Anda di halaman 1dari 11

Laporan Fisika

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Semarang
Gedung D9 Jalan Raya Sekaran Gunung Pati,
Semarang 50229, Telp. (024) 7499386

Laporan Praktikum Percobaan Indeks Bias


“ Eksperimen Fisika Dasar “

Nama : Tia Dwi Arianti

NIM : 4201420020

Jurusan : Fisika

Program Studi : Pendidikan Fisika

Rombel : 2B

Semester : 2 (2021)

PERCOBAAN INDEKS BIAS

Tanggal Praktikum : Senin, 28 Juni 2021

Praktikum ke : 8 ( Delapan )

Nama Dosen : 1. Prof. Dr. Hartono, M. Pd.

2. Dr. Bambang Subali, M. Pd.

Nama Asisten : 1. Trizha Ayu Agustin


2. Selvie Nur Hidayati
3. Nafishah Noor Sa’adah
4. Amanatus Sa’diyah
PERCOBAAN INDEKS BIAS

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan nilai indeks bias kaca plan paralel
2. Menentukan nilai pergeseran pada kaca plan paralel
3. Menentukan nilai indeks bias bahan pembuat prisma
4. Menentukan sudut deviasi minimum pada prisma
B. Alat dan Bahan Percobaan
1. Kaca plan paralel
2. Prisma
3. Laser
4. Mistar
5. Busur derajat
6. Beberapa lembar kertas HVS
C. Landasan Teori
Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Seberkas cahaya
(sinar) yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan
mendekati garis normal. Ini berarti sudut datang lebih besar dari sudut bias. Sudut
datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal permukaan.
Sementara, sudut bias adalah sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal.
Indeks bias adalah kemampuan suatu medium untuk membelokkan (membiaskan) arah
rambat cahaya yang datang. Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda
membuat cahaya berbelok. Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih
kecil dibandingkan pada medium yang kurang rapat. Akibatnya, cahaya membelok.
Perbandingan laju cahaya dari dua medium tersebut disebut dengan indeks bias (n).
Semakin besar indeks bias suatu zat, maka semakin besar cahaya dibelokkan oleh zat
tersebut (Shafhira, 2021).
Kaca plan pararel adalah sebuah kaca yang terdiri dari beberapa bidang datar
disekitarnya, bentuk kaca plan pararel adalah sebuah balok, sehingga dapat
memungkinkan pengamatan yang berbeda-beda tergantung ketebalannya. Jika sinar
datang menuju kaca plan pararel, sinar yang dipantulkan dibelokkan menuju garis
normal. Di sisi lain, berkas cahaya yang muncul dalam kaca dibiaskan ke udara, sudut
bias lebih besar dari sudut datang dan sinar yang dipantulkan dibelokkan menjauhi garis
normal. Hasil dari pembiasan tersebut adalah sebuah pergeseran sinar cahaya yang
seharusnya tetap lurus menembus menjadi terbelokkan tetapi tetap sejajar dengan sinar
aslinya. Pergeseran sinar tersebut dapat diamati dengan jelas tergantung medium yang
dilewatinya (Pristiadi, 2007).
Prisma adalah bahan bening yang dibatasi oleh dua bidang datar bersudut. Besarnya
sudut antara kedua bidang datar itu disebut pembias. Sudut deviasi adalah sudut yang
dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya datang dengan perpanjangan
cahaya bias yang meninggalkan prisma (Soeharto, 1992). Sudut deviasi akan mencapapi
minimum jika sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya
meninggalkan prisma (Tipler, 1992).
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
a. Data Pengamatan
Data hasil pengamatan dalam percobaan indeks bias pada kaca plan pararel dan
prisma dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Data pengamatan percobaan plan pararel
∅𝟏 (sudut datang) ∅𝟏 ′ (sudut bias) t (pergeseran)
30 ° 19 ° 1,2 cm
35 ° 22 ° 1,5 cm
40 ° 25 ° 1,7 cm
45 ° 28 ° 2,0 cm
50 ° 30 ° 2,3 cm
55 ° 32 ° 2,8 cm
Tabel 2. Data pengamatan percobaan prisma
∅𝟏 (sudut datang) ∅𝟏 ′ (sudut bias) 𝜹 (sudut deviasi)
30 ° 18 ° 42 °
35 ° 20 ° 37 °
40 ° 24 ° 37 °
45 ° 26 ° 36 °
50 ° 30 ° 34 °
55 ° 34 ° 35 °
b. Analisis Data
1) Kaca plan pararel
 Menentukan nilai indeks bias kaca plan pararel menggunakan
ralat grafik
Berdasarkan tabel 1, dapat kita tentukan indeks bias kaca plan
pararel dengan menggunakan ralat grafik, dimana sin ∅1 sebagai sumbu
x dan sin ∅1 ′ sebagai sumbu y, sehingga diperoleh grafik sebagai
berikut.

0,6
INDEKS BIAS PLAN PARAREL
y = 0,6475x + 0,0044
0,5 R² = 0,9971
SUDUT BIAS (°)

0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
SUDUT DATANG (°)
Dari grafik di atas didapatkan m (kemiringan) sebesar 0,6475 dan
diketahui bahwa nilai indeks bias udara sebesar 1,0003, sehingga dari
data tersebut dapat ditentukan nilai indeks bias kaca plan pararel (n’)
sebagai berikut.
𝑛
𝑚=
𝑛′
𝑛 1,0003
𝒏′ = = = 𝟏, 𝟓𝟒𝟒𝟗
𝑚 0,6475
 Menentukan nilai pergeseran kaca plan pararel menggunakan
ralat pengamatan
No. t (pergeseran) 𝒕 − 𝒕̅ (𝒕 − 𝒕̅)𝟐
1 1,2 cm -0,72 cm 0,5184 cm
2 1,5 cm -0,42 cm 0,1764 cm
3 1,7 cm -0,22 cm 0,0484 cm
4 2,0 cm 0,08 cm 0,0064 cm
5 2,3 cm 0,38 cm 0,1444 cm
6 2,8 cm 0,88 cm 0,7744 cm
𝟔
𝒕̅ = 𝟏, 𝟗𝟐 cm ∑ (𝒕 − 𝒕̅)𝟐 = 𝟏, 𝟔𝟔𝟖𝟒 𝐜𝐦
𝟏

∑(𝑡−𝑡̅)2 1,6684
∆𝑡 = √ 𝑛(𝑛−1) = √ = √0,0556 = 0,2358 cm
30

𝑡 = 𝑡̅ ± ∆𝑡 = 1,92 cm ± 0,2358
∆𝑡 0,2358
𝑲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 = × 100% = × 100% = 𝟏𝟐, 𝟐𝟖%
𝑡̅ 1,92
Ketelitian = 100% − 𝐾esalahan relatif
𝐊𝐞𝐭𝐞𝐥𝐢𝐭𝐢𝐚𝐧 = 100% − 12,28% = 𝟖𝟕, 𝟕𝟐%
2) Prisma
 Menentukan nilai indeks bias prisma menggunakan ralat grafik
Berdasarkan tabel 2, dapat kita tentukan indeks bias prisma dengan
menggunakan ralat grafik, dimana sin ∅1 sebagai sumbu x dan sin ∅1 ′
sebagai sumbu y, sehingga diperoleh grafik sebagai berikut.

INDEKS BIAS PRISMA


(sudut bias) Linear ( (sudut bias))
0,6
y = 0,7795x - 0,0949
0,5 R² = 0,9804
SUDUT BIAS (°)

0,4

0,3
0,2

0,1
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
SUDUT DATANG (°)
Dari grafik di atas didapatkan m (kemiringan) sebesar 0,7795 dan
diketahui bahwa nilai indeks bias udara sebesar 1,0003, sehingga dari
data tersebut dapat ditentukan nilai indeks bias prisma (n’) sebagai
berikut.
𝑛
𝑚=
𝑛′
𝑛 1,0003
𝒏′ = = = 𝟏, 𝟐𝟖𝟑𝟑
𝑚 0,7795
 Menentukan nilai sudut deviasi prisma menggunakan ralat
pengamatan
No. 𝜹 (sudut deviasi) 𝜹−𝜹 ̅ (𝜹 − 𝜹̅) 𝟐
1 42 ° 5,17 ° 26,7289 °
2 37 ° 0,17 ° 0,0289 °
3 37 ° 0,17 ° 0,0289 °
4 36 ° -0,83 ° 0,6889 °
5 34 ° -2,83 ° 8,0089 °
6 35 ° -1,83 ° 3,3489 °
𝟔
̅ = 𝟑𝟔, 𝟖𝟑 °
𝜹 ̅)𝟐 = 𝟑𝟖, 𝟖𝟑𝟑𝟒 °
∑ (𝜹 − 𝜹
𝟏

∑(𝛿 − 𝛿 ̅)2 38,8334


∆𝛿 = √ =√ = √1,2945 = 1,1378
𝑛(𝑛 − 1) 30

𝛿 = 𝛿 ̅ ± ∆𝛿 = 36,83° ± 1,1378
∆𝛿 1,1378
𝑲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 = × 100% = × 100% = 𝟑, 𝟎𝟗%
𝛿̅ 36,83
Ketelitian = 100% − 𝐾esalahan relatif
𝐊𝐞𝐭𝐞𝐥𝐢𝐭𝐢𝐚𝐧 = 100% − 3,09% = 𝟗𝟔, 𝟗𝟏%
 Mencari nilai sudut deviasi minimum prisma
Mencari nilai sudut deviasi minimum prisma dengan menggunakan
persamaan :
𝜹𝒎 = (𝒏′ − 𝟏)𝜶
Keterangan :
n′ = indeks bias prisma
𝛼 = sudut pada prisma (60°)
𝛿𝑚 = sudut deviasi minimum

Sehingga diperoleh :
𝛿𝑚 = (𝑛′ − 1)𝛼
𝛿𝑚 = (1,2833 − 1)60°
𝛿𝑚 = (0,2833)60°
𝜹𝒎 = 𝟏𝟔, 𝟗𝟗𝟖°
2. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yaitu mengenai penentuan indeks bias kaca dan
prisma, dimana dilakukan dua kali percobaan yakni menentukan indeks bias kaca
plan paralel dan menentukan indeks bias prisma. Percobaan tersebut dilakukan
dengan memvariasikan sudut datang.
Pada percobaan pertama yaitu menentukan indeks bias kaca plan paralel
diperoleh data yang terdapat pada tabel 1, dan pada percobaan kedua yaitu
menentukan indeks bias prisma diperoleh data yang terdapat pada tabel 2.
Berdasarkan data hasil pengamatan yang tertera pada kedua tabel tersebut,
diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut biasnya. Sudut datang
selalu lebih besar dari sudut bias, dalam grafik dapat dilihat pula bahwa semakin
besar sudut datang maka semakin besar sudut bias yang terbentuk.
Dalam percobaan indeks bias kaca plan paralel terjadi pergeseran, pergeseran
yang terjadi disebabkan oleh pengaruh ketebalan kaca plan paralel. Pergeseran yang
terjadi pada kaca plan paralel ini merupakan pergeseran yang selalu mendekati garis
normal disebabkan karena sinar datang dari medium udara yang kurang rapat ke
medium yang lebih rapat (plan paralel). Berdasarkan data hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa semakin besar sudut datang maka nilai pergeserannya semakin besar
atau panjang. Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius yang menyatakan “Jika sinar
datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, maka sinar dibelokkan
mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal”. Dalam
percobaan indeks bias kaca plan paralel ini, juga diperoleh nilai indeks bias sebesar
1,5449 dengan ketelitian sebesar 87,72%, dimana nilai tersebut mendekati nilai
indeks bias kaca pada literatur yaitu 1,5. Adanya selisih antara nilai pada teori dan
nilai yang diperoleh dari hasil percobaan dapat disebabkan karena kesalahan pada
saat melakukan pengamatan, pengukuran atau perhitungan.
Dalam percobaan indeks bias prisma diperoleh besar sudut deviasi yang
merupakan sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar datang
dengan perpanjangan sinar bias yang meninggalkan prisma. Berdasarkan data hasil
pengamatan yang terdapat pada tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin besar sudut
datang yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal, maka sudut
deviasi semakin besar. Sebaliknya, jika semakin kecil sudut yang dibentuk oleh
sinar datang dan garis normal maka sudut deviasi semakin kecil. Dalam percobaan
indeks bias prisma ini, juga diperoleh nilai indeks bias sebesar 1,2833 dengan
ketelitian sebesar 96,91%, dimana nilai tersebut mendekati nilai indeks bias kaca
pada literatur yaitu 1,5. Adanya selisih antara nilai pada teori dan nilai yang
diperoleh dari hasil percobaan dapat disebabkan karena kesalahan pada saat
melakukan pengamatan, pengukuran atau perhitungan.
E. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan data hasil percobaan diperoleh nilai indeks bias kaca plan paralel
sebesar 1,5449 dengan ketelitian sebesar 87,72%, dan nilai indeks bias prisma sebesar
1,2833 dengan ketelitian sebesar 96,91%, dimana nilai tersebut mendekati nilai indeks
bias kaca pada literatur yaitu 1,5. Pada percobaan indeks bias kaca plan paralel terjadi
pergeseran sinar, dimana nilai pergeseran ini bergantung pada perpanjangan garis sinar
bias yang meninggalkan kaca plan paralel, jadi semakin besar sudut datang maka
semakin besar sudut biasnya, sehingga nilai pergeserannya semakin besar atau panjang.
Pada percobaan indeks bias prisma diperoleh nilai deviasi minimum sebesar 16,998°
dari perhitungan dengan menggunakan persamaan 𝛿𝑚 = (𝑛′ − 1)𝛼.
F. Referensi
Maya, Shafhira dkk. 2021. FISIKA OPTIK UMUM DAN MATA. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Soeharto. 1992. Fisika Dasar II. Jakrta: Gramedia.
Tipler. 1992. Fisika Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interaktif. Jakarta Timur: Azka Press.
G. Dokumentasi
Indeks Bias Kaca Plan Paralel

Sudut datang 30° Sudut datang 35°

Sudut datang 40° Sudut datang 45°

Sudut datang 50° Sudut datang 55°


Indeks Bias Prisma

Sudut datang 30° Sudut datang 35°

Sinar datang 30° Sinar datang 35°

Sinar datang 40° Sinar datang 45°

Sinar datang 50° Sinar datang 55°


EVALUASI
1. Buatlah laporan praktikum indeks bias yang isinya mencakup:
a. Data-data prakrikum yang disajikan dalam bentuk tabel, lebih bagus bila ditulis
beserta ralat / kesalahan pengukurannya.
Jawaban terlampir.
b. Hasil analisis yang disajikan dalam bentuk grafik, beserta komentar /
pembahasannya.
Jawaban terlampir.
2. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Jelaskan konsep tentang pembiasan gelombang? Berikan contoh adanya pembiasan
gelombang dalam kehidupan sehari-hari!
 Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki medium yang berbeda dan
kecepatan gelombang pada medium awal dan medium yang dimasuki berbeda,
jika arah datang gelombang tidak sejajar dengan garis normal maka pembiasan
menyebabkan pembelokan arah rambat gelombang. Contohnya adalah pensil
akan nampak bengkok/patah jika dimasukan ke dalam gelas berisi air.
b. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang konsep indeks bias secara detail (sertakan
persamaan-persamaan yang digunakan serta makna fisisnya)!.
Indeks bias adalah kemampuan suatu medium untuk membelokkan (membiaskan)
arah rambat cahaya yang datang. Indeks bias adalah suatu besaran yang
menunjukkan laju cahaya dalam material. Pada pembiasan gelombang cahaya
berlaku hubungan antara sudut datang (i) dan sudut bias (r).
𝑐
sin 𝑖 𝑣1 𝑡 𝑣1 𝑛1 𝑐 𝑛2 𝑛2
= = = 𝑐 = × =
sin 𝑟 𝑣2 𝑡 𝑣2 𝑛1 𝑐 𝑛1
𝑛2
Sehingga didapatkan persamaan :
𝑛1 sin 𝑖 = 𝑛2 sin 𝑟
Keterangan :
Sin i = sudut datang
Sin r = sudut bias
𝑛1 = indeks bias material 1
𝑛2 = indeks bias material 2
𝑐
𝑛=
𝑣
Keterangan :
c = cepat rambat cahaya dalam vakum
v = cepat rambat cahaya dalam material
n = indeks bias
𝜆𝑓 𝜆
𝑛= =
𝜆𝑚 𝑓 𝜆 𝑚
Keterangan :
𝜆 = panjang gelombang dalam ruang hampa
𝜆𝑚 = panjang gelombang dalam material
n = indeks bias
c. Jelaskan apa yang dinamakan sudut deviasi? Bilamana akan terjadi deviasi
minimum?
 Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan
cahaya datang dengan perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma.
Sudut deviasi akan mencapapi minimum jika sudut datang cahaya ke prisma
sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma.
3. Berikanlah pendapat anda tentang pelaksanaan praktikum indeks bias ini, unsur-
unsur apa saja yang perlu dikembangkan untuk memperbaikinya?
 Pada praktikum indeks bias ini, menurut saya sudah dilakukan dengan baik, data
yang disampaikan juga jelas yang disertai dengan angkah-langkah di video yang
sistematis, namun dalam menggambarkan garis sinar datang dan garis normal
pada kertas HVS untuk menentukan indeks bias kurang terlihat jelas, serta
diharapkan lebih teliti lagi dalam melakukan pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai