Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN VENTILATOR

ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) PADA PASIEN YANG MENGGUNAKAN


VENTILATOR MEKANIK DI ICU RSUD TUGUREJO SEMARANG
Riatsa A1, Nana R2, Nur K3
1,2
Dosen Progam Studi NERS STIKES Widya Husada Semarang
3
Dosen Progam Studi NERS STIKES Widya Husada Semarang
nurkhayatiii15@gmail.com

Abstrak

VAP adalah pneumonia nososkomial pada pasien yang telah dipasang ventilator
mekanik dengan slang endotrakea dan trakeostomi selama sedikitnya 48 jam. Tujuan
penelitianiniuntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian VAP
pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik di ICU RSUD Tugurejo Semarang.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan desain cross
sectional. Populasi 23 responden tehnik pengambilan sampel dengan tehnik accidental
sampling. Memakai uji parametrik Pearson data berdistribusi normal, pada penelitian
ini data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Rank Spearman. Hasil
analisis dengan uji Rank Spearman variable faktor umur (p=0,019) ada hubungan,
faktor lama penggunaan ventilator mekanik (p=0,008) ada hubungan, factor perawatan
oral hygiene (p=0,017) ada hubungan. Kesimpulanya ada hubungan antara factor
umur, lama penggunaan ventilator mekanik, perwatan oral hygiene dengan kejadian
VAP pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik di ICU RSUD Tugurejo
Semarang
Kata Kunci : Umur ; Lama Penggunaan ; Ventilator Mekanik ; Oral hygiene ; Kejadian
VAP

RELATED FACTORS WITH THE VENTILATOR OF ASSOCIATED PNEUMONIA


(VAP)ON PATIENTS USING MECHANICAL VENTILATOR IN ICU TUGUREJO
SEMARANG

Absrack
VAP is nososkomial pneumonia in patients who have mechanically ventilated with
endotracheal tube and tracheostomy for at least 48 hours. This study aims to
determine the factors associated with the incidence of VAP in patients who use a
mechanical ventilator in ICU RSUD Tugurejo Semarang. Methods this was a non-
experimental study with cross sectional design. Population 23 respondents, sampling
technique with accidental sampling technique. Using Pearson parametric test if the
data is normally distributed, in this study the data is not normally distributed then using
Rank Spearman test. The result of analysis with Rank Spearman test of age factor
variable (p = 0,019) there is correlation, old factor of mechanical ventilator use (p =
0,008) no correlation, oral hygiene treatment factor (p = 0,017). Conclusion there is
correlation between age factor, duration of mechanical ventilator use, oral hygiene
treatment with VAP occurrence in patients using mechanical ventilator in ICU RSUD
Tugurejo Semarang

Keywords: Age; Length of Use Mechanical Ventilator; Oral Hygiene ; VAP Incident

1
PENDAHULUAN ke-3 dari insiden seluruh infeksi
Ventilator mekanik merupakan alat nosokomial.Mortalitas infeksi
yang digunakan untuk membantu nosokomial saluran napas melebihi
fungsi pernapasan. Penggunaan mortalitas infeksi dari organ lain
ventilator mekanik diindikasikan untuk (soedarmo dkk, 2008). Infeksi
pasien dengan hipoksemia, nosokomial yang sering diderita pasien
hiperkapnea dan gagal pernapasan. adalah pneumonia, 87% kejadian
Ventilator mekanik merupakan salah pneumonia di ICU terkait dengan
satu aspek yang penting dan banyak penggunaan dan asuhan keperawatan
digunakan bagi perawatan pasien yang ventilator mekanik yang tidak tepat
kritis di Intensive Care Unit (ICU), sehingga menimbulkan kolonisasi
dengan penggunaan di Amerika Serikat kuman orofaring yang berisiko
mencapai 1,5 juta pertahun (Clare, terjadinya Ventilator Assosiated
2008). Pneumonia (VAP) (Koenig, 2006)
Pasien yang terpasang ventilator Ventilator Associated Pneumonia
mekanik lebih mudah mengalami (VAP) banyak terjadi di ruang Intensive
infeksi nosokomial karena kondisi Care Unit (ICU) (Japoni, 2011). Insiden
kesehatan dan daya tahan tubuh yang VAP pada pasien yang mendapat
menurun akibat penyakit yang dialami ventilator mekanik sekitar 22,8%, serta
(Chulay, 2007).Pasien yang di rawat di menyumbang sebanyak 86% dari
ICU berisiko tinggi terkena infeksi kasus infeksi nosokomial (Augustyn,
nosokomial.Penyakit infeksi masih 2007). Centers for Disease Control and
merupakan penyebab utama tingginya Prevention (2015) menyebutkan
angka kesakitan, dan kematian di 157.000 pasien di ICU mengalami VAP
dunia.Salah satu jenis infeksi selama perawatan. Angka kejadian
nosokomial tersebut adalah Ventilator berkisar 0,01-4,4 per 1000 pasien
Associated Pneumonia (VAP). Infeksi setiap hari di berbagai unit rumah sakit
ini menyebabkan 1,4 juta kematian di dunia pada tahun 2012.
setiap hari di seluruh dunia (Septiari, VAP adalah infeksi nosokomial
2012). pneumonia yang terjadi setelah 48 jam
Infeksi saluran napas yang pada pasien dengan pemasangan
disebabkan oleh bakteri terjadi pada ventilator mekanik, baik melalui pipa
0,5-5,0%. Pada sebagian besar endotrakeal maupun pipa trakeostomi.
penelitian infeksi nosokomial, infeksi VAP menjadi perhatian utama di ICU
saluran napas dapat menempati urutan karena merupakan kejadian yang

