"Pemeriksaan Fisik"
Oleh :
Nim : 2014201144
Nama Dosen :
Mata Kuliah :
Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah “Pendidikan Budaya Anti Korupsi”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih apabila ada kurang lebihnya penulis
minta maaf
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
Latar Belakang..................................................................
Rumusan Masalah...........................................................
Tujuan...............................................................................
Manfaat.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
Kesimpulan...............................................................
Saran.........................................................................
Daftar Pusaka...........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorangahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akanmembantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Biasanya, pemeriksaan fisik
dilakukan secara sistematis, mulai dari bagiankepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah
pemeriksaan organ utama diperiksadengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa
tes khusus mungkindiperlukan seperti test neurologi.Dengan petunjuk yang didapat selama
pemeriksaan riwayat dan fisik, ahlimedis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni
sebuah daftar penyebabyang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan
dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri
diri penilaian kondisi pasiensecara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya,
tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu mengetehui konsep teori, pemeriksaanfisik,
BAB I
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap
system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat
untuk membuat penilaian Klinis.
Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemelihan terapi yang diterima klien dan
penetuan respon terapi tersebut. (Potter dan Perry, 2005)
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika, 2010)
1. Inspeksi
Fokus infeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, tubuh warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi dan penonjolan pembekakan setelah inspeksi perlu dibadingkan hasil normal
dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan
pada bagian tubuh yang dapat dijangkau tangan. Laura A. Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan dan jari-jari,
untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti : temperatur, keelastisan, bentuk
ukuran kelembaban dan penonjolan. (Dewi Sartika, 2010). Hal yang di deteksi adalah suhu,
kelembaban, tekstur, gerakan vibrasi, pertumbuhan atau massa, edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksan dengan jalan mengetuk permukaan bagian tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang
bertujuan untuk mengindentifikasi batas/lokasi dan konsitensi jaringan. (Dewi Sartika, 2010)
4. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan : bunyi jantung, suara nafas dan bising usus. (Dewi Sartika, 2010).
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu
sebagai berikut :
a. Kontrol infeksi
Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker dan
membantu klien mengenakan baju periksa jika ada.
b. Kontrol lingkungan
Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dan cukup penerangan
untuk melakukan fisik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. Misalnya menutup
pintu/jendela atau skerem untuk menjaga privacy klien.
riwayat keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
Penatalaksanaan.
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi pfofesi
kesehatan lain, diantaranya :
D. Indikasi
Persiapan
1. Alat
2. Lingkungan
a. Prosedur Pemeriksaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
Cara : inspeksi
• Kesedaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : kesadaran penuh, Ekspersi
• Jenis kelamin
• Tahapan perkembangan
3. Nadi
span="">
c) kekuatan= 0: Tidak ada denyutan; 1+: denyutan kurang teraba; 2+: Denyutan
mudah teraba, tak muda lenyap; 3+: denyutan kuat dan mudah teraba.
4. Pernafasan
sp="">
b) Keteratuaran = Normal : teratur
c) Kedalaman : dalam/dangkal
Tujuan :
dan hidrasi
Persiapan :
Prosedur Pelaksanaan :
a) Pemeriksaan kulit
dan ikterik.
Normal : kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
dan edema
Setelah diadakan pemeriksaan kulit dan kuku evaluasi yang di dapat dengan
membandibgkan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang di
dapat tersebut.
b) Pemeriksaan kuku
Normal : bersih, bentuk normal tidak ada tanda-tanda jari tubuh (clubbing
Posisi klien : duduk, untuk pemeriksaan wajah sampai dengan leher perawat berhadapan
dengan klien
1) Pemeriksaan kepala
Tujuan :
Persiapan alat :
• Lampu
Prosedur pelaksanaan
- Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk kesimetrisan, adanya lesi atau tidak,
distribusi rambut
kuat/tidak rapuh
2) Pemeriksaan wajah
Normal : warna sama dengan bagian tubuh lain tidak pucat/ikterik, simetris
Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang
3) Pemeriksaan Mata
Tujuan :
Persiapan alat :
a) Senter kecil
c) Kartu Snellen
d) Penutup mata
Prosedur pelaksanaan
Normal : simetris mata kika, simetris bola mata kika, warna konjunctiva
lain
Visus Sentralis
Visus sentralis ini dibagi dua yaitu visus sentralis jauh dan visus
sentralis dekat
Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat
- Visus perifer
span="" tajam="">
4) Pemeriksaan telinga
Tujuan :
fungsi pendengaran
Persiapan alat :
b) Garpu tala
c) Speculum telinga
d) Lampu kepala
Prosedur pelaksanaan :
bantu dengar
a) Pemeriksan Rinne
- Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau buku
getaran lagi
klien 1-2 cm dengan posisi garpu tala parallel terhadap lubang luar
klien
tidak
Tujuan :
Persiapan alat :
a) Spekulum hidung
b) Senter kecil
c) Lampu perenang
Prosedur pelaksanaan
Palpasi dan perkusi frontalis dan maksilaris (bengkak, nyeri dan septum
deviasi)
Setelah diadakan pemeriksaan hidung dan sinus evaluasi hasil yang di dapat dengan
membandingkan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang di
dapat tersebut
Tujuan :
a) Senter kecil
b) Sudip lidah
d) Kasa
Prosedur pelaksanaan :
- Inspeksi dan palpasi strukur luar : warna mukosa mulut dan bibir,
- Normal : warna mukosa dan bibir pink, lembab tidak lesi dan stomatitis
kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris
Gigi lengkap pada orang dewasa 36 buah, yang terdiri dari 16 buah di rahang atas
dan 16 buah di rahang bawah. Pada anak-anak gigi sudah mulai tumbuh pada usia enam bulan.
Gigi pertama tumbuh dan dinamakan gigi susu di ikuti tumbuhnya gigi lain yang disebut gigi
sulung. Akhirnya pada usia enam tahun hingga empat belas tahun, gigi tersebut mulai tanggal
dan dig anti gigi tetap
Pada usia 6 bulan gigi berjumlah 2 buah (dirahang bawah) usia 7-8 bulan berjumlah 7 buah (2
dirahang atas dan 4 di rahang bawah) usia 9-11 bulan berjumlab 8 buah (4 dirahang) usia 12-15
bulan gigi berjumlah 12 buah (6 dirahang atas dan 6 dirahang bawah 16-19 buah berjumlah
bejumlah 16 buah ( 8 dirahang atas 8 dirahang bawah) dan pada usia bernumlah 20buah (10
dirahang dirahang atas dan 10 dirahang bawah
Setelah diadakam pemeriksaan mulut dan bibir evaluasi hasil yang di dapat dengan
membandingkan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang di
dapat tersebut
7) Pemeriksaan leher
Tujuan :
- Stetoskop
Prosedur pelaksanaan
- Normal : warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk
teraba)
a) System pernafasan
Tujuan :
Persiapan alat :
a) Stetoskop
b) Penggaris centimeter
c) Pensil penada
Prosedur pelaksanaan :