Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus menerus tanpa mengenal lelah.
Kerja keras juga dapat diartikan suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan serius sampai tercapai suatu tujuan.
Agama islam mengajarkan umatnya agar selalu bekerja keras dalam menjalankan kehidupannya di muka
bumi ini. Segala sesuatu yang dilakukan tidak dengan kerja keras, hasilnya tidak akan sempurna.
Sebaliknya, seberat apa pun suatu pekerjaan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, niscaya hasilnya
akan dapat diraih dengan baik.
Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan
dalam hidupnya. Kerja keras adalah kunci dalam mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan
manusia.
Dengan kerja keras semua pekerjaan bisa cepat selesai dan sebuah pekerjaan bisa terselesaikan dengan
cepat, rapi dan maksimal sesuai yang diharapkan. Tanpa adanya sifat kerja keras dalam menjalani
sebuah pekerjaan maka manusia akan cepat merasa putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa puas
dan bahkan bisa menjadi orang yang pesimis.
Untuk itu maka manusia dituntut untuk selalu memiliki dan menjaga sifat tersebut. Agar dalam
menjalani kehidupan dan melakukan pekerjaan tetap menjadi orang yang selalu optimis dan berpikiran
positif. Dengan begitu semua apa yang dicita-citakan oleh manusia akan terwujud dengan baik.
Sebab bekerja adalah usaha lahir yang harus dilakukan manusia atau disebut juga syari’at, sedangkan
berdoa adalah ikhtiar batin yang harus dilakukan manusia atau disebut juga hakikat.
Dengan demikian, sikap kerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki, dan
menjalankan tugas sesuai dengan profesi masing-masing.
Pentingnya bekerja keras ini tersirat dalam firman Allah surat al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya:
“ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. “
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah/9 ayat 105 yang artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. “
Ayat di atas mengajarkan bahwa kita tidak saja melakukan ibadah khusus, seperti shalat, tetapi juga
bekerja untuk mencari apa yang telah dikaruniakan Allah di muka bumi ini. Kemudian pada surat at-
Taubah di atas mengisyaratkan bahwa kita harus berusaha sesuai dengan kemampuan maksimal kita
dan hal itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang bersikap malas,
berpangku tangan, dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah menciptakan
alam beserta segala isinya diperuntukkan bagi manusia. Namun, untuk memperoleh manfaat dari alam
ini, manusia harus berusaha dan bekerja keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk
bekerja keras. Beliau menegaskan bahwa makanan yang paling baik adalah yang berasal dari hasil
keringat sendiri. Sabdanya:
Artinya: Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi makanan yang berasal dari buah
tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.
Perintah untuk bekerja keras juga terdapat dalam firman Allah QS. Al-Insyiqoq ayat 6 yang artinya:
“Wahai manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju keredaan
Tuhanmu”.Jadi semua umat Islam harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk
dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu pula yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga
hingga ke negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur. Begitu pula para sahabat memberikan
keteladanan bekerja keras, seperti Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lainnya. Mereka memiliki semangat kerja keras yang
tinggi baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang mereka peroleh
dari usaha yang kerja keras mereka gunakan untuk menyantuni fakir miskin dan kepentingan agama
Islam. Rasulullah SAW juga memberikan penghargaan bagi orang yang bekerja keras.
Namun dalam hal ibadah khusus, seperti shalat, hendaknya kita beranggapan bahwa seolah-olah kita
akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah
SAW:
Artinya: “bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan
bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir).
Semua manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya saling
membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan jasmani berupa makanan, minum, pakaian, dan
tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang
sesuai dengan kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau berusaha dengan sungguh-
sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada makhluk-Nya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri". (Q.S Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah pernah bersabda “amal duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya
dan usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Semua orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan
segala aktivitasnya sebagai ibadah asalkan mereka berpegang pada ketentuan berikut:
a. Harus menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam.
b. Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci dan hati yang tulus.
a. Memiliki keimanan yang kuat dalam hati, sehingga tidak mudah tergoda oleh bisikan dan rayuan
setan, ketika menjalankan suatu pekerjaan.
b. Memiliki kesabaran yang kuat sehingga tidak tergesa-gesa. Tergesa-gesa merupakan perbuatan setan
yang harus dihindari. Selain itu, setiap pekerjaan memerlukan ketekunan dan ketelitian, agar
mendapatkan hasil yang baik.
c. Memiliki keyakinan dalam hati bahwa bekerja yang baik sesuai ajaran Islam termasuk ibadah, yang
kelak akan mendapat pahala dari Allah SWT.
d. Senantiasa berusaha sebisa mungkin agar pekerjaan tidak akan menyimpang dari ajaran islam,
sehingga selain mendapatkan hasil yang bagus juga tidak melanggar aturan agama.
e. Selalu waspada dan bersikap hati-hati dalam bekerja, agar tidak mendatangkan kerugian, baik bagi
diri sendiri maupun orang lain.
Untuk dapat membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras, ada baiknya diperhatikan terlebih dahulu
beberapa hal berikut ini.
a. Biasakan bergaul dengan orang-orang yang mempunyai perilaku kerja keras. Sebaliknya, hindari
pergaulan dengan mereka yang memiliki perilaku pemalas dan penghayal berat.
b. Selalu ingat dan berpegang teguh pada aturan tata cara bekerja yang baik menurut ajaran Islam, agar
dalam melakukan suatu pekerjaan tidak menyimpang atau melanggar ketentuan agama.
c. Biasakan bersikap terbuka akan masukan, kritikan, teguran atau nasihat dari pihak manapun yang
tujuannya baik, terutama yang mengingatkan kita ketika lupa atau salah.
d. Selalu menjaga diri dari sikap perilaku tercela, baik ketika bekerja maupun di luar waktu bekerja,
sehingga akhlak seorang beriman akan tetap terjaga dari perbuatan keji dan mungkar.
e. Selalu bersedia mengingatkan orang lain yang sedang lupa atau salah melanggar aturan bekerja,
seraya melakukannya dengan cara-cara yang santun dan terhormat.
f. Panjatkan doa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dapat bersikap perilaku kerja keras dalam
menjalani kehidupan. Sebab tidak ada kebahagiaan yang dating dari langit tanpa ada usaha dan kerja
keras.
g. Mulailah membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dari sekarang, agar kelak setelah dewasa
menjadi orang yang sukses.
3. Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
8. Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari ibadah.
1. Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia
daripada menerima pemberian orang lain.
2. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali jika terpaksa).
3. Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya.
e. Kemudian serahkan hasil usaha atau ikhtiarnya hanya kepada Allah SWT.
Tekun diartikan dengan rajin dan bersungguh-sungguh. Cara membiasakan sikap tekun adalah
membuat perencanaan secara matang,kemudian bersungguh-sungguh dalam aktifitas yang dilakukan,
tidak cepat putus asa saat menemui kesulitan.Allah Swt berfirman sebagai berikut.
ۚ ت ِّم ۡۢن بَ ۡی ِن یَد َۡی ِہ َو ِم ۡن خَ ۡلفِ ٖہ یَ ۡحفَظُ ۡون َٗہ ِم ۡن اَمۡ ِر ہّٰللا ِ ؕ اِ َّن ہّٰللا َ اَل یُ َغیِّ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َح ٰتّی یُ َغیِّر ُۡوا َما بِا َ ۡنفُ ِس ِہمۡ ؕ َو اِ َذ ۤا اَ َرا َد ہّٰللا ُ بِقَ ۡو ٍم س ۡ ُٓو ًءا فَاَل َم َر َّد لَ ٗہٌ لَ ٗہ ُم َعقِّ ٰب
ۡ ۡ
ٍ َو َما لَہُمۡ ِّمن د ُۡونِ ٖہ ِمن و
َّال
artinya:"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya.Mereka menjaganya atas perintah Allah.Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia."(Q.S Ar-Ra'd/13:11)
b.Ulet
Ulet diartikan dengan kuat,tidak mudah putus,tidak getas,tidak rapuh, tidak mudah putis asa dalam
mencapai cita-cita atau keinginan. Cara membiasakan sikap ulet yaitu biasakan melakukan setiap
aktifitas dengan penuh kesungguhan, memiliki cita-cita setinggi mungkin,dan kejarlah cita-cita itu
dengan belajat atau bekerja secara serius. Allah Swt berfirman sebagai berikut.
َص ْيبَةٌ ۗ قَالُ ْٓوا اِنَّا هّٰلِل ِ َواِنَّآ اِلَ ْي ِه ٰر ِجعُوْ ۗن َ َاَلَّ ِذ ْينَ اِ َذآ ا
ِ صابَ ْتهُ ْم ُّم
ٰۤ ُ ٌ ٰۤ ُ
َول ٕىِكَ هُ ُم ْال ُم ْهتَ ُدوْ ن ت ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َو َرحْ َمة َۗوا ٌ صلَ ٰو َ ك َعلَ ْي ِه ْمَ ِول ٕى ا
artinya:"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji`uun.”Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."(Q.S Al-baqarah/2 155-157).
c.Teliti
Teliti diartikan dengan cermat,saksama dan hati-hati. Sementara itu cermat diartikan dengan seksama,
teliti berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu. Cara membiasakan sikap teliti yang menyenangi
kerapihan, ketertiban,dan keteraturan ketika mengerjakan sesuatu, memiliki pendirian yang kuat dan
percaya pada diri sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh orang lain. Sebelum memutuskan
sesuatu.Allah berfirman sebagai berikut.
َص ْيبُوْ ا قَوْ ًم ۢا بِ َجهَالَ ٍة فَتُصْ بِحُوْ ا ع َٰلى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِم ْين ٌ ۢ م فَا ِسoْ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن َج ۤا َء ُك
ِ ُق بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُ ْٓوا اَ ْن ت
Artinya :"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa
suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."(Q.s al-hujurat/49:6).