(tujuh)bulan. 4. Membahas tentang metoda yang
b) 7 (tujuh) bulan sampai 3 sering dipakai dalam
(tiga) tahun. pembentukan karakter anak
c) 3 (tiga) tahun sampai 12 (dua 5. Membahas tentang orang tua,
belas) tahun. baik masing-masing maupun
d) 12 (dua belas) tahun sampai bersama, serta tantangan-
17 (tujuh belas) tahun (remaja). tantangan yang mereka hadapi
2. Secara khusus akan mengamati dalam mengasuh dan membentuk
beberapa aspek utama dalam karakter anak-anak mereka.
perkembangan karakter anak,
yaitu: Tujuan Penulisan
a) Identitas diri, dimana akan Melalui disertasi ini penulis
dibahas bagaiman seorang ingin menjelaskan dua hal penting,
anak dapat dididik dan yakni:
diajarkan untuk mengenal dan 1. Betapa pentingnya pembentukan
menerima dirinya. karakter anak dalam keluarga
b) Harga diri, tindak lanjut atas 2. Bagaimana penerapan dan
pengenalan dan penerimaan pendekatan melalui fungsi serta
diri si anak, maka diajarkan peranan orang tua dan gereja
bagaimana tata nilai yang dalam pembentukan karakter
benar sebagai dasar harga mereka. Diharapkan pembahasan
dirinya. ini akan dapat member dorongan
c) Tanggung jawab, sebagai dan sumbangan pemikiran yang

2
berarti bagi orang tua dalam yang tunggal. Semua kebutuhan dari
mendidik anak-anak mereka ibu dan fetus yang dikandungnya
sedini mungkin melalui mencukupi melalui proses fisiologi
keteladanan yang benar, yaitu yang sama.
hidup di dalam Tuhan.
3) Kelahiran
KAJIAN PUSTAKA Keberadaan suami dapat
Tinjauan Psikologis memberikan dorongan semangat,
Pembentukan karakter anak penghiburan, dan kemantapan
secara teoritis dapat dibahas dalam sebagai bukti dukungan moril yang
perkembangan watak anak dalam sangat diharapkan isteri.
tahapan, yaitu :
a. Dari Kandungan/ Lahir sampai 4) Kebutuhan dan Perkembangan
usia 2 tahun (Bayi) Sampai Usia Dua Tahun
1) Persiapan Lingkungan Sekalipun bayi yang baru
lbu, orang pertama dalam lahir, nampak lemah dan seakan-
lingkungan seorang sang bayi. Mulai akan pasif saja, sebab sebagian besar
saat seorang wanita mengetahui waktunya dihabiskan untuk tidur,
dirinya hamil, dia akan diliputi namun melalui penelitian bahasa,
dengan pelbagai perasaan. Sikap bayi yang mungil itu sesungguhnya
iman yang percaya bahwa kehamilan sudah memiliki sejumlah
merupakan anugerah perlu dimiliki kesanggupan untuk membeda-
oleh calon ibu, sebab dengan sikap bedakan.
yang tenang dan beriman akan
membuat suasana menjadi damai, b. Tiga Tahun Sampai Lima
dalam suasana seperti ini maka anak Tahun (BaIita)
dalam kandungan akan bertumbuh Dalam pertumbuhan anak
dengan baik sehingga di masa secara psikologis ada hal juga dapat
kehamilannya tercipta suasana yang menjadi aktivitas yang indah dan
indah dan menjadi saat terbaik dalam berguna yaitu musik. Minat akan
hidunya untuk belajar tentang kasih musik dapat ditimbulkan dalam diri
Allah (Kasler, 1986:185). seorang anak pada usia yang dini.
Sebab kecepatan belajar
2) Pertumbuhan Sebelum Lahir menggunakan alat musik pada usia
Sel dimana kehidupan anak dini adalah sangat luar biasa.
dimulai disebut kromosom, yang Kesempatan ini tidak akan
terdiri atas partikel-partikel selamanya ada.
(substansi) lebih kecil yang disebut
GEN. GEN ini sangat penting karena c .Enam Tahun Sampai Dua Belas
pembawa hereditas anak. Dra Kartini Tahun (Usia Anak Sekolah)
Kartono berpendapat bahwa ibu dan Tahap usia ini dapat disebut
janin merupakan suatu unitas organik sebagai usia kelompok dimana anak

