Anda di halaman 1dari 10

RESUME BIOPSIKOLOGI

STATUS EMOSI
Disusun untuk memenuhi tugas Biopsikologi
Dosen Pengampu : Costrie Ganes Widayanti, S.Psi., M.Si.Med., Ph.D.

Disusun oleh :
Annisa Shafa Fitria – 15000121140318

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2021
Kegiatan kuliah dosen tamu Biopsikologi di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro ini digelar
pada Rabu, 08 November 2021 pada pukul 07.30 AM Jakarta. dengan tema "Status Emosi".
Kegiatan ini menghadirkan pembicara inspiratif, yaitu Prof. Dr Suhartono Taat Putra, dr, MS
lulusan dari Fakultas Kedokteran Unair-RSUD Dr Soetomo. Yang saat ini bekerja sebagai Dosen
FK, FKp Unair, Prodi Battara Unair, Dosen Program Pascasarjana Unair. Kegiatan kuliah dosen
tamu Biopsikologi ini dibuka oleh moderator Dr. Hastaning Sakti, M.Kes. dosen Fakultas
Psikologi di Universitas Diponegoro.

- Materi: Status Emosi


 Prof. Dr. dr. Suhartono Taat Putra, MS.

Materi coping pada kuliah-1


 ada gangguan animasi. COPING Merupakan kemampuan mengelola stresor, terdiri dari:
1. Coping mechanism
2. Coping model
3. Coping style

 Coping mechanism Mekanisme untuk mengelola stresor dan dipengaruhi oleh:


1. Tingkat pendidikan
2. Cara relaksasi

 Coping model
Step 1 : perception
- Persepsi, yang salah, gangguan pada persepsi ini dapat menimbulkan sakit
Step 2 : psychological defenses
Step 3 : Psychophysiological response
Step 4 : Response management
Step 5 : Illness behavior
Step 6 : Illness measure
 Coping style Positive coping style
1. Problem solving (menggunakan kemampuan rasio kita)
2. Utilizing social support (konsusial dengan teman-teman dekat untuk berbagi,
sehingga akan menjadi ringan)
3. Looking for the silver lining (pandai mengambil hikmah)
- apapun stressor nya selalu diambil sisi posisitfnya, selalu baik, selalu enak
dirasakan)

 Negative coping response


1. Avoidance (menghindar)
2. Self-Blame (menyalahkan diri sendiri), orang yang selalu menyalahkan diri
sendiri biasanya sering diakhiri dengan bunuh diri.
3. Wishfull thinking

- Materi kuliah 2

STATUS EMOSI, SISTEM LIMBIK, DAN AMIGDALA MANUSIA.


Manusia terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. Tubuh
2. Jiwa
3. Ruh Dalam Ruh, ruh inilah yang ditiupkan ke tubuh manusia atau bayi pada usia 4 bulan.
(yang bersifat ilahiah) terdapat berbagai values agama, yang diyakini (persepsi agama).
Values agama (berupa potensi) kalau tidak diasah di latih tidak akan muncul, dan akan
mempengaruhi agama yang dipersepsi. selalu bersifat kebaikan yang menenangkan jiwa.

JIWA Komponen Jiwa (mental atau psikis) berisi:


1. Kesadaran
2. Mind (pikiran)
3. Kognisi
4. Motivasi
5. Naluri
6. Psikomotor (gerak dan wicara)
7. Sensasi
8. Emosi
Jadi manusia ketika sudah meninggal itu, yang akan ditanam ditanah itu adalah tubuhnya,
tetapi ruhnya akan kembali kepada asal-Nya .

 KONSEP EMOSI DAN MOTIVASI


Emosi dan motivasi merupakan dua aspek fungsi otak yang merepresentasikan keadaan
tumpeng tindih antara sistem kondisi perilaku dan sistem kognisi.

Konsep emosi merupakan komponen jiwa yang menggambarkan kondisi kejiwaan, sebagai
aktualisasi kinerja sistem limbik (amigdale). Sistem ini berperan dalam emosi dan memori
emosi, yang secara spontan mempengaruhi dipengaruhi oleh area dan neurokimiawi lain
di otak, melalui mekanisme yang rumit. Jadi amigdale lebih pada ke emosi, sedangkan
hipotalamus lebih ke memori, emosi.

Salah satu karakter emosi adalah emosi sulit ditimbulkan-dihilangkan secara volunter
(emosi sulit dipengaruhi kehendak untuk ditimbulkan dihilangkan). Jadi ketika kita sedang
emosi sering sekali kehendak kita dikalahkan, karena emosi kadang-kadang spontan, dan
terkadang perlu berlatih untuk mengendalikan emosi, supaya emosi kita tidak liar.
Emosi itu ada 2 jenis:

1. Emosi positif, antara lain perasaan gembira, bahagia, dan puas.


2. Emosi negatif (bila dipengaruhi kinerja amigdale berlebihan), antara lain marah, agresi,
takut, dorongan sex, dan sedih.

Potensi sifat illahiah yang terlatih dengan baik mampu mengurangi dan bahkan mengubah
emosi negatif menjadi positif.
Konsep Motivasi merupakan sinyal internal yang membentuk perilaku volunter
(dipengaruhi kehendak), antara lain nafsu makan, minum, dan aktivitas seksual. Ketiga
nafsu tsb berkaitan dengan kelangsungan hidup. Bila ketiga nafsu tsb dipengaruhi emosi
maka nafsu terjadi berlebihan dengan segala eksesnya.

Secara umum kondisi motivasi (keinginan) mempunyai 3 karakter:


1. Menghasilkan peningkatan kondisi kejagaan dan kesiagaan SSP.
2. Menghasilkan perilaku dengan tujuan yang jelas.
3. Dapat mengkoordinasi berbagai perilaku berbeda untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi motivasi ini sudah dilatih dengan berpuasa.

 EMOSI/MOOD DAN AFEK


Dua istilah yang mempunyai makna berbeda. Emosi (mood) adalah suasana perasaan yang
dirasa mendalam di “hati” lebih meresap dan lama. Afek adalah emosi (mood) yang
tampak, singkat dan sesaat saja, yang melibatkan komponen fisik.

Contoh: Putus pacar menimbulkan kesedihan mendalam (emosi/mood), dan mudah


murung-menangis (afek). Bila potensi illahiah dalam ruh terlatih dengan baik maka emosi
dan afek negatif dapat berkurang bahkan berubah ke arah positif.

Perilaku dan mekanisme otak dalam belajar (dari sudut psikiatri) berdasar 2 perspektif:

1. Mekanisme otak berdasarkan neurosains dan psikopatobiologi: proses belajar otak dari
sisi struktur-neurokimiawi.
2. Psikodinamika (berbagai mashab) untuk menjelaskan proses belajar otak dari sisi isi
pikiran manusia.
TEORI EMOSI

1. James Lange: Event → reaksi fisiologis → interpretasi perubahan fisiologis → emosi


terjadi (setelah sadar thd respons fisiologis dari stimulus).
2. Cannon Bard: event → arousal (membangunkan) fisiologis → emosi. Bisa juga event
→ emosi, stimulus bersama disalurkan ke korteks memberikan dampak perasaan, juga ke
saraf otonom/simpatik yang menyebabkan reaksi tubuh.
3. Scgachter – Singer: emosi terjadi perlu arousal fisiologis dan penjelasan dari arousal itu
(kerja korteks), ada interpretasi subjektif.
4. Lazarus: stimulus → cognitive appraisal (pemberitahuan kognitif) → emotion dan
arousal fisiologis. Appraisal sendiri ada primary (relevansinya), secondary (options),
tertiary (reappraisal/anything changed)

PSIKOLOGI AFEK EMOSI


Fisiologi afek emosi bisa mempengaruhi pada ketahanan, jadi ketika kita tidak bisa
mengendalikan emosi kita, dapat mempengaruhi kemauan kita, sehingga kita menjadi
sakit. Hubungan antara stress dan peningkatan ketahanan terhadap virus kehidupan contoh
ketertarikan respons imun dan emosi.
Rangsang sensorik-Korteks serebrum-Sistem libmik menghasilkan emosi- (umpan balik
ke Korteks Serebrum menghasilkan kesadaran tentang emosi) – Hipotalamus batang otak.
(respons motoric sematik,respons otonom, respons endokrin, respons imun).

SISTEM LIMBIK
Sistem limbik terdiri dari amigdala, hipokampus, dan girus singuli. Regio amigdala,
merupakan pusat emosi pada otak manusia . Secara anatomis, system limbik adalah bagian
dari substansi abu -abu (gray matter) serebrum

Spirit
adalah aktualisasi ramuan berbagai values utama agama yang diyakini (bagian illahiah di
manusia), yang diperlukan manusia secara mental untuk berinteraksi dalam
memperjuangkan kesejahteraan hidup yang menenangkan jiwa (Taat, 2021). Spirit (kata
benda) dari sudut pandang eksternal adalah suatu kenyataan non-fisik transendental yang
dapat berinteraksi dengan mahluk hidup. Sudut pandang dari dalam diri adalah suatu
kenyataan subyektif dimana seseorang secara mental (sensasi, pikiran dan perasaan,
kadang juga psikomotor) terhubung dengan yang transendental di luar dirinya (Marga,
2021).

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP EMOSI


Spiritual (kata sifat) merupakan sifat pembimbingan manusia dalam membangun interaksi
sesama untuk memperjuangkan kesejahteraan hidup yang menenangkan jiwa. Pengaruh
Spiritual terhadap Emosi (emosi spiritual) membimbing manusia untuk memenuhi
keinginan yang mempertimbangkan keseimbangan (konstruktif produktif). Emosi
demikian diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dengan mempertimbangkan
stabilitas keseimbangan.

Secara morfofungsional

Morfologi emosi belum jelas. Emosi positif (emosi spiritual) merupakan komponen kejiwaan yang
diwarnai oleh kinerja Prefrontal Cortex. Emosi negatif merupakan komponen kejiwaan yang
diwarnai oleh kinerja Amigdale. Secara Psikoneuroimunologis Emosi positif merupakan
komponen kejiwaan yang diwarnai oleh kinerja Prefrontal Cortex, emosi demikian meningkatkan
imunitas. Emosi negatif merupakan komponen kejiwaan yang diwarnai oleh kinerja Amigdale,
emosi demikian menekan imunitas.

KESIMPULAN
1. Emosi atau mood adalah suasana perasaan yang dirasakan mendalam dalam “hati” lebih pervasif
(meresap) dan lama.
2. Afek adalah mood atau emosi yang tampak, singkat dan sesaat saja, yang melibatkan komponen
fisik.
3. Konsep emosi merupakan komponen jiwa yang menggambarkan kondisi kejiwaan yang
diperankan oleh sistem limbik (amigdale).
4. Emosi positif adalah emosi yang diwarnai oleh values agama dari ruh (kinerja prefrontal cortex),
antara lain perasaan gembira, bahagia, dan puas, yang diperlukan untuk menenangkan jiwa, dan
meningkatkan imunitas.
5. Emosi negatif adalah emosi yang diwarnai oleh nafsu berlebihan (kinerja amigdale), antara lain
marah, agresi, takut, dorongan sex, dan sedih berlebihan, yang mendasari manusia untuk mencapai
keinginan hidup, mengganggu ketenangan jiwa, dan menurunkan imunitas. 6. Konsep Motivasi
merupakan sinyal internal yang membentuk perilaku volunter, antara lain nafsu makan, minum,
dan aktivitas seksual.

Sesi tanya jawab?

Q : Mengapa tingkatan Pendidikan pada setiap individu dapat mempengaruhi coping


mekanisme ?
A : Pendidikan itu mengajarkan logika yang baik, logika itu membuat orang
kritis,kreatif,inovatif. Kemampuan tertinggi pada manusia itu bermulai dari
sitasi,abstraksi,ekstrapolasi,sintesis. Ketika orang akan membuat ekstrapolasi itu
kreatif, itu dilatih. Ketika orang sudah kreatif itu banyak tanya, sudah sering dilatih,
berkreatif, sudah sering berpikir diluar orang lain, dan mudah mencari berbagai
persoalan, jika mengalami kesulitan mudah mencari jalannya. Jadi orang yang
pendidikannya tinggi, yang baik maka wajahnya akan terlihat cerah. Jadi tingkat
Pendidikan itu berpengaruh dalam mencari konsep solusi.

Q : Bagaimana kriteria otak sakit?


A : Jika otak sakit, berarti perilakunya latologis, berarti tidak seperti orang normal,
misalnya dia tidak mandi atau memakan kotoran manusia. Itu berarti ada gangguan
pada otaknya, atau kinerja otaknya, atau mengalami struk. Otak yang normal itu hanya
arahnya yang keliru tidak sesuai dengan penciptanya, orang yang pandai itu
penciptanya untuk memberikan pelajarannya untuk orang yang kurang pandai. Tetapi
dia disalah gunakan, justru orang yang pandai malah membodohi orang yang bodoh.
Ini keliru. Otak yang sehat itu yang sesuai dnegan penciptaNya.

Q : Ada beberapa orang yang meemiliki pengalaman yang membuat mereka trauma
sehingga menimbulkan kesedihan mendalam atau ketakutan jika mengingat trauma
tersebut. Apakah ada kaitannya antara trauma terhadap timbulnya emosi jika memang
berhubungan apakah bisa dijelaskan lebih lanjut apa hubungan kedua hal tesebut?
A : memori emosi, kalau terlalu mendalam itu tidak baik, contohnya : orang yang
pernah diperkosa menurut cerita psikolog itu berulang kali, ia kalau sudah dewasa akan
melakukannya lagi. itu karena tidak diimbangi oleh kecerdasan spiritual, oleh karena
itu kecerdasan spiritual itu sangat dibutuhkan, sangat penting dalam kehdiupan. Karena
itu Pendidikan di keluarga itu yang pertama kali mengenal pembelajaran itu kenalkan
value agama, berbagi kasih, kepedulian, itu diberikan di Pendidikan pra sekolah.
Pondasi value agama itu harus ditanamkan. Jadi ketika dia mengalami goncangan dia
bisa kembali ke badan value agama itu, demikian akan menjadi tersalurkan dengan
baik, jadi banyak bertanya dengan yang bisa dijawab denganmenggunakan
kemampuan kecerdasan emosi, kecerdasan agama, kecerdasan spiritual. Emosi
spiritualitas itu emosi yang dijuai oleh KeTuhanan. Emosinya itu tidak menjadi liar, itu
perlu dilatih sejak dini, jadi ketika kita sedang bertengkar dengan saudara kita, orang
tua kita harus mengajarkan spiritual tersebut.

Q : Apa hubungannya kecerdasan spiritual dengan stabilitas keseimbangan manusia itu


sendiri,bagaimana bisa emosi spiritual memempengaruhi stabilitas keseimbangan,
apakah hal tersebut ada hubungannya dengan otak manusia atau memang hanya berasal
dari hati ?
A : itu menyangkut kinerja otak. Jadi tidak ada kelainan morfologinya, jadinya
kinerjanya yang mengalami perubahan. Dan orang yang kecerdasan spiritualnya tinggi,
orang itu potensi wilayahnya dikembangkan dengan baik, bisa memahami hal yang
negative tetapi terasa indah, umumnya negative itu kan umumnya menyedihkan, tetapi
dia tidak, karena ia menganggap pelajaran dari Tuhan. Ini adalah bukan merupakan
kelainan morfologi otak, melainkan sirkuitnya yang berubah.

Anda mungkin juga menyukai