Anda di halaman 1dari 6

JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO. 3.

NOPEMBER 2016 166

MANAJEMEN TRAFO DISTRIBUSI 20KV ANTAR GARDU


BL031 DAN BL033 PENYULANG LILIGUNDI DENGAN
MENGGUNAKAN SIMULASI PROGRAM ETAP

I Wayan Sudiartha, I Putu Sutawinaya, I Ketut TA, dan Ardy Firman


Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali
Bukit Jimbaran, PO Box 1064 Tuban Badung-Bali
Phone (0361) 701981, Fax (0361) 701128

Trafo distribusi berperan penting dalam jaringan distribusi untuk mentransformasikan energi listrik
dari tegangan menengah 20 kV ke tegangan rendah 220/380 V. Oleh sebab itu, kondisi
pembebanan transformator harus diperhatikan guna menjaga kontinuitas energi listrik. Kapasitas
transformator distribusi harus disesuaikan dengan beban yang ditanggungnya. Ketidaksesuaiaan
kapasitas transformator dengan beban akan mengakibatkan transformator overload,pembebanan
transformator rendah, dan terjadinya drop tegangan disisi pelanggan. Hal tersebut juga mampu
memengaruhi umur trafo, dan penyaluran tenaga listrik yang tidak berkualitas dan andal. Salah
satu permasalahan ini terjadi pada gardu BL031 dengan kapasitas 200 kVA dimana pembebanan
transformator masih rendah yaitu 16,80% serta drop tegangan 1,13% difasa S jurusan B, dan gardu
BL033 dengan kapasitas 100 kVA yang mengalami overload yaitu 96,90% serta drop tegangan
11% difasa S jurusan B. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan manajemen trafo dengan
cara mutasi trafo yaitu, dengan cara menukar posisi trafo antargardu BL031 dan BL033 yang
disimulasikan menggunakan program ETAP. Setelah dilakukannya mutasi trafo dengan
menggunakan simulasi program ETAP prosentase pembebanan pada gardu BL031 menjadi
34,32% dan drop tegangan difasa S jurusan B menjadi 0,88%, sedangkan di gardu BL033
prosentase pembebanannya menjadi 49,02% dan drop tegangannya menjadi 6,97% difasa S
jurusan B. Dengan melakukan mutasi trafo, trafo yang tersedia dapat digunakan secara optimal
guna mengatasi pembebanan trafo rendah dan trafo overload meskipun persediaan trafo terbatas.

Kata Kunci:Transformator, Pembebanan Transformator, Drop Tegangan, Mutasi Trafo.

Management of Distribution Transformer Substation 20 kV Inter BL031 and BL033 Feeder


Liligundi Simulation Program Using ETAP

Distribution transformer plays an important role in the distribution network to transform


electricalpower from medium voltage of 20 kV to the low voltage 220/380 V. Therefore,
power.Distribution transformer capacity shall be adjusted with the load borne. The inconsistence
of transformer capacity with load will result in transformer overload , low transformer loading ,
and a voltage drop on consumers. In addition, the condition can also be influential to transformer
age,low quality and insufficient electric power distribution. One of the problem happened at BL03
substation with capacity 200 kVA where transformer is still low, that is 16,8% and 1,13% voltage
drop in the S phase majors B, and BL033 substation with capacity 100 kVA with over load of
96,90% and voltage drop of 11% at phase S majors b. To overcome the problem, a transformer
management with transformer mutation by switching transformer position between substation
BL03 and BL033 simulated by using ETAP program. Upon transformer mutation by using ETAP
simulation program, loading percentage on substation became 34,32% and voltage drop at phase
S major B became 0,88%. Meanwhile, loading percentage at substation BL031 became 49,02%
and voltage drop became 6,97% at phase S major B. By doing transformer mutation, the available
transformer be used optimally to overcome low transformer loading and transformer overload
even though transformer supply is low.

Key words : transformer, transformer loading,voltage drop,transformer mutation.


JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO. 3. NOPEMBER 2016 167

I. PENDAHULUAN 2. Drop tegangan disisi pelanggan tidak


1.1. Latar Belakang lebih dari 10%
PT.PLN (Persero) adalah perusahaan 3. Faktor ketidakseimbangan tidak lebih
penyedia tenaga listrik milik Negara dari 20%
(BUMN) yang ada di Indonesia membawahi Merujuk pada syarat keandalan tersebut,
PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.Dalam penulis mengamati kasus yang terjadi di
pengelolaannya, PT.PLN (Persero) Penyulang Liligundi, tepatnya pada gardu
Distribusi Bali dibantu beberapa Rayon yang BL033 dengan kapasitas 100kVA.
diantaranya adalah Rayon Singaraja.Sesuai Berdasarkan hasil pengukuran terukur
dengan moto pelayanan kelas dunia (World bahwa prosentase pembebanannya sebesar
Class Service) yang menjadi icon 96,90%. Tegangan ujung disisi pelanggan
perusahaan ini, PT. PLN (Persero) Distribusi pada jurusan B difasa R, S, T secara
Bali dituntut untuk dapat memberikan berturut-turut adalah 225V, 207V, 215V.
layanan kepada masyarakat secara Berdasarkan data tersebut terdapat bahwa
maksimal.Layanan maksimal yang dimaksud terjadi drop tegangan sebesar 11% pada fasa
dalam hal ini adalah dapat memberikan S. Faktor ketidakseimbangan beban bila
penyaluran tenaga listrik yang berkualitas, dihitung sebesar 22,67%, yang artinya
berkesinambungan (kontinu) dan andal. sistem dalam kondisi tidak seimbang.
Trafo distribusi berperan penting dalam Mencermati data hasil pengukuran tersebut
jaringan distribusi untuk terhadap trafo BL033, bahwa trafo BL033
mentransformasikan energi listrik dari telah terjadi overload (OL) atau overblast
tegangan menengah 20 kV ke tegangan (OB) dan drop tegangan melebihi regulasi
rendah 220/380 V. Seiring bertambahnya dari PLN (SPLN N0. 1 tahun 1995) yaitu
jumlah penduduk yang membutuhkan tenaga salah satunya drop tegangan disisi
listrik, penggunaan trafo distribusi sebagai pelanggan tidak boleh lebih dari+5%-
penyedia tenaga listrik harus diperhitungkan 10%dari tegangan normalnya. Dalam
agar mampu melayani beban yang kondisi seperti ini dikatakan sistem tidak
ditanggungnya. andal.
Apabila trafo kelebihan beban atau overload Disisi lain terdapat adanya trafo pada gardu
maka kontinuitas penyaluran energi listrik BL031 dengan kapasitas 200kVA, terbebani
akan terganggu karena umur trafo akan relatif kecil, yaitu sebesar 16,80% dengan
berkurang serta kerusakan trafo akibat panas drop tegangan sebesar 1,31% difasa S
berlebihan sehingga nantinya perlu jurusan B, dan prosentase
dilakukan pemeliharaan yang akan berakibat ketidakseimbangannya sebesar 9,67%.
berhentinya supply listrik ke pelanggan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut,
Demikian pula sebaliknya, jika trafo dengan penulis mencoba melakukan studi analisis
kapasitas besar dibebani terlalu sedikit, terhadap kasus ini dengan cara manajemen
maka PLN sebagai penyedia jasa tenaga trafo melalui mutasi trafo. Penulis mencoba
listrik akan mengalami kerugian dari segi melakukan mutasi trafo dengan cara
ekonomis di mana trafo dengan kapasitas menukar posisi trafo antar gardu BL031 dan
besar tersebut seharusnya dapat digunakan BL033 yang disimulasikan menggunakan
untuk menanggung beban yang besar. program ETAP. Harapannya dapat
Pembebanan trafo distribusi yang diizinkan memberikan solusi alternatif atau masukan
oleh PLN tidak boleh melebihi 80 % dari kepada pihak PLN terkait kasus ini,
kapasitasnya, hal ini akanberakibat sehingga dapat meningkatkan keandalan
terjadinya overload (OL) atau overblast sistem tenaga listrik khususnya di Penyulang
(OB). Dampaknya di lapangan, terjadi drop Liligundi.
tegangan di sisi pelanggan pada bagian
ujung beban (pelanggan).Menurut regulasi 1.2. Rumusan Masalah
dari PLN ( SPLN No. 1 tahun 1995)syarat Berdasarkan latar belakang diatas, maka
keandalan sistem adalah salah satunya drop permasalahan yang akan dibahas dalam
tegangan di sisi pelanggan tidak boleh lebih penelitian ini adalah :
dari+5%- 10%dari tegangan normalnya. 1. Bagaimana kondisi awal ke dua trafo
Syarat-syarat keandalan sistem tenaga (masing-masing trafo) sebelum dimutasi
listrik, antara lain adalah : ditinjau dari prosentase pembebanan dan
1. Prosentase pembebanan tidak lebih dari prosentasedroptegangannya?
80%. 2. Berapa prosentase pembebanan masing-
masing trafo tersebut setelah dimutasi?
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO. 3. NOPEMBER 2016 168