3
memulai mengalihkan perhatian dan tentang makna anak di dalam
hubungannya dengan keluarga, pada keluarga kita.
kerja sama antar teman dan sikap-
sikap terjadap kerja atau belajar. 2) Perjanjian Baru
Pesan Yesus kepada murid-
d. Tiga Belas Tahun Sampai Tuiuh muridNya sebelum la naik ke sorga;
Belas Tahun (Remaja) Pergi dan jadikanlah segala bangsa
Benar bagi orangtua yang muridKu. Perkataan Yesus "
telah sekian lama bergumul dalam Jadikanlah segala bangsa muridKu"
membesarkan dan mendidik anak, dalam bahasa Yunani dipakai kata.,
sudah sepatutnya mengenal anak matheteusate ponta ta ethne, yang
sedalam-dalamnya. artinya; Pertama, matheteusate
adalah kata kerja di dalam
B.Tinjauan Teologis tendeaorist yang menunjukan ke
Di dalam pembentukan masa yang akan datang (future) dari
karakter anak yang dilandasi ajaran asal kata kerja matheteuo yang
iman Kristen, maka penulis diartikan "seorang yang belajar".
mengemukakan suatu tinjauan Kata ini berada dalam bentuk
teologis, guna dapat melihat betapa imperative aktif yang artinya
pentingnya peran orang tua, Gereja memberikan perintah. Jadi di dalam
dan lingkungan bagi perkembangan kata ini terkandung makna bahwa,
anak. Dari hasil bimbingan
keluarga dan pengajaran Rasul
a. Tinjauan Alkitab Pentingnya Paulus, sehingga Timotius memiliki
Pembentukan Karakter Anak kehidupan rohani yang memuaskan,
1) Perjanjian Lama hal ini dapat dilihat dari beberapa
Alkitab sudah ditulis sejak nats Alkitab. (Kis 16:2 dan 2 Tim
dari awal ciptaannya dalam kitab 3:10-11) membuktikan bahwa
Kejadian, "Anak-anak yang Tuhan mendidik dan membesarkan anak
berikan kepadaku" (kejadian:1). dengan keteladanan yang benar akan
Konsep ini merupakan pernyataan menghasilkan buah seperti yang kita
Allah yang tegas sejak awal harapkan.
(Perjanjian Lama sampai Perjanjian Ada beberapa hal yang
Baru). Dimana anak-anak merupakan diperlukan seorang anak dalam
pemberian atau anugerah Tuhan. perkembangan karakternya, antara
Puncaknya dalam Perjanjian Lama lain:
Maz 127:3, Ayat itu menyatakan a. Rasa Aman
bahwa anak-anak adalah pusaka dari b. Rasa Keadilan
Tuhan, dan anak dalam kandungan c. Rasa Kesediman Karena Cinta
adalah pemberian atau warisan, maka Yang Suci
terimalah mereka dengan sukacita d. Rasa Tanggung Jawab
berdasarkan pengertian yang benar e. Memiliki Identitas Diri

4
f. Rasa Kemandirian teman di luar rumah sering diwarnai
g. Berjuang Dengan Kesusahan dengan bagaimana dapat diterima
oleh kelompok sebaya, pengaruh
C. Beberapa Aspek Perkembangan mempengaruhi di antara kawan-
Karakter Anak kawan yang berbeda norma dan
Dalam penilaian ini, penulis etika, maupun aturan dan budaya
mengfokuskan secara khusus pada dalam rumah tangga masing-masing
lima aspek perkembangan yang anak, belajar bersopan santun dalam
terkait erat dengan pembentukan pergaulan dan tidak tertutup
karakter anak. kemungkinan belajar kata-kata yang
1) Identitas Diri tidak senonoh.
Seorang anak juga sudah
dapat memperolah identitas diri yang 5. Moral dan Spiritual
khusus dan sangat penting bagi Dari semua aspek
dirinya, apabila dia dibimbing untuk perkembangan untuk pembentukan
memiliki iman percaya dan karakter anak, aspek moral dan
menerima Kristus Yesus sebagai spiritual adalah hal yang harus
Tuhan dan Jutu selamat maka dia diperhatikan. Seorang anak yang
akan diangkat menjadi "anak Allah" tidak berkembang dalam aspek ini
akan sangat sulit menerima dirinya
2) Harga Diri sendiri, dan juga diterima dalam
Hal kedua yang terpenting masyarakat.
yang dapat kita berikan kepada
mereka. adalah; penilaian diri yang D. Pengaruh Orang Tua dan
benar adalah hal yang sangat Masyarakat terhadap Anak
berharga dan penting bagi seorang Adalah hakekat seorang anak
anak dalam pertumbuhannya, bila bahwa dalam pertumbuhannya dan
dibandingkan dengan papan dan pekembangannya ia sangat
pangan. bergantung pada uluran tangan kedua
orang tuanya. Orang tua atau
3) Tanggung Jawab mewakili orang tua yang paling
Sikap bertanggung jawab bertanggung jawab dalam
juga perlu dibentuk dalam hal memperkembangkan keseluruhan
penggunaan milik kepunyaannya eksitensi anak, termaksud disini
maupun milik orang lain. Dengan kebutuhan fisik, psikis, maupun
demikian orang tua mengajarkan rohani, sehiangga anak tumbuh dan
terhadapnya untuk menghargai berkembang ke arah karakter yang
berkat yang Tuhan berikan, dan tidak berkepribadian dan matang.
bermentalkan oemborosan.
1. Peran Lingkungan Keluarga
4) Sosial Kemasyarakatan terhadap Anak
Pergaulan dengan teman- Lingkungan keluarga

