Disusun Oleh :
1.1. Pendahuluan
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bi-
dang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyara-
kat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).
Sosial budaya terdiri dari dua kata yaitu sosial dan budaya. Sosial berarti
segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Jadi sosial budaya
merupakan segala hal yang diciptakan manusia dengan pikiran dan budinya dalam
kehidupan masyarakat.
Pengertian soasial budaya menurut para ahli:
• Andreas Eppink : sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata
nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari
masyarakat tersebut.
• Burnett : kebudayaan adalah keseluruhan berupa kesenian, adat istiadat, moral,
hukum, pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan oleh piker dalam bentuk lain
yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat dan kelurahan bersifat
kompleks.
1.2.3 Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu
dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan
pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan
interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan
yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :
• Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.
• Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
• Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
• Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, ting-
gal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
• Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
• Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang
mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama Faktor-
Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat .
• Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur se-
bagai berikut ini :
1.) Berangotakan minimal dua orang.
2.) Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3.) Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan an-
tar anggota masyarakat.
4.) Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta ket-
erkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh
pada perilaku Kesehatan ada dua yaitu self concept dan image kelompok .G.M fos-
ter menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya juga ber-
pengaruh terhadap perilaku kesehatan.
a. Pengaruh self concept kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepua-
san yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh karena itu,secara tidak lang-
sung self concept kita cenderung mementukan,apakah kita akan menerima
keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya. Self con-
cept adalah faktor yang penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi per-
ilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.
b. Pengaruh image kelompok. Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh
image kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh or-
ganisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi,sedangkan
anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar kemungkinan
juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.
c. Pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehata. Identif-
ikasi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan
psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif ter-
hadap kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah pen-
yakit kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah vi-
rus.penderita hamya terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan
penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.
Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,be-
berapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya
bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah takdir,sehingga
masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya
yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari kematian.
Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang
menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui
tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan
masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut
dalam masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih men-
guasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
F. Pengaruh Unsur Budaya Yang Dipelajari Pada Tingkat Awal Dari Proses So-
sialisasi Terhadap Perilaku Kesehatan
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamat Ada dua jenis pembelajaran
melalui pengamatan ,
Teori belajar sosial atau social learning Theory Bandura didasarkan oleh tiga
konsep yaitu :
A. Fase pertama (fase perhatian) yaitu kondisi yang diperlukan agar pembelaja-
ran terjadi. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa model peran ukkan bahwa
model peran yang berstatus dan berkompetensi tinggi lebih mungkin diamati
meskipun karakteristik peserta didik sendiri mungkin lebih perlu diperhatikan.
Tingkat keberhasilan belajar itu ditentukan oleh karakteristik model maupun
karakteristik pengamat itu sendiri.
➢ Karakteristik model yang merupakan variabel penentu tingkat perhatian per-
hatian itu mencakup mencakup frekuensi frekuensi kehadiranny ke-
hadirannya, kejelasannya, kejelasannya, daya tarik personalnya, dan nilai
fungsional perilaku model itu.
➢ Karakteristik pengamat yang penting untuk proses perhatian adalah kapasitas
sensorisnya, tingkat ketertarikannya, kebiasaan persepsinya, dan reinforce-
ment masa lalunya.
B. Fase kedua (fase peringatan/retensi) berkaitan dengan penyimpanan
dan pemanggilan pemanggilan kembali kembali apa yang diamati. diamati.
Retensi Retensi ini dapat dilakukan dilakukan dengan cara menyimpan infor-
masi secara imaginal atau mengkodekan peristiwa peristiwa model ke dalam
simbol-simbol simbol-simbol verbal yang mudah dipergunakan. Materi yang
bermakna bagi pengamat dan menambah pengalaman sebelumnya akan lebih
mu pengalaman sebelumnya akan lebih mudah diingat. dah diingat.
C. Fase ketiga (fase peniruan) dimana peserta didik meniru perilaku yang diamati.
Latihan mental, penerapan langsung, dan umpan balik yang korektif mem-
perkuat peniruan tersebut. Pada tahap tertentu, gambaran simbolik tentang per-
ilaku model mungkin perlu diterjemahkan ke dalam tindakan yang efektif.
D. Fase keempat (fase motivasi) yaitu apakah peserta didik termotivasi unutk
melakukan jenis perilaku tertentu atau tidak. Pengamat akan cenderung men-
gadopsi perilaku model jika perilaku tersebut:
- Menghasilkan imbalan eksternal
- Secara internal pengamat memberikan penilaian yang positif
- Pengamat melihat bahwa perilaku tersebut bermanfaat bagi model itu
sendiri.