Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI:HARGA DIRI

RENDAH SITUASIONAL PADA PASIENTB PARU


DIRUANG DAHLIA RSUD DR.SOEDIRMAN
KEBUMEN

NAILIL HIDAYAH
A01401928

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2017

i
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI
RENDAH SITUASIONAL PADA PASIEN TB PARU
DIRUANG DAHLIA RSUD DR.SOEDIRMAN
KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah


Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

NAILIL HIDAYAH
A01401928

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2017

ii
iii
iv
v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep diri ........................................................................................ 6
B. TB Paru ............................................................................................ 11
C. Asuhan Keperawatan HDR pada Pasien TB Paru ............................ 16
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis/Desain/Rancangan ................................................................... 23
B. Subyek Studi Kasus .......................................................................... 23
C. Fokus Studi Kasus ............................................................................ 24
D. Definisi Operasional ......................................................................... 24
E. Instrumen Studi Kasus ..................................................................... 24
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 25
G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ....................................................... 25
H. Analisis Data Dan Penyajian Data .................................................. 25
I. Etika Studi Kasus ............................................................................. 26
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ............................................................................. 28
B. Pembahasan ...................................................................................... 42

vi
C. Keterbatasan Studi Kasus ................................................................. 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Situasional Pada Pasien TB Paru Diruang Dahlia RSUD Dr.Soedirman Kebumen”
ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tuaku yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat, kepercayaan, kasihsayang, kesabaran, nasehat dan dukungan
dalam segala bentuknya serta atas do’anya selama ini yang tidak
terbalas olehapapun.
2. Herniyatun M.Kep,Sp.Mat selaku ketua Stikes Muhammadiyah
Gombong.
3. Nurlaila, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua Program Studi DIII
Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong.
4. Ike Mardiati Agustin, M.Kep.Sp.Kep.J selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta dukungan secara teknis
penyusunan proposal ini.
5. H. Sarwono, M. Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan
dan saran atas proposal yang saya buat.
6. Teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Keperawatan tahun
angakatan 2014 yang selalu kompak dan memberikan semangat dan
motivasi selama penyusunan proposal ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan dan bantuan moral selama penyusunan proposal
ini.

viii
Kesempurnaan hanya milik Allah semata, untuk itu penulis
menginginkan kritik dan saran demi kesempurnaan proposal ini karena penulis
yakin proposal ini masih jauh dari sempurna.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
keperawatan khususnya.

Kebumen, 12 Juni2017

Penulis

ix
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017

Nailil Hidayah1, Ike Mardiati Agustin2

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI


RENDAH SITUASIONAL PADA PASIEN TB PARU
DIRUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN
KEBUMEN

ABSTRAK

LatarBelakang: Penyakit TB paru merupakan suatu penyakit infeksi menular yang


mungkin diderita oleh setiap orang. Prevelansi TB paru di Kabupaten Kebumen terdapat
diwilayah kerjaUPTD Unit Puskesmas Karanggayam II sebanyak 20 kasus. Pasien TB
paru biasanya mengalami berbagai masalah kesehatan seperti masalah psikososial yaitu
harga diri rendah situasional.
TujuanUmumPenulisan: Menggambarkan asuhan keperawatan gangguan konsep diri :
harga diri rendah situasional pada pasien TB paru.
Metode Penulisan: Karya Tulis Ilmiah ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, pemerikasaan fisik dan
dokumentasi pada 2 pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional.
Hasil Studi Kasus: Hasil evaluasi yang dilakukan selama 3 hari menunjukan bahwa
terdapat penurunan respon kognitif pada pasien 1sejumlah 4 skor dan pasien 2 sejumlah 2
skor, afektif pasien 1 sejumlah 6 skor dan pasien 2 sejumlah 5 skor, fisiologis pasien 1
sejumlah 6 skor dan pasien 2 sejumlah 4 skor, perilaku pasien 1 sejumlah 2 skor dan
pasien 2 sejumlah 1 skor, social pasien 1 sejumlah 2 skor dan pasien 2 sejumlah 3 skor.
Sedangkan kemampuan berpikir positif, tehnik relaksasi nafas dalam dan berdzikir dari
kedua pasien mengalami peningkatan sebesar 100 %.
Rekomendasi: Perawat diharapkan selain memberikan asuhan keperawatan fisik juga
memberikan asuhan keperawatan psikososial pada pasien TB paru yang mengalami
hargadiri rendah.

Kata Kunci : TB Paru, Asuhan Keperawatan, Harga Diri Rendah Situasional.

1. Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong


2. Dosen Stikes Muhammadiyah Gombong

x
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Sceance Institute of Gombong
Scientific Paper, August 2017

Nailil Hidayah1, Ike Mardiati Agustin2

THE NURSING CARE FOR PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS


HAVING SELF-CONCEPT DISORDER : SITUATIONAL LOW PRESTIGE
IN DAHLIA WARD OF DR. SOEDIRMAN HOSPITAL
OF KEBUMEN

ABSTRACT

Background: Pulmonary tuberculosis (TB) is a contagious infectious disease that


everyone may suffer. The highest prevalence of pulmonary TB in Kebumen is in the
working area of Community Health Centre II of Karanggayam with 20 cases. The
patients may have psychosocial health problem (situational low prestige).
Objective: Describing nursing care for pulmonary TB patients having self-concept
disorder, i.e. situational low prestige.
Method: This Scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach.
Data were collected through interviews, observations, physical examination, and
documentation study. The subjects were 2 pulmonary TB patients having situational self
Prestige.
Result: After heaving nursing care for 3 days, there were response decreases in cognitive
by 4 (patient 1) and 2 (patient 2), affective by 6 (patient 1) and 5 (patient 2), physiological
by 6 (patient 1) and 4 (patient 2), behavioral by 2 (patient 1) and 1 (patient 2), social by 2
(patient 1) and 3 (patient 2). While the ability of positive thinking, of deep breathing
technique, and dzikir of both patients had increased by100%.
Recommendation: Nurses are expected to providenot only physical nursing care but also
psychosocial nursing care for pulmonary TB patients having low prestige.

Keywords: Pulmonary (Tuberculosis) TB, nursing care, situational low prestige.

1. Student of Muhammadiyah Health Sceance Institute of Gombong


2. Lecturer of Muhammadiyah Health Sceance Institute of Gombong

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuberculosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (Murwani, 2012).
Tuberculosis masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini
menyebabkan kesehatan yang buruk diantara jutaan orang setiap tahun dan
peringkat kedua penyebab utama kematian dari penyakit menular diseluruh
dunia setelah Human Immunolodeficiency Virus. Menurut World Health
Organization (WHO) menyebutkan pada tahun 2013 ditemukan 9 juta
penderita kasus TB baru dan 1,5 juta orang meninggal karena TB.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus TB paru
BTA positif mencapai 122.533 jiwa meliputi 86,9 % laki-laki sejumlah
106.451 jiwa dan 13,1 % perempuan sejumlah 16.076 jiwa. Berdasarkan
prevelansi WHO tahun 2013 tingkat kejadian TB Paru di Indonesia masuk
dalam kelompok urutan keempat setelah India, China, Afrika Selatan.
Indonesia yang paling banyak dijumpai dengan diagnose TB paru yakni
Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,4% (Riskesda, 2013). Berdasarkan hasil riset
profil Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2015), ditemukan jumlah kasus baru
BTA+ sebanyak 672 kasus, naik bila dibandingkan kasus BTA + yang
ditemukan tahun 2014 yang sebesar 435 kasus. Prevelansi kasus TB tertinggi di
Kabupaten Kebumen yang dilaporkan terdapat diwilayah keja UPTD Unit
Puskesmas Karanggayam II sebanyak 20 kasus.
TB adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat diderita oleh setiap
orang, tetapi paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu
15-60 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau yang
tinggal satu rumah dan berdesak-desakkan bersama penderita TB Paru.
Menurut Naga (2012) mengatakan pada usia lebih dari 40 tahun, sistem
imunologis seseorang menurun sehingga sangat rentan terhadap berbagai

1
2

penyakit termasuk penyakit TB Paru. Seseorang yang menderita penyakit


kronis seperti TB Paru akan mempengaruhi harga diri penderita baik secara
langsung maupun tidak langsung. Semakin banyak penyakit kronis yang
mengganggu kemampuan beraktivitas yang mempengaruhi keberhasilan
seseorang, maka akan semakin mempengaruhi harga diri (Potter & Perry,
2010). Penyakit tuberculosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita.
Penderita TB Paru, biasanya mengalami perubahan bentuk fisik
menjadi lebih kurus dan tampak pucat, sering batuk-batuk, badan lemah dan
kemampuan fisikpun menurun. Pada usia dewasa pertengahan merupakan
upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat karena banyak perubahan-
perubahan fisiologis yang terjadi, seperti menurunnya daya tahan tubuh
sehingga rentan terhadap berbagai penyakit (Friedman, Bowden & Jones,
2010).
Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu
penyakit pada penderita penyakit TB paru juga dapat menimbulkan masalah
lain terkait kondisi psikologis penderita. Sulistiyawati dan Kurniawati (2012)
mengatakan bahwa TB Paru dapat mengganggu keadaan fisik dan psikososial
penderita yang mempengaruhi harga diri penderita TB Paru. Penderita TB Paru
dengan pengobatan lama akan mengalami tekanan psikologis dan merasa tidak
berharga bagi keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat mengalami gangguan
konsep diri. Stuart dan Sundeen (1991, dalam Riyadi & Purwanto, 2009)
mengatakan bahwa konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri negative dapat dilihat dari
hubungan individu dan social yang maladaptive. Konsep diri terdiri dari
komponen-komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran diri dan
identitas diri.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Aryal, Badha, Pandey,
Bhandari, Khatiwoda, Khatiwada et.al (2012) sebagian besar pada penderita
TB paru mengalami gangguan harga diri rendah, merasa malu, merasa tidak
3

dihormati oleh masyarakat sekitar bahkan ada yang diperlakukan sangat


burukoleh pasangannya karena tidak dapat menghasilkan uang. Penelitian lain
yang juga dilakukan oleh Nasirun (2012) tentang “Respon psikologis pasien
dalam pengobatan Tuberculosis di Puskesmas Kutowinangun” bahwa sebagian
besar pasien Tuberculosis merasa takut saat mengetahui dirinya terkena
penyakit Tuberculosis. Harga diri rendah terjadi awalnya individu berada pada
situasi stressor (krisis) tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa
dirinya tidak mampu dan merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Jika
lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu
dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami
harga diri rendah kronis (Direja,2011). Untuk mengatasi masalah psikologis
yang lebih serius perawat dapat memotivasi, berpikir positif, memberikan
pendidikan kesehatan mengenai penyuluhan tentang pengertian, tanda dan
gejala, cara penularan, serta pengobatan TB Paru pada penderita dan keluarga
sehingga angka penularan TB Paru menurun.
Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep
diri yang dapat dalami oleh seorang penderta TB paru. Hal ini sesuai dengan
Edelman, Mandle (2006) dalam Potter, Perry (2009) yang menyebutkan bahwa
beberapa kondisi yang dapat menjadi stressor bagi harga diri seseorang
meliputi perubahan hubungan dan perkembangan, penyakit, operasi,
kecelakaan dan respon individu lain terhadap perubahan yang terjadi. Dari
pernyataan ini jelas kiranya bahwa kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat
mempengaruhi kondisi psikologis individu, selain itu kondisi lingkungan atau
respon orang lain yang berada disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi
harga diri penderita.
Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat
karena jika tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis
yang lebih serius. Selain dapat mengalami masalah psikososial berupa harga
diri situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat
mengalami masalah kecemasan akibat merasakan ketidaknyamanan,
kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi kesehatannya. Perawat dalam
4

memberikan keperawatan terhadap masalah harga diri situasional penderita TB


paru akan sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya masalah psikologis
yang lebih berat. Hal ini perlu dilakukan rencana dan tindakan keperawatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kembali harga diri klien sehingga klien
dapat mencapai tingkat aktualisasi diri yang maksimal dan menyadari potensi
yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan
keperawatan pada pasien TB paru terhadap konsep diri: harga diri rendah
situasional agar dapat meningkatkan harga diri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan
masalah yaitu “Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pasien TB paru
dengan gangguan konsep diri:harga diri rendah situasional ?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan umum
Menggambarkan tentang asuhan keperawatan gangguan konsep diri:harga
diri rendah situasional pada pasien TB paru.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan gangguan konsep diri:harga
diri rendah situasional pada pasien TB paru.
b. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan pada asuhan
keperawatan gangguan konsep diri:harga diri rendah situasional pasien
TB paru.
c. Melakukan implementasi pada asuhan keperawatan gangguan konsep
diri:harga diri rendah situasional pasien TB paru.
d. Melakukan evaluasi pada asuhan keperawatan gangguan konsep
diri:harga diri rendah situasional pasien TB paru.
5

D. Manfaat Studi Kasus


Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat :
1. Masyarakat
Memberikan dukungan kepada penderita TB paru agar tidak berlanjut pada
masalah diri penderita TB paru lainnya.
2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dan
mengembangkan keilmuan terkait konsep diri pada penderita TB.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman, menambah pengetahuan dan wawasan dalam
mengaplikasian riset keperawatan, khususnya studi kasus tentang konsep
diri:harga diri rendah situasional pada penderita TB dan seberapa besar
terjadi pada penderita TB.
6
DAFTAR PUSTAKA

Aryal, S., Badhu, A., Pandey, S., Bhandari, A., Khatiwoda, P., Khatoweda et.al
(2012). Stigma related to Tuberculosis Among Patients Attending DOTS
clinics of Dharan Munipality. Khathmandu University Medical Journal
Vol.10 |No. 1 |ISSUE 37 |Mei-Juni 2017.

Daulay, W. (2009). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Rendah


Pasien TB Paru.

Direja, S. H. A. (2011). Asuhan Keperawatan. Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.

Elfiky,I. (2009). Terapi berpikir positif. Jakarta : Zaman Transforming Lives.

Friedman, M.M., Bowden, R. V., & Jones, G. E. (2010). Keperawatan Keluarga


Riset, Teori dan Praktek. Jakarta : EGC.

Girsang, Y. L. (2013) Gambaran Harga Diri Pada Pasien Tuberculosis di Poli


Klinik Paru RS Persahabatan.

Hartati, A.S. (2008). Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker
Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Universitas Sumatra Utara.

Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba. Medika.

Hidayat, A.A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Salemba medika. Jakarta : Salemba. Medika.

Journal PDF WHO Penyakit TB Paru, (diakses di Internet tanggal 28 Mei 2017).

Keliat, B.A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2007). Keperawatan


Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic course). Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Keliat, et.al, (2010). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN) Basic


Course. Jakarta : EGC.

Keliat, et.al, (2011). SAK Keperawatan Jiwa : Tanda dan gejala HDRS. Jakarta :
EGC

Kemenkes RI. (2013). Tentang Prevalensi TB Paru. (diakses di Internet tanggal


29 Mei 2017).
Murwani, Arita. (2011). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.

Muttaqin. (2014). Asuhan Keperawatan Klien Dengan GAngguan Sistem


Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika

Naga, S. S. (2012). Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta : Diva Press.

Nasirun. (2012). Respon Psikologis Pasien dalam Pengobatan Tuberculosis di


Puskesmas Kutowinangun. Gombong : Stikes Muhammadiyah
Gombong.

Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba.


Medika

Purwanto, S, dan Riyadi. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process
and Practice. (6thed). Philadelphia : Mosby.

Potter, P.A & Perry, A.G. (2010). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process
and Practice. (6thed). Philadelphia : Mosby.

Rina, S. (2009). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Tingkat Depresi


Penderita Diabetes Mellitus Di RS Umum Ungaran. Jurnal Ilmu
Kesehatan Keperawatan, Volume 5.

Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendekia.

SOP Latihan Nafas Dalam (2014). yang bersumber dari Modul Keperawatan
KMB Stikes Muhammadiyah Gombong

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :


Alfabeta.

Suliswati., Payapo, T.A., Maruhawa, J., Sianturi, Y., & Sumijatun. (2005).
Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Stuart, G.W. (2007), .Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013.
http://www.slideshare.net/ssuser200d5e/riskesdas-2013-30782412

Thohari, Imam (2016). Konsep Diri Pasien TB Di RSUD Surakarta. Dilihat pada
tanggal 5 Juni 2017.
WHO. (2014). Global Tuberkulosis Report 2014.

Wijaya, A.S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Nuha Medika.

Yuliana., Nauli F.A & Novayelina, R. (2013). Hubungi antara Harga Diri dengan
Perilaku Pada Penderita Tuberculosis (TB) Paru. Jurnal Tuberculosis
Indonesia, Volume 8.

Anda mungkin juga menyukai