CH 7 Sawyer
CH 7 Sawyer
b. Audit Organisasional
Audit organisasional (organizational audit) tidak hanya memerhatikan
aktivitas yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif
yang digunakan untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan.
Setiap organisasi harus ditelaah prodüktivitasnya, karena prodüktivitas merupakan
kunci bertahannya organisasi dalam lingkungan yang kompetitif. Untuk menilai
prodüktivitas, auditor internal harus mempelajari tujuan prodüktivitas organisasi
dan menetapkan sasaran kuantitatif untuk mengukur prodüktivitas secara objektif.
c. Studi Manajemen
Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi.
Penugasan manajemen harus diminta dan disahkan oleh manajemen
eksekutif. Auditor harus menerapkan semua teknik mempengaruhi yang mereka
miliki sejak permulaan dan di sepanjang penugasan. Mereka harus membuat
manajemen tetap mengetahui informasi dan memperoleh rekomendasi. Setelah
mengenali situasi tersebut, auditor internal harus membuat presentasi formal ke
manajemen mengenai pandangan mereka terhadap masalah tersebut dan
bagaimana usulan untuk mengatasinya.
d. Audit atas Program
Manajemen eksekutif biasanya meminta untuk dilakukannya audit atas
program yang telah mereka buat. Tujuan audit atas program adalah memberikan
manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan
membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Penelaahan dan
pemahanan terhadap beberapa istilah sebagai berikut •
Evaluasi, memastikan nilai sesuat dengan membandingkan antara
pencapaian dengan standar dan tujuan
Evaluasi program, mengevaluasi apa yang telah dicapai terkait dengan
sumber daya yang digunakan, dan apakah tujuan-tujuan program telah
layak dan sesuai.
Studi biaya manfaat, mempertimbangkan hubungan antara sumber daya
yang digunakan, biaya dan manfaat.
Studi efektifitas biaya, mempertimbangkan manfaat (hasil) yang tidak
dapat diukur dalam nilai uang dan pemanfaatan program baru.
e. Audit atas Kontrak
Manajemen eksekutif biasanya meminta untuk dilakukannya audit atas
kontrak yang telah mereka buat. Manajemen biasanya kurang paham mengenai
biaya dalam kontrak operasi yang dilakukan. Permintaan audit atas kontrak ini
dapat membantu manajemen dalam memahami apakah kontrak yang dilakukan
telah tepat dan atau malah menjadi pemborosan biaya dan lain-lain. Kontrak
umumnya terdiri atas tiga kategori yaitu :
Biaya Sekaligus (lump-sum) merupakan kontrak dengan harga tetap.
Masalah yang timbul adalah ketika kontrak terdapat kenaikan, kemajuan
pembayaran, ketentuan intensif, dan penyesuaian atas biaya pekerjaan
lapangan.
Biaya Tambahan (cost-plus) merupakan kontrak yang memiliki ketidak
pastian. Karena biaya tambahan diajukan ketika proyek masih berjalan atas
biaya-biaya tak terduga lainnya. Auditor intemal juga perlu menimbang
kemungkinan buruk yang mungkin terjadi ketika terdapat biaya tambahan
dan memastikan apakah biaya tersebut benar dan atau terjadi akibat
kelalaian dari kontraktor.
Harga Per Unit (unit-price) merupakan kontrak dengan proyek yang
membutuhkan pekerjaan yang seragam dalam jumlah yang besar. Misalnya,
membersihkan lahan dalam ukuran hektar. Biasanya harga disepakati
perunit penyelesaiannya. Masalahnya adalah membuat pencatatan yang
layak tentang jumlah pekerjaan yang diselesaikan.
Dari ketiga kontrak tersebut hal yang perlu diperhatikan oleh seorang auditor
internal adalah ketentuan penelaahan sistem, penelaah kemajuan, dan audit biaya
dalam kontrak konstruks sehingga mencegah terjadinya kecurangan yang terjadi
dalam proyek tersebut
Audit Terintegrasi
Konsep integrasi bisa luas dan mencakup aspek-aspek seperti menyediakan
audit yang berlaku sebagai:
Audit berkelanjutan atas elemen-elemen neraca dan operasional dalam
audit kinerja
Pelaksanaan audit tetap tahap varian dari koperasi klien yang biasanya akan
diaudit secara terpisah
Sebuah latihan dalam audit partisipasid yang klien membantu perencanaan
audit dan/atau berpartisipasi dengan staf salam pelaksanaan audit
Sebuah audit yagn sebenarnya menggabungkan berbagai tahap audit
internal yang berbeda seperti : audit keuagan, audit kinerja, audit sistem
informasi.