5
terutama tingkah laku dan sikap 4. Tahap Perkembangan Moral
orang tua menjadi contoh yang Anak
penting bagi seorang anak terlebih Seperti halnya kita tidak
pada tahun-tahun pertama dalam dapat mengharapkan seseorang anak
kehidupannya. yang baru berusia beberapa bulan
untuk dapat berjalan sendiri,
2. Dominasi Ibu dan Ayah dalam demikian pula dengan pembentukan
Keluarga karakter. Anak tidaklah mungkin
Dibandingkan dengan diharapkan untuk dalam waktu yang
seorang ibu, maka ayah pada singkat, tahu dan mengerti
permulaan kehidupan seorang anak bagaimana ia harus bertingkah laku,
memang memiliki kesempatan dan bersikap dan hidup bermasyarakat
peranan yang lebih kecil dalam dengan orang lain dalam
mengembangkan anaknya. Dengan lingkungannya.
meningkatnya usia anak, maka peran
ayah semakin banyak dan kompleks. 5. Kemampuan Berpikir Untuk
Pakar psikologi G.Hurlock Diri Sendiri
mengemukakan bahwa ayah harus Dari mulai kehidupan
dapat mengerti keadaan anak, seorang anak, maka ada dua
bertindak sebagai teman bagi kekuatan dalam dirinya. Kekuatan
mereka, membimbing perkembangan yang pertama adalah hasrat ingin
anak serta melakukan aktivitas untuk mendapatkan jaminan "kemauan dan
dan bersama-sama anaknya. kasih" Kekuatan kedua adalah hasrat
untuk memperoleh kebebasan dalam
3. Rumah Tangga Tanpa berdaya-cipta dalam mempengaruhi
Kehadiran Ayah dunia atau lingkungannya. Kedua
Dari pengamatan yang kecenderungan ini dianugerahkan
dilakukan, kita dapat melihat betapa dalam diri kita oleh Tuhan.
penting dan kompleksnya peranana
sang ayah dalam suatu rumah tangga, 6. Lepas Dari Ketergantungan
sang ayah merupakan jembatan dari Salah satu aspek sosial bagi
kekuatan, keamanan, dan kebijakan anak yang menjelang dewasa adalah
bagi ibu maupun anak-anaknya ia mulai melepaskan unsur
(Marini,c 1978:438). Tetapi banyak ketergantungannya pada orang tua
juga dapat kita jumpai rumah tangga maupun orang lain yang selama ini
tanpa kehadiran tokoh ayah, dengan ikut terlibat dalam membesarkannya.
berbagai macam alasan, mungkin Hal ini merupakan suatu gejala yang
karena ayah harus pergi ke tempat wajar karena ia sudah dapat
lain untuk mencari nafkah, mengadaptasi nilai-nilai yang harus
meninggal atau hidup berpisah dilakukannya oleh orang dewasa,
karena perceraian. sebagai hasil dari pengamatannya di
dalam bersosialisasi.

6
7. Keterasingan Sosial Kwalitatif : Penelitian yang
Perasaan keterasingan ini dilakukan dengan
akan dialami oleh setiap anak dalam tujuan untuk memahami
perkembangannya. Oleh sebab itu objek akan diteliti
sampai sejauh mana anak dengan tindakan untuk
dipersiapkan menyongsong menemukan hukum-
kedewasaannya adalah merupakan hukum, tindakan-
suatu yang penting. Karena dengan tindakan untuk
berakhirnya pendidikan formal (usia membuat exploralisasi,
18 tahun) bagi seorang anak, maka melainkan membuat
secara otomatis anak mulai terlibat explorasi.
kedalam pola kehidupan orang Kwantitatif : Penelitian yang
dewasa yaitu apabila anak bekerja dengan angka
melanjutkan studinya, ia mulai yang dapat diukur
terlibat ke dalam dunia kampus yang berwujud bilangan (ada
sangat menyita keseriusan, scors, (nilai)), peringkat
pekerjaan, menata karier dan berpikir atau alat ukur,
serius tentang kehidupan yang akan frekuenesi dengan
datang, hal-hal ini menyebabkan menggunakan statistik
hubungan anak dengan teman sebaya yang digunakan
pada masa remaja menjadi renggan, menjawab pernyataan
dan bersamaan dengan itu atau hipotesis yang
keterlibatan dalam kegiatan spesifik atau hipotesis
kelompok di luar rumah terus yang bersifat spesifik
berkurang. dimana variabelnya
dengan variabel yang
E. Ciri Perkembangan Moral lain.
Pakar psikolog Ervin Staub Dalam menggumpulkan data
mengatakan bahwa moralitas adalah yang dibutuhkan tentang bimbingan
"serangkaian aturan", kebiasaan atau pelayanan anak guna pembentukan
prinsip-prinsip yang mengatur karakternya, penulis menggunakan
perilaku manusia dalam beberapa metode yang akan
hubungannya dengan sesama, suatu digunakan sebagai berikut:
perilaku yang mencerminkan 1) Penelitian Kepustakaan (Library
keluhuran manusia. Research)
Penulis melakukan suatu
METODE PENELITIAN kegiatan dengan mengumpulkan
Metode penelitian yang data-data yang dibutuhkan melalui
digunakan dalam penelitian ini sumber kepustakaan.
adalah metode kualitatif dan 2) Penelitian Lapangan (Field
kuantitatif yang artinya: Research)
Untuk melengkapi penelitian

