Oleh :
NIM. 193030204056
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Era abad ke-21 teknologi informasi semakin berkembang dalam kehidupan masyarakat
karena dianggap sebagai fasilitas untuk membantu pekerjaan. Banyak terobosan baru
teknologi informasi yang tercipta di berbagai bidang. Begitu pula di bidang pendidikan,
teknologi informasi seperti PC, laptop, bahkan mobile smartphone digunakan oleh pendidik
menggunakan bantuan teknologi informasi telah diterapkan ( Akmal dan Susanto, 2018:198
).
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi web
2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaring
sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
Dalam hal ini kaitannya dengan penggunaan media sosial yang lebih spesifikasi pada
penggunaan aplikasi ataupun software yang biasa kita kenal dengan Facebook (FB),
Twitter, Blackberry Messager (BBM), Whatsapps (WA), Instagram (IG), Line, dan Path.
Jika media tradisional menggunakan media ceak dan media broadcast, maka media sosial
menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi
dengan member kontribusi dan feedback / umpan balik secara terbuka, memberi komentar,
serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan
dimana saja. Karena kecepatan media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang bisa memiliki
media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan sosial media
dan jejaring internet. Kita sebagai pengguna sosial media dengan bebas mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model
content lainnya.
Problematika motivasi belajar pada peserta didik sekarang ini semakin kompleks
termasuk candu penggunaan media sosial yang berkembang pada dinamika masyarakat kita
khususnya Indonesia. Asumsi yang ada motivasi belajar dapat dilihat dengan prestasi dan
perspektif kognitif dari peserta didik, baik pelajar sekolah dasar atau mahasiswa perguruan
tinggi. Status yang ada tidak banyak menimbulkan perbedaan akan motivasi belajar hal ini
menjadi sebuah kecenderungan bahwa kesadaran akan motivasi belajar tidak hanya dilihat
dari aspek umur dan status tetapi juga dilihat dari gaya hidup masing masing individu
(Nurhalimah 2019:54).
menstimulus motivasi belajar baik aspek kognitif maupun psikomotor para peserta didik di
era modernisasi sekarang. Tetapi faktanya perkembangan teknologi dan adanya media
sosial membuat arus balik sehingga mayoritas para pecandu media sosial menurunkan
Problematika dan kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar itu wajar dan harus
dipecahkan, bukan dihindari. Dengan adanya problematika ini, dibutuhkan sebuah proses
analisis untuk mencari solusi dari penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan
menyelesaiakan soal-soal sehingga diharapkan kedepannya siswa tidak akan lagi menemui
14. Angket pengaruh media sosial bagi siswa dalam proses belajar mengajar ?
15. Hasil angket pengaruh media sosial bagi siswa dalam proses belajar mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dewasa ini perkembangan sosial media kian hari kian meningkat, pada tahun 1997 awalnya sosial
media ini lahir berbasiskan kepercayaan, namun mulai dari tahun 2000-an hingga tahun-tahun
berikutnya media sosial mulai diminati semua orang hingga mencapai masa kejayaannya.
Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat, akurat sehingga dapat
meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media sosial yang sering digunakan pada
saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan media sosial yang lainnya.
Salah satu pengguna media sosial sekarang adalah pelajar, karena dengan menggunakan media
sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus
bertatap muka atau bertemu. Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak
hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau
gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media
sosial.Media sosial bagi para pelajar biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri, berbagai
segala tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-teman dan media sosial juga bisa di
jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.
Kini sosial media sudah menjadi faktor penting interaksi bagi manusia. Ditambah lagi dengan
munculnya smartphone yang menyediakan kebebasan bersosial media dan provider yang
menyediakan murahnya layanan media sosial. Hal ini jelas mengakibatkan remaja khususnya para
pelajar melupakan akan batasan-batasan pergaulan yang seharusnya mereka ketahui. Besarnya
dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak
negatif kepada manusia terutama dampaknya bagi interaksi sesama manusia yang saat ini telah di
pengaruhi media sosial. Media sosial sedikit demi sedikit membawa kita ke suatu pola budaya
yang baru dan mulai menentukan pola pikir kita. Media sosial dapat membuat seseorang menjadi
ketergantungan terhadap media sosial.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah
media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis
web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Media Sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia
maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim
pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking).
Jika kita mencari definisi media sosial di mesin pencari Google, dengan mengetikkan kata kunci
"social media meaning", maka Google menampilkan pengertian media sosial sebagai "websites
and applications used for social networking" website dan aplikasi yang digunakan untuk jejaring
sosial.
Menurut Wikipedia, media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya (users)
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum, dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content"
(Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein [2010] "Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–68).
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial
terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media
cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa
saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka,
memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan
pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan
saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisamengakses
media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di
negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media
sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal
yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna
media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang
aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang
contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
2. Kualitas distribusi pesan melalui media sosial memiliki berbagai variasi yang tinggi, mulai dari
kualitas yang sangat rendah hingga kualitas yang sangat tinggi tergantung pada konten.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media
sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal
yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna
media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang
aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik
tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
1. Facebok
2. Twitter
3. Youtube
4. Blog
5. Google Plus
Sebagai salah satu media komunikasi, media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk berbagi
informasi dan ins pirasi, tapi juga ekspresi diri (self expression), "pencitraan diri" (personal
branding), dan ajang "curhat" bahkan keluh-kesah dan sumpah-serapah. Status terbaik di media
sosial adalah update status yang informatif dan inspiratif.
Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja,
sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan
oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau
pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, facebook, twitter, dab youtube memiliki sejumlah
manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan
TV, brosur dan selebaran. Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
konvensional, antara lain :
a. Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan
keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah digunakan, bahkan
untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan
koneksi internet.
b. Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan
membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide, pengujian dan
mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat
melakukan hal tersebut, media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
c. Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan
memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap,
terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda
untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih
banyak pengguna.
d. Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan
langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang
membutuhkan waktu yang lama. Adapun peran dan fungsi media sosial adalah sebagai berikut:
a. Administrasi
Pengorganisasian profil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan relatif
dimana posisi pasar anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan media sosial, dan pendidikan
untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial. Pembentukan sebuah blog organisasi dan
integrasi konten dalam masyarakat yang relevan. Riset pasatr untuk menemukan dimana pasar
anda.
Pembuatan sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar anda inginkan, apa yang relevan
dengan mereka.
Dengan melihat tahap 1 dan 2, bagaiman anda akan tetap didepan pasar dan begaimana anda
berkomunikasi ke pasar. Bagaimana teknologi sosial meningkatkan efisiensi operasional hubungan
pasar.
d. Pengukuran
Menetapkan langkah-langkah efektif sangat penting untuk mengukur apakah metode yang
digunakan, isi dibuat dan alat yang anda gunakan efektif dalam meningkatkan posisi dan hubungan
pasar anda.
Pada dunia pendidikan remaja kini, proses belajar tidak lagi terfokus pada penyampaian informasi
yang dibatasi dinding-dinding kelas. Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa jejaring
sosial sangat popular pada perkembangan komunikasi saat ini (Rasmita Kalasi, 2014). Sosial
media menciptakan sebuah budaya baru di mana para pengajar dan para peserta didiknya tidak
hanya dapat melakukan proses belajar di dalam konteks ruangan secara fisik, namun karena
munculnya media sosial memungkinkan proses pendidikan dilakukan dalam ruang lain secara
maya. Penggunaan sosial media secara formal dapat diartikan sebagai kombinasi antara belajar
secara analog maupun secara online. Komunikasi media sosial yang terintegrasi dengan baik
melahirkan lingkungan belajar yang baru, peran guru perlahan berubah karena adanya teknologi
media yang berkembang. Rasmita Kalasi (2014) mengungkapkan bahwa peran guru yang awalnya
merupakan pemberi pengetahuan, kini berubah menjadi pihak yang menfasilitasi pembagian
pengetahuan karena informasi dan ilmu yang didapat oleh para peserta didik tidak lagi hanya
didapat dari guru saja.
Penggunaan media sosial sebagai pembangun kualitas pendidikan mulai digalakkan. Berdasarkan
penelitian Rasmita Kalasi pada tahun 2014, diperoleh hasil bahwa 90 persen peserta didik yang
duduk di tingkatan fakultas menggunakan sarana media sosial dalam belajar dan mengerjakan
tugasnya atau menggunakan media sosial untuk membangun karier di luar dunia kelas formal.
Pembangunan pendidikan remaja lewat media sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu
pada dasarnya butuh berkomunikasi dan terlibat di dalam sebuah komunitas, terlepas dari apapun
bentuk komunitas yang ada (Rasmita Kalasi, 2014). Setiap siswa remaja maupun mahasiswa yang
terdorong untuk menggunakan media sosial sebagai salah satu media belajar perlu memiliki
pemikiran yang kritis sebelum menggunakannya, serta dapat menyaring informasi yang diperoleh
dalam internet dan media sosial.
Pendidikan dengan tingkat yang lebih tinggi di Indonesia telah menerapkan sedikit demi sedikit
pemanfaatan media sosial dan internet dalam ruang lingkup didikannya. Kehadiran Media sosial
telah menjadi pelengkap dalam proses penyampaian informasi secara digital, namun kehadirannya
tidak serta merta menggantikan posisi media belajar lain yang sifatnya analog seperti media cetak.
Penggunaannya terbatas pada kemampuan pengguna yang belum mempuni, seperti jaringan
internet yang masih sulit didapatkan pada daerah-daerah tertentu di Indonesia.
Media sosial adalah sebuah media yang isinya diciptakan dan didistribusikan melalui sebuah
interaksi sosial[1]. Media sosial merupakan sebuah aplikasi yang mengizinkan penggunanya
berinteraksi dan memberikan timbal balik dengan sesama pengguna; membuat, mengedit dan
membagikan informasi dalam berbagai bentuk (Prof. Neil Selwyn[2] ,2012). Pertumbuhan media
sosial selama beberapa tahun terakhir telah membawa perubahan cara pemanfaatan internet bagi
penggunanya dalam dunia pendidikan. Media sosial dalam dunia pendidikan secara fungsinya
dikondisikan sebagai bentuk kolaborasi, keramahan, dan kreativitas penggunanya. kondisi yang
terjadi kini, banyak kalangan masyarakat belum menyadari pentingnya kebutuhan sosial media dan
internet dalam dunia pendidikan.
Halpin dan Tuffield (2010)[3] mengatakan pentingnya untuk menyadari bahwa dari sisi luar
sebuah web dalam internet selalu bersifat sosial. Penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan
dirasakan belum dipandang istimewa. Penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan sebagai
media belajar telah dipandang penting pada pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi, karena
sebagai bagian dalam dunia ber-jaringan sosial, pengguna media telah melampaui diri mereka
sendiri dan menjadi bagian dalam suatu jaringan yang lebih luas. Proses pendidikan yang
merupakan sebuah proses terstruktur dalam menyerap informasi dan ilmu pengetahuan.
Proses belajar merupakan sebuah proses penyampaian informasi, ilmu pengetahuan, informasi
yang secara formal dan informal sering terjadi di sekeliling kita. Proses belajar merupakan sebuah
kondisi mengenai kapasitas individu untuk mengetahui lebih luas. Melalui sebuah media sosial,
pengetahuan dan proses belajar tidak lagi hanya berfokus pada akumulasi pengetahuan individu
sebelumnya. Terlepas dari baik ataukah buruk, menggunakan media tersebut sebagai media dalam
proses belajar, maka jelas bahwa aplikasi dan perangkat media sosial telah berhasil menyediakan
sebuah konsep tantangan baru dalam pembentukan pendidikan formal yang telah ada saat ini.
Pemanfaatan media sosial sebagai media belajar telah menunjang sebuah teori klasik mengenai
teori pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar sosial berfokus pada
bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain sebagai subjek belajarnya
(Bandura, 2001). proses belajar ini telah ditunjang oleh media digital seperti bagaimana seseorang
belajar menggoreng telur dengan melihat video orang lain menggoreng telur (Grant and Meadows,
2010: 53). Selain belajar mengenai sebuah perilaku sederhana mengenai keahlian seseorang, dalam
media sosial dapat pula ditemukan bagaimana seorang individu belajar dan mulai memikirkan
konsekuensi yang akan timbul dari perilaku yang dilakukan oleh subjek belajarnya. Media sosial
pada kelanjutannya tidak hanya mengajarkan bagaimana sebuah teknologi komunikasi dan
informasi memberikan dampak, tetapi juga mengajarkan bagaimana sebuah teknologi komunikasi
diserap dan diadopsi (Bandura, 2001). Pemanfaatan Media sosial kini banyak terjadi pada proses
pendidikan jarak jauh (e-learning) di mana proses belajar mengajar tidak lagi terbatas pada ruang
kelas, jarak, dan waktu.
Media sosial memiliki daya tariknya sendiri bagi setiap kalangan, begitupula dengan kalangan
remaja. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh kementrian Kominfo dalam penelusuran para
pengguna aktivitas online pada anak usia remaja tahun 2014, ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan media sosial sangat melekat dengan kehidupan remaja sehari-hari. Dalam studi ini
ditemukan bahwa dari 98 persen remaja yang di survei tahu tentang internet dan 79,5 persen
diantaranya adalah pengguna internet. Daya tarik internet dan media sosial inilah yang kemudian
memegang peranan penting dalam membangun kemampuan berkomunikasi seseorang. Remaja saat
ini begitu peka dengan perubahan yang terjadi dalam teknologi sosial, mereka mengikuti
perkembangan tersebut dan menguasainya dengan proses belajar menggunakan metode “Trials and
Error” (Rasmita Kalasi, 2014).
Jaringan sosial seperti Facebook, Twitter dan YouTube telah cepat menjadi bagian dari kehidupan
Anda sehari-hari. Salah satu alasan mengapa media sosial sangat populer adalah karena
memungkinkan pengguna untuk mengubah pengalaman mereka dan berinteraksi dengan jaringan
internet. Dengan banyaknya teknologi baru dan perkembangan jaringan sosial saat ini, ada banyak
manfaat dan alasan bagi semua orang, termasuk pelajar atau mahasiswa untuk menggunakan media
sosial. Sebuah penelitian menemukan hasil bahwa 70% pelajar merasa bahwa teknologi yang
mereka gunakan untuk belajar harus disesuaikan dengan diri mereka sebagai pengguna media
sosial. Berikut sejumlah manfaat penggunaan media sosial untuk pendidikan :
1. Menciptakan Komunitas
Banyak pelajar ditantang untuk bisa menyesuaikan diri dengan konsep pembelajaran yang baru dan
tugas-tugas khusus. Media sosial membantu memusatkan pengetahuan kolektif seluruh kelas untuk
membuat kegiatan belajar dan berkomunikasi menjadi lebih efisien. Contohnya :
a. Memulai daftar kontak kelas untuk berkolaborasi dan saling membagikan tips-tips pelajaran
tertentu
b. Mengundang guru yang menggunakan media sosial untuk bergabung dengan kelompok belajar
sehingga bisa memberi masukan Anda harus ingat bahwa jutaan pelajar dimanapun mereka berada
sedang mempelajari hal yang sama saat ini. Jaringan kelompok belajar tak harus terbatas pada
lingkup sekolah yang sama.
Dalam hal ini, pelajar terdorong untuk menjadi ‘ahli’ dalam keterlibatan aspek internet. Tidak
hanya belajar untuk berinteraksi dengan banyak orang, pelajar juga belajar cara penggunaan media
sosial tersebut.
Memulai jaringan kelompok belajar kolaboratif bisa menghemat waktu dan tenaga banyak orang.
Bagi pelajar yang tak dapat menghadiri kelas tertentu, tak perlu khawatir ketinggalan pelajaran
karena saat ini media sosial seperti Periscope, Skype atau SnapChat bisa membantu pelajar.
Para pelajar dapat menggunakan Google Hangout untuk memfasilitasi mereka ketika belajar
kelompok. Pelajar yang ingin mengajukan pertanyaan kepada ahli, dapat memanfaatkan Twitter
atau Jelly yang dirancang untuk membangun koneksi melalui pertukaran pertanyaan atau jawaban
antar pengguna.
Media sosial dapat membantu untuk menjaga semua informasi agar terorganisir dan mudah
diakses. Dengan media sosial, maka data yang pelajar miliki akan aman, akurat dan bisa saling
dibagikan menggunakan tools seperti Pinterest atau Tumblr.
Jika dokumen yang dibutuhkan tidak atau belum diposting ke media sosial, gunakan Google Drive,
Box atau Dropbox untuk mengumpulkan materi pembelajaran. Selain itu, pelajar juga bisa
menggunakan layanan berbagi konten seperti Google Docs untuk tugas kelompok. Fitur tersebut
membantu pelajar dalam mengorganisir kelompok dan tugas menjadi lebih mudah.
Media sosial dapat membantu mengidentifikasikan konten tambahan untuk memperkuat atau
memperluas pembelajaran pelajar. Misalnya saja YouTube membantu menyediakan video bagi
pelajar secara audio visual ketika dibutuhkan untuk memperjelas materi pembelajaran. Media
sosial memungkinkan pelajar mengirimkan bermacam-macam dokumen seperti video, reminder,
voice note, gambar, data dan lainnya.
5. Bertambahnya Wawasan
Para pelajar yang merupakan pengguna media sosial secara langsung saling memberikan dan
menerima beragam informasi. Mereka membagikan tips dan trik, proyek DIY (Do It Yourself) dan
informasi yang berguna untuk bahan pelajaran. Kemampuan mereka untuk mengakses,
menganalisa, menahan dan berbagi informasi kian meningkat seiring berjalannya waktu. Bahkan
mereka tak sadar sudah mengembangkan kemampuan mereka tersebut.
6. Kemampuan Marketing Media Sosial
Berkembangnya media sosial menciptakan ‘dunia’ marketing yang baru, dimana membutuhkan
para profesional atau ahli untuk membangun lapangan bisnis. Ketika para pengguna media sosial
bergabung dalam lingkup tersebut, maka secara langsung mereka memberikan keahlian mereka.
a. Depresi untuk sisi buruknya jejaring sosial bisa dianggap sebagai pencipta depresi bagi
penggunanya .
b. Ketergantungan Bahkan , hal ini juga menjadi sebuah penyakit baru seperti misalnya facebook
depression . Penyakit ini awal nya terlihat sama seperti kecemasan, kelainan psikis, ketergantungan
atau kebiasaan buruk lainnya. Meskipun hanya terlihat di facebook maka penyakit ini pun
mendapatkan perhatian serius.
c. Tidak Bisa Mengontrol Diri Pengguna adiktif media sosial dinilai tak bisa mengontrol dirinya.
Bagi mereka yang mengalami kecanduan akut, bahkan memiliki kontrol diri rendah. Menurut
peneliti pengguna terlalu peduli akan citra mereka di media sosial, khususnyaharga diri pada
teman-teman terdekat.
d. Sisi negatif menjadi dominan jika pemakai salah menggunakannya, diantaranya sebagai berikut:
Sebagai penipuan di antaranya pemerkosaan yang kesemuanya cenderung ke arah kriminallits
Sebagai dalih meminta pulsa dengan memanfaatkan jejaring facebook.
g. Banyak para remaja yang kecanduan menggunakan media sosial tanpa mengenal waktu
sehingga menurunkan produktifitas dan rasa sosial di antara remaja pun berkurang.
k. Mengancam kesehatan
b. Guru-guru dapat membagikan bahan-bahan pelajaran dan tugas-tugas melalui blog. Murid
-murid juga dapat menuliskan tugas-tugas mereka di blog.
c. Meningkatkan kebanggaan pada sekolah atau kelas dengan membuat facebook page, sehingga
dapat berbagi berbagai hal seperti foto-foto kegiatan, informasi tentang sekolah atau kelas, bahkan
dapat juga menjual merchandise sekolah atau kelas secara online.
d. Sekolah juga dapat memanfaatkan blog maupun facebook untuk mempromosikan diri.
e. Sekolah dapat berhubungan dengan orangtua siswa melalui sosial media, sehingga orangtua
selalu mendapatkan informasi terkini.
f. Alumni sekolah dapat selalu terhubung dan kemudian berkembang, dan lain sebagainya
Dalam penggunaaannya, terlepas dari hal hal negatif manfaat media sosial.Ada berberapa contoh
pemanfaatan media sosial bagi siswa untuk belajar. Berikut hasil chating antara siswa, chating
antara siswa dan guru dalam kaitannya dengan pelajaran dapat dilihat pada gambar 1.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala likert.
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat
seseorang atau kelompok mengenai sebuah pristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi
operasional yang telah ditetapkan peneliti Adapun angket dampak media sosial bagi pendidikan
adalah sebagai berikut. Tabel 1.
Tabel 1. Angket Pengaruh Sosial Media bagi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
Sangat
Tidak Ragu- Sangat
1. Saya membuka media sosial saat setuju ragu setuju
14 Menggunakan sosmed
No Jawaban Keterangan
1 0% - 20 % Berpengaruh
2 20 % -40% Kurang berpengaruh
3 40%-60% Cukup berpengaruh
4 60% - 80% Berpengaruh
5 80% -100% Sangat berpengaruh
15. Hasil Angket Pengaruh Media Sosial bagi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
Tabel 4 Hasil angket pengaruh sosial media bagi siswa dalam proses belajar mengajar
No. No.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Fitri (2017) sosial media mempunya dua bagian
yaitu positif dan negatif terhadap perubahan sosial anak. Mulai dari sisi negatif nya adalah anak
anak banyak yang menjadi anti sosial dimana mereka terlena oleh keasyikan berbincang dalam
sosial media dibandingkan bertatap muka langsung dalam dunia nyata, hal lainnya adalah banyak
juga yang terjebak menjadi pemalas dan boros demi melanjutkan keasyikan mereka dalam
berbincang di sosial media. Hal positif yang didapat juga banyak seperti kemudahan mengakses
materi untuk tugas sekolah, bahan diskusi dari materi pelajaran di sekolah sampai memberikan
pertemanan yang lebih luas bagi anak-anak yang sangat pendiam di dunia nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam, Huzaifah. 2015. Dampak positif dan negatif media sosial bagi Pelajar.
http://SOSMED/Abdus%20Salaam_%20Dampak%20Media%20Sosial%20Bagi
%20Pela jar.html, tanggal 12 Desember 2017.
Fitri, Sulidar.2017. Dampak Positif Dan Negatif Sosial Media Terhadap Perubahan Sosial.
Tasikmalaya: Universitas Tasikmalaya.
Wijaya, Raden. 2013. Skala likert (metode perhitungan, persentase dan interval).
https://www.slideshare.net/wijayaraden/skala-likert-metode-perhitungan-persentase-
dan- interval, 3 Desember 2017.