A DENGAN DIAGNOSA
CONGENITAL HYDROCEPHALUS DI PAVILLIUN KEMUNING
BAWAH RSU KABUPATEN TANGERANG
Disusun oleh :
YANITA SUMARDI ( P27901120044)
B. ETIOLOGI
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi
ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi
dan anak ialah:
C. KLASIFIKASI
1. Waktu Pembentukan
a. Hidrosefalus Congenital, yaitu Hidrosefalus yang dialami sejak
dalamkandungan dan berlanjut setelah dilahirkan
b. Hidrosefalus Akuisita, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah
bayidilahirkan atau terjadi karena faktor lain setelah bayi
dilahirkan.
2. Proses Terbentuknya Hidrosefalus
a. Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang tejadi secara
mendadak yang diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan
Serebrospinal)
b. Hidrosefalus Kronik, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah
cairanCSS mengalami obstruksi beberapa minggu.
3. Sirkulasi Cairan Serebrospinal
a. Communicating, yaitu kondisi Hidrosefalus dimana CSS masih
biaskeluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.
b. Non Communicating, yaitu kondis Hidrosefalus dimana
sumbatanaliran CSS yang terjadi disalah satu atau lebih jalur
sempit yangmenghubungkan ventrikel-ventrikel otak.
4. Proses Penyakit
a. Acquired, yaitu Hidrosefalus yang disebabkan oleh infeksi
yangmengenai otak dan jaringan sekitarnya termasuk selaput
pembungkusotak (meninges).
b. Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau
cederatraumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan
otak atauathrophy.
D. MANIFESTASI KLINIS
E. ANATOMI FISIOLOGI
F. PATOFISIOLOGI
Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut
dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses
akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura
kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa
cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang
dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga /
keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel
lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu
penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina
di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior
menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein
dengan type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum
yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga
membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala :
Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar.
Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak
komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan
ketiadaan absorbsi total akan menyebabkankematian.
Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma
normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika
route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut
maka akan terjadi keadaan kompensasi.
G. PATHWAY
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan
penyuluhan genetic, penerangan keluarga berencana serta
menghindari perkawinan antar keluarga dekat. Proses
persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas fisiologik untuk
menghindari trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu
saat lebih dipilih dari pada menanggung resiko cedera kepala bayi
sewaktu lahir.
2. Terapi Medikamentosa
Hydrocephalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi
pada umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi
asetazolamid dengan dosis 25 – 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut
dapat diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat
diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pembarian
diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan
“pada kasus didapat” dapat sembuh spontan ± 40 – 50 % kasus.
3. Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan
tempat absorbsi. Misalnya Cysternostomy pada stenosis
aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS
kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalah memberikan
pengertian pada keluarga mengenai penyakit dan alat-alat
yang harus disiapkan (misalnya : kateter “shunt” obat-
obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan
serebrospinal dari ventrikel otak ke atrium kanan atau ke
rongga peritoneum yaitu pi8ntasan ventrikuloatrial atau
ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak
menimbulkan raksi radang atau penolakan, sehingga dapat
ditinggalkan di dalam yubuh untuk selamanya. Penyulit
terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi,
atau dislokasi.
4. Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a. mengurangi produksi CSS
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS
dengan tempat absorbs
c. Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
a. Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi
evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan
dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
b. Penanganan alternatif ( selain shunting )
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi
vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran
likuor atau perbaikan suatu malformasi. saat ini cara terbaik
untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III
adalah dengan teknik bedah endoskopik.
c. Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )
Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran
likuor dengan kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase
yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya cairan
ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada
hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid
lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca
operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi
infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang
dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan
kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
a. Identifikasi Pasien
Umumnya berisikan nama, nomor rekam medik, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, dan
diagnosa medis. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien
yang dihadapi adalah pasien yang dimaksud, selain itu identitas diperlukan
untuk data penelitian, asuransi, dan lain sebagainya (Sudoyo, 2009).
b.Riwayat Kesehatan
1)Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien sehingga pasien pergi ke
dokter atau mencari pertolongan. Dalam menulis keluhan utama harus disertai
dengan indikator waktu, berapa lama pasien akan mengalami hal tersebut
(Sudoyo, 2009). Pasien dengan hematemesis melena perlu ditanyakan tentang
perdarahan yang timbul apakah mendadak dan banyak, atau sedikit tetapi terus
menerus, apakah timbul perdarahan yang berulang, serta sebelumnya pernah
mengalami perdarahan atau tidak. Biasanya pasien akan mengeluh muntah
darah yang tiba-tiba dalam jumlah yang banyak, berwarna kehitaman dan
tidak membeku karena sudah tercampur dengan asam lambung, nyeri pada
daerah epigastrium apabila mengalami tukak lambung, namun apabila
disebabkan karena pecahnya varises esofagus tidak mengeluh nyeri atau pedih
pada epigastrium, BAB berwarna gelap, dan badan terasa lemah akibat
kehilangan banyak darah (Hadi, 2013).
1)Keadaan Umum
2) Kesadaran
Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan melihat reaksi pasien
yang wajar terhadap stimulus visual, auditor maupun taktil. Seorang yang
sadar dapat tertidur tetapi akan bangun apabila dirangsang. Biasanya pasien
akan datang dengan tingkat kesadaran yang baik namun beberapa juga datang
dengan kesadaran yang menurun atau sinkop. Sinkop merupakan penurunan
kesadaran sementara yang berhubungan dengan penurunan aliran darah di
otak. Sinkop berhubungan dengan kolaps postural dan dapat menghilang tanpa
gejala sisa. Pasien sirosis hepatis dengan perdarahan cenderung mengalami
koma hepatikum (Sudoyo, 2009).
3)Tanda-tanda Vital
• Kaji adanya pembesaran kepala pada bayi, vena terlihat jelas pada kulit
kepala, bunyi cracked-pot pada perkusi, tanda setting sun, penurunan
kesadaran, opisthotonus, dan spatik pada ekstermitas bawah, tanda
peningkatan tekanan intrakranial (muntah, pusing, papil edema), bingung
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
5. Orang tua akan menerima anak dan akan mencari bantuan untuk mengatasi
rasa berduka
Implementasi
• Mengganti posisi setiap 2 jam dan jika perlu gunakan matras yang berisi
udara untuk mencegah penekanan yang terlalu lama pada daerah tertentu
3. Implementasi
4. Evaluasi