7
kepustakaan yang telah dilakukan, membina dan membesarkan anak..
maka penulis juga mengumpulkan Penelitian analitik digunakan
data yang dibutuhkan dengan untuk mempelajari secara analitis
melakukan penelitian di lapangan. hubungan dan faktor-faktor yang
a. Wawancara terkait dengan pembentukan karakter
Melalui wawancara ini juga kepribadian seorang anak dalam
diharapkan dapat mengetahui pelaksanaan pelayanan jemaat yang
berbagai permasalahan maupun adalah bagian dari pelayanan gereja
hambatan yang dihadapi para orang Tuhan.
tua, Gembala ataupun pengurus panti
asuhan, di rumah tangga, C. Keteladanan atau Keabsahan
persekutuan dan yayasan pada saat Alat Ukur
mereka melaksanakan tugas Alat ukur yang digunakan
tanggung jawab mereka sebagai untuk penelitian ini adalah angket
pendidik atau pengayom. sebagai alat pengumpulan data secara
b. Observasi tertulis dari responden atau dari
Disini penulis melakukan lapangan untuk menungkapkan fakta
suatu kegiatan yaitu terjun langsung yang terjadi terhadap peran orang tua
ke lapangan untuk mengamati ke dalam pembentukan karakter anak di
beberapa anggota jemaat atau masyarakat maupun jemaat' Alat
keluarga lainnya yang memiliki anak pengumpulan data lain yang
dan juga ke tempat persinggahan digunakan adalah penelitian
anak-anak jalanan. kepustakaan sebagai sumber data
c. Angket yang dapat digunakan sebagai bahan
Data yang diperoleh melalui analitis dalam membahas data yang
angket ini dapat diandalkan untuk diperoleh di lapangan
mendukung informasi yang diperoleh
melalui wawancara dan observasi di D. Populasi dan Sampel
lapangan karena merupakan 1. Populasi.
pendapat responden yang dipilih dan yang menjadi populasi
dituangkan dalam bentuk tertulis. penelitian ini adalah 15 Gembala
Sidang/Majelis serta jemaat yang
B. Pengembangan Alat Ukur mempunyai anak remaja di setiap
Penelitian yang dilaksanakan lima belas organisasi gereja di
disini adalah penelitian deskriptif dan Kecamatan Medan Tuntungan
penelitian analitik. Penelitian dan masyarakat umum diambil 50
deskriptik maksudnya kepala keluarga secara acak di
mendeskriptifkan pentingnya Kecamatan Medan Tuntungan
pembentukan karakter terhadap anak yang mempunyai anak remaja
dalam keluarga dan untuk mengatasi serta 5 Panti Asuhan yang
berbagai permasalahan yang terdapat di Kecamatan Medan
dihadapi orang tua dalam rangka

8
Tuntungan dan Kecamatan 5. Panti Asuhan Darul Aitam Raja
Medan Johor. Medan Johor.
Populasi penelitian ini
sebanyak 886 kepala keluarga HASIL PENELITIAN
yang tersebar dalam 15 organisasi Dalam mengungkapkan
gereja di Kecamatan Medan pandangan responden dalam
Tuntungan. rangkaian penelitian ini dilakukan
2. Sampel dengan menyajikan hasil penelitian
Jumlah sampel terkecil melalui angket yang telah
yang dapat diterima tergantung dikumpulkan. Adapun responden
jenis riset: riset deskriptif -10% terpilih adalah; 15 orang yang
dari populasi; riset korelasi -30% mewakili Gembala dan Majelis dan
dari populasi, riset kausal- 85 orang yang mewakili orangtua
komperatif -30% subjek per anak dalam jemaat. Dalam penyajian
kelompok dan reset eksperimen - ini, hasil angket akan diuraikan satu
50% subjek perkelompok persatu, sehingga pandangan
(Susanto. 1990:28). responden dapat terlihat lebih
Pengambilan sampel transparan dan lebih mudah
secara acak pada setiap kelurahan difahami.
sebagai berikut, yaitu : Adapun hasil angket tersebut
1. Kemenangan Tani adalah : = 6 KK
2. Ladang Bambu 1. Majelis= melakukan
6 KK pelayanan
3. Lau Cih anak = 6dan KK perkunjungan
4. Mangga keluarga/jemaat,
= 5 KK
5. Namu Gajah = 5Tabel
KK 1
6. Sidomulyo No Option
= 6 KK % Jemaat %
Gembala/
7. Simalingkar B = 5Majelis
KK
a Sering 5 30 15 12
8. Simpang Selayang = 5 KK
b Hanya 10 70 60 69
9. Tanjung Selamat sesama
= 6 KK
Adapun nama-nama Panti pelayan
asuhan yang menjadi sampel c Tidak 0 - 10 9
dalam penelitian ini adalah: mengajak
orang
1. Panti Asuhan Rapha-El
lain
Simalingkar Kec. Medan
Dari tabel ini, terlihat
tuntungan
pandangan responden mengenai
2. Panti Asuhan Al Washliyah Jl
pertanyaan di atas adalah
Pasar V Gedung Johor
Gembala/Majelis 30% dan Jemaat
3. Kecamatan Medan Johor, Panti
12% menyatakan bahwa sering
Asuhan Yapsi Jalan Letjend
mengajak Jemaat lainnya untuk ikut
Jamin Ginting
dalam pelayanan anak dan
4. Panti Asuhan Karya Murni Jalan
perkunjungan kepada orangtua anak,
Karya wisata

9
responden lain yaitu pemantauan terhadap responden
Gembala/Majelis 70% dan Jemaat dalam pelayanan dan perkunjungan
60% menyatakan hanya mengajak terhadap orang tua anak
sesama pelayan saja dalam tugas-
tugas pengembalaan, sedangkan 3. Memilih waktu yang tepat dalam
sisanya menyatakan tidak mengajak perkunjungan kepada suatu
Jemaat lain dalam tugas pelayanan keluarga
anak dan orangtua anak. Jadi dari Tabel 3
hasil pemantauan terhadap responden No Option
Gembala
%
Jemaa
%
dapat dihasilkan sebagai berikut, / Majelis t
a Selalu 12 8 67 8
Dalam setiap pelayanan anak
5 7
maupun perkunjungan terhadap b Kadang- 2 1 12 5
orangtua anak dalam rangka kadang 0
pengembalaan guna pembentukan c Mengunjung 1 5 6 3
karakter anak, responden hanya i sesuai
kesepakatan
melibatkan pelayan-pelayan gereja
saja. Tabel ini menunjukan
pandangan responden atas
2. Menetapkan Jadwal dan pertanyaan di atas, yaitu
kelompok pelayanan dalam tugas- Gembala/Majelis 85% dan Jemaat
tugas tersebut yang akan dilayani 87%, menyatakan bahwa kelompok
setiap minggu pelayanan menentukan waktu yang
Tabel 2 tepat untuk suatu perkunjungan
Gembala/ pelayanan orang tua anak.
No Option % Jemaat %
Majelis Responden lainnya yaitu,
a Sudah 5 30 25 32 Gembala/Majelis 10% dan Jemaat
b Belum 10 70 55 62 5%, menyatakan hanya kadang-
ditentukan
kadang menyesuaikan waktunya.
c Tidak 0 - 5 6
perlu
ditentukan 4.Mengunjungi Jemaat yang anaknya
Tabel ini menunjukan kepada bermasalah dan terus memantau
kita bahwa responden menyatakan perkembangannya
Gembala/Majelis 30% dan Jemaat Tabel 4
32% sudah menetapkan jadwal Gembala/
No Option % Jemaat %
Majelis
dengan kelompk pelayanannya. Dan
A Selalu 2 10 5 4
responden lainnya menyatakan B Kadang- 3 20 10 9
bahwa Gembala/Majelis 70%, dan kadang
Jemaat 62% menyatakan belum c Dijumpai 10 70 60 87
memiliki jadwal dan kelompok di Gereja
pelayanannya. Jadi melalui Disini ternyata perhatian
pemantauan terhadap responden gereja terhadap anak-anak dalam
dalam pelayanan dan perkunjungan rangka pembinaan dan pembentukan