3. Berapa prosentase terjadinya drop Rendah (PHB-TR) untuk memasok


tegangan disisi pelanggan masing- kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan
masing trafo setelah dimutasi? baik dengan Tegangan Menengah (TM 20
4. Berapa prosentase ketidakseimbangan kV) maupun Tegangan Rendah (TR
pada trafo BL031 dan BL033? 220/380V). Konstruksi gardu distribusi
dirancang berdasarkan optimalisasi biaya
1.3. Tujuan terhadap maksud dan tujuan penggunaannya
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang kadang kala harus disesuaikan dengan
ini adalah sebagai berikut: peraturan Pemda setempat.

1. Untuk mengetahui kondisi awal ke dua 2.3. Transformator


trafo (masing-masing trafo) sebelum Transformator adalah sebuah alat
dimutasi dan ditinjau dari prosentase magnetoelektrik yang sederhana, andal, dan
pembebanan dan prosentase drop efisien untuk mengubah tegangan arus
tegangannya. bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat lain.
2. Untuk mengetahui berapa prosentase Pada umumnya transformator terdiri atas
pembebanan masing-masing trafo sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis
tersebut setelah dimutasi pada gardu dan dua buah kumparan, yaitu kumparan
BL031 dan BL033. primer dan kumparan sekunder.Prinsip kerja
3. Untuk mengetahui berapa prosentase dari transformator adalah daya listrik dari
terjadinya drop tegangan disisi kumparan primer ke kumparan sekunder
pelanggan masing-masing trafo setelah dengan perantaraan flux magnet (garis gaya
dimutasi. magnet) yang dibangkitkan oleh aliran listrik
4. Untuk mengetahui berapa prosentase yang mengalir melalui kumparan primer.
ketidakseimbangan beban pada gardu Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik
BL031 dan BL033. pada kumparan sekunder,flux magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan primer harus
II. LANDASAN TEORI berubah-ubah.
2.1. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder
Sistem jaringan distribusi sekunder atau 2.4 PerhitunganArus Beban Penuh
sering disebut jaringan distribusi tegangan Transformator
rendah (JDTR), merupakan jaringan yang Daya transformator bila ditinjau dari sisi
berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik dari tegangan tinggi (primer) dapat diketahui
gardu-gardu pembagi (gardu distribusi) ke dengan mengguanakan persamaan sebagai
pusat-pusat beban (konsumen tenaga berikut :
listrik).Besarnya standar tegangan untuk S= √3. 𝑉𝑉. 𝐼𝐼 (𝑉𝑉𝑉𝑉)
jaringan ditribusi sekunder iniadalah Di mana :
127/220 V untuk sistem lama, dan 220/380 S = daya transformator ( kVA)
V untuk sistem baru, serta 440/550 V untuk V = tegangan sisi primer transformator (V)
keperluan industri.Besarnya tegangan I = Arus (A)
maksimum yang diizinkan adalah 3 sampai Sehingga , untuk menghitung arus beban
4% lebih besar dari tegangan penuh (full load) dapat menggunakan
nominalnya.Penetapan ini sebanding dengan persamaan :
besarnya nilai tegangan jatuh (voltage drop) 𝑆𝑆
I FL = √3.𝑉𝑉
yang telah ditetapkan berdasarkan PUIL 661
F.1, bahwa rugi-rugi daya pada suatu Dimana :
jaringan adalah 15 %.Dengan adanya I FL = Arus beban Penuh (A)
pembatasan tersebut stabilitas penyaluran S = Daya transformator (kVA)
daya ke pusat-pusat beban tidak terganggu. V=Tegnagn sisi sekunder transformator (V)
Menurut Frank D. Petruzella, dalam
2.2. Gardu Distribusi menghitung persentase pembebanan suatu
Pengertian umum gardu distribusi tenaga transformator dapat diketahui dengan
listrik yang paling dikenal adalah suatu menggunakan persamaan sebagai berikut :
bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari 𝐼𝐼
instalasi Perlengkapan Hubung Bagi %Pembebanan = 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 −𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 x 100 %
𝐼𝐼𝐹𝐹𝐹𝐹
Tegangan Menengah (PHB-TM), Rumus untuk menghitung Irata-rata adalah:
Transformator Distribusi (TD) dan
𝐼𝐼𝐼𝐼+𝐼𝐼𝐼𝐼+𝐼𝐼𝐼𝐼
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan 𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 −𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑡𝑡𝑡𝑡 =
3
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO. 3. NOPEMBER 2016 169

Dimana : 2.7. Manajemen Trafo


𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 −𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = rata-rata arus beban (A) Manajemen trafo adalah cara pengelolaan
𝐼𝐼𝐹𝐹𝐹𝐹 = arus beban penuh (A) trafo distribusi yang bertujuan untuk
𝐼𝐼𝐼𝐼= arus fasa R (A) meningkatkan suatu jaringan distribusi yang
𝐼𝐼𝐼𝐼= arus fasa S (A) berkualitas dan handal. Ada beberapa cara
𝐼𝐼𝐼𝐼= arus fasa T (A) dalam melakukan Manajemen Trafo yaitu
dengan cara :
2.5. Pengertian Drop Tegangan pada 1. Menukar transformator atau mutasi
Jaringan Tegangan Rendah transformator (change) antar gardu yang
Jatuh tegangan merupakan besarnya mengalami overload dan pembebanan
tegangan yang hilang pada suatu rendah yang sudah terpasang.
penghantar.Jatuh tegangan pada saluran 2. Mengalihkan sebagian beban (daya
tenaga listrik secara umum berbanding lurus terpasang) yang dipikul Transformator
dengan panjang saluran dan beban serta yang telah mengalami overblast ke
berbanding terbalik dengan luas penampang Transformator terdekat yang masih
penghantar.Besarnya jatuh tegangan memungkinkan untuk dapat memikul
dinyatakan baik dalam persen atau dalam beban tambahan (Split beban).
besaran Volt.Tegangan jatuh secara umum 3. Menyisipkan transformator baru diantara
adalah tegangan yang digunakan pada transformator yang telah mengalami
beban.Sesuai dengan standar tengangan overblast dengan beban yang paling
yang ditentukan oleh PLN (SPLN), ujung (sisi pelanggan).
perancangan jaringan dibuat agar jatuh
tegangan di ujung diterima 10%. 2.8. Mutasi Trafo
Mutasi trafo adalah salah satu cara
𝑽𝑽𝒔𝒔 − 𝑽𝑽𝒓𝒓 penggelolaan trafo-trafo distribusi yang
∆V = 𝑽𝑽𝒓𝒓
𝑥𝑥100% terpasang dijaringan dalam upaya mengatasi
Dimana : ketidaksesuaiaan kapasitas trafo dengan
Vs= tegangan pada pangkal pengiriman beban, dengan cara menukar trafo yang
terpasang antara gardu satu dengan gardu
Vr= tegangan pada ujung penerimaan yang lainnya.
2.6. Ketidakseimbangan Beban Tujuan pelaksanaan mutasi trafo antara lain
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang untuk:
adalah suatu keadaan dimana : 1. Mencegah terjadinya kerusakan trafo
a.Ketiga vektor arus / tegangan adalah akibat trafo overload
sama besar 2. Meningkatkan mutu pelayanan
b.Ketiga vektor saling membentuk sudut 3. Meningkatkan kualitas keandalan dalam
120o satu sama lain penyaluran energi listrik
4. Menjaga keselamatan umum dan
Perhitungan Ketidakseimbangan Beban : lingkungan
5. Memperkecil kerugian
𝐼𝐼𝐼𝐼+𝐼𝐼𝐼𝐼+𝐼𝐼𝐼𝐼
𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 −𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 =
3
Dimana besarnya arus fasa dalam keadaan
seimbang (I) sama dengan besarnya arus 2.9. ETAP
rata-rata, maka koefisien a, b dan c diperoleh ETAP ( Elctric Transient and Analysis
dengan : Program) merupakan software fullgrafis
𝐼𝐼
a = 𝑅𝑅 yang dapat digunakan sebagai alat analisa
𝐼𝐼
𝐼𝐼𝑆𝑆 untuk mendesain dan menguji kondisi secara
b= offline dalam bentuk modul simulasi,
𝐼𝐼
𝐼𝐼
c = 𝑇𝑇 monitoring data operasi secara real time,
𝐼𝐼
Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien simulasi sistem secara real time, optimasi,
a, b dan c adalah 1.Dengan demikian rata- manajemen energi sistem dan simulasi
rata ketidakseimbangan beban (dalam %) intellegent load shedding. Untuk membuat
adalah : simulasi aliran daya dan hubungan singkat,
maka data-data yang dibutuhkan untuk
{│𝑎𝑎 – 1│+│𝑏𝑏 – 1│+│𝑐𝑐 – 1│} menjalankan program simulasi antara lain :
= X100% a. Data Transformator
3
b. Data kawat penghantar
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO. 3. NOPEMBER 2016 170

