Anda di halaman 1dari 60

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Teknik Elektro Skripsi Sarjana

2017

Analisis dan Perancangan Sistem


Transfer Energi Tanpa Kabel
(Wireless Power Transfer)

Sinaga, Emil Siska


Universitas Sumatera Utara

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/9168
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
TUGAS AKHIR

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM TRANSFER ENERGI


TANPA KABEL (WIRELESS POWER TRANSFER)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program


Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub
Konsentrasi Teknik Energi Listrik Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara

Oleh

EMIL SISKA SINAGA

NIM : 130422021

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Wireless Power Transfer merupakan suatu cara mengirimkan energi listrik melalui media
udara, sehingga energi listrik dapat ditransmisikan dari suatu sumber listrik menuju
beban listrik tanpa menggunakan suatu penghantar atau kabel. Jarak maksimal yang
dapat dikirimkan oleh transmitter ke receiver adalah 5cm dengan tegangan sebesar 1,3
volt. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jarak antara transmitter dengan receiver
maka tegangan akan semakin kecil dan daya yang dapat dipancarkan akan semakin kecil
juga. Demikian juga sebaliknya apabila jarak antara receiver dan transmitter semakin
dekat, maka tegangan dan daya yang dapat dipancarkan pun akan semakin besar juga.

Kata Kunci :Wireless Power Transfer, receiver, transmitter, jarak, daya.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang terus

memelihara dan memimpin perjalanan penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat

diselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah :

“ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM TRANSFER ENERGI

TANPA KABEL (WIRELESS POWER TRANSFER)”

Tugas Akhir ini dipersembahkan teristimewa untuk kedua orangtua Aston

Sinaga dan Rinduati Tobing and the soul sisterArtania Wiwig Sinaga yang terus

memberikan semangat dan mendoakan penulis hingga Tugas Akhir ini selesai. Selama

masa kuliah hingga masa penyelesaian skripsi ini, banyak dukungan dan semangat yang

diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ibu Syiska Yana,ST.MT., selaku dosen pembimbing dan dosen wali

penulis yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan

dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Terimakasih untuk setiap waktu, pemikiran, kesabaran, ketulusan, dan

semangat yang terus dirasakan penulis.

2. Bapak Ir. Surya Tamizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen

penguji Tugas Akhir yang telah memberikan saran dan masukan demi

perbaikan Tugas Akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


3. Bapak Ir.Zulkarnaen Pane, ST.MT., selaku dosen Penguji Tugas Akhir

yang telah memberikan arahan demi perngerjaan dan perbaikan Tugas

Akhir ini. Selama proses perkuliahan juga penulis banyak mendapatkan

ilmu dan pelajaran berharga yang didapatkan penulis. Tetap sehat dan

semangat terus berkarya untuk anak-anak negeri Pak.!

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik baik dengan ilmu

pengetahuan maupun secara moral selama masa perkuliahan kepada

penulis.

5. Bang Dipo & Pak Ponijan, selaku staff pegawai Departemen Teknik

Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah

membantu penulis dalam pengurusan administrasi.

6. Keluarga besar Sinaga dan Tobing yang terus memotivasi dan

mendoakan penulis. Tuhan memberkati kita semua.

7. Family in Christ ; Kak Enzelina Marbun, Novie, Selvi, Nur, and the

last but not the least Elfrida.

8. Teman-teman seperjuangan Fitri, Nico, bg Arif, tulang Ray, Mardico,

Mare, Unzhil, Rico, bg Nando, Dika, Irwan dan seluruh teman-teman

Ekstensi Teknik Elektro 2013. Terimakasih untuk kisah kasih yang

sudah terjalin selama ini. Untuk setiap motivasi, semangat, tawa,

kebersamaan, keganjilan, ke’krik’an dan semua pengalaman hidup

yang terbaur menjadi satu cerita. See you on the top guys. Kiranya

Tuhan memimpin kita semua menuju #IndonesiaLebihBaik.

9. Kelas sebelah (Ekstensi Telkom 2013) dan seluruh penghuninya.

Spesial untuk gadisku Novricona Banjarnahor. Biarlah ruangan 3x4 itu

Universitas Sumatera Utara


yang menjadi saksi bisu akan setiap canda, tawa, airmata dan kisah

yang sudah terbagi.

10. Senior Ekstensi Teknik Elektro yang telah banyak memberikan

motivasi dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

11. Kak Krismis, Nanda Sinaga, Wina Haloho dan juga adek-adekku

Agnes, Ade, Eva dan Odi. Terimakasih untuk doa dan motivasi yang

kalian berikan. Keep in touch in Christ guys.

12. Koko Laidy Sasutra dan Bang Benny Purba. Diatei Tupa for both of

you. Untuk ide, saran, inovasi yang penulis terima mulai dari awal

hingga akhir proses penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga semakin

bertaring dan membaja bangs.

13. The last but not the least, Bapak Ir. Timbang Pangaribuan, MT yang

telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, motivasi, pelajaran hidup,

waktu dan doa kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan baik. Tetap sehat dan semangat melayani

untuk Bapak.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dari pembaca yang dapat membuat Tugas Akhir ini dapat

lebih baik lagi. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Soli Deo Gloria.

Medan, Agustus 2016

Emil Siska Sinaga


NIM : 130422021

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Tujuan ..................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ..................................................................... 4

1.4 Manfaat ................................................................................... 4

1.5 Luaran Tugas Akhir ................................................................ 4

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Pengiriman Energi Listrik Nirkabel .............................................. 5

2.2 Konsep Pengiriman Energi Listrik Nirkabel ................................. 6

2.3 Prinsip Induksi Elekromagnetik .................................................... 8

2.4 Proses Terjadinya GGL Induksi .................................................... 10

2.4.1 Faktor Besarnya GGL ................................................... 11

2.5 Induktansi ...................................................................................... 13

2.6 Prinsip Pengiriman Energi Melalui Induksi Resonansi Magnetik

.................................................................................................. 14

2.6.1 Resonansi ....................................................................... 15

2.6.2 Resonansi Elektromagnetik ........................................... 16

Universitas Sumatera Utara


2.6.3 Prinsip Resonansi Bersama.............................................................16

2.7 Rangkaian LC.........................................................................................................18

2.8 Daya dan Efisiensi Sistem Pengiriman Energi Tanpa Kabel...................18

BAB III Metode Penelitian

3.1 Bahan dan Peralatan..................................................................................19

3.1.1 Rangkaian Power Supply...........................................................19

3.1.2 Rangkaian Transmitter.....................................................................20

3.1.3 Rangkaian Receiver...........................................................................24

3.2 Parameter yang Dirancang............................................................................24

3.3 Variabel yang Diamati....................................................................................24

3.4 Rangkaian Sistem Wireless Power Transfer............................................25

3.5 Pemasangan Komponen Rangkaian Sistem Wireless Power

Transfer............................................................................................................26

3.6 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan dan Arus Sistem

Wireless Power Transfer............................................................................28

3.7 Pengujian Sistem Wireless Power Transfer dengan menggunakan

LED.............................................................................................................30

3.8 Prosedur Penelitian.................................................................................31

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Data Pengujian.......................................................................... 32


4.1.1 Data Pengujian Jarak Terhadap Tegangan dan Arus untuk

Diameter Loop Tembaga 0,3 mm ................................. 33

4.1.2 Data Pengujian Jarak Terhadap Tegangan dan Arus untuk

Diameter Loop Tembaga 0,6 mm ................................. 37

Universitas Sumatera Utara


4.2 Perhitungan Daya dan Efisiensi..........................................................40

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan................................................................................................45

5.2 Saran............................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................46

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1....................................................................................................................................2

Gambar 2.1....................................................................................................................................7

Gambar 2.2..................................................................................................................................10

Gambar 2.3..................................................................................................................................12

Gambar 2.4..................................................................................................................................14

Gambar 2.5..................................................................................................................................17

Gambar 2.6..................................................................................................................................18