2
cukup sering dijumpai, sulit untuk kurangdari 6 maka tidak terjadi VAP
didiagnosa secara akurat dan (Luna, 2006).
memerlukan biaya yang cukup besar Beberapa faktor yang berperan
untuk pengobatanya (Hunter, 2006). terhadap infeksi nosokomial saluran
Kejadian VAP di Indonesia, melalui napas antara lain umur (sangat muda
beberapa penelitian menunjukkan atau sangat tua), oral hygiene, lama
insiden yang tinggi. Penelitian yang penggunaan, intubasi endotrakea,
dilakukan oleh Putri dan Budiono trakeostomi, dan kolonisasi saluran
(2013) di ICU RSUP Dr. Kariadi napa soleh basil Gram-negatif
Semarang menunjukkan sebesar (Soedarmo dkk, 2008).
36,8%. Penelitian yang dilakukan Faktor usia sangat mempengaruhi
Rahmawati (2014) di ICU RSUP Dr. kejadian VAP, penelitian Susanti dkk,
Kariadi Semarang juga menyebutkan (2015) yang berjudul “Identifikasi Faktor
kejadian pneumonia pada pasien ICU Resiko Kejadian Infeksi Nosokomial
sebesar 42%, dan dari jumlah tersebut Pneumonia pada Pasien yang
ditemukan pasien meninggal 86,8% Terpasang Ventilator di Ruang
dan 13,2% hidup. Intensive Care RS Eka Hospital
VAP dapat didiagnosis jika Pekanbaru”, dengan hasil penelitian
ditemukan tanda diagnosis standar menunjukkan bahwa pasien dengan
seperti demam, takikardi, leukositosis, usia di atas 60 tahun memiliki risiko
sputum yang purulent dan konsolidasi yang lebih besar untuk menderita
pada gambaran radiografi pneumonia pada pemakaian ventilator
thoraks.Diagnosis VAP agak sulit mekanik di ICU, sedangkan pasien
dilakukan jika hanya melihat dewasa dengan ventilator mekanik
penampilan klinis pasien.Diagnosis mudah terjangkit pneumonia. Hal ini
pasien dapat dibantu dengan Critical terjadi karena pada pasien yang usia
Pulmonary Infection Score (CPIS). lanjut ≥ 60 tahun terjadi penurunan
Penentuan CPIS berdasarkan pada 6 fungsi imun tubuh sehingga lebih
variabel, yaitu suhu tubuh pasien, berisiko dan rentan untuk terserang
jumlah leukosit dalam darah, volume penyakit. Berdasarkan hasil penelitian
dan tingkat kekentalan secret dalam untuk karakteristik umur didapatkan 19
trakea, indek oksigenasi, pemeriksaan responden (63,3%) berumur 18-60
radiologi paru dan kultur semi kuantitatif tahun. Hal ini disebabkan oleh
dari aspirasi trakea, jika kejadian VAP sebagian besar orang dewasa sangat
skor lebih dari 6, dan jika skor rentan terhadap kelainan sistem

3
pernapasan, kondisi neurologis yang setelah oral hygiene lebih rendah dari
semakin menurun, acute renal failure, pada sebelum. Sejalan yang dilakukan
shock, dan sindrom metabolik. oleh Aoun (2015), membuktikan bahwa
Faktor lain yang mempengaruhi larutan hexetidine efektif untuk
kejadian VAP adalah lama penggunaan mengurangi jumlah koloni candida
ventilator mekanik, menurut Vanhems albicans didalam mulut sebesar 80%
dkk, (2009) dalam penelitian Putri dan setelah digunakan sebagai oral
Budiono (2013) yang berjudul hygiene selama 8 jam sekali dalam 4
“Hubungan Antara Lama Penggunaan hari berturut-turut.Hasil penelitian ini
Ventilator Mekanik dengan Kejadian juga sejalan dengan penelitian oleh
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Aznita (2009) yang membuktikan
pada Pasien Non sepsis di ICU RSUP bahwa larutan hexetidine yang
Dr. Kariadi Semarang”, menunjukkan digunakan untuk oral hygiene sangat
bahwa lama penggunaan ventilator bermanfaat untuk mengurangi koloni
mekanik kurang dari 48 jam sebanyak bakteri dalam mulut.
5,3% responden sedangkan lama Studi pendahuluan awal yang
penggunaan ventilator mekanik lebih dilakukan peneliti pada tanggal 24
dari 48 jam sebanyak 8,3% responden. Desember 2017, di RSUD Tugurejo
Penelitian dilakukan pada pasien Semarang telah dilakukan wawancara
dengan usia rata-rata 54 tahun dengan dengan beberapa perawat pada bagian
angka kematian 21,7%. rekam medis, didapatkan hasil selama
Faktor lain selain dua faktor diatas, tahun 2016 terdapat 260 pasien yang
yang dapat mempengaruhi kejadian menggunakan ventilator mekanik
VAP adalah oral hygiene, penelitian dengan umur 25-44 tahun terdapat 35
Tohirin dkk, (2016) yang berjudul pasien, sedangkan pada umur 45-64
“Pengaruh Oral Hygiene Menggunakan tahun terdapat 209 pasien, dan untuk
Hexadol Gargle (hexetidine) dalam umur >65 tahun terdapat 16 pasien.
Meminimalkan Kejadian Ventilator Lama pemakaian ventilator mekanik,
Associated Pneumonia (VAP) di Ruang untuk pemakaian 1 hari pada pasien
Tugurejo Semarang” menunjukkan sebanyak 118 pasien dan untuk
bahwa penggunaan antiseptik hexadol pemakai. Penelitian ini dilakukan pada
gargle (hexetidine) dalam pelaksanaan bulan Juni dan Juli 2017an >2 hari
oral hygiene terbukti dapat sebanyak 142 pasien. Sedangkan
meminimalkan kejadian VAP wawancara yang dilakukan pada
ditunjukkan dengan hasil skor CPIS tanggal 3 Februari 2017 dengan