10
kepribadian anak sangat minim. Tabel 6
Sebab gereja hanya beranggapan hal No Option
Gembala/
% Jemaat %
tersebut merupakan tanggung jawab Majelis
a Selalu 2 10 5 4
orang tua anak. Gereja tidak mencari
b Kadang- 3 20 13 14
mereka yang masih rentan dalam kadang
imannya, tapi Gereja pasif dan hanya c Belum 10 70 57 82
menunggu. Pernah
5. Pelaksanaan pelayanan anak Hal ini membuktikan bahwa
dan perkunjungan terhadap orang tua gereja kurang memperhatikan
anak Jemaat Gereja-gereja di kehidupan sehari-hari anak-anak
Kecamatan Medan Tuntungan Jemaat dan kurang bersedia terlibat
Tabel 5 membantu orang tua anak yang
No Option
Gembala/
% Jemaat %
ekonomi lemah.
Majelis
A Dilakukan 2 10 7 12
7. Sikap Gereja terhadap anggota
kepada
semua anak Jemaat dimana anaknya
B Kadang- 5 30 8 15 melakukan kawin lari dan atau
kadang saja karena "kecelakaan.
C Sesuai 8 60 60 73 Tabel 7
permintaan Gembala/
orang tua No Option % Jemaat %
Majelis
anak a Membimbing 9 62 55 65
Dalam pelaksanaan untuk
pelayanan anak dan perkunjungan bertobat
orangtua, responden yang b Urusan 2 13 22 29
keluarga
menyatakan, yakni :
c Dikucilkan 4 25 8 6
Gembala/Majelis 10% dan Jemaat dari gereja
12% mengatakan pelayanan terhadap Menurut asumsi penulis tidak
anak-anak belum merata, dan sependapat untuk dikucilkan dari
responden lainnya menyatakan, jemaat. Karena sesuai dalam kitab
Gembala/Majelis 30% dan Jemaat Lukas 15:11-32 yang menceritakan
15% menyatakan pelayanan anak perumpamaan Tuhan Yesus Tentang
kerumah masing-masing masih Anak yang sesat. Dimana setelah
kadangkadang, sedangkan responden anak sesat menghabiskan harta milik
lainnya menyatakan, bapaNya dan ia jatuh dalam
Gembala/Majelis 70% dan Jemaat kelaparan baru ia sadar bahwa di
87%, pelayanan khusus anak rumah bapanya begitu berlimpah
dirumah masih sifatnya atas makanan dan ia kembali.
permintaan orang tua.
8. Peran Gembala/Majelis apabila
6. Peran Gereja terhadap anak ada orang tua anak yang
Jemaat yang orangtuanya kurang mengalami kemalangan atau
mampu/atau ekonomi lemah

11
kematian tanda kemunduran dalam Iman
Tabel 8 dengan kurang mau ikut dalam
No Option
Gembala/
% Jemaat %
pelayanan anak atau sering
Majelis menjauhkan diri dari persekutuan
a Selalu 3 22 27 30
anak-anak, supaya mereka mau
b Kadang- 2 18 28 35
kadang
aktif dan terlibat dalam
c Atas 10 60 29 35 persekutuan anak.
permintaan Tabel 10
jemaatnya Gembala/
No Option % Jemaat %
Dari hasil responden di atas Majelis
ternyata lebih banyak yang dilayani a Selalu 3 25 15 18
b Kadang- 11 70 60 73
oleh gembala sidang/majelis atas
kadang
permintan sendiri/jemaat. Menurut c Menunggu 1 5 10 9
asumsi penulis hal ini kurang sesuai sadar
dengan tiga tugas pokok gereja sendiri
diantaranya marthuria/pelayanan. Peran gereja atas kemunduran
atau kurang perhatian anak atas
9. Sikap terhadap anak dari persekutuan dapat dilihat dalam tabel
anggota jemaat yang mengalami di atas, yaitu Gembala/Majelis, 25%
Sakit Kronis menahun dan sudah dan Jemaat 18% menyatakan gereja
tidak dapat hadir dalam setiap selalu berusaha supaya anak-anak
acara gereja dapat kembali aktif dan hidup
Tabel 9 bersama Kristus.
No Option
Gembala
%
Jemaa
%
Adapun hasil angket kepada
/ Majelis t orang tua/pengasuh panti asuhan.
a Selalu 9 6 55 6
Dalam mengungkapkan
0 2
b Kadang- 3 2 20 2 pandangan responden dalam
kadang 0 9 penelitian ini dilakukan dengan
c Mengunjung 3 2 10 9 menyajikan hasil penelitian melalui
i anak yang 0 angket yang telah dikumpulkan,
sakit karena
adapun responden terpilih 50 orang
ada
hubungan
yang mewakili strata masyarakat
dengan umum dan 4 panti asuhan yang
pelayan mewakili panti asuhan di Medan
Jadi disini terlihat bagaimana Tuntungan. Dalam penyajian ini
kurangnya gereja ikut mengambil hasil angket akan diuraikan sebagai
bagian dalam melayani anak-anak berikut :
yang sakit. 1. Orang tua/pengasuh
melakukan pembinaan anak-
10. Gembala/Majelis terus berusaha anak dilakukan sendiri atau
untuk membimbing anak Jemaat bersama orang lain yang
yang memperlihatkan tanda- serumah

