Yuniska Pratiwi-Fkik
Yuniska Pratiwi-Fkik
Oleh:
Yuniska Pratiwi
108104000007
JAKARTA
2014 M/1435 H
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Telepon : 085781190436
Email : ikaqu.ika26@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, April 2013
ABSTRAK
Kolostomi ialah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam
kolon iliaka (asendens), tempat mengeluarkan feses.Kolostomi
dibuat agar klien dapat bertahan hidup lebih lama dan untuk membantu
mereka kembali kehidup yang lebih sehat dan produktif serta
meningkatkan kualitas hidupnya. Klien dengan kolostomi menghadapi
beberapa masalah, baik fisik dan psikologis, misalnya kebocoran yang
disebabkan oleh kegagalan menempelnya perekat kantung dan kesulitan
dalam menjaga kantung. Masalah tersebut sangat berpontensi untuk
mempengaruhi konsep diri klien terhadap kondisi yang
dialaminya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep
diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen di Yayasan
Kanker Indonesia Jakarta Pusat.Penelitian ini menggunakan studi kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi.Sampel dalam penelitian dipilih dengan
menggunakan teknik jenis Purposive Sampling dengan pendekatan
sampling Homogen.Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
mendalam. Penelitian ini menghasilkan sembilan belas tema yaitu :
stresor, adaptasi transisi sehat sakit, perubahan fungsi eliminasi tubuh,
keterbatasan aktivitas, penilaian kepuasan terhadap bentuk tubuh, alasan
penilaian bentuk tubuh., faktor-faktor yang mempengaruhi ideal diri,
pencapaian ideal, indikator keberhasilan, respon emosional, respon
kehilangan, sumber pembentukan harga diri, peran dikeluarga, tugas
perkembangan, stresor, sikap terhadap penerimaan, pengakuan jenis
kelamin, penilaian diri terhadap tujuan hidup, penilaian koping.Peneliti
menyarankan agar klien dapat berbagi pengalaman dengan sesama
penderita untuk meningkatkan penerimaan dan pembentukan konsep diri
yang positif.
vii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTMENT OF NURSING
Undergraduate Thesis, April 2013
ABSTRACT
Colostomy is a hole made through the abdominal wall into the iliac colon ,
the place to secrete feces. Colostomy made so that the client may survive
longer and to help them return a more healthy life and a productive and
improve the quality of life. Clients with a colostomy faced some problems,
both physical and psychological, such leaks caused by the failure of the
adhesive attachment of the bag and the difficulty in keeping the bag. The
problem is so equally harmful to influence self-concept clients against it
condition. This research aims to see the picture of self-concept in young
adultsclient with a permanent colostomy at Indonesia Cancer Foundation
Central Jakarta. This research uses a qualitative study with
phenomenological approach. The samples in this study were selected using
purposive sampling technique type Homogeneous sampling approach.
Data collection was done by in-depth interviews. This research resulted
nineteen themes, namely: stressor, adaptations healthy and diseased
transitions, changes in the body's elimination functions, activity
limitations, assessment of satisfaction with body shape, body shape
valuation grounds., Factors that affect ideal self, ideal achievement,
success indicators, emotional response, loss of response, the source of the
formation of self-esteem, role in the family, the task of development,
stressor, attitudes toward acceptance, recognition of gender, self-
assessment toward the purpose of life, coping appraisal. Researcher
suggested that clients can share their experiences with fellow sufferers to
increase acceptance and establishment a positive self-concept.