Gambar 3.1............................................................................................................................19

Gambar 3.2..................................................................................................................................22

Gambar 3.3............................................................................................................................24

Gambar 3.4............................................................................................................................25

Gambar 3.5............................................................................................................................27

Gambar 3.6..................................................................................................................................27

Gambar 3.7............................................................................................................................28

Gambar 3.8..................................................................................................................................28

Gambar 3.9..................................................................................................................................29

Gambar 3.10..........................................................................................................................29

Gambar 3.11................................................................................................................................29

Gambar 3.12..........................................................................................................................30

Gambar 3.13..........................................................................................................................31

Gambar 4.1............................................................................................................................36

Gambar 4.2............................................................................................................................38

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.3............................................................................................................................40

Gambar 4.4............................................................................................................................41

Gambar 4.5............................................................................................................................42

Gambar 4.6............................................................................................................................43

Gambar 4.7............................................................................................................................44

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.................................................................................................................................33

Tabel 4.2.................................................................................................................................34

Tabel 4.3.................................................................................................................................33

Tabel 4.4.................................................................................................................................35

Tabel 4.5.................................................................................................................................37

Tabel 4.6.................................................................................................................................40

Tabel 4.7.................................................................................................................................41

Tabel 4.8.................................................................................................................................42

Tabel 4.9.................................................................................................................................43

Tabel 4.10..............................................................................................................................44

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dikembangkan

juga sistem transfer energi listrik tanpa menggunakan kabel. Wireless Power

Transfermerupakan salah satu cara mengirimkan energi listrik melalui media

udara, sehingga energi listrik dapat ditransmisikan dari suatu sumber listrik

menuju beban tanpa melalui suatu kabel. Hal tersebut dapat berdampak pada

kemudahan dalam transfer daya dan juga pengurangan penggunaan kabel sebagai

media penyaluran daya karena digantikan oleh Wireless Power Transfer.

Pengiriman energi listrik tanpa kabel sebagai suatu alternatif untuk saluran

transmisi listrik pertama kali ditemukan dan diperkenalkan oleh seorang ahli

fisikawan yang bernama Nikola Tesla dengan membangun sebuah menara yang

ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Menara tersebut bernamaWardenclyffe Tower.

Pada tahun 1899 Tesla mampu menyalakan bola lampu yang jarak antara

sumber dan beban (dalam hal ini bola lampu) sejauh 25 mil tanpa menggunakan

media kabel [1]. Tetapi pada zaman itu, untuk menyalakan lampu sejauh 25 mil

dengan menggunakan kabel tembaga lebih murah biayanya dibandingkan biaya

untuk membangun sebuah pembangkit listrik yang dapat mentransmisikan energi

tanpa kabel seperti yang diperlukan oleh Tesla. Sehingga penemuan ini lambat

laun cenderung dilupakan selama puluhan tahun lamanya.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1.1. Menara Wardenclyffe [1]

Namun penelitian tentang pengiriman energi listrik tanpa kabel tidak

berhenti sampai disitu saja. Upaya pengembangan terkait penelitian ini terus

semakin dikembangkan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia. Hingga pada tahun

2007 oleh para peneliti dari MIT atau Massachusets Institute of Technology yang

salah satunya bernama Marin Soljajic menyatakan bahwa proses transfer energi

listrik dapat dilakukan dengan cara resonant coupling magnetic.

Para peneliti ini menggunakan konsep metode medan dekat (near field

method) dengan jarak dekat antara pengirim dan penerima. Pada akhirnya

penelitian ini berhasil mentransfer energi listrik tanpa kabel dengan jarak lebih

Universitas Sumatera Utara


dari 2 meter dan daya tersebut sebesar 60 watt, dimana efisiensinya mencapai

40% [2].

Bahkan pada penelitian selanjutnya, telah dikembangkan untuk penerapan

sistem Wireless Power Transferuntuk sistem transportasi khususnya rel kereta api

[3].Hasil penelitian inilah yang kemudian menjadi titik balik dari berkembangnya

sistem Wireless Power Transfer.

Berdasarkan latar belakang tersebut, prinsip Wireless Power Transfer ini

diharapkan menjadi solusi pada bidang kelistrikan dalam hal penggunaan kabel

yang kurang efektif. Sehingga dapat mengirimkan energi lisrik dari sisi pengirim

ke penerima tanpa menggunakan penghantar kabel sebagai media transmisinya.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Melakukan perancangan sistem transfer energi listrik tanpa kabel atau

Wireless Power Transfer (WPT).

2. Mengetahui daya yang dapat ditransfer dan diterima oleh sisi pengirim

dan penerima.

3. Mengetahui efisiensi dari daya yang transfer dari sisi pengirim ke sisi

penerima.

4. Mengalisis pengaruh besar jarak antara sisi pengirim dan sisi penerima

terhadap daya yang dapat dikirimkan.

Universitas Sumatera Utara


1.3. Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir

ini adalah :

1. Tugas Akhir ini hanya merancang alat Wireless Power Transfer (WPT)

dalam skala kecil.

2. Beban pada sisi penerima hanya menggunakan led.

3. Penelitian ini tidak meninjau dari aspek ekonomis (biaya).

1.4. Manfaat

Dari hasil perancangan Tugas Akhir ini diharapkan akan dapat

mentransferkan daya dari sisi pengirim sehingga dapat kembali dipergunakan

untuk pemenuhan kebutuhan akan listrik pada sisi penerima. Alat ini diharapkan

dapat meminimalisir penggunaan kabel terhadap peralatan-peralatan yang

membutuhkan daya listrik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

mempermudah ruang gerak para pemakai peralatan tersebut.

1.5. Luaran Tugas Akhir

Luaran Tugas Akhir yang diharapkan yaitu jurnal Tugas Akhir yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini

dapat dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau penelitian ilmiah pada acara

seminar dan kegiatan akademik lainnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengiriman Energi Listrik Nirkabel

Pengiriman energi listrik nirkabel yang sering disebut dengan Wireless

Power Transfer adalah karya inovasi terbaru dalam teknologi pengiriman energi

listrik. Transfer energi listrik nirkabel merupakan metode pengiriman energi

listrik dari sumber listrik menuju beban listrik tanpa menggunakan perantara

kabel.

Secara umum sistem Wireless Power Transfer ini terdiri dari :

- Rangkaian Pengirim (Transmitter)

- Rangkaian Penerima ( Receiver)

Dalam pengembangannya, sistem pengiriman energi listrik tanpa kabel ini,

memiliki banyak kegunaan dalam membantu kehidupan sehari-hari manusia

antara lain yaitu dapat memberikan sumber listrik tanpa kabel secara langsung.

Ketika peralatan-peralatan elektronik membutuhkan sumber energi listrik, namun

tidak ada kabel sebagai media transmisi listriknya, maka alat pengirim energi

listrik ini akan berfungsi selama peralatan tersebut masih dalam jangkauan sistem

ini. Selain itu, sistem ini juga dapat mengisi ulang secara otomatis tanpa kabel.

Untuk peralatan-peralatan listrik yang menggunakan batere, sistem ini dapat

dipergunakan untuk mengisi ulang batere tersebut.

Universitas Sumatera Utara


2.2. Konsep Pengiriman Energi Listrik Nirkabel

Pada dasarnya terdapat 2 konsep yang mendasari tentang pengiriman

energi listrik tanpa kabel, yaitu konsep medan dekat dan konsep medan jauh (near

field and far field method)[4].

Dengan metode medan dekat mampu mengirimkan energi listrik hanya

kurang dari 1 meter, sementara untuk konsep medan jauh memungkinkan jarak

pengiriman yang lebih jauh lagi. Pengiriman energi listrik maupun pengiriman

informasi tanpa kabel yang berbasiskan konsep medan jauh, yaitu sinar laser

(narrow beam) dan gelombang radio.

Pada pengiriman energi tanpa kabel yang berbasiskan konsep medan jauh

atau teknik radiasi, sering digunakan untuk mengirim informasi tanpa kabel, yaitu

di bidang telekomunikasi. Radiasi udara dari frekuensi pada gelombang radio

digunakan pada bidang telekomunikasi dikarenakan informasi dapat dikirimkan

ke segala arah untuk diterima dan dipakai oleh pengguna informasi. Daya yang

diterima pada setiap radio atau rangkaian penerima tanpa kabel sangat kecil,

sehingga harus diperkuat kembali di dalam rangkaian penerima tersebut.

Transmisi radio sangat tidak efektif dalam pengiriman energi listrik

nirkabel, karena sebagian besar dari daya radiasi yang dikirimkan terbuang

percuma ke udara bebas. Untuk menambah jumlah energi yang dapat ditangkap

oleh sisi penerima, maka daya yang dikirimkan dari sisi pengirim haruslah besar

juga. Namun hal ini kurang aman dan dapat mengganggu alat-alat lain yang juga

menggunakan frekuensi radio.

Universitas Sumatera Utara


Radiasi langsung seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.1, menggunakan

antena yang diarahkan secara langsung dari sumber ke penerima tanpa adanya

penghalang apapun untuk menembakkan energi menggunakan frekuensi radio.

Dengan cara ini energi yang dapat diterima oleh receiver menjadi

meningkat, akan tetapi cara ini juga berdampak langsung dengan organisme dan

dapat berbahaya. Oleh karena alasan ini maka cara ini juga tidak dapat digunakan

dalam pengiriman energi listrik tanpa kabel.

Gambar 2.1. Konsep Radiasi Langsung [4]

Teknologi dari pengiriman daya listrik tanpa kabel yang dimaksud dalam

skripsi ini merupakan teknologi yang tidak beradiasi dan mengacu kepada konsep

medan dekat (near field method). Konsep ini sangat berbeda dengan gelombang

radio maupun radiasi secara langsung, karena dalam proses pengiriman daya

listriknya tidak memerlukan syarat yang mengharuskan tidak adanya penghalang

diantara rangkaian pemancar dan rangkaian penerima.

Universitas Sumatera Utara


2.3. Prinsip Induksi Elektromagnetik

Induksi elektromagnetik merupakan suatu peristiwa timbulnya arus listrik

akibat adanya perubahan fluks magnetik. Fluks magnetik adalah banyaknya garis

gaya magnet yang menembus suatu bidang. Contohnya yaitu pada sebuah

transformator.

Alat pengiriman energi listrik tanpa kabel ini sangat berbeda dengan

prinsip induksi elektromagnetik konvensional seperti yang digunakan pada sebuah

transformator, dimana kumparan primer dapat mentransmisikan daya ke

kumparan sekunder dalam jarak yang dekat.

Dalam sebuah transformator, arus listrik mengalir ke kumparan primer dan

menginduksi kumparan sekunder, kedua kumparan ini tidak bersentuhan namun

berada pada jarak yang sangat dekat. Tingkat efisiensi trafo tersebut akan sangat

berkurang apabila kedua kumparan tersebut dijauhkan. Selain trafo, sikat gigi

elektrik juga menggunakan prinsip induksi yang sama dengan trafo, sikat gigi

elektrik tersebut akan mengisi ulang baterai jika ditempatkan pada tempatnya.

Pada tahun 1777-1851 H.C.Oersted membuktikan bahwa disekitar kawat

berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan magnet), para

ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan dengan kemagnetan. Pada

tahun 1821 Michael Faraday (1791-1867) membuktikan bahwa perubahan medan

magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan listrik)

melalui eksperimen yang sangat sederhana, yaitu sebuah magnet yang digerakkan

masuk dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan

tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengujian Faraday, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di

dalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Galvanometer

merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik

yang mengalir.

Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum

galvanometer menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, maka

jarum galvanometer tidak menyimpang. Namun apabila magnet digerakkan ke

menjauhi kumparan, maka jarum galvanometer akan bergerak menyimpang ke

kiri. Penyimpangan jarum galvanometer ini menunjukkan bahwa pada kedua

ujung kumparan terdapat arus listrik.

Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL

(gaya gerak listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL

Induksi. Arus listrik hanya dapat timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet

diam di dalam kumparan, diujung kumparan tersebut tidak terjadi arus listrik [5].

Universitas Sumatera Utara


2.4. Proses Terjadinya GGL Induksi

Hipotesis Faraday yang menyatakan bahwa medan magnet seharusnya

dapat menimbulkan arus listrik dibuktikannya melalui pengujian berikut.

Magnet Keluar

Magnet Masuk
Diam

Galvanometer
(b)

Galvanometer
(a) Galvanometer
(c)

Gambar 2.2. Pengujian Faraday [5]

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan,

jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah

banyak. Bertambahnya jumlah garis-garis gaya ini menimbulkan GGL induksi

pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus

listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer.

Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memperhatikan arah

medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam

kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat

mengurangi garis gaya itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu merupakan

kutub utara sehingga arah arus induksi seperti yang ditunjukkan Gambar 2.2 (a).

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan,

jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang.

Universitas Sumatera Utara


Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada

ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik

mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika magnet

batang masuk ke kumparan. Pada saat magnet keluar garis gaya dalam kumparan

berkurang. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat menambah garis

gaya itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu merupakan kutub selatan,

sehingga arah arus induksi seperti yang ditunjukkan Gambar 2.2 (b).

Ketika kutub utara magnet batang diam di dalam kumparan, Gambar 2.2

(c), jumlah garis garis gaya magnet di dalam kumparan tidak terjadi perubahan

(tetap). Karena jumlah garis-garis gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan

tidak terjadi GGL induksi. Akibatnya, tidak terjadi arus listrik dan jarum

galvanometer tidak bergerak.

Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika di dalam

kumparan terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).

GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam

kumparan disebut GGL induksi. Arus listrik yang ditimbulkan GGL induksi

disebut arus induksi. Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat

adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi

elektromagnetik.

2.4.1. Faktor Besarnya GGL

Besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar kecilnya penyimpangan

sudut jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan jarum galvanometer besar,

GGL induksi dan arus induksi yang dihasilkan besar.

Universitas Sumatera Utara


Ada tiga faktor yang mempengaruhi GGL induksi, yaitu :

a. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis

gaya magnet (fluks magnetik).

b. Jumlah lilitan (N) ; semakin banyak jumlah lilitan, maka GGL induksi

yang timbul akan semakin banyak pula.

c. Medan magnet (B) ; semakin kuat gejala medan magnetnya, maka GGL

induksi akan semakin besar.

Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai

banyaknya garis-garis medan yang menembus suatu permukaan.

Gambar 2.3. Fluks Magnet

Fluks total yang dibagi dengan luas penampang medan magnetik memberikan densitas

atau kuat medan listrik (simbol B), dengan demikian,

B= ∅
(2.1)
A

dimana :

Ø = fluks listrik (Weber)


2
B = Kuat medan listrik (Wb/ m atau Tesla, T)

2
A = Luas bidang permukaan (m )

Universitas Sumatera Utara


2.5. Induktansi

Induktansi merupakan suatu sifat rangkaian yang menghubungkan tegangan yang

diinduksikan oleh perubahan fluks dengan kecepatan perubahan arus [6]. Persamaan awal yang

dapat menjelaskan tentang induktansi adalah menghubungkan tegangan imbas dengan

kecepatan perubahan fluks yang meliputi suatu rangkaian. Tegangan induksi tersebut ditunjukkan

oleh persamaan 2.2. berikut.

=
(2.2)

Dimana : = tegangan induksi (volt)

= banyaknya fluks gandeng rangkaian (weber-turns)

Jika arus pada rangkaian berubah-ubah, medan magnet yang ditimbulkannya akan turut

berubah-ubah. Jika dimisalkan bahwa media dimana medan magnet ditimbulkan mempunyai

permebilitas yang konstan, banyaknya fluks gandeng berbanding lurus dengan arus, dankarena

itu tegangan induksinya sebanding dengan kecepatan perubahan arus.

=
(2.3)

Dimana : L = Induktansi (H)

= Kecepatan perubahan arus (A/s)

Timbulnya induktansi karena adanya medan magnet yang ditimbulkan

oleh arus listrik (dijelaskan oleh hukum Biot-Savart). Hukum Biot-Savart

Universitas Sumatera Utara


menyatakan bahwa gaya gerak listrik akan dihasilkan oleh arus listrik yang

mengalir pada suatu penghantar yang berada diantara medan magnetik.

Supaya suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi, maka

sebuah komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut.

Sebuah induktor adalah komponen elektronika pasif dua terminal yang

menyimpan energi dalam medan magnet.

2.6. Prinsip Pengiriman Energi Melalui Induksi Resonansi Magnetik

Sistem pengiriman energi tanpa kabel menggunakan prinsip induksi

resonansi elektromagnetik, terdiri dari suatu rangkaian pemancar dan rangkaian

penerima dari sistem tersebut. Pada rangkaian pemancar, sumber listrik arus bolak

balik disearahkan terlebih dahulu dengan suatu modul DC, lalu masuk ke dalam

rangkaian LC, dalam hal ini Induktor (L) dan kapasitor (C), untuk membuat suatu

pembangkit sinyal medan magnet bolak balik yang non-radiatif.

Pada sisi rangkaian penerima, juga terdapat rangkaian LC, dimana L dan C

berfungsi untuk menghasilkan resonansi dari medan magnetik yang dihasilkan

oleh rangkaian pemancar untuk menerima daya listrik.

Transmitter Receiver

Sumber
osilator Rectifier
DC

Gambar 2.4. Blok Diagram Sistem

Universitas Sumatera Utara


Jenis lilitan yang akan dirancang dalam tugas akhir ini menggunakan kabel tembaga.

Adapun besar induktansi yang dihasilkan dari lilitan pada rangkaian sisi pengirim dapat dicari

dengan menggunakan persamaan berikut ini.

L = r2N2
(2.4)
9 +10

dimana :

L = Induktansi (H)

N= Jumlah lilitan

r= Jari – jari lilitan (m)

l= Panjang lilitan (m)

Perancangan lilitan pada sisi penerima harus sama atau mendekati dengan

lilitan yang ada pada sisi pengirim.

2.6.1. Resonansi

Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda akibat getaran dari

benda lain yang memiliki frekuensi yang sama dengan benda tersebut. Resonansi

dapat mengirimkan energi. Perbedaan jenis resonansi juga berisikan energi yang

berbeda pula. Misalnya suara dari garpu tala dihasilkan dari suatu resonansi,

contohnya terdapat 2 buah garpu tala yang memiliki frekuensi yang berbeda

dengan jarak tertentu. Apabila garpu tala yang pertama dipukul hingga

menghasilkan bunyi, maka garpu tala yang kedua akan menghasilkan bunyi juga

walaupun tidak dipukul. Energi yang membuat garpu tala yang kedua tersebut

berbunyi adalah hasil gelombang bunyi dari garpu tala pertama dan media

pengirimannya adalah medan bunyi.

Universitas Sumatera Utara


2.6.2. Resonansi Elektromagnetik

Resonansi elektromagnetik erat hubungannya dengan fenomena medan

elektromagnet yang juga erat hubungannya dengan proses terjadinya aliran listrik.

Medan elektromagnet dapat digolongkan dalam medan listrik dan medan magnet.

Dan karena medan magnet jauh lebih aman bila dibandingkan dengan medan

listrik, maka medan magnet menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai

media pengiriman energi jika dibandingkan dengan medan listrik dalam

pemanfaatannya untuk perpindahan energi secara resonansi elektromagnet [5].

Dua sistem dengan frekuensi resonansi yang sama akan menghasilkan

resonansi magnetik yang kuat dan membentuk sebuah sistem resonansi magnetik.

Jika ada lebih dari dua penghasil resonansi dalam rentang yang masih efektif,

mereka juga dapat bergabung dengan sistem resonansi magnetik ini.

Satu resonator dapat dihubungkan dengan pasokan listrik terus-menerus untuk

berperan sebagai sumber energi dan yang lainnya mengkonsumsi energi, sehingga

sistem pengiriman energi ini dapat terwujud. Dengan kata lain, sistem ini dapat

mengirimkan energi dari satu tempat ke tempat lain melalui medan magnet yang

tidak terlihat (wireless), bukan dengan cara seperti biasa yang melalui kabel listrik

yang dapat dilihat.

2.6.3. Prinsip Resonansi Bersama

Prinsip dasar induksi elektromagnetik adalah pada saat arus bolak balik

melewati suatu kumparan, di sekitar kumparan tersebut akan menghasilkan suatu

medan magnet. Jika pada kondisi ini diletakkan suatu kumparan lain di dekat

kumparan tersebut, maka medan magnet dari kumparan yang pertama akan timbul

Universitas Sumatera Utara


juga di sekitar kumparan yang kedua. Ini merupakan alasan kenapa pengiriman

energi tanpa kabel dapat terjadi diantara kedua kumparan tersebut.

Gambar 2.5. Diagram Skematik dari pengiriman energi dengan

resonansi magnetik [4]

Diagram skematik pada gambar 2.5, terdiri dari koil tembaga yang masing

masing dihubungkan pada sebuah kumparan resonansi. Koil A dihubungkan

dengan sebuah power suppy AC. Koil D merupakan perangkat yang menangkap

resonansi yang terhubung secara magnetis dengan sebuah bola lampu [4].

Sama seperti yang telah diuraikan sebelumnya, resonansi bersama adalah

suatu keadaan khusus dari pengiriman energi tanpa kabel. Letak dari

kekhususannya adalah semua kumparan yang digunakan untuk beresonansi

bersama beroperasi pada kondisi resonansi.

Besar frekuensi resonansi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

fr = 1 (2.5)
2π√

dimana : fr = Frekuensi Resonansi (Hertz)

L = Induktansi (Henry)

C = Kapasitansi (Farad)

Universitas Sumatera Utara


2.7. Rangkaian LC

Rangkaian LC adalah rangkaian resonansi yang terdiri dari induktor (L)

dan kapasitor (C). Rangkaian LC digunakan untuk menghasilkan tegangan bolak-

balik.

Gambar 2.6. Rangkaian LC

Prinsip kerja rangkaian LC agar dapat menghasilkan sinyal bolak balik

atau berosilasi adalah dengan menggunakan kapasitor dan induktor. Kapasitor

menyimpan energi di dalam medan listrik antara kedua pelatnya, berdasarkan

besarnya tegangan diantara kedua pelat tersebut, sedangkan induktor menyimpan

energi di dalam medan magnetnya, berdasarkan besarnya arus yang melalui

induktor tersebut [7].

2.8. Daya dan Efisiensi Sistem Pengiriman Energi Listrik Tanpa Kabel

Efisiensi adalah nilai perbandingan besarnya daya yang dapat diterima

oleh beban pemakai daya tersebut dengan besarnya daya yang dapat ditransfer

untuk kondisi beban penuh. Demikian halnya untuk sistem transfer energi listrik

tanpa kabel (wireless power transfer), maka dapat dituliskanbahwa :

Effsist
=
P
receiver

× 100%
(2.6)
P
transmitter
dimana : Preceiver = Daya yang dikirim oleh kumparan penerima (Watt)

= Daya yang diterima oleh kumparan pengirim (Watt)


P
transmitter

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Peralatan

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini

adalah komponen-komponen yang digunakan pada rangkaian sebagai berikut :

1. Rangkaian Power Supply

2. Rangkaian Transmitter

3. Rangkaian Receiver dan Beban

3.1.1. Rangkaian Power Supply

Dalam Tugas Akhir ini membutuhkan arus DC untuk pengoperasiannya.

Rangkaian Power Supply yang dimaksudkan dalam Tugas Akhir ini yaitu

rangkaian adaptor. Rangkaian Adaptor ini berfungsi untuk melakukan konversi

arus listrik dari arus AC menjadi arus DC. Sebuah DC Power Supply atau

Adaptorpada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC

yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer,

Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.

Arus AC Arus DC

Input Transformator Rectifier Filter Voltage Output


Regulator

Gambar 3.1. Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor)

Universitas Sumatera Utara


Power Supply yang digunakan dalam Tugas Akhir ini memiliki output

tegangan mulai dari 1,5 volt sampai 15 volt dengan arus 1200mA. Adapun

komponen-komponen yang digunakan dalam Rangkaian Power Supplyakan

diuraikan sebagai berikut. Pada Power Supply ini digunakan sebuah

Transformator Step Down. Pada bagian Rectifier terdapat dioda–dioda yang

digunakan untuk menyearahkan gelombang. Dalam rangkaian Filter terdiri dari

komponen Kapasitor yang berfungsi untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari

Rectifier. Pada rangkaian Voltage Regulator digunakan sebuah IC untuk

menghasilkan tegangan dan arus DC yang tetap stabil sehingga tegangan output

tidak dipengaruhi oleh tegangan input yang berasal dari output rangkaian filter.

3.1.2. Rangkaian Transmitter

Rangkaian Transmitter merupakan rangkaian yang sangat penting dalam

Tugas Akhir ini. Karena tanpa adanya rangkaian transmitter maka tidak akan

terjadi proses resonansi elektromagnetik dan pengiriman energi listrik tanpa kabel

tidak mungkin dilakukan. Rangkaian transmitter bekerja berdasarkan prinsip

resonansi elektromagnetik yang dihasilkan oleh sebuah osilator. Osilator berfungsi

sebagai resonator yang menghasilkan gelombang elektromagnet dengan frekuensi

tertentu dan dipancarkan secara induksi kepada rangkaian penerima.

Cara pengiriman daya dari rangkaian pengirim ke penerima ini adalah

melalui loop pengirim, dimana loop pengirim merupakan sebuah loop yang

terbuat dari kawat tembaga. Design loop yang dibuat dalam tugas akhir adalah

kawat tembaga yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk suatu

lilitan.Osilator yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Osilator Hartley.

Universitas Sumatera Utara


Penentuan luas penampangloop transmitter yang digunakan ditentukan

berdasarkan perhitungan arus dan kemampuan hantar arus dari kawat tembaga.

Sistem ini membutuhkan power supply sebesar 1,2 A sebagai sumber tegangan

untuk menjalankan alat ini. Kemampuan hantar arus sebesar 2,5 Amemiliki

2
penampang sebesar 0,5 mm .Sehingga dengan demikian kemampuan hantar arus

2
5 A/mm . Dengan menggunakan power supply sebesar 1,2 A dan kemampuan

2 2
hantar arus kawat tembaga 5 A/mm pada penampang 0,5mm , maka dapat

ditentukan :
1,2 A
luas penampang = 5 A/mm2 = 0,24 mm2
2
=
2 2
0,24 = 3,14
r2 = 0,243,14
r = √0,07
r = 0,265 mm
d=2 = 2 × 0,265 mm
d = 0,53 mm

Dari hasil perhitungan diperoleh besar diameter kawat tembaga sebesar

0,53 mm, sehingga dipilih besar diameter yang lebih mendekati yaitu sebesar 0,6

mm. Selain kawat tembaga yang berdiameter 0,6mm, digunakan juga kawat

tembaga yang memiliki diameter 0,3 mm sebagai perbandingannya. Kawat

tembaga tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk loop berinti

udara.

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya penentuan spesifikasi loop transmitter yang dirancang dalam Tugas

Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Memilih diameter lilitan atau loop transmitter sebesar 5 cm, atau

jari-jari = 2,5 cm.

2. Kemudian dipilih jumlah lilitan N = 30 lilitan untuk

membangkitkan fluks dengan mengacu terhadap Persamaan 2.2.

3. Berdasarkan data diatas, maka panjang kawat yang diperlukan

dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 2.4 dengan

menetapkan terlebih dahulu induktansi sebesar 70 mH atau0,07 H,

maka diperoleh :
2 2
L=r N 9 +10
2
0,07 = 0,98 11,82
9(0,98) + 10

0,07 = 133,73
8,82 + 10

l =133,73 − 0633 0,718

l =185,4 inc

Dari hasil perhitungan diperoleh panjang kawat yang perlukan

yaitu 185,4 inc yang setara dengan 471 cm.

Universitas Sumatera Utara


Osilator Hartley merupakan pembangkit sinyal untuk rangkaian transmitter

ini. Output dari Osilator Hartley ini berbeda dengan osilator-osilator lainnya,

karena osilator Hartley ini menghasilkan bentuk gelombang sinus. Kelebihan dari

osilator Hartley yaitu mudahnya mengatur nilai frekuensi dengan memvariasikan

besaran komponen kapasitornya.

Penentuan komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian

Transmitter ini berdasarkan rangkaian osilator Hartley. Osilator Hartley terdiri

dari transistor, kapasitor, dan resistor. Dimana besaran kapasitor yang terpasang di

rangkaian ini sangat berpengaruh terhadap frekuensi yang dihasilkan oleh

rangkaian osilator tersebut. Gambar 3.2 merupakan gambar rangkaian untuk sisi

Transmitter.

Gambar 3.2. Rangkaian Skematik sisi Transmitter

Loop transmitter yang dirancang dalam tugas akhir ini terbuat dari kawat

tembaga dengan ukuran luas penampang 0,3mm dan 0,6mm.

Universitas Sumatera Utara


3.1.3. Rangkaian Receiver

Rangkaian Penerima hanya terdiri dari induktor berupa lilitan kawat yang

tidak jauh berbeda dengan lilitan kawat pada transmitter yang kemudian

terhubung ke beban. Rangkaian Receiver bertindak sebagai penangkap induksi

resonansi magnetic dari rangkaian transmitter untuk menerima daya listrik yang

akan disalurkan menuju beban. Gambar 3.3 merupakan rangkaian skematik untuk

sisi receiver.

Gambar 3.3. Rangkaian Skematik sisi

receiver 3.2. Parameter yang Dirancang

Parameter-parameter yang dirancang dalam penelitian Tugas Akhir ini

meliputi:

• Diameter dari loop pengirim dan penerima

• Jenis bahan loop pengirim dan penerima

• Jarak antara koil pengirim dan koil penerima

3.3. Variabel yang Diamati

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah :

• Daya yang dibangkitkan oleh kumparan pengirim

• Daya yang diterima oleh kumparan pengirim

• Efisiensi yang dihasilkan oleh sistem

Universitas Sumatera Utara


3.4. Rangkaian Sistem Wireless Power Transfer

Seperti telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, pada proses pembuatan

alat yang dapat mengirimkan daya listrik tanpa kabel ini (wireless power transfer)

dengan prinsip induksi resonansi elektromagnetik terdiri dari 3 bagian utama yaitu

rangkaian power supply, rangkaian transmitter dan rangkaian receiver .

Rangkaian Power Supply adalah rangkaian yang digunakan sebagai

rangkaian pencatu daya yang dibutuhkan oleh sistem ini. Sumber tegangan yang

diperlukan untuk sistem Wireless Power Transfer ini adalah sumber tegangan DC,

sehingga digunakan sebuah Adaptor dengan spesifikasi tegangan yang dapat

divariasikan mulai dari 4 voltDC hingga 15 voltDC.

Gambar 3.4 merupakan gambar rangkaian skematik dari sistem pengiriman

energi tanpa kabel atau wireless power transferyang dirangkai dengan

menggunakan bantuan software Eagle Versi 7.2.