12
Tabel 1 c Terkadang 7 15 1 20
Orangtua/ Panti sekolah/bolos
No Option % %
umum Asuhan Menurut asumsi penulis
A Selalu 25 50 2 50 bahwa kerjasama guru dengan
B Kadang- 20 40 2 50 orangtua dan kerjasama antar sesama
kadang
anggota keluarga serumah sangat
C Orang 5 10 - -
lain diperlukan dalam membina,
karena memperhatikan, mengarahkan anak.
sibuk 3. Membesarkan anak, orangtua
Dari tabel ini terlihat cukup mampu (Secara
bagaimana pandangan responden ekomomi)
terhadap pembinaan anak di Jakarta Tabel 3
yaitu, orang tua secara umum 50% Orangtua/ Panti
No Option % %
dan panti asuhan 50% menyatakan umum Asuhan
bahwa mereka bertanggung jawab a Ya 5 10 - 0
b Kadang- 30 60 3 60
atas membesarkan dan mendidik
kadang
anak. Responden lainnya, orang tua; saja
40% dan panti asuhan 50% kadang- c Tidak 15 30 2 40
kadang melibatkan orang lain yang mampu
serumah untuk ikut membina anak- Dari penelitian diatas masih
anaknya, sedangkan responden terdapat responden yang berpendapat
lainnya, orang tua 10% dan panti kadang-kadang saja masing-masing
asuhan 0% menyatakan 60% dan keluarga tidak mampu
menyerahkan sepenuhnya kepada untuk orang tua/umum sebanyak
orang lain karena kesibukan. Dari 30% dan panti asuhan 40%.
pandangan ini terlihat bagaimana
orang tua/pengasuh masih memiliki 4. Mempunyai anak yang
tanggung jawab moral/material untuk bermasalah dalam
kemajuan pertumbuhan anak- pendidikkannya
anaknya. Tabel 4
Panti
Orangtua/
No Option % Asuha %
2. Mempunyai anak berumur 6 s/d umum
n
25 tahun dan sekarang sedang a Nakal 20 40 2 40
sekolah di SD/SMP- b Tidak 5 10 1 20
SMU/Kuliah atau tidak sekolah mampu
Tabel 2 dalam
Orangtua/ Panti belajar
No Option % % c Suka 25 50 2 40
umum Asuhan
A Ya, sekolah 38 75 3 60 melawan
b Putus 5 10 1 20 Menurut asumsi penulis dari
sekolah, banyaknya anak-anak yang nakal dan
orang tua suka melawan yang sering terjadi
membiarkan
maka diharapkan orangtua

13
melakukan berbagai pendekatan dan pernah
selalu meminta pertolongan Tuhan karena
sibuk
dalam doa seperti yang tertulis dalam
Menurut Asumsi penulis dari
Amsal 23:13-14 yang mengatakan:
nats di atas merupakan dasar penting
Janganlah menolak didikan dari
yang harus diterapkan kepada anak
anakmu ia tidak akan mati kalau
sebagai keteladanan etika dan moral
engkau memukulnya dengan rotan.
terhadap sesama manusia baik itu
Engkau memukulnya dengan rotan,
orang tua, sesama dan terlebih-lebih
tetapi engkau menyelamatkan
terhadap Tuhan Sang pencipta. Pada
nyawanya dari dunia orang mati.
kenyataannya masih ada responden
yang mengatakan kadang-kadang
5. Mempunyai anak umur 12 s/d 25
dan tidak pernah.
tahun yang bermasalah karena
kecanduan rokok, alkohol dan
7. Selalu memberi perhatian dalam
narkoba.
pembinaan anaknya dengan
Tabel 5
Orangtua/ Panti
keteladanan yang tulus
No Option % % Tabel 7
umum Asuhan
a Ya 20 40 1 20 Orangtua/ Panti
No Option % %
b Tidak 10 20 3 60 umum Asuhan
suka A Selalu 10 20 3 60
c Baru 20 40 1 20 B Kadang- 5 10 1 20
mulai kadang
Para orangtua yang beriman C Tidak 35 70 1 20
pernah
kepada Kristus Yesus, mereka harus
Menurut asumsi penulis
menyadari bahwa dalam
tingginya ketidakperdulian orangtua
perkembangan nurani anak-anaknya,
dengan bimbingan dengan
banyak yang merintangi dan ini
keteladanan yang tulus akan
merupakan reality yang tidak
berdampak besar pada karakter
menguntungkan.
seorang anak.
6. Menyadari bahwa anak dalam
8. Ada perkunjungan rutin dari
pertumbuhannya sangat
badan sosial masyarakat tertentu,
memerlukan keteladanan
guna memberi penyuluhan pada
moral/etika, melalui pengajaran
anak dan orang tuanya
agama dirumah, sekolah maupun
Tabel 8
ditempat-tempat ibadah
Orangtua/ Panti
Tabel 6 No Option % %
umum Asuhan
Orangtua/ Panti A Selalu 5 10 3 60
No Option % %
umum Asuhan B Kadang- 15 30 2 40
A Ya 30 60 3 60 kadang
B Kadang- 10 20 2 40 C Tidak 30 60 0 0
kadang pernah
C Tidak 10 20 - -