Keywords: Young Adult, Colostomy, Self Concept
viii
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat beserta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Atas kekuasaan dan izin ALLAH SWT Skripsi dengan judul “ Gambaran
Konsep Diri Pada Klien Dewasa Muda Dengan Kolostomi Permanen DI Yayasan
Kanker Indonesia Jakarta Pusat ” telah selesai. Dalam penulisan skripsi ini tidak
Oleh karena itu, tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan kecuali
1. Bpk Prof. Dr. (Hc.) dr. M. K. Tadjudin Sp. And. Selaku Dekan Fakultas
Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Bpk Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM. Selaku Kepala Program Studi
Hidayatullah Jakarta.
skripsi ini.
skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
staff akademik atas bantuannya yang telah memudahkan penulis dalam proses
9. Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta Pusat yang telah memberikan waktu dan
10. Orang tua tercinta (Ibu Suhartini dan Bapak(Alm) Achmad Kazuini) terima
kasih atas segala pengorbanan yang telah kau berikan untukku, yang selalu
11. Kakak-kakak dan adik tersayang ( Deni, Wawan, Nenden, Agus, Dewi, Zuli,
Ardi, Desi, Budi, Puji, Dandi, Fajar, Revi, dan Ibnu) yang selalu memberikan
12. Keponakanku tersayang (Nurul, Ghozi, Amanda, Puput, Ghifar, Hafizh, Bilal,
x
13. Teman sepermainan yang selalu bersama baik dalam suka maupun duka ( Ifat
Qq, Opi, Wensil, Pia, Ose, Sri, Ningsih dan Mii) yang telah memberikan
yang telah menjadi penyemangat kuliahku terima kasih atas partisipasi kalian.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk kritik, saran, dan masukan
Yuniska Pratiwi
xi
DAFTAR ISI
Halaman
A. Tujuan .............................................................................................................. 7
xii
1. Bagi klien .......................................................................................................... 8
A. Kolostomi ............................................................................................................. 10
c. Harga Diri................................................................................................. 24
d. Peran ........................................................................................................ 26
e. Identitas Diri............................................................................................. 26
xiii
C. Dewasa Muda ...................................................................................................... 30
D. Kerangka Teori..................................................................................................... 33
B. Populasi ............................................................................................................... 40
C. Sampel ................................................................................................................. 40
B. Hasil penelitian...................................................................................................... 51
2. Analisa tematik................................................................................................ 53
xiv
a. Gambaran Citra Tubuh.............................................................................. 53
xv
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................................ 67
1. Citra Tubuh pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen ............... 68
2. Ideal Diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen ................... 75
permanen ......................................................................................................... 77
4. Gambaran Peran pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen ....... 82
permanen ......................................................................................................... 84
xvi
Tema XVI. Sikap Terhadap Penerimaan ................................................. 84
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 92
B. Saran ...................................................................................................................... 93
LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
langsung berhubungan dengan usus kecil atau usus besar ( Ayaz, 2008). Stoma
usus bisa dibuat dari ileum (ileostomi) atau kolon (kolostomi), stoma merupakan
anus baru (neoanus), yang dibuat bila anus itu sendiri telah diangkat atau pada
saat diinginkan pengalihan aliran feses dari usus sebelah distal, seperti pada
keadaan bedah darurat kolon sisi kiri untuk „mengistirahatkan‟ usus bagian distal
ialah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka
Kolostomi dibuat agar klien dapat bertahan hidup lebih lama dan
untuk membantu mereka kembali kehidup yang lebih sehat dan produktif serta
dirinya. Cara klien dalam memandang perubahan dalam tubuh mereka dapat
1
2
Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang
sehat, baik fisik maupun psikologi salah satunya didukung oleh konsep diri yang
baik dan stabil. Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran,
kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang
ada, begitu individu dilahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat
pengaruh lingkungannya. Selain itu konsep diri juga akan dipelajari oleh
individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai
stresor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk persepsi individu
situasi tertentu. Gambar penilaian tentang konsep diri dapat diketahui melalui
rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri terdiri dari
beberapa bagian, yaitu: citra tubuh (body image), ideal diri, harga diri, peran dan
dalam Potter & Perry, (2005), menyatakan bahwa klien dengan kolostomi sering
dalam reaksi klien adalah karakter sekresi feses dan kemampuan untuk
mengontrolnya. Bau busuk, tumpahan atau kebocoran feses yang encer, dan
dilaporkan oleh Walsh et al. (1995) dalam potter& perry, (2005) mengukur
persepsi citra tubuh klien yang menjalani kolostomi. Klien yang memiliki
riwayat penyakit usus kronik dalam jangka waktu lama, seperti penyakit Crohn
atau colitis ulseratif telah meningkatkan kualitas hidupnya, tetapi memiliki citra
tubuh yang lebih rendah. Sebaliknya, klien yang membutuhkan kolostomi akibat
kanker memiliki citra tubuh yang lebih tinggi, tetapi kualitas hidupnya
berkurang.
