Anda di halaman 1dari 4

NAMA; SRI HANDAYANI

NIM; 190303126

KELAS; BKI D/V

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

INDIVIDUAL

A.PENGERTIAN

Konseling individual adalah kunci semua kegiatan bimbingan dan konseling.

B. Tujuan layanan konseling individu

Tujuan layanan konseling ada dua;

1.Tujuan umum konseling individu adalah membantu klien menstrukturkan

kembali masalahnya dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negatif

terhadap dirinya sendiri serta perasaan-perasaan inferioritasnya.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus konseling individual bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konseli yaitu
tergantung pada konteks permasalahan yang dialami. prayitno mengemukakan tujuan khusus
konseling individu dalam 5 hal.

Yakni, fungsi pemahaman, fungsi pengentasan, fungsi mengembangan atau

pemeliharaan, fungsi pencegahan, dan fungsi advokasi.

C. Tahap-tahap layanan konseling individual

Secara umum proses konseling individu dibagi atas tiga tahapan:

1. Tahap awal konseling

Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan
klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian, atau masalah klien. Adapun
proses konseling tahap awal sebagai berikut:

a.Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien

Hubungan konseling bermakna ialah jika klien terlibat berdiskusi dengan konselor. Hubungan
tersebut dinamakan a working realitionship
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah

Jika hubungan konseling telah terjalin dengan baik di mana klien telah melibatkan diri,
artinya kerjasama antara konselor dengan klien akan dapat mengangkat isu, kepedulian, atau masalah
yang ada pada klien.

c. Membuat penafsiran dan penjajakan

Konselor berusaha menjajaki atau menafsir kemungkinan untuk mengembangkan isu atau
masalah.Kemudian merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan
semua potensi klien, dan dapat menentukan berbagai alternatif yang sesuai dalam mengantisipasi
masalah

d. Menegosiasikan kontrak

Kontrak artinya perjanjian antara konselor dengan klien. Hal itu berisi:

1. kontrak waktu, artinya kapan dan berapa lama waktu yang diinginkan berkaitan dengan pertemuan
oleh klien dan apakah konselor tidak keberatan.

2.Kontrak tugas, artinya ada pembagian konselor tugasnya apa dan tugas klien apa.

3.Kontrak kerjasama dalam proses konseling, kontrak menggariskan kegiatan konseling, termasuk
kegiatan klien dan konselor.

2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Menilai kembali masalah klien akan membantu klien memperolah perspektif baru, alternatif baru,
yang mungkin berbeda dari sebelumnya, dalam rangka mengambil keputusan dan tindakan. 3. Tahap
Akhir Konseling (Tahap Tindakan)

Terjadinya perubahan sikap positif, yaitu mulai dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang
suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, guru, teman, keadaan tidak menguntungkan dan
sebagainya. Jadi klien sudah berfikir realistik dan percaya diri.

1.Tahap pengantaran, Termasuk di dalamnya menerima klien, kehangatan, keterbukaan, penerimaan


positif dan penghargaan, jarak duduk, sikap duduk, kontak mata, ajakan terbuka untuk berbicara, dan
penstrukturan

2.Tahap penjajakan, Termasuk di dalamnya pertanyaan terbuka, konfrontasi, refleksi, suasana diam,
dan kontak psikologis
3.Tahap penafsiran, Tahap penafsiran, memberikan penjelasan penjelasan atau pengertian tentang
suatu keadaan. 4. Tahap pembinaan, Termasuk di dalamnya pemberian contoh, pemberian informasi,
pemberian nasehat, kursi kosong, relaksasi,desensitisasi, alih tangan

5. Tahap penilaian, Termasuk di dalamnya penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek
(laijapen), penilaian jangka panjang (laijapang).

D. Asas-asas layanan konseling individu

a.Asas Kerahasiaan; yaitu segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada guru pembimbing
tidak boleh disampaikan kepada orang lain. asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada
guru.

b.Asas Kesukarelaan; adalah asas kerahasiaan benar-benar telah tertanam pada diri konseli, sangat
diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya
tersebut kepada konselor untuk meminta bantuan.

c.Asas Kekinian; merupakan masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang
sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan
dialami dimasa yang akan datang.

d.Asas Kedinamisan; adalah usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada iri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.

e.Asas Keterpaduan; merupakan pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai
aspek dari individu yang dibimbing.

f.Asas Kenormatifan; adalah usaha bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang
berlaku, baik ditinjau dari norma agama, adat, hukum, negara, ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.

g.Asas Keahlian; yaitu usaha bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan asas keahlian secara teratur
dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi bimbingan dan
konseling) yang memadai.

h.Asas Alih Tangan; adalah pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika
konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu

E. Kegiatan pendukung konseling individu

1.Aplikasi instrumentasi.

Dalam layanan konseling individu, hasil instrumentasi baik berupa tes maupun non tes dapat
digunakan secara langsungmaupun tidak langsung dalam layanan.
2.Himpunan data

Seperti halnya hasil instrumentasi, data yang tercantum dalam himpunan data selain dapat
dijadikan pertimbangan untuk memanggil siswa juga dapat dijadikan konten yang diwacanakan dalam
layanan konseling individu

3.Konferensi kasus.

Seperti dalam layanan-layanan yang lain, konferensi kasus bertujuan untuk memperoleh data
tambahan tentang klien untuk memperoleh dukungan

Bertujuan untuk memperoleh data tambahan, tambahan tentang klien. Selain itu juga untuk
memperoleh dukungan dan kerja sama dari orang tua dalam rangka mengentaskan masalah klien.
Kunjungan rumah juga bisa dilaksanakan sebelum dan sesudah layanan konseling individu1

1
Prayitno,layanan konseling perorangan, fakultas ilmu pendidikan UNP, 2004 Hal 1

Anda mungkin juga menyukai