14
Diharapkan badan sosial diungkapkan di atas, dari wawancara
masyarakat salah satu badan yang dengan jemaat dan masyarakat pada
ikut berperan mengurangi tingkat umumnya, mengungkapkan bahwa
kenakalan para remaja dimana perhatian dan pelayanan terhadap
dengan melakukan perkunjungan di anak masih sangat kurang, sebab
rumah untuk memberikan kebanyakan orang beranggapan,
penyuluhan kepada orang tua dan masalah anak adalah tanggung jawab
anak bahwa pentingnya keluarga orangtua.
yang harmonis dan figur orangtua
sebagai teladan didalam rumah E. Analisis Kepustakaan
tangga. Sekitar tiga puluh lima tahun
yang silam, dengan kepelaporan Dr.
9. Usaha orang tua untuk Spock, orang-orang tua berpendapat
menemukan/ mencari anak yang bahwa seorang anak harus dibiarkan
telah lari meninggalkan rumah tumbuh dengan bebas supaya dapat
Tabel 9 "mengembangkan" kepribadian
No Option
Orangtua/
%
Panti
%
dirinya. Pandangan ini mengajarkan
umum Asuhan bahwa masyarakat merusak manusia
a Ya!! Tetap 30 60 3 60
dengan membuat peraturan dan
berusaha
b Usaha 15 30 1 20
syarat yang menciptakan rasa
tetapi tidak bersalah dan frustasi.1
serius Banyak orangtua mau
c Tidak perlu 5 10 1 20 menerima theori ini dan percaya
mencarinya
serta ingin supaya anaknya hidup dan
Menurut asumsi penulis berkembang dalam suasana bahagia,
berdasarkan hasil jawaban responden maka mereka berusaha membiarkan
masih terdapat yang tidak perduli anak-anak tumbuh tanpa
kalau ada anaknya yang pengekangan. Anak-anak boleh dan
meninggalkan rumah. dapat dengan leluasa
mengungkapkan perasaan hati
10. Mencintai dan mengasihi mereka dengan cara apapun yang
anaknya, sebab itu dalam Kebebasan sex, Narkoba,
membesarkannya selalu kriminalitas, sikap masa bodoh,
dilindungi dan diperhatikan pemerkosaan, penggunaan bahasa
Tabel 10 yang kotor dan kasar, homo
Orangtua/ Panti
No Option % % sexualitas, kemanjaan hidup. Hal ini
umum Asuhan
a Ya 10 20 1 20 merupakan akibat dari suatu
b Kadang- 10 20 2 40 masyarakat yang menolak disiplin,
kadang serta terbiasa untuk selalu
c Tergantung 30 60 2 40 memperoleh apa yang diinginkannya.
situasi
Dipihak lain, dapat juga
Selain dari angket yang telah dilihat bahwa makin bertambahnya

15
gejala penyiksaan terhadap anak, Allah bukan hal yang mudah.
seperti yang terjadi pada kasus Arie Bagi orang percaya akan
Hanggara, sebagai orang percaya menerima firman Tuhan sebagai
jelas harus memperjuangan alat membentuk karakter anak-
perlindungan anak-anak terhadap apa anaknya.
yang benar-benar merupakan
kekejaman orangtua. Saran
Para orangtua, janganlah 1. Bagi gereja
merasa bahwa penghargaan terhadap Diharapkan kepada seluruh
diri sendiri merupakan sesuatu hal gembala sidang/majelis untuk
lain yang harus diberikan kepada selalu memperhatikan dan
anak. memberikan pelayanan
terhadap orangtua dan anak-
PENUTUP anak yang bermasalah tanpa
Kesimpulan pandang muka, karena
Berdasarkan uraian dalam masalah karakter anak
bab-bab sebelumnya, maka dapat merupakan masalah gereja
diambil kesimpulan bahwa dan mereka merupakan
pembentukan karakter anak generasi penerus gereja.
adalah bukan hal yang mudah 2. Bagi Orangtua
karena mulai dari kandungan Diharapkan kepada seluruh
sampai berusia remaja peran orangtua hendaknya harus
orangtua sangatlah penting. membentuk karakter anak-
Faktor-faktor yang menyebabkan anaknya berlandaskan Kasih
timbulnya kenakalan remaja Tuhan Yesus yang selalu
adalah kesalahan orangtua, faktor memberi diriNya sebagai
lingkungan eksternal dalam teladan jemaat. Bila didalam
mendidik dan mengarahkan anak- keluarga terbina suatu
anak, mungkin mereka terlalu kehidupan yang harmonis
sibuk dengan pekerjaan apalagi di antara suami dan istri serta
kota-kota besar orangtua orangtua dengan anak-anak
disibukkan dengan pekerjaan- maka dalam keluarga itu akan
pekerjaan, bisnis-bisnis sehingga tercipta suatu keluarga yang
waktu untuk memberikan penuh dengan kemuliaan
nasehat, perhatian, arahan dan Allah.
berkumpul dengan anak jarang
sekali terjadi bahkan tidak sama DAFTAR RUJUKAN
sekali. Alexander, Th., P. Roodin & B.
Untuk membesarkan dan Gorman. 1980.
membentuk satu orang manusia Developmental Psychology,
yang sungguh-sungguh New York : v. Nostrand Co.
memancarkan peta dan teladan Ambrose, J.A. 1969. Stimulation in