kolon, atresia ani, divertikulum, obstruksi usus, hirschsprung dan kanker rektal.
mereka menyatakan bahwa saat awal adanya kolostomi pada tubuh mereka,
mereka merasa tidak percaya dan tidak menerima adanya lubang kolostomi pada
dirinya, mereka merasa malu dan tidak terbiasa dengan adanya kolostomi pada
dirinya. Pernyataan diatas senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
banyak perubahan dalam emosi dan gaya hidup. Di antara perubahannya yaitu,
diketahui), penurunan harga diri, dan tidak menyukai diri sendiri terhadap yang
terjadi padanya.
konsep diri. Dukungan psikologis dan penyuluhan adalah aspek penting dalam
mengatasi masalah ini ( Jhonson et al, 2005). Citra tubuh menunjukan gambaran
diri sendiri yang dimiliki setiap orang. Penyakit dan cedera serius dapat merusak
2003)
Ancaman terhadap citra tubuh dan juga harga diri, sering desertai
yang mengancam harga diri mereka. Pelanggaran kesopanan dan invasi terhadap
privasi menyebabkan ansietas dan rasa malu. Ancaman yang hebat terhadap citra
5
tubuh dapat diakibatkan mulai dari perubahan drastis seperti kolostomi atau
Suddarth, 2002)
penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain.
dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti
tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara
drastis dan berlangsung lama. Individu atau keluarga lebih mudah beradaptasi
dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat. Penyakit kronis
karenanya juga mempengaruhi nilai diri dan peran di dalam keluarga. Perubahan
konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan
beberapa perubahan konsep diri diantaranya yaitu perubahan citra tubuh dan
harga diri, dalam hal ini peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut
tentang gambaran konsep diri yang terdiri dari lima komponen. Dalam penelitian
ini peneliti ingei mengetahui mengenai gambaran konsep diri pada klien dengan
B. Rumusan masalah
didapatkan gambaran tentang citra diri dan harga diri dari klien dengan
yang saling berhubungan dan menjadi satu kesatuan yang terdiri dari dari citra
diri, harga diri, peran diri , ideal diri dan identitas diri. Maka dari itu peneliti
C. Pertanyaan penelitian
bagaimana gambaran konsep diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi
permanen.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
Jakarta Pusat.
Pusat.
Pusat.
8
Jakarta Pusat.
B. Manfaat Penelitian
1. Bagi klien :
4. Bagi peneliti :
bagaimana gambaran konsep diri yang ada pada klien dengan kolostomi,
diri pada klien dengan kolostomi di Yayasan Kanker Indonesia. Penelitian ini
dalam penelitian ini adalah klien dengan kolostomi di yayasan kanker Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kolostomi
1. Definisi Kolostomi
dan bekerja sebagai anus tiruan sesudah eksisi rectum ( Pearce, 2009)
feses.
sedikit bakteri.
10
11
dikontrol.
b. Tipe stoma
(devided colostomy).
mengeluarkan materi feses dan lubang distal atau ujung yang tidak
dinding abdomen.
