B. TECHNICAL TERM
1. Total dissipating area
Total luas area pendinginan atau pelepasan panas pada air pendingin pada radiator yang bisa
dihitung dari total luas fin dan tube pada radiator tersebut.
2. Cross sectional of water tube
Luasan area dari tube yang diukur dari luas penampang tube radiator (dengan rumus 3,14 x jari-jari
tube)
3. Opening temperature
Temperatur pada saat termostat mulai terbuka dan mengalirkan air ke dalam radiator.
4. Load value of wire
Nilai yang menunjukkan beban yang mampu ditahan oleh wire (kawat/sling) pada saat melakukan
pengangkatan.
5. Load maximum strength
Kekuatan maksimum dari alat angkat untuk mengangkat beban.
6. Safe working load
Nilai yang menunjukkan batas aman dari beban yang mampu diangkat atau disangga oleh
komponen lifting & support.
7. Water treatment
Perlakuan khusus pada air untuk mendapatkan kualitas air yang lebih baik atau sesuai dengan
kriteria dari air radiator.
8. Fan blade number
Angkah yang menunjukkan jumlah dari blade pada fan radiator.
9. Cavitasi
Proses pecahnya gelembung udara yang terjebak pada sistem / menempel pada komponen yang bisa
menyebabkan terbentuknya lubang-lubang kecil pada komponen yang ditempel.
10. Over heat
Kondisi dimana temperature coolant melebihi standart yang telah ditentukan(suhu kerja engine), hal
itu akan menyebabkan kerusakan seal liner, kerusakan gasket dan keausan yang berlebih pada
engine karena pemuaian komponen. Kebanyakan disebakan oleh termostat nge-jam tertutup
sehingga tidak ada air yang didinginkan oleh radiator.
11. Over cooling
Kondisi dimana temperature coolant dibawah standart yang telah diijinkan, hal itu akan
menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan bahkan menyebakan keretakan pada komponen
engine. Kebanyakan disebabkan oleh termostat nge-jam terbuka sehingga air langsung dialirkan ke
radiator.
12. Fan speed
Kecepatan putar dari fan radiator yang diputar oleh fan motor. Satuannya rpm.
13. Radiator penetrant
Cairan additive yang ditambahkan pada air radiator yang mengandung zat-zat kimia dengan
perbandingan tertentu sehingga mampu meningkatkan kualitas air pendingin engine.
C. TOOLS
1. Commont tool
Alat yang umum digunakan untuk melakukan proses perbaikan suatu alat. Misalnya : Open End
wrench, socket wrench dll.
2. Lifting tools
Alat yang digunakan untuk proses pengangkatan komponen. Yang termasuk alat angkat: Belt, chain,
sling, weebing, crane, dll.
4. Anemometer
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan / hembusan angin. Pada cooling system alat ini
digunakan untuk mengetahui tingkat kebuntuan fin radiator.
D. INSPECTION
1. Radiator
Visual Check : kebocoran,kerusakan pada tube,kerusakan pada fin,kondisi bracket
kebuntuan fin,kebuntuan tube.
Manual Check : kekencangan bolt mounting menggunakan torque wrench
Measurement : kebocoran menggunakan radiator cap tester,kebuntuan fin menggunakan
anemometer.
2. Fan
Visual Check : keretakan,kelengkapan bolt mounting
Manual Check : kekencangan bolt mounting menggunakan torque wrench
Measurement : mengukur fan speed pada saat terpasang
3. Fan Guard
Visual Check : kelengkapan bolt mounting,kondisi fisik fan guard,keretakan pada sambungan
Pengelasan pada guard.
Manual Check : kekencangan bolt mounting menggunakan torque wrench
4. Water reservoir
Visual Check : kebocoran,kelengkapan komponen pada sub tank,kondisi sight glass
kebocoran pada hose inlet maupun drain dari sub tank
Measurement : pengukuran cap (radiator pressure valve) menggunakan radiator cap tester