16
Early Infancy. New York & Row.
London: Academic Press Blurton-Jones, N. (Ed.). 1972.
Ahmad Syafi. 2009. Pengaruh Ethological Studies of Child
Narkoba Terhadap Behavior. London:
Kenakalan Remaja Di Cambridge University Press,
Sulawesi Tengah (Media Brunner, J., R.S. 1966.Olver, et al
Litbang Sulteng 2 (2) : 86 – (Eds.), Studies in Cognitive
93. Growth, New York: John
Akhmet Dytussenbayev. 2013. Wiley & Sons.
Personality Temperament, Booth, J.A., Farrel, A., & Varano, S.
Character and Behavior, P. 2008. Social control,
Jurnal: Intitute of Physiology serious delinquency,and risk
of man and animals of the behavior a gender analysis.
Ministry of education and (Crime & Delinquency, Vol.
sciendi, Republic of 54, No.3).
Kazakhstan. Collins, Gary R. 1971. Man in
Ahidin, Syaifullah Cangara, Transition. Carol Stream :
H.A.R.Hafidz. 2012. Creation House,
Pemahaman Remaja Tentang Cook, Barbara. 1978. How To Raise
Kenakalan Dan Partisipasi Good Kids. Minneapolis:
Masyarakat Dalam Bethany Fellowship, Inc.,
Mengatasi Kenakalan Dennis. W. 1972. Historical
Remaja Di Kecamatan Readings in Developmental
Mamajang Makassar (J. Psychology, New York:
Analisis, Vol.1 No.1). Appleton-Century-Croft,
Anganti, N. R. A., Purwandari, E., & Dobson, James. 1983. Discipline
Purwanto, Y. 2010. Pola with Love. Wheaton :
delinquency penyalahguna Tyndale House Publishers.
napza di surakarta. (Laporan Dobson, James. 1982. Dr. Dobson
Penelitian Fundamental Answers Your Questions.
Research Dikti). Wheaton: Tyndale House
Baldwin, A. L. 1967. Theories of Publishers,
Child Development. New Erikson, E.H. 1968. Identity, Youth
York: John Wiley & Sons. and Crisis, New York:
Bandura, A. 1977. Social Learning Norton.
Theory. New Jersey: Fairdoth, Mary J. 1988. "Masalah
Prentice-Hall, Inc. Korban Sadis dan
Barnes, Robert G.,Jr. 1978. Pemecahannya". Makalah
Confident Kids. Wheaton : Institut Alkitab Tiranus,
Tyndale House Publishers. Bandung,
Bee, H. 1978. The Developing Child, Freud, S. 1949. Outline of
2nd Ed. New York: Harper & Psychoanalyis. New York:

17
Norton Murray, Andrew. 1975. How to
Goslin, D.A. (Ed.). 1969. Handbook Raise Your Children for
of Socialization Theory and Chirst. Minneapolis: Bethany
Research, Chicago: Rand Fellowship,
McNally. Mussen, P.H.., Conger, J.J., &
Gottfredson, M. R. & Hirschi, T. Kagan, J. 1979. Child
1990. A General Theory of A Development and
Crime. ( Stanford University Personality. (fifth edition).
Press 1990). New york: Harper and Row
Hawari, D. 1997. Alquran Ilmu Publisher
Kedokteran Jiwa dan Mardiya (2009). Melemahnya fungsi
Kesehatan Mental. Jakarta: keluarga dan kenakalan anak
Dana Bhakti Yasa. remaja kita. Kulonprogo:
Irawati Istadi (2009) Mendidik www.kulonprogokab.go.id/fill
Dengan Cinta. Bekasi: es/news.
Pustaka Inti Purwandari, E. 2005. Memori
Jensen, A.R. 1973. Educability and emosional remaja yang
Group Differences. New sedang menjalani rehabilitasi
York: Harper & Row. NAPZA. (Jurnal Penelitian
Judy Tenelshof. 1999. Ecouranging Humaniora Vol. 6, No. 2.
The Character Formation of 2005,130 143).
Future Christian Leaders, Santrock, John W (2003).
(Journal of the Evangelical Adolescence: Perkembangan
Tehologiacal Society,) Remaja. Jakarta: Erlangga.
Kagan, J., Change and Continuity in Sarwono, S.W. 2002. Psikologi
Infancy, New York: John Remaja. Edisi Enam. Jakarta:
Wiley & Sons, 1971. Raja Grafindo Persada
Kartono. Kartini. 1986. Psikologl Santrock. 1996.
Anak. Bandung: Penerbit Adolescence.Perkembangan
Alumni, Remaja. (terjemahan).
Lessir, Roy. Disiplin Keluarga. Jakarta: Erlangga
Malang: Penerbit Gandum Ulfa Maria, Peran Persepsi
Mas, 1978. Keharmonisan Keluarga Dan
Malamud. Phyllis and Woodward, Konsep Diri Terhadap
Kenneth. "The Parent Gap" Kecenderungan Kenakalan
Newsweek, 22 September Remaja, (Tesis Pasca Sarjana,
1975. Universitas Gadjah Mada),
Murphy, Lois. 1962. The Widening 2007.
World of Childhood. New
York: Basic Books,

18

Anda mungkin juga menyukai