3. Indikasi Kolostomi
a. Divertikulum
radang.
b. Hirschsprung
(tidak adanya pleksus mienterik) pada bagian distal kolon dan kolon
struktur dari kolon (Lee, 2008 dalam Muttaqin dan Sari, 2011) pada
congenital.
tingkat usus normal, irigasi rectal diikuti oleh reseksi usus dan
akbat adanya kelainan mekanik atau non mekanik pada usus besar.
d. Kanker kolon
e. Atresia ani
anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung
4. Komplikasi Kolostomi
stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik
dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah.
2002)
B. Konsep Diri
mulai dari bayi hingga usia tua. Pengalaman dalam keluarga merupakan
perasaan mampu dan tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak dan
dorongan yang kuat agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau
sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang
bersahabat.
Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan
a. Faktor Predisposisi
b. Stresor Pencetus
yaitu :
transisi peran :
normal
(Stuart, 2007).
Konsep diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self
ideal), harga diri (self esteem), peran (self role), dan identitas diri (self
identity).
a. Citra tubuh
atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai
ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh
lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu yang menerima
tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi dari pada
1. Operasi.
dengan kenyataan.
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan,
a) Syok Psikologis.
keseimbangan diri.
b) Menarik diri.
perawatannya.
berubah.
tubuh.
hilang.
6) Mengungkapkan keputusasaan.
8) Depersonalisasi.
(Salbiah, 2003)
b. Ideal Diri
dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah aspirasi,
tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita atau
ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses
identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua akan
Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri,
tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal
kegagalan
c. Harga Diri
dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai,
dihormati dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila
dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak
diterima lingkungan.
25
Untuk meningkatkan harga diri anak diberi kesempatan untuk sukses, beri
penguatan atau pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan
untuk aspirasi atau cita-cita dan bantu membentuk pertahanan diri untuk
saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang
maksimal kelebihan dirinya. Pada masa dewasa akhir timbul masalah arga
d. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
sepanjang daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.( suliswati
dkk, 2005)
perannya.
tidak sesuai.
e. Identitas diri
diri merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
27
kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut atau
jabatan dan peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang
kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada
mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri,
orang lain
keselarasan
datang
dicapai/direalisasikan.
yang sesuai akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan yang
lalu akan diri sendiri dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan
hubungan interdependen.
e. Identitas jelas
beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru, hampir pasti baik klien
dan perasaan bawah sadar perawat. Penting artinya bagi perawat untuk
klien
klien.
maupun nonverbal.
C. Dewasa Muda
social yang cocok (Hurlock, 1993 dalam mesra melisa, 2007). Hurlock
mencapai puncak keberhasilan pada usia setengah baya, baik itu dalam
a. Kemampuan fisik
puluhan. Karena itu pada periode ini, seseorang secara fisik dapat
b. Kemampuan motorik
dewasa muda, maka seseorang yang berada pada usia ini, dapat
c. Kemampuan Mental
d. Motivasi
e. Role model
sebab itu, seseorang yang berada pada usia ini, mencontoh perilaku
D. Kerangka Teori
STRESSOR PENCETUS
( Kolostomi)
SUMBER KOPING
Kekuatan Ego
MEKANISME KOPING
Konstruktif Destruktif
Konsep diri:
1. Citra diri
2. Harga diri
3. Peran
4. Ideal diri
5. Identitas diri
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Konsep diri itu sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu : citra
diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas (Stuart, 2007).
dengan kolostomi :
- Citra diri
- Harga diri
- Peran
- Ideal diri
- Identitas diri
35
36
No Nama Variabel Definisi Istilah Metode Alat Ukur Sumber Hasil ukur Validasi
Partisipan
1. Citra Tubuh Persepsi klien dengan - Wawancara - Pedoman - Partisipan - Persepsi Triangulasi
2. Ideal Diri Persepsi klien yang - Wawancara - Pedoman - Partisipan - Harapan Triangulasi
hidupnya di masyarakat.