4
perawat di ruang ICU RSUD Tugurejo dependenya yaitu kejadian
Semarang, perawat ICU mengatakan VAP.Instrumen pada penelitian ini
pada pasien yang menggunakan menggunakan lembar observasi dan
ventilator mekanik tindakan oral kuesuioner sedangkan pada analisis
hygiene dilakukan satu hari sekali ini menggunakan uji Rank Spearman.
dengan menggunakan hexadol pada
pagi hari dan untuk kejadian VAP di HASIL DAN BAHASAN
ICU RSUD Tugurejo Semarang selama A. Karakteristik Responden
tahun 2016 berfluktuasi (Komite PPI 1. Jenis Kelamin Responden
RSUD Tugurejo, 2016).
Tabel 1
Berdasarkan uraian di atas, maka
Karakteristik Responden
penting untuk dilakukan penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin yang
dengan tuhuan untuk mengetahui Menggunakan Ventilator Mekanik

“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Jenis Frekuensi Persentase(%)


Dengan Kejadian Ventilator Associated Kelamin
Laki - Laki 16 69,6
Pneumonia (VAP) Pada Pasien Yang Perempuan 7 30,4
Menggunakan Ventilator Mekanik di Jumlah 23 100

ICU RSUD Tugurejo Semarang”.


Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui bahwa dari 23 responden
BAHAN DAN METODE berjenis kelamin laki – laki sebanyak
Jenis penelitian ini merupakan 16 orang (69,6%) dan yang berjenis
penelitian non-eksperimental.Desain kelamin perempuan sebanyak 7 orang
penelitian ini dengan menggunakan (30,4%).
desain cross sectional. Penelitian ini Menurut teori Hungu dalam Cahya
dilakukan pada Bulan Juni ndan Juli (2012) jenis kelamin adalah
2017. Sampel penelitian ini adalah perbedaan antara laki-laki dan
seluruh pasien yang menggunakan perempuan secara biologis sejak
ventilator mekanik di ICU RSUD seseorang lahir.
Tugurejo Semarang sebanyak Penelitian ini didukung oleh hasil
23..Teknik pengambilan sampel yang penelitian Dewi (2015) menyebutkan
digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa 29 responden pasien yang
accidental sampling.Variabel menggunakan ventilator mekanik
independenya yaitu umur, lama dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak
penggunaan ventilator mekanik dan 16 orang (55,2%) dan pasien dengan
oral hygiene sedangkan variabel jenis kelamin perempuan sebanyak 13

5
orang (44,8%). Sejalan dengan mengembangkan potensi dirinya
penelitian yang dilakukan oleh Santoso secara aktif supaya memiliki
Budi (2015) menunjukkan bahwa jenis pengendalian diri, kecerdasan,
kelamin yang paling banyak keterampilan dalam bermasyarakat,
menggunakan ventilator mekanik yaitu kekuatan spiritual keagamaan,
laki-laki dari 50 responden jenis laki laki kepribadian serta akhlak mulia.
sebanyak 30 orang (60,0%) dan jenis Pendidikan adalah suatu
kelamin perempuan 20 orang (40,0%). pembelajaran pengetahuan,
2. Pendidikan Responden keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari
Tabel 2
satu generasi ke generasi berikutnya
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan yang melalui pengajaran, pelatihan, atau
Menggunakan Ventilator Mekanik penelitian (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2009).
Persentase
Pendidikan Frekuensi Hasil penelitian Santoso Budi
(%)
SD 5 21,7 (2015) menyebutkan dari 37 responden
SMP 5 21,7 pasien yang menggunakan ventilator
SMA 2 8,7 mekanik dengan pendidikan tidak
Tidak Sekolah 11 47,8 sekolah sebanyak 21 orang (58,3%),
Jumlah 23 100 pendidikan SMP sebanyak 9 orang
(25,0%), pendidikan SD sebanyak 5
Berdasarkan tabel 4.2 dapat orang (13,9%) dan yang berpendidikan
diketahui bahwa dari 23 responden SMA 1 orang (2,8%). Hal ini sejalan
yang tidak sekolah 11 orang (47,8%), dengan penelitian yang dilakukan oleh
berpendidikan SD sebanyak 5 orang Putri (2013) menunjukkan bahwa
(21,7%), berpendidikan SMP 5 orang pendidikan yang paling banyak pada
(21,7%) dan yang berpendidikan SMA pasien yang menggunakan ventilator
2. mekanik yaitu pada pendidikan yang
Pengertian pendidikan menurut tidak bersekolah.
Undang Undang SISDIKNAS no. 20 B. Gambaran Umur, Lama
tahun 2009, adalah sebagai usaha Penggunaan Ventilator Mekanik,
sadar dan terencana untuk Oral Hygiene dan Kejadian VAP
mewujudkan suasana belajar dan di ICU RSUD Tugurejo Semarang
proses pembelajaran sedemikian rupa
supaya peserta didik dapat