c. Data beban Perhitungan-perhitungan yang telah


d. Data Bus dilakukan sebelumnya dapat dibuat tabel
- Single line diagram jaringan distribusi perbandingan parameter-parameter sebelum
dan setelah dilakukannya mutasi mutasi
III ANALISIS
trafo antara gardu BL031 dan BL033 seperti
3.1. Analisis
ditunjukan pada tabel dibawah ini:
TabelRekapitulasi Hasil Perhitungan Gardu Distrribusi BL031 dan BL033 Sebelum Dan Setelah Mutasi Trafo
% Drop Tegangan
% Ketidak
Gardu kVA Beban Prosentase
Kondisi Jurusan B Jurusan C seimbangan
Distribusi Trafo (kVA) Beban (%)
Beban
R S T R S T

Sebelum 200 34,63 17,10 0,43 0,43 0,43 - - - 9,67


BL031
Sesudah 100 34,63 34,23 1,3 0,88 0,88 - - - 9,67

Sebelum 100 94,08 98,17 0,8 10,47 5,50 4,07 4,45 2,2 22,67
BL033
Sesudah 200 94,08 49,02 1,28 6,97 4,07 2,2 2,2 0,87 22,67

3.2. Pembebanan Transformator Prosentase drop tegangan ujung pada gardu BL033 di
Perbandingan prosentase pembebanan transformator jurusan B dalam keadaan tidak normal atau terjadinya
sebelum dan setelah kegiatan mutasi trafo antar gardu drop tegangan yang cukup besar yaitu sebesar
BL031 dan BL033, bahwa prosentase pembebanan 10,47% di fasa S. Jadi drop tegangan di gardu BL033
setelah dilakukan mutasi trafo pada gardu BL031 di jurusan B telah melampaui standar yang diijinkan
dengan kapasitas trafo yang baru sebesar 100 kVA sesuai SPLN No. 1 Tahun 1995. Sesuai dengan
meningkat sebesar 17,13% menjadi 34,23% dari regulasi tegangan yang ditentukan oleh PLN,
sebelumnya 17,10%, sehingga masalah pembebanan perencanaan jaringan dibuat agar jatuh tegangan atau
rendah pada trafo BL031 sudah teratasi. Sedangkan drop tegangan di ujung tidak melebihi dari 10%. Lalu
prosentase pembebanan setelah mutasi trafo pada setelah dilakukannya mutasi trafo pada gardu BL033,
gardu BL033 dengan kapasitas trafo baru 200 kVA maka drop tegangan pada jurusan B menjadi 6,97%,
adalah sebesar 49,02%, menurun sebesar 49,15% dari menurun sebesar 3,5%. Sehingga drop tegangan
prosentase sebelumnya sebesar 98,17%. Dengan pada gardu BL033 sudah teratasi dan sudah sesuai
kapasitas trafo yang baru yaitu 200 kVA, maka regulasi tegangan yang di tentukan oleh PLN yaitu di
masalah overload pada gardu BL033 sudah teratasi bawah 10%.
dimana prosentase pembebanan trafo masih di bawah
ketentuan yang berlaku yaitu di bawah 80%. Dengan 3.5.Drop Tegangan BL033 Jurusan C
demikian, besarnya prosentase pembebanan trafo Perbandingan prosentase drop tegangan sebelum dan
pada gardu BL031 dan BL033 setelah dilakukannya setelah kegiatan mutasi trafo antar gardu BL031.
mutasi trafo berada pada kondisi yang ideal yaitu Prosentase drop tegangan ujung pada gardu BL033
berada pada range 40% - 80%. masih dalam keadaan normal yaitu sebesar 4,45% di
fasa S. Lalu setelah dilakukannya mutasi trafo pada
3.3. Drop Tegangan BL031 Jurusan B gardu BL031 maka prosentase drop tegangan
Perbandingan prosentase drop tegangan sebelum dan mengalami perubahan mejadi 2,2%, menurun sebesar
setelah kegiatan mutasi trafo pada gardu BL031. 2,25%. Jadi drop tegangan di gardu BL031 jurusan B
Prosentase drop tegangan ujung pada gardu BL031 masih dalam standar yang diijinkan sesuai SPLN No.
masih dalam keadaan normal yaitu sebesar 0,43% di 1 Tahun 1995.
fasa S. Lalu setelah dilakukannya mutasi trafo pada
gardu BL031 maka prosentase drop tegangan 3.6. Ketidakseimbangan Beban
mengalami peningkatan sebesar 0,45% mejadi Prosentase ketidakseimbangan beban sebelum dan
0,88%. Jadi drop tegangan di gardu BL031 jurusan B setelah kegiatan mutasi trafo antar gardu BL031 dan
masih dalam standar yang diijinkan sesuai SPLN No. BL033 tidak mengalami perubahan dikarenakan
1 Tahun 1995. penulis hanya menganalisis terhadap
ketidakseimbangan beban. Prosentase
3.4.Drop Tegangan BL033 Jurusan B ketidakseimbangan beban setelah dilakukan mutasi
Perbandingan prosentase drop tegangan sebelum dan trafo pada gardu BL031 dengan kapasitas trafo yang
setelah kegiatan mutasi trafo pada gardu BL033. baru sebesar 100 kVA didapatkan hasil yang sama
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO. 3. NOPEMBER 2016 171

yaitu sebesar 9,67%, sedangkan prosentase terpasangnya pada gardu BL031 sebesar 34,63
ketidakseimbangan beban setelah dimutasi trafo pada kVA, sedangkan pada gardu BL033, dengan daya
gardu BL033 dengan kapasitas trafo baru 200 kVA terpasang sebesar 94 kVA sesuai dengan trafo
didapatkan hasil yang sama yaitu sebesar 22,67%. yang berkapasitas sebesar 200 kVA .
Dengan demikian, besarnya prosentase
ketidakseimbangan beban trafo pada gardu BL033 DAFTAR PUSTAKA
setelah dilakukannya mutasi trafo sudah melebihi dari
faktor ketidakseimbangan beban sebesar 20%. [1] Abdul Kadir, Distribusi Dan Utilisasi Tenaga
Listrik, Jakarta: Universitas Indonesia, 2000.
IV Kesimpulan [2] Adiaktis Wiras Windaru, “ Audit Energi Pada
Dari pembahasan dan analisis yang telah dipaparkan, Pendistribusian Listrik di PT. PLN Distribusi
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
APJ X Dengan Metode Manajemen Trafo”,
1. Kondisi awal prosentase pembebanan trafo pada
gardu BL031 dalam keadaan relatifrendah, yaitu Tugas Akhir, ITS, Surabaya, 2011.
sebesar 16,80% dan drop tegangan di jurusan B [3] Eddy Warman, “Pemilihan Dan Peningkatan
fasa S sebesar 1,31%. Lalu kondisi awal Penggunaan / Pemakaian Serta Manajemen
prosentase pembebanan trafo pada gardu BL033 Trafo Distribusi”, Medan: Universitas Sumatera
yaitu sebesar 96,90% dan drop tegangan di Utara, 2004.
jurusan B fasa S sebesar 11%. [4] Kelompok Kerja Standar Konstruksi Distribusi
2. Prosentase pembebanan setelah dilakukan mutasi
Jaringan Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian
trafo dengan menggunakan simulasi program
ETAP pada gardu BL031 dengan kapasitas trafo Sains dan Teknologi Universitas Indonesia,
yang baru sebesar 100 kVA meningkat sebesar Buku 4 Standar Konstruksi Gardu Distribusi
17,13% menjadi 34,23% dari sebelumnya dan Gardu Hubung Tenaga Listrik, (Jakarta
17,10%, sehingga masalah pembebanan trafo Selatan : PT. PLN (Persero), 2010.
yang rendah pada trafo BL031 sudah teratasi. [5] Kelompok Kerja Standar Konstruksi Distribusi
3. Prosentase pembebanan setelah dilakukan mutasi Jaringan Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian
trafo dengan menggunakan simulasi program Sains dan Teknologi Universitas Indonesia,
ETAP pada gardu BL033 dengan kapasitas trafo Buku 3 Standar Konstruksi Jaringan Tegangan
yang baru 200 kVA adalah sebesar 49,02%, Rendah Tenaga Listrik, (Jakarta Selatan : PT.
menurun sebesar 49,15% dari prosentase PLN (Persero), 2010.
sebelumnya sebesar 98,17%, maka masalah [6] PT. PLN(Persero) Jasdik, Sistem Distribusi
pembebanan trafo yang overload pada gardu
Tenaga Listrik
BL033 sudah teratasi dimana prosentase
pembebanan trafo masih di bawah ketentuan yang [7] PT. PLN (Persero), Teori Transformator, PT.
berlaku yaitu di bawah 80%.. PLN (Persero) Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
4. Prosentase drop tegangan pada gardu BL031 (PUSDIKLAT).
setelah dilakukan mutasi trafo dengan [8] S,J.C. Power System Analysis (Short-circuit,
menggunakan simulasi program ETAP di jurusan Load Flow and Harmonic) Amec, inc. Atlanta,
B fasa S adalah sebesar 0,88% dari sebelumnya Georgia. 2002.
sebesar 0,43% meningkat sebesar 0,45%, dan [9] SPLN 50:1997 Spesfikasi Transformator
pada gardu BL033 prosentase drop tegangan di Distribusi 20 kV, PT. PLN (Persero), 1997.
jurusan B fasa S adalah sebesar 6,97% dari [10] Suhadi,dkk. Teknik Distribusi Tenaga Listrik,
sebelumnya sebesar 10,47% menurun sebesar Direktorat Pembina Sekolah Menengah
3,5%. Kejuruan, 2008.
5. Prosentase ketidakseimbangan beban pada gardu [11] Raja Putra Sitepu, “Studi Tata Ulang Letak
BL031 setelah dilakukan mutasi trafo dengan Transformator Pada Jaringan Distribusi 20 KV
menggunakan simulasi program ETAP adalah Aplikasi PT. PLN Rayon Binjai Timur,” Jurnal
sebesar 9,67% dan prosentase ketidakseimbangan Teknik Elektro USU, [online], 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
beban pada gardu BL033 adalah sebesar 22,67%.
42678/3/Chapter%20II.pdf (Accessed: 12 May
Dilihat dari hasil prosentase ketidakseimbangan
2015)
beban sebelum dan setelah simulasi mutasi trafo
[12] Tentang ETAP (Electric Transient and Analysis
antar gardu BL031 dan BL033, hasil prosentase
Program) Power Station, Laboratorium Sistem
ketidakseimbangan beban tidak mengalami
Tenaga dan Distribusi Listrik Teknik Elektro
perubahan dikarenakan penulis hanya
Universitas Andalas, [online], 2013,
menganalisis terhadap hasil prosentase
http://stdelaboratory.blogspot.com/2013/11/tent
ketidakseimbangan beban.
ang-etap-electric-transient-and.html (Accessed:
6. Trafo dengan kapasitas 100 kVA sesuai dipasang
17 May 2015
pada gardu BL031, karena daya yang

Anda mungkin juga menyukai