3. Harga Diri Tanggapan dan penilaian - Wawancara - Pedoman - Partisipan - Penilaian Triangulasi
masyarakat
5. Identitas Diri Kesadaran klien yang - Wawancara - Pedoman - Partisipan -Penilaian Triangulasi
diharapkan
dengan yang
didapatnya
39
BAB IV
A. Desain Penelitian
deskripsi yang luas dan kokoh dan membuat penjelasan tentang proses-proses
yang terjadi dalam lingkup setempat. Penelitian kualitatif ini dapat memahami
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,
data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh
39
40
B. Populasi
tertentu yang akan diteliti ( Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini
C. Sampel
orang atau klien karena memiliki sifat atau karakteristik yang serupa.
apabila telah sampai kepada redundancy (data telah jenuh jika ditambah
1. Partisipan kunci
dengan criteria:
Indonesia.
peneliti
2. Partisipan pendukung
Informan ini terdiri dari dua orang yang diambil satu orang dari
yayasan ini berjumlah 413 orang dengan klien dewasa muda berjumlah 29
E. Instrument Penelitian
recorder/handphone)
1. Pengumpulan data
dengan tujuan informasi yang ingin digali oleh peneliti. Pada uji
wawancara.
kepada partisipan.
3. Tahap penutupan
dengan partisipan untuk datang kembali jika ada data yang belum
didapat atau mngulang data jika ada yang hilang. Selain itu,
penelitian.
G. Validasi Data
1. Triangulasi Sumber
2. Triagulasi Teknik
3. Triangulasi Waktu
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
pengkodean data.
ulang.
tema.
deskriptif
Tabel 4.1
Teknik analisa data
Sumber: Colaizzi ,1978 dalam Saryono & Mekar, 2010
I. Etika penelitian
(Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Informed consent
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil
HASIL PENELITIAN
berikut:
Kanker Payudara
Kanker Hati
Kanker Paru
Kanker Kulit
Kanker Nasofaring
Kanker Kolorektal
50
51
Leukemia
Trofoblas Ganas
Limfoma Malignum.
Ostomy Association (InOA) adalah suatu wadah bagi para penyandang stoma
bantuan dari luar negeri dan memberi pelayanan luka dan stoma. Penelitian
diinginkan peneliti.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Partisipan
diperoleh antara lain klien berusia 20-40 tahun dan memiliki kolostomi
a. Partisipan kunci
Tabel 5.1
No Variabel Partisipan
1 2
2. Umur (thn) 39 34
6. Pendidikan terakhir S1 D3
tangga
b. Partisipan pendukung
Tabel 5.2
Partisipan Pendukung
No Variabel Partisipan
1 2
2. Umur (thn) 34 59
2. Analisa Tema
Tema I: Stresor
ungkapan berikut:
57
berikut :
diri.
adanya rasa percaya diri dan rasa harga diri rendah, pada P1
“ya saya sih biasa aja toh banyak orang yang gak tau
kondisi sayakan, kan kantongnya ada didalam jadi gak
kelihatan” (P1)
berikut :
d. Gambaran Peran
mencari nafkah pada P1 dan membantu orang tua pada P2, seperti
“ya kalau bisa saya bantu orang tua, kalau saya ada rezeki
ya saya suka bantu dan sisanya saya tabung untuk
kedepannya.”(P2)
63
Tema XV : Stresor
meliputi adanya perasaan sama dengan yang lain dan merasaa sama
dengan orang kebanyakan dan mensyukuri apa yang terjadi pada diri
partisipan berikut :
ungkapan berikut :
partisipan berikut :
PEMBAHASAN
Gambaran ideal diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi permanen
mempengaruhi ideal diri; dan pada tema ke-delapan pencapaian ideal diri.
67
68
diri klien dewasa muda dengan kolostomi permanen melalui tema ke-enam
terhadap tujuan hidup; dan tema ke-sembilan belas, yaitu penilaian koping.
Tema I : Stresor
diri (salbiah, 2003). Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baik
dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada
berupa kantong kolostomi yang harus selalu mereka gunakan, hal ini
sebagus dahulu dan merasa tidak normal karena saat ini memiliki
usia, umpan balik interpersonal yang negatif, Umpan balik ini berupa
tanggapan yang tidak baik misalnya celaan atau makian sehingga dapat
membuat seseorang menarik diri, dan lain-lain (Perry & Potter, 2005)
tumpah dan bocor jika penuh. Kecemasan dan merasa malu memiliki
proses berduka. Ada individu yang mampu adaptif dalam waktu 1-3
fungsi dasar dari kebanyakan manusia. Bila system ini berubah dan
menahan buang air besar dan tidak perlu mengedan ketika buang air
merasa khawatir jika harus berpergian dalam jarak yang jauh dan
waktu yang lama hal ini dikarenakan partisipan sering merasa tidak
enak jika kantung penuh dan sulit untuk menemukan kamar mandi
yaitu naik gunung dan bermain futsal, ia mengatakan jika naik gunung
disana sulit untuk menemukan air dan akan menjadi kesulitan jika
bagian tubuh yang disukai dan bagian tubuh yang tidak disukai,
bagian tubuh yang tidak disukai yaitu perut, sedangkan partisipan yang
menilai sendiri terhadap kepuasan bagian tubuh yang ada pada dirinya
2005)
terlihat dalam pandangan orang lain. Ini bukan berarti individu tersebut
yang disukai dan tidak disukai. Pada penilain positif terhadap bentuk
tidak disukai yaitu perut karena selalu ada kantong yang menempel di
penilaina ini baik untuk klien dalam mengungkapkan apa yang ada
pada dirinya. . Citra tubuh harus harus realistis karena semakin dapat
adanya biasanya memiliki harga diri tinggi dari pada individu yang
dengan standar orang lain, hasrat melebihi orang lain, hasrat untuk
sehat dari penyakit yang pernah ada pada diri mereka agar apa
ideal dirinya. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering
beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, antara lain yaitu kelas
dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih besar dan mewah akan
material dan budaya. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas
sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma)
harga diri adalah adanya gangguan fisik dan mental, gangguan ini
dalam hati merasa malu dan risih ketika berinteraksi denga orang lain
yang karena apabila penuh kantongnya akan tampak ada sesuatu yang
menonjol dari bagian perutnya. Namun, hal ini terjadi saat kantong
terasa penuh dan ada rasa kekhwatiran bocor dan tumpah. Menurut
respek, atau cinta. Kehilangan aspek diri ini dapat terjadi akibat
dan konsep diri (Perry & Potter, 2005). Dalam penelitian ini semua
merupakan takdir yang harus mereka terima. Dalam hal ini semua
harapan dan tujuan hidup yang lebih baik kedepannya. Pada penelitian
Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain.
respon klien terhadap penilaian orang lain pada dirinya dan adaya
bahwa penilaian orang lain yang tidak bermanfaat tidak perlu untuk
dukungan yang besar dan berarti dari keluarga dapat berdampak baik
penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas.
82
merasa tidak berharga dan menerima sedikit respek dari orang lain
biasanya mempunyai harga diri yang rendah ( Perry & Potter, 2005)
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh
dalam berbagai kelompok sosial.( Stuart & sundeen, 1991 dalam Perry
& Potter, 2005). Dalam penelitian ini partisipan satu memiliki posisi
peran dalam keluarganya sebagai seorang ayah dari lima orang anak
social yang cocok (Hurlock, 1993 dalam mesra melisa, 2007). Dalam
bahwa tingkat penguasaan tugas-tugas ini pada awal masa dewasa akan
keberhasilan pada usia setengah baya, baik itu dalam bidang pekerjaan,
Tema XV : Stresor
diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di
mencari tambahan materi berkurang dengan kondisi saat ini, hal ini
permanen
secara positif, pandangan tentang diri sendiri dan harga diri tidak
rendah diri, malu, dan rasa tidak aman. Dalam penelitian ini semua
bahwa apa yang ada pada dirinya sama saja dengan orang lain miliki,
adanya kesamaan atau perbedaan yang ada pada dirinya dengan orang
lain semua partisipan dapat menerima dan mensyukuri apa yang ada
pada dirinya saat ini. Penerimaan diri berkaitan dengan konsep diri
ratnawati dan helmi, 1998), Sari (2002) dalam satyaningtias dan sri
mengelolanya.
86
diri, mengatur diri dan menerima diri. Dalam penelitian ini semua
partisipan mengakui dan menerima jenis kelamin yang telah ada pada
organisme yang utuh terpisah dari orang lain, Mengakui jenis kelamin
mengarungi hidup ini. salah satu cara untuk mencapai tujuan hidup
adalah dengan cara lebih mengenal diri sendiri, yaitu apakah kekuatan-
87
keberhasilan pada usia setengah baya, baik itu dalam bidang pekerjaan,
konstan dan usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau
semua ini adalah takdir yang harus dialami dan berusaha unuk selalu
88
kejadian yang penuh dengan stressor. Koping ini lebih bersifat pasif,
perilaku yang terlihat berupa upaya mengatasi emosi yang timbul pada
mendukung penelitian :
s/d 14.15 WIB. Tn. S mengenakan kaos dan celana panjang, klien
pukul 13.00 s/d 13.45 WIB. Klien menggunakan kaos dan celana
baik.
B. Keterbatasan penelitian
orang yang bisa dilakukan wawancara namun ada beberapa hal yang
dikarenakan jarak tempuh yang jauh dari tempat peneliti dan informan
konsep diri informan sejak awal memiliki kolostomi hingga saat ini,
tahun.
BAB VII
A. Kesimpulan
konsep diri pada klien dewasa muda dengan kolostomi di yayasan kanker
Indonesia Jakarta pusat. Berikut ini adalah hasil identifikasi dari masing-
92
93
B. Saran
(http://ilmubedah.info/colostomy-kolostomi-definisi-teknik-operasi-
20110209.html) diakses pada 23 maret 2012 jam 11:14
Ayaz, sultan. Body Image And Self-Esteem In Patients With Stoma. Turkiye. 2008
( Diakses pada 13 maret 2012 pulul 15:36 WIB) tersedia di
http://www.turkiyeklinikleri.com/abstract.php?id=5037
Britto, J.A dan Dalrymple, M.J.R. Kisi-Kisi Menembus Masalah Bedah. Jakarta :
EGC. 2005
Brunner & suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8. Jakarta: EGC.
2002
Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika. 2007
Kozier dan Erb. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Ed. 5. Jakarta: EGC.2009
xviii
Mesra, Melisa. Disonansi Kognitif. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
2007
Muttaqin & Sari. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi dan Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba Medika.2011
Nugent et al. Quality of life in stoma patients. From the university surgical unit
and stoma care department, southamptom general hospital, united
kingdom. 1999
Potter & Parry. Buku AjarFundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik
Ed 4. Jakarta: EGC. 2005
xix
Sari tasya. PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI
REMAJA PUTERI : Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
2008
Saryono dan Mekar, Dwi anggraeni. Metodologi Peneliian Kualitatif Dalam
Bidang Kesehatan.yogyakarta: Nuha Medika. 2010
Stuart, Gail W . Buku Saku Keperawatan Jiwa Ed. 5. EGC: Jakarta. 2007
xx
Wim de Jong dan R. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC. 2005
xxi
Pedoman wawancara mendalam (Indepth Interview)
I. Petunjuk umum
a. Tahap persiapan
b. Tahap perkenalan
d. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesedian dan waktu yang
dirasakannya.
dalam penulisan.
