Laporan PT Wilson
Laporan PT Wilson
NAMA : ANADA
:AQILAH SABINA
KELAS :XII TEKNIK KIMIA INDUSTRI B
NAMA DU/DI : PT WILSON LAUTAN KARET
ALAMAT: JL.BARITO HULU NO 43, PELAMBUAN KEC.
BANJARMASIN
Disetujui oleh
Kepala program Pembimbing Sekolah
NIP.197209152006042026 198105092006042011
Kepala Sekolah
SMK Negeri 5 Banjarmasin
DR.Drs H.Syahrir.M.M
NIP.196712311992031050
Terselesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan waktu, tenaga dan juga
saran, dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
Kami menyadari bahwa laporan hasil praktik kerja siswa yang kami
kerjakan ini tentunya masih kurang sempurna, untuk itu, kami mengharapkan
saran dari pembaca. Terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumus Permasalahan.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Laporan..............................................................................................2
1.4 Manfaat Laporan............................................................................................2
3.3 Flowchart.......................................................................................................9
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULU
1.1 Latar Belakang
Wilayah di Indonesia merupakan daerah agraris, dan sebagian besar
penduduknya bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan. Pertanian
merupakan aktifitas utama bagi kehidupan ekonomi penduduk, dalam
upaya memenuhi kehidupan keluarganya. Aktifitas penduduk di bidang
pertanian dilakukan oleh sebagian penduduk karna sebagian besar
mengusahakan ketersediaan lahan pangan yang menjadi sumber
kelangsungan hidup warga Indonesia, berbagai cara pemanfaatan lahan
yang dilakukan diantaranya untuk perkebunan, peternakan, dan kehutanan,
tujuan utama dari usaha-usaha tersebut iyalah memenuhi kebutuhan hidup
dan kesejahteraan masyarakat.
Sektor perkebunan yang meliputi kopi, lada, sawit, dan karet
mempunyai prospek yang cukup baik bagi kehidupan petani, salah satu
komoditas yang bernilai cukup tinggi dan mampu mendukung
perekonomian Indonesia yaitu komoditas karet, karet merupakan
komoditas perkebunan yang cukup penting, baik sebagai pendapatan,
lapangan kerja, dan sumber devisi karena karet memiliki nilai ekonomi
yang tinggi.
Saat ini Indonesia urutan kedua sebagai negara produsen karet di dunia
setelah thailand, pada tahun 2016 luas area total perkebunan karet di
Indonesia mencapai 3,64 Ha dengan produksi mencapai 3,2 juta ton.
Rumus Masalah
1. Bagaimana tahap awal karet sebelum pengujian menjadi sempel uji.
2. Bagaimana cara mengetahui apakah karet berkualitas bagus atau tidak.
1.2 Tujuan
1. Tujuan yang pertama adalah diharapkan mampu mengetahui materi
pengujian yang didapat di sekolah. Sehingga materi tersebut dapat
diterapkan di area kerja dengan baik.
2. Tujuan yang kedua yakni mampu melatih siswa dalam mendapatkan
pengalaman praktek kerja di luar sekolah atau di dunia industri.
3. Tujuan yang ketiga yakni mampu melatih siswa dalam berkomunikasi
dan berinteraksi secara profesional di dunia industri. Sehingga nantinya
para siswa tidak canggung dan takut lagi untuk berkomunikasi secara
profesional.
4. Tujuan yang keempat adalah meningkatkan softskill siswa (kemampuan
dalam meningkatkan rasa percaya diri, memperbaiki sikap dan perilaku).
5. Tujuan yang kelima adalah dapat mengembangkan dan menambah ilmu
pengetahuan dasar yang dimiliki oleh para siswa. Tentu saja materi yang
sesuai dengan bidang yang mereka ambil.
1.3 Manfaat
1. Siswa dapat mengetahui perihal bagaimana mengetahui kualitas karet
serta dapat mengetahui tahap-tahap sebelum karet tersebut diuji.
2. Siswa dapat mengasah keterampilan yang diberikan oleh Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
3. Membentuk pola pikir para siswa untuk lebih terkonstruktif dengan baik.
Mampu memberikan pengalaman dalam dunia kerja ataupun dunia
industri.
4. Mengenalkan para siswa pada pekerjaan lapangan di dunia industri serta
dunia usaha. Sehingga pada saatnya mereka mampu beradaptasi dengan
cepat di lapangan pekerjaan yang sesungguhnya.
5. Menambah pengetahuan, keterampilan, gagasan-gagasan seputar dunia
industri dan dunia usaha yang handal sekaligus profesional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komoditas Karet
Salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang kini banyak dijumpai
dalam peralatan rumah atau transportasi adalah karet. Sejak dulu, karet tidak
lekang dari banyaknya kebutuhan orang-orang. Justru, produksi karet kian
meningkat dari tahun ke tahun.
Namun, di luar keuntungan itu, ternyata karet tidak semuanya unggul atau baik.
Seperti kebanyakan hasil tani lainnya, Inilah yang menjadi patokan berdirinya
perusahaan industri karet, untuk menguji apakah karet yang akan diproduksi
menjadi barang adalah karet berkualitas atau tidak, dengan cara pengujian
berbagai hal, seperti kadar kotoran yang terkandung, kadar abu yang terkandung
di dalamnya, kekenyalan, dan lain-lainnya, oleh sebab itu, di laporan kali ini
berisi rincian pengujian contoh karet yang kemudian bisa dibuat berbagai
macam produk.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Bahan
a. Karet /Sempel karet
b. Pelarut karet ( Terpentin mineral / Minyak tanah)
c. Pelunak karet ( Cureo TS / RPA)
-Gilingan
-Alat pemotong
-Plastik
- Wadah
•Langkah-langkah
- mooney: 30 — 40 gram.
- nitrogen: 5 — 10 gram.
•Langkah-langkah.
M² - M¹
────── x 100
M0
M² - M¹ x 2
Pengujian Kadar Dirt ( Pengujian Kadar Kotoran)
•Langkah-langkah:
M¹= C – B
A. Hasil uji DIRT berupa kotoran yang terkumpul di dalam mesh atau
saringan. Jika banyaknya kotoran di dalam mesh lewat dari berat target
yaitu 0,045, maka karet dianggap tidak layak, dan akan didiamkan
beberapa saat lalu dicampur dengan karet lain kemudian diuji ulang.
Namun jika beratnya dibawah 0,045, bisa dinaikkan angkanya.
B. Hasil uji ASH berupa abu hasil pembakaran di dalam cawan. Jika
banyaknya abu di dalam cawan melebihi berat target yaitu 0,035, maka
karet dianggap tidak layak, akan didiamkan beberapa waktu lalu
dicampur dengan karet lain kemudian diuji ulang. Namun jika beratnya
dibawah 0,035, bisa dinaikkan angkanya.
4.2 Perbandingan.
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
Kadar ash Kadar dirt 5.1
(Kadar abu) (Kadar kotoran)
1.Sampel ditimbang 1. Sampel ditimbang
sebanyak 5gram sebanyak 10 gram
2.Memakan waktu 2.Memakan waktu lebih
sebentar saat pengujian lama saat pengujian.
3.Hasil berupa abu 3.Hasil berupa kotoran
hasil endapan.
4.Berat target lebih sedikit 4.Berat target lebih banyak
(0.035) (0.045)
Kesimpulan
Berdasarkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
5.2 Saran
Kami sadar dalam melaksanakan kegiatan Prakerin ini masih banyak
kekurangan, namun kami telah berusaha melaksanakannya secara
maksimal, selain itu, laporan Prakerin ini juga masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran yang membangun sangat kami perlukan guna
memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini.
Lampiran
• Penyeragaman Contoh
• Dirt
Penimbangan karet sempel
Erlenmeyer berisi sempel
Pembakaran di Hotplate
Penyaringan
Oven Saringan berisi Dirt
Penimbangan saringan
Pembasuhan saringan
Saringan bersih
•Ash
Penimbangan sempel
Pembakaran
Hasil pembakaran
Penimbangan Hasil