Jelasnya tingkat integrasi tergantung pada
Ukuran staf audit
Keahlian yang dimiliki staf atau yang terseda melalui sumber-sumber luar
Filosofi audit yang dipegang manajemen organisasi dan organisasi audit
Tingkat aktivitas teknobgi diklien dan organisasi audit
Biaya manfaat dari pengoperasian audit semacam itu
Konsultan
Beberapa aturan yang harus diikuti auditor internal dalam berhubungan
dengan konsultan, sebagai berikut
Bukti Hukum
Hubungan bukti hukum dengan bukti audit
Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki
tujuan yang sama-untuk memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang
kebenaran atau kesalahan setiap pemyataan atas suatu masalah. Bukti-bukti hukum
(legal evidence) sangat mengandalkan pengakuan lisan. Bukti-bukti audit (audit
evidence) sangat mengandalkan bukti-bukti dokumen. Berikut ini beberapa
ringkasan bentuk bukti hukum.
Bukti terbaik (best evidence) sering disebut bukti primer, merupakan bukti yang
paling alami-bukti yang paling memuaskan mengenai fakta-fakta yang sedang
diselidiki.
Bukti sekunder (secondary evidence) berada di bawah bukti primer dan tidak
disamakan keandalannya. Bukti sekunder bisa mencakup salinan bukti tertulis atau
lisan.
Bukti langsung (direct evidence) membuktikan fakta tanpa harus menggunakan
pernyataan atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti. Pengakuan dari seorang
saksi atas sebuah fakta merupakan bukti langsung-tidak diperlukan rujukan.
Bukti tidak langsung (circumstantial evidence) membuktikan fakta sementara,
atau sekumpulan fakta, yang dapat dirujuk seseorang untuk mengetahui
keberadaan beberapa fakta primer yang signifikan atas masalah yang sedang
dipertimbangkan.
Bukti yang meyakinkan.
Bukti ini sangat kuat sehingga mengalahkan semua bukti lainnya, dan merupakan
sumber diambilnya kesimpulan. Bukti ini tidak tidak bisa dipertentangkan dan
tidak membutuhkan bukti-bukti yang menguatkan.
Bukti yang menguatkan merupakan bukti tambahan dari karakter yang berbeda
menyangkut hal yang sama. Bukti ini mendukung bukti yang telah diberikan dan
cenderung menguatkan atau mengonfirmasikannya.
Bukti Opini, berdasarkan aturan opini, saksi-saksi harus memberikan kesaksian
hanya terhadap fakta yang ada-pada apa yang benar-benar mereka lihat atau
dengar.
Bukti kabar angin. Bukti kabar angin umumnya tidak dapat diterima karena salah
satu cara terbaik untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan
adalah dengan mendengar keterangan dari saksi ahli di bawah sumpah dan
memeriksa silang dengan apa yang benar —benar dilihat atau didengar.
Bukti Audit
Sifat bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui
pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit harus
memberikan dasar nyata untuk opini, kesimpulan, dan rekomendasi audit. Bukti
audit teriri atas :
Bukti Fisik : Bukti ini dapat berbentuk pernyataan observasi Oleh pengamat.
Bukti Pengakuan : Berbentuk surat pertanyaan. Bukti ini sendiri tidak bersifat
menyimpukan
Bukti Dokumen : Bukti dokumen bisa ekstemal (Mencangkup surat yang
diterima Oleh klien,faktur faktur dari pemasok, dan lernbar pengemasan).
Maupun dokumen internal (Mencangkup catatan akuntansi)
Bukti Analitis : bersumber dari perhitungan perbandingan dengan standar yang
diterapkan, pertimbangan kewajaran, dan informasi yang telah dipecah kedalam
bagian bagian kecil
Standar-standar bukti audit
Semua bukti harus memenuhi uji :
Kecukupan — Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai, dan
meyakinkan sehingga bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati hati untuk
mengambil kesimpulan yang sama dengan auditor.
Kompetensi — Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal. Bukti tersebut
haruslah yang terbaik yang dapat diperoleh.
Relevansi — Mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunanya.
Fakta dan Opini yang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu
masalah harus memiliki hubungan yang logis.
Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan dasar pengembangan bukti. Ada beberapa kertas kerja
yang Penting, yaitu
• Rincian pengamatan
Audit Berkelanjutan
Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi kondisi berikut ini diperlukan
untuk terselenggaranya audit berkelanjutan :
• Subjek adalah dengan karakterisktik yang sesuai
• Keandalan sistem yang melandasi subjek tersebut
• Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat otomatisasi yang
tinggi
• Sarana yang dapat diandalkan untuk mendapatkan hasil hasil prosedur audit
secara tepat waktu
• Tingkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi dan subjek
masalah