Gambar 3.4. Rangkaian Skematik Wireless Power Transfer

Seperti telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, sistem Wireless Power

Transfer ini diberikan input tegangan melalui sebuah adaptor yang nilai

tegangannya dapat divariasikan. Tegangan input ini akan membuat kapasitor

Universitas Sumatera Utara


100nF charging. Setelah penuh, maka arus akan mengalir ke kumparan atau loop

dan menuju kapasitor 4,7nF yang terletak pada kolektor transistor BD139 dan ke

kapasitor 470pF yang diparalelkan dengan resistor Ω15kdi basis transistor.

Akibatnya transistor akan terbuka dan tertutup secara kontinu sehingga akan

timbul osilasi pada kumparan primer atau pengirim dan menimbulkan medan

elektromagnetik yang akan diinduksikan ke kumparan sekunder atau penerima.

Pada bagian sekunder rangkaian (rangkaian penerima), kumparan yang

dirancang menyerupai kumparan pengirim bertindak sebagai penerima daya.

Ketika kumparan ini diletakkan dengan jarak tertentu berhadapan dengan

kumparan pengirim, maka kumparan penerima ini akan terpengaruh oleh medan

elektromagnetik akibat dari kumparan pengirim sehinggan akan muncul arus dan

tegangan AC. Tegangan tersebutlah yang kemudian disearahkan oleh sebuah

diodedan difilter oleh kapasitor 4,7nF. Tegangan inilah yang kemudian akan

menyalakan sebuah LED di rangkaian penerima.

3.5. Pemasangan Komponen Rangkaian Sistem Wireless Power Transfer

Pemasangan atau proses perakitan sistem Wireless Power Transfer ini

digunakan di sebuah protoboard. Urutan dalam pemasangan komponen dalam

sistem tugas akhir ini yaitu :

1. Mengecek terhadap hubungan antara setiap jalur agar menghindari

terjadinya hubung singkat pada rangkaian.

2. Memastikan semua komponen dalam keadaan baik dan sesuai dengan

besaran yang ditentukan untuk rangkaian.

3. Memasang komponen-komponen sesuai dengan skematik rangkaian tugas

akhir.

Universitas Sumatera Utara


4. Memeriksa kembali ada atau tidaknya rangkaian yang salah sambung

antara satu komponen dengan komponen yang lainnya.

Berikut ini adalah gambar sistem wireless power transfer yang telah

dirancang dengan sedemikian rupa, baik rangkaian transmitter maupun rangkaian

receiver dirangkai di sebuah protoboard serta menggunakan loop tembaga dengan

diameter loop transmitter dan receiver sebesar 3,5 cm.

Gambar 3.5. Sistem Wireless Power Transfer sebelum diberikan tegangan input
(dalam keadaan off)

Gambar 3.6. Sistem Wireless Power Transfer setelah diberikan


tegangan input (dalam keadaan on)

Universitas Sumatera Utara


3.6. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan dan Arus Sistem

WirelessPower Transfer

Pengukuran tegangan dan arus dalam sistem wireless power transfer ini

menggunakan sebuah multimeter. Dalam pengukuran tegangan voltmeter

diletakkan secara paralel dengan rangkaian sedangkan untuk mengukur arus pada

rangkaian maka amperemeter diletakkan secara seri dengan rangkaian. Berikut ini

adalah gambar rangkaian percobaannya.

Untuk mengukur tegangan input yang masuk ke sistem wireless power transfer ini

digunakan rangkaian percobaan berikut ini.

Gambar 3.7 Rangkaian percobaan pengukuran tegangan input sistem

Gambar 3.8 Rangkaian percobaan pengukuran tegangan keluaran sisi transmitter.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.9 Rangkaian percobaan pengukuran arus keluaran sisi transmitter.

Gambar 3.10 Rangkaian percobaan pengukuran tegangan pada sisi receiver.

Gambar 3.11 Rangkaian percobaan pengukuran arus pada sisi receiver.

Universitas Sumatera Utara


3.7. Pengujian Sistem Wireless Power Transfer dengan menggunakan LED

Pengujian Sistem Wireless Power Transfer ini menggunakan LED

sebagai indikator ada atau tidaknya daya yang berhasil dikirimkan dan diterima

oleh sisi pengirim dan sisi penerima.

Berikut ini adalah skematik diagram dari rangkaian penerima yang terdapat

sebuah LED sebagai indikatornya.

Gambar 3.12. Skematik rangkaian sisi penerima dengan beban LED

Universitas Sumatera Utara


3.8. Prosedur Penelitian

Proses kerja sistem pengiriman energi listrik tanpa kabel ini dapat dilihat

melalui diagram alir pada Gambar 3.13.

MULAI

Perhitungan

Perancangan
Sistem

Mengumpulkan
Alat dan Bahan

Perakitan Sistem

Pengujian Sistem
Wireless Power Transfer
(variasi jarak, jumlah &
diameter lilitan)

Tidak Indikator LED


ON pada Sisi
Penerima

Ya

SELESAI

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan terlebih dahulu pengujian terhadap alat yang

telah berhasil dibuat berdasarkan perancangan yang telah dirancangkan pada bab

sebelumnya dan kemudian dilakukan pembahasan atas data yang diperoleh dari

hasil pengukuran.

Rangkaian Wireless Power Transfer ini menggunakan power supply yaitu

berupa sebuah adaptor tegangan DC dengan tegangan terendah yang dipergunakan

yaitu mulai dari 6,5 Volt hingga 15 Volt. Untuk mengukur besarnya nilai energi

yang dikirimkan, dilakukan pemasangan multimeter digital sebagai pengukur

tegangan dan arus pada sisi transmitter dan sisireceiver. Berikut ini akan

diuraikan data pengujian dari beberapa pengujian sistem Wireless Power Transfer

ini.

4.1. Data Pengujian

Pengujian sistem wireless power transfer ini dilakukan terhadap 2 jenis

loop tembaga yang berbeda besar diameter penampangnya.Diameter kawat

tembaga yang pertama yaitu sebesar 0,3mm dan besar diameter kawat tembaga

yang kedua adalah sebesar 0,6mm. Untuk setiap jenis diameter kawat tembaga

yang diuji, dilakukan 4 macam pengujian yaitu dengan memvariasikan tegangan

input yaitu mulai dari 6 volt, 8 volt , 12 volt, dan 15 volt. Sedangkan untuk setiap

nilai tegangan yang diuji divariasikan pula jarak antara sisi transmitter dan

receiver hingga indikator LED menyala.

Universitas Sumatera Utara


4.1.1. Data Pengujian Jarak Terhadap Tegangan dan Arus untuk diameter

loop tembaga 0,3 mm.

Pengujian pertama dilakukan terhadap kumparan sebanyak 30 lilitan,

diameternya loop3,5cm dengan diameter kawat tembaga0,3mm. Proses pertama

diberikan tegangan sumber sebesar 6 volt dan berhasil melakukan transfer daya

pada tegangan 5,53 volt menuju sisi receiver, dibuktikan dengan adanya tegangan

diterima pada sisi receiver sebesar 2,6 volt. Pada kondisi ini indikator LED yang

berada pada sisi receiver menyala dan menghasilkan arus pada LED sebesar 0,019

ampere. Selanjutnya dilakukan variasi jarak antara kumparan transmitter dan

receiver mulai dari 0,5 cm hingga 2 cm dengan perubahan 0,5cm. hasil yang

diperoleh ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data pengujian dengan tegangan sumber 6 volt

No. Jarak (cm) Vreceiver Itransmitter Ireceiver(A) Indikator


(volt) (A) LED

1. 0.5 2.6 0.057 0.019 Hidup

2. 1 2.4 0.051 0.016 Hidup

3. 1.5 2.3 0.045 0.012 Hidup

4. 2 2.08 0.043 0.007 Mati

Dari tabel data pengujian4.1 terlihat bahwa ketika rentang antara sisi

transmitter dan receiver berjarak 0,5 cm hingga 1,5 cm tegangan yang dapat

diterima oleh sisi receiver sebesar 2.6 volt serta ditandai dengan menyalanya

indikator LED pada sisi receiver. Namun ketika jarak transmitter dan receiver

berjarak 2 cm, tegangan pada sisi receiver hanya sebesar 2.08 volt sehingga tidak

Universitas Sumatera Utara


mampu menyalakan indikator LED yang terletak pada sisi receiver. Dapat

disimpulkan bahwa semakin jauh jarak antara sisi transmitter dan sisi receiver

maka tegangan dan arus akan semakin kecil serta jarak terjauh antara kedua sisi

yang diijinkan adalah 1,5cm.Pengujian selanjutnya dengan tegangan sumber yang

divariasikan, yaitu tegangan sumber power supply sebesar 8 Volt dan tegangan

yang ditransferkan dari sisi transmitter sebesar 7,05 Volt.

Tabel 4.2. Data Pengujian dengan tegangan sumber 8 volt

No. Jarak (cm) Vreceiver Itransmitter(A) Ireceiver Indikator


(volt) (A) LED

1. 0.5 2.8 0.065 0.031 Hidup

2. 1 2.68 0.060 0.027 Hidup

3. 1.5 2.6 0.056 0.020 Hidup

4. 2 2.4 0.052 0.013 Hidup

5. 2.5 2.08 0.051 0.008 Mati

Dari tabel 4.2 terlihat bahwa semakin besar tegangan dari sumber, maka

tegangan yang dapat ditransferkan akan semakin besar juga. Terlihat bahwa ketika

tegangan sumber sebesar 8 Volt, maka tegangan yang dapat ditransferkan dari

transmitter yaitu sebesar 7,05 Volt dan jarak terjauh antara loop transmitter dan

receiver yang dapat menghidupkan LED pada sisi receiver yaitu pada jarak 2 cm.

Berbeda dengan pengujian sebelumnya yang hanya mampu menghidupkan LED

pada jarak maksimum antara transmitter dan receiver sebesar 1.5 cm. Tabel 4.3

adalah pengujian selanjutnyadengan tegangan inputsebesar 12 Volt, dantegangan

yang dapat ditransferkan oleh sisi pengirim sebesar 9.5 Volt.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3. Data Pengujian dengan tegangan input 12 volt

No. Jarak (cm) Vreceiver IKirim (A) ITerima Indikator

(volt) (A) LED

1. 0.5 2.9 0.089 0.052 Hidup

2. 1 2.8 0.084 0.049 Hidup

3. 1.5 2.6 0.081 0.038 Hidup

4. 2 2.4 0.079 0.026 Hidup

5. 2.5 2.1 0.078 0.016 Mati

Dari pengujian ketiga diatas terlihat bahwa semakin besar tegangan yang

diberikan kepada sistem ini, maka semakin besar pula tegangan yang dapat

dikirimkan oleh sisi pengirim, dan jarak antara transmitter dan receiver untuk

menghidupkan LED akan semakin besar. Jarak maksimal antara transmitter dan

receiver untuk dapat menghidupkan LED yaitu sebesar 2cm.

Pengujian selanjutnya dengan tegangan sumber sebesar 15 volt dan tegangan yang dapat

ditransferkan yaitu sebesar 11.8 Volt. Berikut ini adalah tabel hasil

pengujiannya.
Tabel 4.4. Data Pengujian dengan tegangan sumber 15 volt

No. Jarak (cm) Vreceiver IKirim ITerima Indikator


(volt) (A) (A) LED

1. 0.5 3.08 0.1194 0.078 Hidup

2. 1 2.9 0.1183 0.059 Hidup

3. 1.5 2.7 0.1177 0.044 Hidup

Universitas Sumatera Utara


Jarak (cm)

a. Tegangan Sumber = 6
V

c. Tegangan Sumber = 12 V
4. 2 2.5 0.1163 0.029 Hidup

5. 2.5 2.4 0.1147 0.015 Hidup

6. 3 1.94 0.1121 0.009 Mati

Dari pengujian terakhir ini semakin terlihat bahwa jarak maksimum antara

transmitter dan receiver yang dapat menghidupkan LED adalah 2.5 cm.
Tegangan penerima (v)
b. Tegangan Sumber = 8 V
3

(v)
3
2,5
2,5
2

Penerima
2 3,5

(v)
1,5 3
1,5
1 2,5

Penerima
Tegangan
1 2
0,5 0,5 1 1,5
0,5 1,5
0
0 1

Tegangan
Jarak (cm) 0,5
0,5 0
0,5 1 1,5 2 2,5 3
1,5
Jarak (cm)

d. Tegangan Sumber = 15 V

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Jarak dengan Tegangan


untuk luas penampang loop tembaga 0,3 mm.

Universitas Sumatera Utara


Dari keempat pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa besar tegangan

yang dikirimkan dari sisi pengirim sangat berpengaruh terhadap besar tegangan

yang dapat diterima oleh sisi penerima. Jarak antara kedua loop ini juga sangat

mempengaruhi besarnya tegangan yang dapat dikirimkan. Semakin jauh jarak

antara loop pengirim dan loop penerima maka daya yang dapat dipancarkan oleh

sistem transmitter juga akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh medan

elektromagnetik yang semakin kecil yang dapat ditangkap oleh sisi penerima.

Demikian halnya sebaliknya, apabila jarak antara kedua loop ini semakin dekat,

maka medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh sisi transmitter akan semakin

besar ditangkap oleh loop pada sisi receiver.

4.1.2. Data Pengujian Jarak Terhadap Tegangan dan Arus untuk diameter

loop tembaga 0,6 mm.

Berikut ini adalah pengujian yang dilakukan terhadap sistem wireless

power transfer dengan mengubah loop transmitter dan loop receiver dengan

diameterloop tembaga yang lebih besar dari yang sebelumnya, yaitu sebesar 0,6

mm.

Tabel 4.5. Data Pengujianluas penampang loop sebesar 0,6 mm

Tegangan Itransmitter Ireceiver


Sumber Jarak (cm) Vreceiver Indikator
(Volt) (volt) (A) (A) LED

2 2.6 0.058 0.019 Hidup


8
2.5 2.5 0.056 0.018 Hidup

3 2 0.043 0.008 Mati

Universitas Sumatera Utara


2 2.68 0.08 0.03 Hidup

12 2.5 2.60 0.078 0.026 Hidup

3 2.34 0.076 0.012 Hidup

3.5 2.02 0.075 0.004 Mati

2 2.76 0.117 0.034 Hidup

2.5 2.68 0.116 0.028 Hidup

15 3 2.63 0.113 0.015 Hidup

3.5 2.57 0.112 0.009 Hidup

4 2.51 0.11 0.005 Hidup

4.5 2 0.09 0.001 Mati

3
2,5

1,5 Vr saat Vs = 8 volt

Vr saat Vs = 12 volt
1 Vr saat Vs =15 volt

0,5

2 2,5 3 3,5 4 4,5

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Jarak dengan Tegangan

Dari pengujian ini menunjukkan bahwa dengan semakin besar tegangan

yang diberikan kepada sistem dan semakin besar luas penampang loop tembaga,

maka semakin besar pula energi yang dapat dipancarkan atau dikirimkan kesisi

Universitas Sumatera Utara


penerima. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah fluks magnetik yang semakin banyak,

sehingga ggl induksi yang dihasilkan akan semakin besar. Pada saat tegangan

input sebesar 15 volt, rentang maksimun antara transmitter dan receiver yang

mampu menghidupkan LED pada sisi penerima adalah sebesar 4cm. Berbeda

dengan saat diameterloop tembaga 0,3 mm, pada saat tegangan input sebesar 15

volt, rentang maksimum antara transmitter dan receiver hanya mencapai 2.5 cm.

