Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
antara lain tujuan pendidik, peserta didik, materi, metode atau media
salah satu bagian dari sistem pendidikan dan sangat penting dalam menentukan
mutu pendidikan.
Pendidikan Nasional,
jasmani maupun rohaninya”. Maka dari itu pendidik merupakan pihak yang
proses pembelajaran.
1
2
pendidik pasti ingin menjadi guru yang profesional. Guru yang profesional
guru dengan kompetensi yang dimiliki dengan maksimal. Sehingga guru yang
yang profesional.
Sebagaimana yang disebutkan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
bahan ajar dan memiliki sikap dan perilaku yang baik. Dalam Peraturan
yang baik. Oleh karena itu, selain guru profesional dengan minimal S1,
berjalannya proses pembelajaran. Tugas ini melekat pada tugas pendidik dan
orang tua. Ketika peran orang tua digantikan oleh guru, maka guru bukan hanya
juga menjadi pendidik dan pengajar yang dapat menolong siswa untuk
Lulus Sertifikasi Guru (Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan
bersertifikat 14, 6 guru kategori sangat baik dan 8 guru kategori cukup.
Pendidikan Nasional tahun 2010, yakni: “Guru PNS, Guru Bantu, Guru Honor
Daerah, Guru Tetap Yayasan, dan Guru Tidak Tetap. Dalam penelitian ini yang
Guru PNS merupakan guru Pegawai Negeri Sipil yang dijamin oleh
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Salah satu bentuk apresiasi adalah pemerintah
yang didapat guru honorer di sekolah dasar negeri rata-rata dibawah Rp.
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di salah satu Sekolah yaitu
SDN 064961 Medan. Pada sekolah tersebut masih terdapat guru hanya
baik maka diharapkan tujuan Pendidikan Nasional dapat terwujud serta dapat
T.A 2020/2021?”.
PNS yang sudah bersertifikat pendidik dengan guru honorer yang belum
ini yaitu mengetahui perbedaan kompetensi pedagogis antara guru PNS yang
ini dapat memebrikan manfaat yang baik yaitu bersifat teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
kemampuan mengajarnya.
KAJIAN PUSTAKA
yang berbeda dengan orang yang tidak profesional walau dalam suatu
bukan hal yang mudah, hal ini membutuhkan upaya dan dorongan dari diri
Tiga fungsi dan tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
8
9
sebagai guru”. Maka, saat mengajar siswa guru harus memahami setiap
langkah yang dilakukan, tidak hanya latihan teks karena itu hanya
pembelajaran siswa tidak hanya diarahkan pada buku teks, tetapi juga pada
oleh guru yang akan menjadi guru profesional, prinsip ini ada kaitannya
tersebut seperti:
keprofesionalan;
keprofesionalan, dan
guru.
tentang Guru dan Dosen pasal 82 ayat (2) yang berbunyi, guru yang
nasional.
minimal untuk menjadi PNS dan dikenakan biaya sesuai dengan jam pelajaran.
guru tetap, bahkan memakai seragam PNS seperti guru tetap. Mulyasa (2013)
mengemukakan bahwa “Guru Honorer adalah guru yang diangkat secara resmi
Guru honorer atau guru sementara adalah guru yang telah ditunjuk untuk
kemampuan sekolah. Istilah guru tidak tetap (GTT) bersifat formal dan
Istilah GTT biasanya muncul dalam surat resmi, tugas, dan berbagai surat resmi
sekolah negeri lainnya. Istilah informal lain yang digunakan adalah guru
honorer.
guru honorer merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas mengajar, dan
anggaran sekolah. Setiap memasuki tahun ajaran baru, guru honorer akan
mendapatkan surat tugas atau pembagian tugas guru sebagai acuan untuk
1. Kompetensi Pedagogis
seorang tenaga pendidik dalam mengelola proses belajar peserta didik yang
14
didik.
2. Kompetensi Profesional
pelajaran secara khusus serta pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
pembelajaran.
3. Kompetensi Kepribadian
perangai ataupun tingkah laku yang baik, diteladani dan dijadikan cerminan
yang paling utama bagi seorang guru yang berkepribadian yaitu bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi norma agama, hukum dan sosial
yang berlaku.
4. Kompetensi Sosial
dengan usia muda sampai usia tua. Kompetensi sosial guru yang
masyarakat.”
peserta didiknya. Interaksi yang muncul dalam kompetensi sosial terdiri dari
dimilikinya”.
1. Perencanaan Pembelajaran
mengenai langkah apa saja yang akan dilaksanakam pada suatu kebijakan
guru dalam memilih metode yang tepat untuk mengatur fasilitas serta
yang diharapkan.
program tahunan, rencana program semester, dan silabus tentu saja sebelum
yaitu:
Bahwa dari 13 (tiga belas) komponen RPP yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menjadi
kompetensi inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan)
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assessment) yang wajib
dilaksanakan oleh guru, sedangkan komponen lainnya bersifat
pelengkap.
komponen secara utuh dan lengkap, sedangkan pada masa pandemi Covid-
21
2. Pelaksanaan Pembelajaran
kegiatan dapat bejalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Menurut
semua perencanaan dan kebijakan yang telah disusun dan ditetapkan dengan
melengkapi segala kebutuhan dan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan
adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjalankan semua rencana yang
jenuh dan bosan. Maka dari itu, seorang pendidik bukan hanya perlu
pada model pembelajarannya, karena setiap metode memiliki nilai baik dan
dalam proses belajar mengajar saja, tetapi harus dilakukan dengan inovatif
dan kreatif.
cenderung ke siswa sehingga siswa menjadi aktif, pendidik juga harus dapat
atau evaluasi. Autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid atau
secara signifikan atas hasil akhir peserta didik untuk ranah afektif, motorik
hingga kognitif.
25
Pedagogis. Jumlah guru bersertifikat 14, 6 guru kategori sangat baik dan 8
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Susanto pada tahun 2014
Banda Aceh hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua guru kelas
menunjukkan kegembiraan dan rasa ingin tahu dalam belajar. Oleh karena
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
peserta didik”.
sangat penting, karena guru adalah sosok penting yang dapat ditinjau
dengan siswa. Maka dari itu, guru harus mempunyai bakat yang baik untuk
Profesionalisme Guru
Kompetensi Guru
Kompetensi Pedagogis
Deskripsi mengenai kompetensi pedagogis guru di SDN Kecamatan Medan Polonia Maimun
METODOLOGI PENELITIAN
saat sekarang.”
Maimun, yaitu sekolah UPT SDN 064961, UPT SDN 064027, UPT SDN
29
30
untuk penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Maka dari itu,
1. Pedoman Observasi
3 Penilaian Pembelajaran 1 7
2. Pedoman Wawancara
1 Perencanaan Pembelajaran 1 5
3 Penilaian Pembelajaran 1 6
sekolah
2 Penilaian Pembelajaran 1 6
didik
3. Pedoman Dokumentasi
Dalam penelitian ini jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif.
berikut:
1. Observasi
berlangsung”.
2. Wawancara
adalah seorang guru pns sertifikasi dan guru honorer di UPT SDN
064961, UPT SDN 064027, UPT SDN 060899, UPT SDN 060788,
5. Dokumentasi
data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
apa yang penting, dan menentukan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
yang dilakukan dalam analisis data adalah klasifikasi data, representasi data
belum bersertifikat di UPT SDN 064961, UPT SDN 064027, UPT SDN
060899, UPT SDN 060788, Kepala sekolah dan Peserta didik di Kecamatan
Menurut Miles and Huberman ada tiga jenis kegiatan dalam analisis
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
setelah reduksi dapat diatur dan diatur dalam mode relasional agar
ringkasan penelitian.
3. Menarik Kesimpulan
oleh peneliti seorang diri, tetapi dibantu oleh pihak lain seperti
yang baku dalam menganalisa data. Maka dari itu, ketajaman melihat data
dengan banyaknya cara dan waktu. Maka dari itu, terdapat teknik pengujian
triangulasi waktu.
sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan
data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena
Sumber
Observasi
Data
Dokumentasi
yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lanjut kepada sumber data
untuk memastikan mana yang dianggap benar. Adapun sumber data pada
penelitian ini yaitu Guru PNS sertifikasi, Guru Honorer, Kepala Sekolah dan
Peserta Didik.
BAB IV
antara lain:
bahwa “dulu nak kami guru-guru disini menyusun RPP sama-sama tapi
karena sekarang covid ini, RPP jadinya disusun masing-masing itupun nak
bahwa “kalau ibu ya dek RPP nya ambil dari google tapi ada yang ibu
42
43
revisi lagi karena kan yang penting yang kita ajari siswa tersebut bisa
mengerti dan udah sesuai indikator kan”. Dalam perencanaan ini, ibu umi
“untuk sekarang ini tidak pakai nak, karena kalau pakai RPP menurut
bapak ribet, lagian yang bapak ajarin masih kelas 2 yang penting apa yang
waktu nya gak sempat ibu ambil dari internet dek. Yang ibu ambil dari
internet itu ibu ubah lagila”. Dalam perencanaan ini, ibu Puji menyusun
yaitu ibu Nilarti menyusun RPP sendiri dan menggunakan panduan dari
“sendiri nak karena kan kita yang tau apa saja yang mau diajarkan sama
oleh ibu Rika di sekolah tersebut mengatakan bahwa “sendiri dek, ibu buat
per tema”. Ibu Rika menyusun RPP sendiri dan menyusun RPP pertema
kurikulum 2013”.
dewi menyusun RPP sendiri akan tetapi untuk saat ini ibu dewi hanya
yang dikatakan oleh ibu Dewi bahwa “sendiri nak, karena kan kita yang
tau apa saja yang mau diajarkan sama mereka. Untuk saat ini ibu Cuma
pakai buku guru saja dalam mengajar karena ibu mau fokus membahas
guru PNS bersertifikat pendidik pada tanggal 23 maret 2021 di kelas IV.
kelas yaitu “Bapak emang tidak menggunakan media nak, karena masih
membaca sebuah teks pada buku siswa secara bergantian. Bapak Wasran
baik bapak Wasran ataupun ibu Puji tetap menyuruh peserta didik
ibu nilarti tidak menggunakan media yaitu “Kalau media ibu jarang
membuat pertanyaan dan siswa disuruh menjawab pertanyaan dengan angkat tangan
membagi siswa menjadi 5 kelompok dan menyuruh siswa berdiskusi dan mengerjakan
tugas.
peserta didik.
didik contohnya guru menyuruh siswa berdiskusi mengenai operasi hitung bilangan
sekarang inikan gak boleh lama-lama didalam kelas”. Dan dalam penilain
tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik selain itu bapak fahruraji
sikap mereka”.
Umi. Sebagaimana dikatakan ibu Umi bahwa “Biasanya ibu suka diakhir
nanti mereka saling tunjuk tangan tu berebut untuk menjawab. Dari situ kan ibu
Dalam penilaian kepada peserta didik ibu Umi melihat dari evaluasi-
untuk mereka. Ada juga ibu kasih mereka PR dari situ juga ibu bisa
membuat nilai untuk mereka dek. Penilaian sikap mereka juga ibu lihat
sebagai acuan membuat nilai”. Dari hal-hal tersebut ibu umi membuat
berupa tulisan atau lisan. Untuk mengetes apakah siswa sudah paham
lagi tatap muka nak bapak sering memberikan pertanyaan yang bisa
jawab yaa bapak kasih nilai kan, kalau pembelajaran daring bapak kirim
soal di group whatsapp itu. Dari situ juga bisa buat penilaian”.
harus lakukan evaluasi dek, biar kita taukan apakah mereka sudah
mengasih soal diakhir pembelajaran dek sama siswa itu. Dari situkan
materi yang diajarkan yakan dek. Nah dari situ juga ibu buat nilai-nilai
mereka”.
menyuruh siswa menceritakan kembali pelajaran yang telah dipelajari pada akhir
nak pelajaran apa yang diajarkan waktu itu supaya guru tahu siswa
“Kalau mau melakukan penilaian nak ibu lihat dari pengetahuan dia
dimiliki”.
ibu Rika dalam wawancara yang dilakukan peneliti yaitu “ibu suka
jika belum akan diulang agar peserta didik paham”. Dalam penilaian
pengetahuan yang dimiliki nya dek, dari tugas-tugas yang ibu berikan,
terus penilaian sikap nya kan. Nanti dari situ ibu bisa membuat nilai
untuk lebih mengetahui evaluasi apa saja yang dia lakukan kepada
peserta didik. Ibu Mariani mengatakan “Yoo paling nak tanya jawab,
memberi soal karena kan evaluasi itu penting untuk guru dan siswa”.
Dalam penilaian kepada peserta didik ibu Mariani menilai dari tugas-
tugas yang dikerjakan peserta didik selain itu sikap mereka selama
penilaian ini nak ibu lihat dari tugas-tugas yang mereka kumpulkan nak,
karena kan biar kita bisa mengukur keberhasilan dari apa yang kita
ajarkan”. Dalam penilaian kepada peserta didik ibu dewi melihat dari
pembelajaran masih ada guru yang tidak menyusun RPP dalam proses
guru pada saat mengajar seperti becerita dengan teman sekelas nya,
masih ada guru yang tidak melakukannya dan guru yang melakukan
4.3 Pembahasan
harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang pendidik. Hal ini dikarena
pembelajaran.
membuat RPP dan dua guru PNS bersertifikat lainnya membuat RPP.
RPP. Penyusunan RPP ada yang disusun sendiri dan ada juga yang diambil
dalam proses pembelajaran agar kegiatan di dalam kelas lebih terarah dan
mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut George R. Terry
dengan kondisi dan tidak harus menyamakan dengan RPP yang dirancang.
yang disusun, namun kondisi yang dialami guru memiliki dampak yang
serius terhadap proses pembelajaran. Maka dari itu, guru diharuskan peka,
metode yang diterapkan guru antara lain yaitu tanya jawab, diskusi, dan
pendidik bukan saja perlu untuk menguasai bahan yang akan diajarkan,
dalam pembelajaran. Namun masih ada dua guru PNS bersertifikat yang
konvensional akan membuat siswa merasa jenuh. Oleh karena itu, seorang
guru tidak hanya menguasai materi yang diajarkan. Namun, juga harus
empat guru PNS bersertifikat dan empat guru honorer yang belum
mana pemahaman dan pengetahuan siswa pada materi yang telah diberikan,
apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi pembelajaran. jika
masih ada yang belum paham bisa dilakukan perbaikan. Oemar Hamalik
(2011: 147) bahwa salah satu kegunaan evaluasi (fungsi diagnostik) yaitu
adalah umpan balik pada proses belajar mengajar, yang mana bisa
berpendapat bahwa hal itu salah satu fungsi evaluasi adalah untuk
5.1 Kesimpulan
peserta didik bosan dan tidak aktif di dalam kelas dan dua guru PNS
peserta didik aktif, dan satu guru honorer tidak menggunakan media
57
58
3. Dalam Penilaian dan Evaluasi baik empat guru PNS bersertifikat dan
3.2 Saran
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Guru
diberikan.
59
3. Bagi Sekolah
60
Lisa A, dkk. (2018). Manajemen Program Life Skill Di Rumah Singgah Al-
Hafidz Kota Bengkulu. Jurnal Pengembangan Masyarakat, 8.
Masykur Arif Rahman. (2012). Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering
Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. Yogyakarta:
Diva Press.
Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Rosdakarya.
Muslich. (2007). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual
panduan bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moleong. (2012). Metodologi Penelitisn Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
61
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Susanto. (2014). Studi Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru pada
Pembelajaran PKn di kelas Tinggi SD Negeri 52 Kota Bengkulu.
Suyanto & Asep Djihad. (2012). Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Professional. Yogyakarta: Multi.
Syafaruddin. (2017). Pembelajaran Inovatif dan Kompetensi Sosial Guru.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1,
Ayat 10.
_____________________________________________ Pasal 8 dan Pasal
10, Ayat 1
Uno, H. (2009). Profesi Kepribadian (Problema, Solusi, dan Reformasi)
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahyudi, I. (2012). Pengembangan Pendidikan . Jakarta: PT Prestasi
Pustakarya.
Wahyudin Nur Nasution. (2017). Perencanaan Pembelajaran, Tujuan, dan
Prosedur. Jurnal Ittihad, 186.
Zulhandayani, Mahmud, Bukhari. (2017). Deskripsi Kompetensi Pedagogik
Guru di SD Negeri 40 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
62