III. Pelaksanaan wawancara
A. Identitas pewawancara
1. Nama pewawancara :
2. Tanggal pewawancara :
3. Waktu wawancara :
4. Tempat wawancara :
B. Identitas klien
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Status perkawinan :
9. Pendapatan :
C. Citra diri
kolostomi?
tercium bau)
D. Harga diri
F. Peran
G. Identitas Diri
a. Gambaran diri
1. Bagaimana reaksi anggota keluarga yang sakit ketika mengetahui salah satu
terganggu karena adanya kantung, takut kantung bocor, takut tercium bau)
b. Harga diri
1. Bagaimana bapak/ibu melihat perasaan salah satu anggota keluarga ketika pertama
kali melihat bagian tubuhnya terdapat kolostomi? (probing: malu, cemas, takut,
depresi/stress, atau yang lainnya), apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasinya?
2. Serta apa yang dilakukan salah satu anggota keluarga ketika mengetahui menderita
penyakit ini ? (probing : menjauh dari keluarga, mengurung diri, mengasingkan diri)
c. Peran
1. Bagaimana perlakuan keluarga terhadap salah satu anggota keluarga yang sakit?
d. Ideal diri
1. Pekerjaan apa yang dilakukan salah satu anggota keluarga yang sakit sehari-hari
e. Identitas diri
1. Bagaimana salah satu anggota keluarga yang sakit mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari?
2. Sebagai pemimpin/ibu rumah tangga dalam keluarga, bagaiman peran salah satu
anggota keluarga yang sakit dalam keluarga dan dimasyarakat? (probing: apakah
masih dilibatkan atau tidak dilibatkan dan diganti anggota keluarga yang lain)
ANALISA TEMATIK
A. Citra diri
adanya kolostomi?
diperut tubuh
Agak nonjol V
Tidak normal V
Tidak sebagus V
dahulu
bantu
Pertama ada V
Takut kantong V
penuh
Takut bocor V
Khawatir saat V
berpergian
Terganggu saat V Ketidaknyamanan
kantong penuh
mengganggu saat V
bergerak sakit
rileks bertahap
Sudah terbiasa V
dibadan
Terima perubahan V
bentuk tubuh
kolostomi?
saat BAB
tahan lama
kesamping
3. Apakah selama ini bapak/ibu merasa ada keterbatasan aktivitas? (probing:
takut bocor)
gunung
lagi(digunung tidak
membersikhan)
Terganggu saat V
bocor karena
banyak gerak)
4. Menurut bapak/ibu, bagian tubuh mana yang paling bapak/ibu sukai dan
tuhan
kurang mancung V
Analisa tematik
C. Ideal Diri
1. Dengan kondisi saat ini, bagaimana harapan bapak/ibu terhadap peran baik
dikeluarga ?
mempengaruhi
Membuat bangga V
keluarga
Membuat keluarga V
senang
Bisa membahagiakan V
orang tua
melakukan aktivitas
Memiliki usaha V V
B. Harga diri
sendiri kemampuan
wirausaha Indicator
lebih baik
jodoh Tugas
tangga
Memiliki anak V
2. Bagaimanakah perasaan bapak/ibu setelah memiliki kolostomi, apakah merasa
orang lain?
tidak terlihat
menerima
Menerina karena V
takdir
3 bulan
3. Apakah penilaian orang lain mempengaruhi harga diri bapak/ibu?
Keluarga mengerti V V
Analisa tematik
D. Peran
Anak V
2. Apakah ada hambatan dalam menjalani peran tersebut setelah adanya kolostomi
kantong materi
keadaan dengan
kolostomi
Analisa tematik
E. Identitas Diri
1. Bisakah bapak/ibu ceritakan keunikan yang ada pada diri bapak/ibu yang
lain
orang kebanyakan
Mensyukuri apa V
Menerima adanya V
perubaha fisik
kolostomi
2. Apakah bapak/ibu merasa puas terhadap status bapak/ibu sebagai seorang laki-
hidup
Syukuri saja V