Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGETAHUAN KONSUMEN

Disusu oleh :

NAMA : Umar Sumarna

NIM : 0433-0815-163-41

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN PRIMAGRAHA


SERANG 2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya lah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun

tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pengetahuan Konsuen yang

diberikan guru kami untuk memenuhi nilai pada semester pertama kami, serta melatih kami

untuk lebih memahami pelajaran ini. Makalah ini disusun agar pembaca makalah dapat

memahami pengertian Prilaku Konsumen dan Perilaku Produsen yang kami buat berdasarkan

data dari berbagai sumber. Sehingga para pembaca dapat mengantisipasi berbagai hal yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya berhubungan dengan Perilaku Konsumen

dan Perilaku Produsen. Karena tanpa kita sadari banyak hal di sekitar kita yang berhubungan

dengan tema yang dibahas tersebut. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang

lebih luas bagi pembacanya, walaupun kami sadari masih banyak kekurangan. Untuk itu

kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhirnya

penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini. Terima kasih

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................... i

Daftar isi..................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN. ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
2.1 Pengertian Dasar ................................................................................................. 2
2.1.1 Pengetahuan Konsumen ................................................................................... 2
2.1.1 Jenis Pengetahuan Konsumen ...................................................................... 3
2.2.1.2 Mengukur Pengetahuan Konsumen ............................................................... 4
2.2.1.2.1 pengetahuan produk .................................................................................... 4
2.2.1.2.2. peroleh produk ........................................................................................... 4
2.1.1.1.1 Pengetahuan pemakaian .............................................................................. 5
2.1.2 Keputusan Pembelian........................................................................................ 5
2.1.2.1 Pengertian keputusan pembelian.................................................................... 6
2.1.2.2 Proses pembelian keputusan pembelian......................................................... 8
2.1.2.3 Pendekatan Pemecahan Masalah .................................................................. 8
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................... 10
3.2 SARAN ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemasar mutlak perlu memeriksa apa yang sudah diketahui oleh konsumen, karena

pengetahuan ini adalah faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Apa yang

konsumen beli, di mana mereka membeli, dan kapan mereka membeli akan bergantung

pada pengetahuan yang relevan dengan keputusan ini. Pengertian tentang pengetahuan

konsumen juga penting bagi para pembuat kebijakan masyarakat. Hal ini ditujukan

untuk melindungi konsumen yang “tidak memiliki informasi.” Bila konsumen dinilai

tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat “pilihan berdasarkan informasi,”

pembuat kebijakan dapat mengesahkan undang-undang yang mengharuskan

penyingkapan informasi yang sesuai.

1.2. Rumusan Masalah


Secara garis besar dalam makalah ini akan diangkat masalah-masalah yang sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah pengetahuan konsumen tentang produk.
2. Apakah yang dimaksud dengan keterlibatan produk.
3. Bagaimanakah mengetahui kebutuhan konsumen akan suatu produk.
1.3. Tujuan
Secara intisari dalam makalah ini akan diketahui tujuan penulisan adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui arti pengetahuan konsumen tentang produk.
2. Mengatahui apa yang dimaksud dengan keterlibatan produk.
3. Mengetahui cara kebutuhan konsumen akan suatu produk.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar


2.1.1 Pengetahuan Konsumen
Apa yang konsumen beli, dimana mereka membeli, dan kapan mereka
bergantung pada pengetahuan yang relavan dengan keputusan ini. Dengan
mengetahui tingkat pengetahuan pemahaman dan keyakinan konsumen tentang suatu
produk yang dipasarkan, maka hal tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen
dalam membeli. Di sepanjang pengalaman hidupnya, konsumen mempelajari
sejumlah besar pengetahuan prosedural yang sebagian besar di antaranya sangat
khusus untuk situasi tertentu. Ketika diaktifkan dari ingatan, produksi (pengetahuan)
tersebut secara langsung dan otomatis mempengaruhi perilaku nyata seseorang.
Menurut Mowen dan Engel (1985) definisi pengetahuan konsumen adalah
tingkatan informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan
jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

2.1.2.2 Jenis Pengetahuan Konsumen


Anderson (Engel, Blacwell & Miniard, 2010) membagi pengetahuan dasar
menjadi pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. pengetahuan deklaratif
melibatkan fakta subyektif yang sudah diketahui. Pengetahuan prosedural mengacu
pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. (Tulving dalam Engel,
Blackwell & Miniard, 2010) membagi pengetahuan deklaratif menjadi dua kategori,
yaitu pengetahuan episodik yang melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan
lintasan waktu dan pengetahuan sematik yang mengandung pengetahuan yang
digeneralisasikan dan memberikan arti bagi dunia seseorang.

Pengetahuan umum konsumen bersifat episodik atau sematik (Tulving dalam


Peter & Olson, 1999). Pengetahuan episodik berhubungan dengan kejadian khusus
yang terjadi dalam hidup seseorang. Pengetahuan semanitik adalah pengetahuan
tentang objek dan kejadian di lingkungan. Pengetahuan prosedural adalah

2
pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu (Bruck, Mitchell dalam Peter &
Olson,1999).
Selain pengetahuan episodik dan semantik, konsumen juga memiliki
pengetahuan yang berhubungan erat dengan suatu produk. Brucks (Engel, Blackwell
& Miniard, 2010) membagi pengetahuan konsumen menjadi pengetahuan produk,
pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk
mencangkup kesadaran akan kategori dan merek produk didalam kategori produk,
terminologi produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan tentang kategori produk
secara umum dan mengenai merek spesifik. Pengetahuan pembelian mencangkup
informasi tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan harus membelinya.
Pengetahuan pemakaian mencangkup informasi tentang operasi pemakaian dan
situasi pembelian. Pengetahuan produk dan keterlibatan produk mengacu pada
berbagai jenis pengetahuan arti dan kepercayaan yang direkam didalam ingatan
konsumen. Pengetahuan produk yang diambil dari ingatan memiliki potensi
mempengaruhi interpretasi dan integrasi proses. Keterlibatan produk mengacu pada
pengetahuan konsumen tentang relevansi personal suatu produk dalam hidupnya
(Peter & Olson, 1999). Sistem kognisi manusia dapat menginterpretasikan berbagai
jenis informasi, oleh karena itu akan menghasilkan pengetahuan, arti dan kepercayaan
(Durgee dan Stuardt dalam Peter & Olson, 1999).
Seseorang memiliki dua jenis struktur pengetahuan, yaitu skema dan tulisan
(Peter & Olson, 1999). Skema sebagian besar berisikan pengetahuan umum semantik
dan episodik, sementara tulisan adalah jaringan pengetahuan produksi yang
diorganisasi.

2.1.1.1 Mengukur Pengetahuan Konsumen


Menurut Mowen dan Engel yang dikutip oleh Sumarwan (2011) definisi
pengetahuan konsumen adalah tingkatan informasi yang dimiliki konsumen mengenai
berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan
produk dan jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen.

3
1. Pengetahuan Produk
Menurut Sumarwan (2011) pengetahuan produk adalah kumpulan dari
beberapa macam informasi mengenai produk. Menurut Nitissusastro (2012).
Konsumen perlu mengetahui tentang karakteristik suatu produk, apabila konsumen
kurang mengetahui informasi tentang karakteristik suatu produk bisa salah
mengambil keputusan membeli. Pelaku usaha yang berpengalaman akan memberikan
informasi, pendidikan dan pemahaman kepada setiap calon pembeli khususnya dan
kepada masyarakat umumnya.

2. Perolehan Produk
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (2010), pengetahuan pembelian
mencangkupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang
berhubungan erat dengan pemerolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan
pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk
tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.
Pengetahuan produk meliputi berbagai informasi yang diproses oleh
konsumen untuk memperoleh suatu produk. Pengetahuan produk terdiri atas
pengetahuan tentang dimana membeli produk dan kapan membeli produk. Ketika
konsumen memutuskan akan membeli suatu produk, maka ia akan menentukan
dimana ia membeli produk tersebut dan kapan akan membelinya. Keputusan
konsumen mengenai tempat pembelian produk akan sangat ditentukan oleh
pengetahuanya.

Implikasi penting bagi strategi pemasaran adalah memberikan informasi


kepada konsumen dimana konsumen bisa membeli produk (Sumarwan, 2011).

3. Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberi manfaat kepada konsumen jika produk tersebut
telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Agar produk tersebut bisa memberi
manfaat yang maksiamal dan kepuasan yang tinggi kepada konsumen, maka
konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan
benar (Sumarwan, 2011).
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (2010), kecakupan pengetahuan
pemakaian konsumen penting karena beberapa alasan. Konsumen tentu saja lebih
4
kecil kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki informasi
yang cukup mengenai bayaimana cara menggunakan produk tersebut. Upaya
pemasaran yang dirancang untuk membidik konsumen tentang bagaimana
menggunakan produk pun dibutuhkan.

2.2 Keputusan Pembelian

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam pengambilan keputusan untk melakukan pembelian terhadap produk
yang ditawarkan oleh penjual. Menurut Kotler (2007) keputusan pembelian yaitu
beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan
pebelian suatu produk. Kotler (2009) pun mendefinisikan keputusan pembelian
konsumen yaitu keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga
yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Pengertian lain tentang keputusan pembelian menurut Schicfman dan Khanuk (2007),
keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan
perkataan lain, pilihan alternatif harus bersedia bagi seseorang ketika pengambilan
keputusan. Setiap komponen melakukan berbagai macam keputusan tentang rincian,
pembelian, penggunaan beragam produk dna merek pada setiap periode tertentu.
Berdasarka definisi disimpulakanbaha keputusan pembelian adalah tindakan yang
dilakukan konsumen melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu,
pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan
salah satu dari beberapa alternatif pengenalan kebutuhan dengan tindak lanjut yang
nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat
menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. Dalam mempelajari keputusan
pembelian konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian dan membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen
membuat keputusan pembeliannya.

Pengambilan keputusan berpengaruh pada semua aspek dan kognisi dilibatkan


dalam pengambilan keputusan konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan
yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat

5
dalam menerjemahkan informasi baru dilingkungannnya. Akan tetapi, inti dari
pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevalusi dua atau lebih perilaku
alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini
ialah suatu pilihan, yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku
(Setiadi, 2010).

2.2.1.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Pada gambar 2.1 menunjukan bahwa proses pengambilan keputusan oleh
pembeli melalui 5 tahap. Proses pembelian dimulai beberapa tahap sebelum
pembelian, konsumen harus mempertimbangkan untuk membeli dan tidak suatu
produk.

1. Pengenalan Kebutuhan
Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang dinginksn
dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan
mengaktifkan proses keputusan.
2. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan didalam ingatan (pencarian
internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan
dari lingkungan (pencarian eksternal).
3. Evaluasi Alternatif
Kosumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternative yang dipilih.
4. Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat
diterima bila perlu.

5. Pengenalan Kebutuhan
Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang dinginksn
dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan
mengaktifkan proses keputusan.
6. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan didalam ingatan (pencarian

6
internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan
dari lingkungan (pencarian eksternal).
7. Evaluasi Alternatif
Kosumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternative yang dipilih.
8. Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat
diterima bila perlu.
8Hasil
Konsumen mengevaluasi apakah yang dipilih memenuhi kebutuhan dan
harapan segera sesudah digunakan.

PENGENALAN KEBUTUHAN

PENCARIAN INFORMASI

EVALUASI ALTERNATIF

PEMBELIAN

HASIL

Gambar 2.1. Proses Keputusan Pembelian


Sumber : Engel (2010)
Model pengambilan keputusan yang tidak linier dan memperlihatkan interaksi
antara perilaku, lingkungan dan kognisi adalah model pemrosesan kognitif
pengambilan keputusan konsumen yang dari Peter dan Olson yang terdapat pada
gambar 2.2. Alasan utama menggunakan model tersebut karena pemecahan masalah
nyata jarang yang berjalan dalam urutan linier seperti yang di gambarkan pada model
generic, proses pemecahan masalah sesungguhnya melibatkan interaksi timbal balik

7
diantara proses kognitif konsumen, perilaku mereka serta aspek – aspek fisik dan
sosial lingkungan serta sebagian besar proses dan pemecahan masalah sebenarnya
melibatkan multi keputusan dan multi masalah.

2.2.1.2 Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Proses Pengambilan Keputusan


Konsumen

Konsep perilaku proses keputusan sebagian pemecahan masalah diungkapkan Dewey


(1910) dan konsep ini kemudian diterjemahkan pada model proses pengambilan
keputusan generic, yaitu melibatkan tahap pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pasca. Engel, Blackwell dan
Miniard menggunakan pemecahan masalah sebagao dasar proses pengambilan
keputusan. Pemecahan masalah menurut Engel, Blackwell dan Miniar mengacu pada
tindakan bijaksana dan bernalar yang dijalankan untuk menghasilkan pemenuhan
kebutuhan.
Engel, Blackwell dan Miniard (2010) membagi kontinum pemecahan masalah
menjadi pemecahan masalah yang diperluas, pemecahan masalah yang terbatas dan
pemecahan masalah jajaran tengah. Pemecahan masalah yang diperluas melibatkan
proses keputusan yang dirinci secara khusus dan teliti dan kosunmen akan melewati
seluruh tahapan pembuatan keputusan, walaupun urutannya tidak sama persis.
Pemecahan masalah yang terbatas menyederhanakan proses pengambilan keputusan
dan mengurangi jumlah serta variasi sumber informasi, alternative dan kriteria
evaluasi. Proses pengambilan keputusan generik masih mungkin diikuti, namun
jangkauan dan ketetapannya berkurang. Misalnya tindakan tiba – tiba yang
dicetuskan oleh peragaan produk atau promosi ditempat penjualan.
Pemecahan masalah jajar tengah mengacu pada keputusan – keputusan yang
berada diantara pemecahan masalah yang diperluas dan pemecahan masalah yang
terbatas. Terkadang konsumen melakukan pembelian berulang-ulang. Engel,
Blackwell dan Miniard (2010) menjelaskan dua kemungkinan yang menyebabkan
konsumen melakukan hal ini, yaootu adanya pemecahan masalah yang berulang dan
pengambilan keputusan kebiasaan. Pemecahan masalah yang berulang dapat
disebabkan kekecewaan dengan alternative yang dibeli, pencarian variasi dan
pertimbangan perubahan harga. Pengambilan keputusan kebiaan terjadi karena
penyederhanaan kegiatan proses keputusan dan memungkinkan konsumen

8
menanggulangi secara lebih efektif tekanan dari kehidupan. Kebiasaan pembelian
didasarkan pada loyalitas merek dan inersia (dorongan membeli akibat tawaran yang
menarik.
Sebagai pemasar, dalam model pemecahan masalah, perlu mendefinisikan
unit pengambilan keputusan yang tepat agar strategi pemasaran dapat menimbulkan
respon positif dari unit tersebut. Engel, Blackwell dan Miniard (2010) membagi peran
yang sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan, yaitu:
1. Inisiator : seorang inisiator dari proses pembelian.
2. Pemberi pengaruh : individu yang opininya sangat dipertimbangkan
didalam pilihan yang dievaluasi dan dipilih.
3. Pengambilan keputusan : orang dengan wewenang keuangan atau
kekuasaan untuk mendiktekan pilihan akhir.
4. Pembeli : agen pembelian.
5. Pemakaian : konsumen aktual.
Orang – orang dengan peran – peran tersebut dapat menjadi target audiens
dalam komunikasi pemasaran. Pemasar memilih target yang tepat agar
komunikasinya berjalan secara efektif fan efisien mencapai tujuan komunikasi
pemasaran.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari berbagai data dan informasi yang dipeoleh mengenai perilaku konsumen
dan produsen bahwa perilaku konsumen merupakan tingkah laku atau proses yang
dilakukan oleh individu, keluarga, lingkungan masyarakat, atau budaya yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, memuaskan
dan menggunakan produk atau jasa yang diinginkan. Dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen tersebut yang didapat dari pengalaman, sosial,
psikologi, dan lingkungan . Serta ada berbagai bentuk perilaku konsumen yang
mempengaruhi proses transaksi jual beli. Perilaku konsumen sebagai tingkah laku dari
konsumen itu sendiri, dimana perlu pendekatan kepada konsumen agar konsumen
mendapatkan kepuasan laten pada suatu produk atau jasa yang dijual produsen. Pada
pendekatan ini konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah produk tertentu akan
berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya baik yang dapat diukur ataupun tidak.
Perilku produsen mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memberikan harga jual yang
tidak merugikan produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga daya
konsumsi pun stabil karena selain konsumen membutuhkan barang atau jasa yang
dihasilkan produsen, konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di jual.
Produsen adalah orang yang menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa untuk
dijual atau dipasarkan demi tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dengan
demikian Produsen itu memiliki tujuan tertentu untuk menjadikan produksi mereka
yang optimal dan mempunyai harga yang kompetitif

3.2 SARAN

Dengan berkembangnya zaman mengakibatkan perilaku konsumen berubah


serta kebutuhan seorang konsumen menjadi berbeda sehingga produsen harus mampu
memahami strategi pemasaran yang dapat mengerti kebutuhan konsumen. Selain itu,
sebagai seorang konsumen harus dapat mengatur dan menentukan apa yang mereka
butuhkan sehingga apa yang mereka lakukan dalam transaksi menjadi tidak sia-sia.
Begitu pula produsen, para produsen harus mampu menciptakan suatu barang atau jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Selain itu, produsen harus mampu
memperhitungkan biaya yang akan dibebankan kepada produsen yang sesuai dengan
tingkat kualitas barang dan jasa tersebut sehingga tidak ada complain dari konsumen.
Produsen harus mampu mengoptimalkan produktifitas barang dengan penjualan barang
agar tidak mengalami kerugian dan dan berlebihan yang dapat membuat perusahaan
tersebut bangkrut.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://dimasnopalio.blogspot.com/2013/03/prilaku-produsen.html
http://dkey0303.blogspot.com/2012/03/makalah-perilaku-konsumen.html
http://ssantoso.blogspot.com/2011/11/teori-perilaku-produsen-teori-produksi.html
http://nadianudnoviani.blogspot.com/2013/04/perilaku-produsen.html http://myleaf-
clover.blogspot.com/2013/04/perilaku-produsen.html
http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/05/perilaku-produsen.html
http://azenismail.wordpress.com/2011/04/10/perilaku-produst

11

Anda mungkin juga menyukai