Pada saat jarak 4 cm tegangan menunjukkan 2.5 volt, dan terang beban LED

semakin redup, faktor yang mempengaruhi adalah jarak pancar yang semakin jauh

antara kedua kumparan, sehingga induksi elektromagnetiknya juga akan semakin

kecil. Berbeda halnya dengan saat jarak 2cm, tegangan yang diterima oleh sisi

penerima yaitu sebesar 2.7 volt, dan beban LED yang dipasang semakin terang,

dan arusnya pun semakin besar. Ini membuktikan bahwa tegangan semakin besar

maka daya pancarnya akan semakin baik.Dari grafik 4.2 juga terlihat bahwa

semakin jauh rentang jarak antara kedua kumparan, maka nilai tegangan yang

diperoleh dari induksi magnetik juga akan semakin kecil. Sehingga bentuk grafik

yang dihasilkan dari pengujian ini semakin landai.

Universitas Sumatera Utara


4.2. Perhitungan Daya dan Efisiensi

Daya dan Efisiensi dapat diperoleh dari data pengujian subbab 4.1.

Besarnya daya yang mampu diserap LED adalah :

Preceiver = Vreceiver x Ireceiver (4.1)

Sedangkan daya pada sisi transmitter adalah :

Ptransmitter = Vtransmitter x Itransmitter (4.2)

Untuk setiap pengujian pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.5 diperoleh daya

dan efisiensi seperti pada Tabel 4.6 sampai Tabel 4.10. Berikut ini adalah tabel

data pengujian untuk tegangan sumber sebesar 6Volt.

Tabel 4.6. Data Pengujian dengan tegangan sumber 6 volt


No. Jarak (Cm) PKirim PTerima η

1. 0,5 0.32 0.15 0.47

2. 1 0.28 0.12 0.43

3. 1,5 0.25 0.10 0.42

4. 2 0.24 0.09 0.38

Jarak (cm)

Gambar 4.3. Grafik perbandingan daya pengirim, daya penerima, dan

efisiensi saat tegangan sumber 6 volt.

Universitas Sumatera Utara


Dari Tabel 4.6 dan grafik pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jika jarak

antara receiver dan transmittersemakin jauh maka daya yang dihasilkan juga akan

semakin kecil, sehingga efisiensi juga semakin kecil.

Pengujian berikutnya dilanjutkan dengan mengukur besar daya yang

dikirim dan diterima oleh sistem dengan tegangan sumber sebesar 8 Volt.

Tabel 4.7. Data Pengujian dengan tegangan sumber 8 volt

No. Jarak (Cm) PKirim PTerima η

1. 0,5 0.46 0.09 0.19

2. 1 0.42 0.07 0.17

3. 1,5 0.39 0.05 0.13

4. 2 0.37 0.03 0.09

5. 2,5 0.36 0.02 0.05

Gambar 4.4. Grafik perbandingan daya pengirim, daya penerima, dan

efisiensi saat tegangan sumber 8 volt.

Universitas Sumatera Utara


Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa semakin jauh rentang antara kedua

kumparan, nilai tegangan dan arus yang diperoleh dari induksi medan magnetik

juga semakin kecil sehingga berpegaruh terhadap daya yang mampu dikirmkan.

Semakin kecil tegangan dan arusnya maka daya yang dikirimkan akan semakin

kecil, sehingga terbentuk grafik yang semakin landai.

Pengujian selanjutnya menghitung daya pengirim dan penerima

sistemdengan tegangan sumber 12 Volt.

Tabel 4.8. Data Pengujian dengan tegangan sumber 12 volt


No. Jarak (Cm) PKirim PTerima Η

1. 0,5 0.85 0.15 0.18

2. 1 0.80 0.14 0.17

3. 1,5 0.77 0.10 0.13

4. 2 0.75 0.06 0.08

5. 2,5 0.74 0.03 0.05

Gambar 4.5. Grafik perbandingan daya pengirim, daya penerima, dan

efisiensi saat tegangan sumber 12 volt.

Universitas Sumatera Utara


Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan tegangan sumber sebesar 15

Volt untuk mengukur daya pengirim dan daya penerima sistem.

Tabel 4.9. Data Pengujian dengan tegangan sumber 15 volt

No. Jarak (Cm) PKirim PTerima η

1. 0,5 1.41 0.24 0.17

2. 1 1.40 0.17 0.12

3. 1,5 1.39 0.12 0.09

4. 2 1.37 0.07 0.05

5. 2,5 1.35 0.04 0.03

6. 3 1.32 0.02 0.01

2
1,8
1,6
1,4
1,2
1 Efisiensi

0,8 Daya Penerima

0,6 Daya Pengirim

0,4
0,2
0
0,5 1 1,5 2 2,5 3

Gambar 4.6. Grafik perbandingan daya pengirim, daya penerima, dan

efisiensi saat tegangan sumber 15 volt.

Universitas Sumatera Utara


Untuk luas penampang loop tembaga 0,6 mm, besar daya yang mampu dihasilkan

oleh sisi pengirim dan sisi penerima akan ditampilkan pada tabel 4.10 berikut.

Tegangan PKirim PTerima


Sumber Jarak (cm) η
(Volt)
8 2 0.41 0.05 0.12
2.5 0.39 0.05 0.11
3 0.30 0.02 0.05
2 0.76 0.08 0.11
12 2.5 0.74 0.07 0.09
3 0.72 0.03 0.04
3.5 0.71 0.01 0.01
2 1.38 0.09 0.07
2.5 1.37 0.08 0.05
15 3 1.33 0.04 0.03
3.5 1.32 0.02 0.02
4 1.30 0.01 0.01
4.5 1.06 0.00 0.00

Gambar 4.7. Grafik perbandingan efisiensi saat tegangan sumber

divariasikan dengan luas penampang 0,6 mm.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan dan pengujian terhadap sistem Wireless Power

Transfer ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Transfer energi listrik dapat dilakukan dengan tanpa menggunakan

kabel.

2. Semakin jauh jarak antara rangkaian receiver dan rangkaian transmitter

maka akan semakin kecil pula daya yang dapat diterima oleh rangkaian

receiver.

3. Perubahan nilai energi yang dikirimkan berbanding lurus dengan energi

input yang diberikan, semakin besar energi input maka semakin besar

energi yang dikirimkan.

4. Daya maksimum yang dapat dihasilkan dari rangkaian transmitter pada

tegangan maksimum adaptor 15 volt pada jarak 2cm adalah sebesar

1,38 watt dengan tegangan 2,76 volt.

5.2. SARAN

Adapun saran dari penulis sebagai pengembangan lanjut dari Tugas Akhir

ini adalah perlu meningkatkan efisiensi transfer daya sampai diperoleh posisi

transfer daya maksimum serta melakukan peninjauan ulang akan hasil penelitian

ini dengan meninjau aspek segi ekonomis (biaya).

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

[1] M.Ahsan Javaid, Kamran Liaqat Bhatti, Zeeshan Raza, Umer Ilyas & Shan

Ul Haq, “Wireless Power Transmission A Potentian Idea for Future”, IJSER,

2015.

[2] Andre Kurs,, Ariesteidis Karalis, Robert Moffatt, J.D. Joannopouos, Peter

Fisher, & Marin Soljajic, “Wireless Power Transfer Via Strongly Coupled

Magnetic Resonances”, Science Express, VOL.317, 2007.

[3] Kiwon Hwang, Seonghwan Kim, Seongkyu Kim, Yangbae Chun, &

Seoungyoung Ahn, “Design Of Wireless Power Transfer System for Railway

Application”, IJR-International Journal of Railway, Korea, 2012.

[4] Stanimir Valcthec, Elena Boikova, Luis Jorge, “Electromagnetic Field As

The Wireless Transporter of Energy”, UNINOVA PORTUGAL, UNL,

Campus Caparica, Portugal, 2012.

[5] Helmy Kautsar, “Analisa dan Rancang Bangun Rangkaian Transmitter pada

Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel”, Fakultas Teknik Universitas Indonesia,

2010.

[6] J.William F Stevenson, “Power System Analysis”, McGraw-Hill, 1984, New

York.

[7] Morris Kesler, “Highly Resonant Wireless Power Transfer : safe, efficient,

and over distance”, Witricity Corporation, 2013.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai