Anda di halaman 1dari 3

7.1.

Pengecoran Beton

(1) Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian
pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada lokasi –lokasi yang aman dan
sebelumnya sudah mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala
sesuatunya untuk pengamanan pelindungan dan lain-lain yang dapat menjamin kontinyutas
pengecoran.
(2) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Kontraktor harus memakai mesin
pengaduk beton (concrete mixer) dengan kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan
yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari pengotoran
minyak, sebelum dipakai. Setiap campuran beton harus diaduk dalam pengadukan / molen, sehingga
merata / homogen dan waktu pengadukan minimum adalah (3 – 5) menit untuk setiap kali
mencampur.
(3) Bilamana perlu Kontraktor diperkenankan untuk menggunakan concrete pump, gerobak-gerobak
dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak di
perkenankan dengan menggunakan ember-ember.
(4) Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang diperlukan sudah harus
siap dan cukup untuk satu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya dan telah
disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan
selama pelaksanaan pengecoran.
(5) Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete
vibrator yang kemampuannya harus mencukupi. Penggetaran harus dijaga sedemikian rupa agar
tidak terjadi pemisahan / segregasi antara komponen adukan beton. Penggetaran dengan concrete
vibrator dapat dibantu dengan perojokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan
dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.
(6) Vibrator-vibrator internal berfrekuensi tinggi pada masing-masing type pneumatic elektrik ataupun
hidrolik harus digunakan untuk pemadatan beton dalam seluruh kedudukan. Vibrator-vibrator
tersebut harus dari jenis yang disetujui oleh Direksi dengan frekuensi minimum 7000 getaran per
menit dan harus mampu mempengaruhi campuran secara tepat dan memiliki 25 mm slump untuk
jarak sekurang-kurangnya 500 mm dari vibrator tersebut. Vibrator tidak boleh mengenai cetakan,
tulangan baja dan juga tidak boleh digunakan untuk mengalirkan beton atau menyemprotkannya ke
dalam tempatnya. Vibrator tidak boleh terlalu lama ditempatkan di suatu tempat yang dapat
menyebabkan pemisahan mortal tersebut.
(7) Tidak dibenarkan menuangkan beton melebihi ketinggian lebih dan 1,5 meter atau melakukan
penumpukkan / pengendapan yang terlalu banyak pada suatu titik, dan menariknya sepanjang
cetakan.
(8) Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman
dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung pengecoran-pengecoran sebelumnya harus
dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar agar sempurna sambungannya dan sebelum adukan
beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air semen dengan
campuran semen dan air adalah 1:0,5. Untuk penghentian pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang
akan disambung / dicor harus terlebih dahulu dioles dengan additive / epoxy resin.
(9) Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan. beton harus dirawat / dilindungi
dengan cara menggenanginya dengan air bersih atau ditutup dengan karung-karung goni, yang
senantiasa dibasahi dengan air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
(10) Apabila cuaca meragukan, sedangkan Direksi tetap menghendaki agar pengecoran tetap harus
berlangsung, maka pihak Kontraktor diwajibkan menyediakan alat pelindung / terpal yang cukup
untuk melindungi tempat / bagian yang sudah maupun yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan
selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di atas 32oC.
(11) Untuk seluruh pekerjaan beton bertulang dapat ditambahkan bahan campuran beton serat
polypropylene murni yang dapat mengontrol retak yang disebabkan oleh muai dan susut karena
panas, meningkatkan daya tahan terhadap kejut, mengurangi permeabilitas dan menambah daya
tahan beton. Sifat-sifat polypropylene murni harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Penyerapan : Nol
b. Berat Jenis : 0,9
c. Panjang Serat : 19 mm
d. Titik Leleh : 160 – 170oC
e. Titik Bakar : 570oC
f. Daya Hantar Panas : Rendah
g. Ketahanan terhadap Asam dan Garam : Tinggi
h. Ketahanan terhadap Alkali : Tinggi
i. Kekuatan Tarik : 5.600 – 7.700 kg/cm2
j. Modulus Young : 35.000 kg/cm2
Serat polypopylene yang dicampurkan ke dalam beton adalah : 0.9 kg/m 3. Pencarnpuran serat
polypropylene bersamaan dengan pengadukan campuran dengan agregat semen di batching plan,
mixer, atau mollen.

(12) Additive lain dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan menimbulkan kelainan atau
penurunan mutu beton dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

7.2. Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuan


a. Beton akan diukur dengan jumtah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang
ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water-stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang
sulingan (weephole).
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan
pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya
dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan
Beton.

Pasal V
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik untuk kesempurnaan pekerjaan walaupun tidak disebut
dalam bagian-bagian pekerjaan, merupakan kewajiban pihak kontraktor untuk melaksanakan
pekerjaan finishing.
2. Apabila ada terdapat ketidak samaan atau tidak sesuai gambar dan bestek, maka gambar detail yang
dianggap kuat dan jelas, apabila gambar detail tidak jelas, maka yang berlaku adalah yang tercantum
dalam bestek ini, kecuali Direksi memberi penjelasan lain.
3. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan membersihkan sisa material bangunan
dan material bekas lainya yang ada dalam lokasi pekerjaan, untuk selanjutnya dibuang keluar dari
lokasi proyek.

Pasal VI
PENUTUP

Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan dengan
ketentuan segala sesuatu yang belum diatur dan diuraikan dalam penjelasan ini akan diterangkan / diberi
penjelasan pada waktu pelaksanaan Aanwijzing Kantor dan Lapangan oleh pihak Direksi atau pengawas.

Anda mungkin juga menyukai