6
Tabel 3 Disebutkan bahwa pasien dengan usia
Gambaran Umur, Lama Penggunaan diatas 60 tahun memiliki risiko yang
Ventilator Mekanik, Oral Hygiene dan
Kejadian VAP pada pasien yang lebih besar untuk menderita pneumonia
Menggunakan ventilator mekanik pada penggunaan ventilator mekanik di
Variabel Nilai
Median Sd Min Mak
ICU, sedangkan pasien dewasa
Umur (tahun) 48 14,48 22 72 dengan ventilator mekanik mudah
Lama penggunaan
ventilator mekanik
terjangkit pneumonia. Hal ini terjadi
(jam) 56 8,08 48 74 karena pasien yang usia lanjut lebih
Oral hygiene 31 1,03 28 31
dari 60 tahun terjadi penurunan fungsi
imun tubuh sehingga lebih berisiko dan
Kejadian VAP 2 2,66 0 8
rentan untuk terserang penyakit

1. Umur (Susanti dkk, 2015).

Berdasarkan tabel 3 hasil 2. Lama Penggunaan Ventilator

penelitian yang telah dilakukan Mekanik

mengenai umur nilai tengah (median) Hasil penelitian yang telah

yang menggunakan ventilator mekanik dilakukan mengenai lama penggunaan

yaitu 48 tahun, standar deviasi yaitu ventilator mekanik didapatkan nilai

14,48, nilai terendah yaitu 22 tahun tengah (median) 56 jam, standar

dan nilai tertinggi yaitu 72 tahun. deviasi yaitu 8,08, nilai terendah yaitu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan 48 jam dan nilai tertinggi yaitu 74 jam.

peneliti pada pasien yang Indikasi pemasangan ventilator

menggunakan ventilator mekanik mekanik pada pasien, jika pasien

terdapat umur paling tertinggi pada mengalami henti jantung (cardiac

umur 72 tahun dikarenakan kesadaran arrest), henti napas (respiratory arrest),

yang menurun dan disertai penyakit hipoksemia yang tidak teratasi dengan

yang dialami (Stroke dan PPOK). pemberian oksigen non invasive,

Pada umur terendah 22 tahun asidosis respiratory yang tidak teratasi

penggunaan ventilator mekanik dengan obat-obatan dan pemberian

dikarenakan cidera kepala berat. oksigen non invasive, kelelahan

Umur adalah faktor yang sangat pernapasan yang tidak responsif

penting dalam pemicu timbulnya VAP dengan obat-obatan dengan pemberian


oksigen non invasive, gagal napas atau
pada pasien dengan rawatan lama
dengan ditandai : takhipneu,
yang terpasang ventilator mekanik,
penggunaan otot-otot pernapasan
semakin tua umur pasien maka resiko
tambahan (scalene, sterno
pasien terkena VAP semakin tinggi.

7
cleidomastoid, interkostal, abdomen), ventilator mekanik hanya dilakukan
penurunan kesadaran, saturasi oksigen satu kali pada pagi hari dengan
menurun drastis (Sundana, 2008). menggunakan hexadol gargle.
Pasien yang mendapatkan bantuan Oral hygiene merupakan salah satu
ventilator mekanik bila frekuensi napas tindakan keperawatan yang diperlukan
lebih dari 35 kali per menit, hasil agar kondisi rongga mulut tetap bersih
analisa gas darah dengan O2 masker dan segar sehingga terhindar dari
PaO2 kurang dari 70 mmHg, PaCO2 infeksi. Tujuan perawatan oral hygiene
lebih dari 60 mmHg, AaDO2 dengan pada pasien terpasang ventilator
O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmHg mekanik adalah menjaga kebersihan
dan Vital capasity kurang dari 15 ml / gigi dan mulut dari bakteri-bakteri
kg BB (Pontopidan dalam Nugroho dkk, pathogen yang dapat menimbulkan
2016). kejadian Ventilator Associated
Lama penggunaan ventilator Pneumonia (VAP) (Hidayat, 2010).
mekanik sebagai salah satu faktor Penelitian ini menunjukkan
penting pemicu terjadinya VAP. Pada pelaksanaan oral hygiene dapat
pasien dengan ventilator mekanik, menurunkan angka kejadian VAP.
insiden VAP meningkat seiring dengan Tindakan oral hygiene perlu dilakukan
lamanya ventilasi dari waktu ke waktu untuk menjaga ADL pasien yang
penggunaan ventilator mekanik sedang diruang intensif khususnya
sedikitnya 48 jam (Morton dkk, 2011). pada pasien yang menggunakan
3. Oral hygiene ventilator mekanik untuk menghindari
Hasil penelitian yang telah dari infeksi mulut. Oral hygiene dengan
dilakukan mengenai oral hygiene nilai penggunaan antibiotik ataupun
tengah (median) yang menggunakan antiseptik diharapkan dapat
ventilator mekanik berada pada skor menurunkan pertumbuhan bakteri di
31, standar deviasi yaitu 1,03, nilai orofaring sehingga, insiden terjadinya
terendah yaitu berada pada skor 28 VAP menurun.
dan nilai tertinggi berada pada skor 31. 4. Kejadian VAP
Semakin tinggi skor yang didapatkan Hasil penelitian yang dilakukan
maka semakin baik perawatan oral mengenai kejadian VAP pada pasien
hygiene pada pasien yang yang menggunakan ventilator mekanik
menggunakan ventilator mekanik, tetapi didapatkan responden dengan nilai
pelaksanaan perawatan oral hygiene tengah (median) pada skor 2, standar
pada pasien yang menggunakan deviasi yaitu 2,66, nilai terendah pada

8
skor 0 dan nilai tertinggi pada skor 8. VAP menjadi perhatian utama di
Hasil yang ditemukan pada kejadian ICU karena merupakan kejadian yang
VAP terdapat 4 dari 23 responden yang cukup sering dijumpai, sulit untuk
memiliki skor CPIS >6, artinya pasien didiagnosis akurat dan memerlukan
tersebut mengalami VAP. biaya yang cukup besar untuk
Ventilator Associated Pneumonia pengobatanya.Kejadian VAP
(VAP) merupakan infeksi nosokomial memperpanjang lama perawatan
yang sering ditemui di ICU pada pasien pasien di ICU, dengan angka kematian
dengan ventilator mekanik, yang terjadi mencapai 40-50% dari total penderita
48 jam atau lebih setelah ventilator (Hunter, 2006).
mekanik diberikan (Wiryana, 2007). C. Hubungan Umur, Lama
Clinical Pulmonary Infection Score Penggunaan Ventilator Mekanik,
(CPIS) adalah suatu alat yang Oral Hygiene dengan Kejadian
digunakan untuk mendiagnosis VAP. VAP di ICU RSUD Tugurejo
Penentuan CPIS berdasarkan pada 6 Semarang
variabel , yaitu suhu tubuh pasien, Tabel 4
jumlah leukosit dalam darah, sekret Gambaran Hasil Uji Normalitas
Data
trakea, oksigenasi, fotothorak dan
kultur sekret, jika diperoleh skor lebih 6, Variabel p-value
maka diagnosis VAP dapat ditegakkan Umur 0,041
Lama penggunaan 0,001
(Luna, 2006).
ventilator mekanik
Diagnosis VAP ditegakkan setelah
Oral hygiene 0,000
menyingkirkan adanya pneumonia
Kejadian VAP 0,002
sebelumnya, terutama pneumonia
komunitas (Community Acquired
Berdasarkan tabel 4 diatas setelah
Pneumonia). Bila dari awal pasien
dilakukan uji normalitas data dengan
masuk ICU sudah menunjukkan gejala
menggunakan Saphiro Wilk didapatkan
klinis pneumonia maka diagnosis VAP
dari variabel umur 0,041, lama
disingkirkan, namun jika gejala klinis
penggunaan ventilator mekanik 0,001,
dan biakan kuman didapatkan setelah
prosedur oral hygiene 0,000 dan kejadian
48 jam dengan ventilatormekanik serta
VAP 0,002. Karena nilai signifikansi dari
nilai total CPIS >6 , maka diagnosa
setiap variabel < α=0,05, maka dapat
VAP dapat ditegakkan, jika nilai total
disimpulkan bahwa data berdistribusi
CPIS ≤6 maka diagnosis VAP
tidak normal maka dalam uji ini
disingkirkan (Luna, 2006).
menggunakan uji korelasi

9
Rank Spearman. Hasil uji dapat dilihat pada pasien yang usia lanjut lebih dari
dari tabel dibawah ini : 60 tahun terjadi penurunan fungsi imun
Tabel 5 tubuh sehingga lebih berisiko dan
Hubungan Umur, Lama Penggunaan rentan untuk terserang penyakit
Ventilator Mekanik, Oral Hygiene
dengan Kejadian VAP pada Pasien (Susanti dkk, 2015).
yang Menggunakan Ventilator Penelitian ini sejalan dengan
Mekanik
penelitian Santoso Budi (2015) yang
Penyebab VAP r p-value berjudul faktor-faktor yang
Umur 0,484 0,019 berhubungan dengan kejadian
Lama
pneumonia pada pasien di Intensive
penggunaan 0,542 0,008
Care Unit (ICU) Rumah Sakit Islam
ventilator
Surakarta yang menyatakan ada
mekanik
hubungan yang signifikan antara umur
Oral hygiene -0,493 0,017
dengan kejadian pneumonia dengan
1. Hubungan Umur Dengan
menggunakan uji korelasi Chi-Square

Kejadian VAP didapatkan nilai 8,631 dengan ρ=0,003.


Jika ρ<0,05 maka Ha diterima dan Ho
Dari hasil analisis penelitian
ditolak, maka disimpulkan bahwa
didapatkan nilai r=0,484 yang artinya
terdapat hubungan antara umur
tingkat keeratan hubungan dikatakan
responden dengan kejadian
berada dalam kategori sedang.
pneumonia. Hasil yang ditemukan
Sedangkan untuk nilai p value yang
dalam penelitian ini pasien dengan
didapatkan dari hasil analisis penelitian
usia> 60 tahun lebih beresiko terhadap
yang menggunakan uji korelasi Rank
kejadian VAP dibandingkan usia ≤ 60
Spearman didapatkan nilai (p=0,019) <
tahun, karena pada pasien dengan usia
(α=0,05), maka Ha diterima dan Ho
> 60 tahun daya tahan tubuh menurun
ditolak. Hal ini dapat disimpulkan
sehingga mudah untuk terkena infeksi
bahwa ada hubungan antara umur
nososkomial yang disebabkan
dengan kejadian VAP pada pasien
penggunaan ventilator mekanik.
yang menggunakan ventilator mekanik
2. Hubungan Lama Penggunaan
di ICU RSUD Tugurejo Semarang.
Ventilator Mekanik Dengan
Disebutkan bahwa pasien dengan
Kejadian VAP
usia diatas 60 tahun memiliki risiko
Dari hasil analisis penelitian
yang lebih besar untuk menderita
didapatkan nilai r=0,542 yang artinya
pneumonia pada penggunaan ventilator
tingkat keeratan hubungan dikatakan
mekanik di ICU. Hal ini terjadi karena

10
kuat. Sedangkan untuk nilai p value hubungan antara lama penggunaan
yang didapatkan dari hasil analisis ventilator mekanik dengan kejadian
penelitian yang menggunakan uji Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
korelasi Rank Spearman didapatkan pada pasien nonsepsis di ICU RSUP Dr.
nilai (p=0,008) < (α=0,05), maka Ha Kariadi Semarang, dibuktikan dari hasil
diterima dan Ho ditolak. Hal ini dapat uji korelasi diketahui bahwa p=0,003 dan
disimpulkan bahwa ada hubungan r=0,214 yang berarti ada hubungan yang
antara lama penggunaan ventilator signifikan antara lama penggunaan
mekanik dengan kejadian VAP pada ventilator mekanik dengan kejadain VAP
pasien yang menggunakan ventilator pada pasien nonsepsis di ICU RSUP Dr.
mekanik di ICU RSUD Tugurejo Kariadi Semarang. Hasil yang ditemukan
Semarang. dalam penelitian ini bahwa semakin lama
Penelitian ini sejalan dengan penggunaan ventilator mekanik maka
penelitian Santoso Budi (2015) yang semakin tinggi risiko terkena VAP.
berjudul faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Hasil penelitian ini mendukung teori
pneumonia pada pasien di Intensive Morton dkk (2011) yang menyatakan
Care Unit (ICU) Rumah Sakit Islam bahwa lama penggunaan ventilator
Surakarta yang menyatakan ada mekanik sebagai salah satu faktor
hubungan yang signifikan antara lama penting pemicu terjadinya VAP.Pada
penggunaan ventilator mekanik dengan pasien dengan ventilator mekanik,
kejadian pneumonia pada pasien di insiden VAP meningkat seiring dengan
Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit lamanya ventilasi dari waktu ke waktu
Islam Surakarta.Pada analisa ini penggunaan ventilator mekanik
menggunakan uji korelasi Chi-Square sedikitnya 48 jam.Semakin lama
didapatkan nilai 9,992 dengan ρ = penggunaan ventilator mekanik maka
0,02.Dengan asumsi bahwa jika ρ<0,05 semakin tinggi terkena VAP karena
maka Ha diterima dan Ho ditolak, maka pada lama penggunaan ventilator
dapat disimpulkan bahwa terdapat mekanik pada pasien tidak bisa
hubungan antara lama pemakaian diprediksi tergantung dari kondisi
ventilator mekanik dengan kejadian pasien sendiri semakin buruk kondisi
pneumonia. pasien maka semakin lama
Penelitian ini juga sejalan dengan penggunaan ventilator mekanik dan
penelitian yang dilakukan oleh Putri dan sebaliknya semakin baik kondisi pasien
Budiono (2013) yang berjudul maka semakin sedikit lama pemakaian

11
ventilator mekanik.Sehingga untuk oral hygiene pada pasien terpasang
menghindari kejadian VAP saat ingin ventilator mekanik adalah menjaga
kontak dengan pasien baik sebelum kebersihan gigi dan mulut dari bakteri-
dan sesuah lakukan cuci tangan, bakteri pathogen yang dapat
berikan posisi semifowler dan menimbulkan kejadian Ventilator
perawatan oral hygiene. Associated Pneumonia (VAP). Karena
3. Hubungan Oral Hygiene Dengan pada pasien yang menggunakan
Kejadian VAP ventilator mekanik mukosa bibir mudah
Dari hasil analisis penelitian kering sehingga perlu dilakukan
didapatkan nilai r=-0,493 yang artinya perawatan oral hygiene minimal 2x
tingkat keeratan hubungan dikatakan sehari untuk menghindari penumpukan
sedang. Sedangkan untuk nilai p value bakteri didalam mulut agar tidak mudah
yang didapatkan dari hasil analisis berkembang dan menyebabkan
penelitian yang menggunakan uji terjadinya VAP.
korelasi Rank Spearman didapatkan Penelitian ini sejalan dengan
nilai (p=0,017) < (α=0,05), maka Ha penelitian Erwin (2012) yang menyatakan
diterima dan Ho ditolak. Hal ini dapat ada hubungan yang signifikan antara oral
disimpulkan bahwa ada hubungan hygiene dengan kejadian pneumonia
antara oral hygiene dengan kejadian pada pasien yang menggunakan
VAP pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik di Rumah Sakit Umum
ventilator mekanik di ICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, pada analisa
Tugurejo Semarang. ini menggunakan uji statistik wilcoxon
Hasil penelitian ini mendukung teori didapatkan p=0,03. Dengan asumsi
Hidayat (2010) yang menyatakan bahwa jika ρ<0,05 maka Ha diterima dan
bahwa oral hygiene merupakan salah Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
satu tindakan keperawatan yang bahwa terdapat hubungan antara oral
diperlukan agar kondisi rongga mulut hygiene dengan kejadian pneumonia.
tetap bersih dan segar sehingga Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini
terhindar dari infeksi. Perawatan oral semakin baik perawatan oral hygien pada
hygiene merupakan tindakan pasien yang menggunakan vebntilator
keperawatan pada pasien yang tidak mekanik maka semakin rendah risiko
mampu mempertahankan kebersihan terkena infeksi nosokomial, karena pada
mulut dan gigi dengan cara perawatan oral hygiene dapat menjaga
membersihkan serta menyikat gigi dan
mulut secara teratur. Tujuan perawatan

12
kontiunitas bibir, lidah dan mukosa 6. Hubungan antara lama penggunaan
membran mulut, mencegah terjadinya ventilator mekanik dengan kejadian
infeksi rongga mulut dan melembabkan VAP pada pasien yang
mukosa membran mulut dan bibir menggunakan ventilator mekanik di
ICU RSUD Tugurejo Semarang
KESIMPULAN dengan keeratan hubungan kuat
1. Dari 23 responden pada variabel diketahui bahwa nilai r=0,542.
umur yang menggunakan ventilator 7. Hubungan antara oral hygiene
mekanik nilai tengah (median) 48 dengan kejadian VAP pada pasien
tahun, standar deviasi 14,48, nilai yang menggunakan ventilator
terendah 22 tahun dan nilai tertinggi mekanik di ICU RSUD Tugurejo
72 tahun. Semarang dengan keeratan
2. Dari 23 responden pada variabel hubungan sedang diketahui bahwa
lama penggunaan ventilator mekanik nilai r=-0,493.
nilai tengah (median) 56 jam,
SARAN
standar deviasi 8,08, nilai terendah
1. Bagi Rumah Sakit
48 jam dan nilai tertinggi 74 jam.
Meningkatkan pelayanan dan ilmu
3. Dari 23 responden pada variabel
pengetahuan terkait penggunakan
oral hygiene pada pasien yang
alat bantu napas (ventilator),
menggunakan ventilator mekanik
komplikasi dan perawatan pada
nilai tengah (median) pada skor 31,
pasien yang terpasang ventilator
standar deviasi 1,03, nilai terendah
mekanik dengan cara meningkatkan
pada skor 28 dan nilai tertinggi pada
perawatan oral hygiene sehari 2x
skor 31.
dan mobilisasi pasien dengan posisi
4. Dari 23 responden pada variabel
45o
kejadian VAP nilai tengah (median)
2. Bagi Tenaga Kesehatan
pada skor 2, standar deviasi 2,66,
Meningkatkan perawatan pada
nilai terendah pada skor 0 dan nilai
pasien yang terpasang ventilator
tertinggi pada skor 8.
mekanik sehingga tenaga kesehatan
5. Hubungan antara umur dengan
dapat mencegah atau melakukan
kejadian VAP pada pasien yang
perawatan pada pasien yang
menggunakan ventilator mekanik di
terpasang ventilator mekanik dan
ICU RSUD Tugurejo Semarang
dapat melakukan penegakkan VAP
dengan keeratan hubungan sedang
dengan menggunakan CPIS
diketahui bahwa nilai r=0,484.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya

13
Melakukan penelitian lebih lanjut Larutan Chlorhexidine 0,2%
dengan mengembangkan variabel- Terhadap Pencegahan Ventilator
Associated Pneumonia (VAP) Pada
variabel penelitian lain serta
Pasien Yang Terpasang Ventilator
menganalisis faktor yang paling Mekanik Di ICU RSUD Arifin
berpengaruh terhadap kejadian VAP. Achmad Pekanbaru.
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bit
stream/handle/123456789/1918/M
RUJUKAN ANUSCRIPT.pdf?sequence=1
Aoun. (2015). Effectiveness of Hidayat.(2010). Metode Penelitian
Hexetidine 0,1% Compared to Kebidanan Dan Teknik Analisis
Chlorhexidine Digluconate0,12% Data. Jakarta: Salemba Medika
in Eliminating Candida Albicans Hunter. (2006). Ventilator associated
Colonizing Dentures: A pneumonia. Postgrad med, 82,
Randomized Clinical In Vivo 172,8.
Study. Journal of International http://.bmj.com/content/82/965/12
Oral Health(2015); 7(8):1-4. 7/full. Diakses pada tanggal 30
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a November 2014
rticles/PMC4516077/pdf. Diakses Japoni.(2011). Ventilator-associated
pada tanggal 13 Oktober 2015 pneumonia in Iranian intensive
Augustyn. (2007). Ventilator care units. J Infect Dev Ctries.
Associated Pneumonia Risk 2011 APR 26;5(4):286-93.
Factor andPreventions. Luna. (2006). Resolution Of Ventilator
http://aacn.org/WD/CETests/Med Associated Pneumonia
ia/C0742.pdf. Diakses pada Prospectiveof The Clinical
tanggal 19 September 2015 Pulmonary Infection Score As An
Aznita.(2009). The Effectiveness of Early Clinically Predictor Of
Chlorhexidine, Hexetidine and Outcome.
Eugenia Caryophyllus Extracts In http://mobile.journals.lww.com.
Commercialized Oral Rinses to Diakses pada tanggal 20 Agustus
Reduce Dental Plaque Microbes. 2014
Journal of biological sciences Putri,Budiono. (2013). Hubungan
4(6): 716-719, (2009) ISSN:1815- Antara Lama Penggunaan
88-46 Ventilator Mekanik Dengan
Chulay. (2007). VAP Prevention The Kejadian Ventilator Associated
Latest Guidelines. Pneumonia (VAP) Pada Pasien
http://rn.modernmedicine.com/rnw Nonsepsis di ICU RSUP Dr.
eb/article/Detail.jsp?id=149672. Kariadi Semarang. Jurnal
Diakses pada tanggal 3 Maret UNDIP.http://eprints.undip.ac.id/4
2007 3765. Diakses pada tanggal 24
Clare. (2008). Mechanical ventilation: September 2015
indications, goals, and prognosis. Marc. (2007). Risk faktor for ventilator
Cp.vetlearn.com/media. Diakses associated pneumonia : from
pada tanggal 12 Januari 2015 epidemiology to patient
Erwin. (2012). Efektifitas Oral Hygiene management. Oxford 38, 1141,9.
Dengn Suction Menggunakan http://www.ncbi.nml.nih.gov/pubm

14
ed/15095221. Diakses pada Semarang.perpusnwu.web.id/kary
tanggal 30 Semtember 2014 ailmiah/documents/4846.pdf.
Morton dkk. (2011). Keperawatan Kritis: Diakses pada tanggal 10 Januari
Pendekatan Asuhan Holistik Edisi 2016
8 Vol 1. Jakarta: EGC
Rahmawati.(2014). Angka Kejadian
Pneumonia Pada Pasien Sepsis
di ICU RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Jurnal Medika Muda
UNDIP Semarang Vol 3, No 1
(2014). http://ejournal-
SI.undip.ac.id/index.php/medico/a
rticle/view/7728/7487. Diakses
pada tanggal 23 September 2015
Santoso Budi (2015). Faktor-Faktor
Yang Berhubunagn Dengan
Kejadian Pneumonia Pada Pasien
Di Intensive Care Unit (ICU)
Rumah Sakit Islam
Surakarta.file:///C:/Users/perpusta
kaan/Downloads/42-83-2-
PB%20(1).pdf
Septriatri.(2012). Infeksi Nosokomial.
Yogyakarta: Nuha Medika
Soedarmo dkk. (2008). Buku Ajar
Infeksi & Pediatri Tropis.Jakarta :
IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia)
Sundana.(2008). Ventilator Pendekatan
Praktis Di Unit Perawatan Kritis
Edisi 1 Vol 1. Bandung: CICU
RSHS
Susanti dkk.(2015). Identifikasi Faktor
Risiko Kejadian Infeksi
Nosokomial Pneumonia Pada
Pasien Yang Terpasang Ventilator
Mekanik.http://download.portalgar
uda.org/article.php?article=29478
0&val=6447&title. Diakses pada
tanggal 1 Februari 2015
Tohirin dkk, (2016).Pengaruh Oral
Hygiene Menggunakan Hexadol
Gargle Dalam Meminimalkan
Kejadian Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) di Ruang ICU
RSUD Tugurejo
15

Anda mungkin juga menyukai