Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD

A. Pengertian Dari Evaluasi Pembelajaran


a. Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah komponen penting dan
tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
(Arifin, 2009). H tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes,
pengukuran, dan penilaian. (test, measurement, and assessment) yang secara
konsepsional istilah-istilah tersebut berbeda satu sama lainnya, tetapi mempunyai
hubungan yang sangat erat.
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa
berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun motivasi. Respons peserta tes
terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu.
Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan performance peserta didik
dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance peserta didik tersebut dinyatakan dengan angka-angka
(Arikunto, 2004). Pengukuran sebagai suatu prosedur yang sistematis dilakukan untuk
mengamati perilaku seseorang dan menggambarkannya dengan bantuan skala numerik
atau sistem pengkategorian.
Penilaian merupakan serangkaian proses mulai dari pengumpulan data, analisis
data, interpretasi hasil, serta pengambilan keputusan berkenaan dengan pencapaian
tujuan belajar (Arikunto, 1991). Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran
yang telah dilakukan. (Syaharuddin & Mutiani, 2020). Fungsi penilaian hasil belajar
adalah:
1. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program
remedial bagi peserta didik.
2. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan
laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus-
tidaknya peserta didik.
3. Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, isik dan
lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dimana hasilnya dapat
digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitankesulitan tersebut.
4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi
pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi) sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Hubungan Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
1. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan.
2. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang menhasilkan skor dan dari hasil
pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian.
3. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu
juga keduanya merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya
juga sama.
4. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Hakikat keduanya merupakan
suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Perbedaannya
keduanya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya.
- Ruang lingkup penilaian, lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada
salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan
penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal.
- Ruang lingkup evaluasi lebih luas, dalam pelaksanaannya mencangkup pada
semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak
internal tetapi juga pihak eksterna

Apabila dilihat dari segi fungsinya:

1. Evaluasi dan penilaian, lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,


sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
2. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-
angka) tentang kemajuan belajar peserta didik,
3. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya
didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil
pengamatan dan wawancara
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah komponen penting untuk memberikan penyimpulan
untuk penyempurnaan program di kegiatan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran pada
tingkat Sekolah Dasar (SD) dapat diketahui guru dengan cara mengevaluasi peserta
didik yaitu mengetahui ciri-ciri inteligentnya, salah satunya adalah evaluasi dilakukan
secara tidak langsung pada peserta didik (Sari, 2014), berupa:

1. Kemampuan verbal
2. Kemampuan mengamati dan rasa ruang
3. Kemampuan gerak kinetis-fisik
4. Kemampuan logika
5. Kemampuan dalam hubungan intra-personal
6. Kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan kemampuan dalam irama.

B. Bentuk-bentuk Evaluasi Pembelajaran


1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan
kemungkinan implementasi program dan tercapainya keberhasilan program
pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya
disusun dan dikembangkan.
2. Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya dan mengetahui kemungkinan pemborosan sumber-sumber
dan waktu pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.
3. Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu
program pembelajaran berdasarkan kriteria keberhasilan sebagai indikator
ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga dan
waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan program lainnya yang
memiliki tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan
dan efisiensi.

C. Fungsi Evaluasi Pembelajaran


1. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hinggamana
kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peserta
didik adalah manusia yang belum dewasa. Mereka masih mempunyai sikap dan
moral yang heteronom, membutuhkan pendapat orang-orang dewasa (seperti orang
tua dan guru) sebagai pedoman baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi
tertentu. Dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, mereka pada umumnya
tidak berpegang kepada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan
mengacu kepada norma-norma yang berasal dari luar dirinya. Dalam pembelajaran,
mereka perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan
ketenangan.
1. Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik
sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Hal ini penting, karena
mampu-tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran
tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu, materi
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan
dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha
memperbaiki proses pembelajarannya.
3. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
4. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya.
5. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi,
baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan
kelas. Jika peserta didik belum menguasai kompetensi yang ditentukan, maka
peserta didik tersebut jangan dinaikkan ke kelas berikutnya atau yang lebih
tinggi. Kegagalan ini merupakan hasil keputusan evaluasi, karena itu Anda
perlu mengadakan bimbingan yang lebih profesional.
2. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang,
kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri. Hasil evaluasi dapat
memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan
oleh institusi pendidikan.
D. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan eisiensi sistem
pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.

E. Syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran


1. Harus efisien dengan menggunakan waktu yang tidak lama maka dapat terekam
data atau hasil yang optimal.
2. Harus standardize merupakan kontrol bagi alat ukur, sehingga isi butir (content
item), standar, dan prosedur menskor item berlaku umum bagi semua orang yang
akan menggunakan alat ukur tersebut.
3. Objektif. Alat ukur harus benar-bener menggambarkan apa yang seharusnya diukur
sesuai dengan content yang akan diukur, sehingga perlu dilakukan penelitian
kualitatif terhadap item.
4. Valid. Persyaratan ini menuntut alat ukur harus mampu mengukur apa yang
dianggap orang seharusnya diukur alat ukur tersebut.
5. Reliabel. Suatu alat ukur yang yang baik sebagai alat ukur harus reliabel yaitu yang
mengukur ukuran yang harus terukur, dengan demikian mengacu kepada sejauh
mana alat ukur secara ajeg (konsisten) mengukur apa saja yang diukurnya

6. Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran IPS di SD

Penilaian autentik sebagai proses asesmen yang melibatkan beberapa bentuk


pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar peserta didik, prestasi, motivasi, dan
sikap yang sesuai dengan materi pembelajaran (Santrock, 2007). Penilaian autentik
yang dilakukan guru dapat membantu guru mengetahui cara belajar siswa, mengetahui
secara detail kemampuan siswa dalam belajar, memudahkan guru untuk memberikan
bahan evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memberikan bahan ajar yang
sesuai dengan lokasi tempat belajar siswa, sehingga tugas yang diberikan guru
berkaitan dengan kehidupan nyata siswa (Adianto, Ikhsan, & Oye, 2020). Berdasarkan
jenisnya, terdapat 4 bentuk penilaian autentik, sebagai berikut:

1. Penilaian Kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati


kegiatan peserta didik seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek
olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi dan
sebagainya dalam melakukan sesuatu. Penilaian Proyek
2. Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode waktu tertentu
meliputi pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data
(Kunandar, 2013). Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses
pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-
hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.
3. Penilaian Portofolio merupakan penilaian dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi (Sukardi, 2012). Fokus
penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama
dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
4. Penilaian Tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Penilaian pembelajaran IPS di SD dilakukan dengan menggunakan
berbagai bentuk penilaian untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan
dalam tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1) Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, rubrik,
wawancara, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal selama proses
pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas. Penilaian
terhadap kompetensi sikap meliputi beberapa aspek, antara lain:
a. Kompetensi Sikap Spiritual
Aspek penilaian kompetensi sikap spiritual (KI-1), antara lain:
(1) ketaatan beribadah; (2) berperilaku syukur; (3) berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4) toleransi
dalam beribadah.
b. Kompetensi Sikap Sosial
Aspek penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur; (2)
disiplin; (3) tanggung jawab; (4) santun; (5) peduli; (6) percaya
diri.
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan (KI-3) pada pembelajaran IPS,
dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian. Bentuk
penilaian yang digunakan sebagai berikut:
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban serta dilaksanakan
secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan
atau disiapkan berdasarkan langkah-langkah berikut ini:
- Menetapkan tujuan tes, misal ulangan harian, ulangan
tengah semester (UTS), dan ulangan akhir semester
(UAS).
- Menyusun kisi-kisi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah
karena sesuai dengan tes dan proporsi soal per KD atau
materi yang hendak diukur lebih tepat.
- Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan
soal.
- Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan soal yang
digunakan. Untuk soal pilihan ganda, isian,
menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci
jawaban. Untuk uraian disediakan pedoman penskoran
berupa rentang skor (rubrik).
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut
secara lisan sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat.
Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat, maupun paragraf.
Sebelum pelaksanaan tes lisan, pendidik perlu membuat
perencanaan yang meliputi tujuan tes dan materi soal.
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk
meningkatkan pengetahuan dari materi yang sudah dipelajari.
Pemberian tugas dapat juga diberikan pada materi yang akan
dipelajari sebagai bentuk stimulus pada peserta didik. Penugasan
ini dapat dilakukan baik secara individu ataupun kelompok
sesuai karakteristik materi tugas yang diberikan.
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan (KI-4) dilakukan dengan
mengidentifikasi karakteristik kompetensi yang ada untuk menentukan
bentuk penilaian yang sesuai. Bentuk penilaian yang digunakan dalam
penilaian kompetensi keterampilan IPS di SD sebagai berikut:
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta
didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang
sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Misalnya dalam pembelajaran IPS, bermain peran,
menyajikan laporan hasil pengamatan tentang hubungan sosial
masyarakat, dan sebagainya. Pada penilaian kinerja, penekanan
penilaiannya dapat dilakukan pada proses dan produk. Penilaian
kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk,
sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses
disebut penilaian unjuk kerja (praktik). Dalam penilaian
dibutuhkan rubrik sebagai dasar untuk penilaian.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan
dan penyajian data.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio dilakukan
untuk menilai karya-karya peserta didik untuk suatu subtema.
Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang dapat
menyentuh aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik. Bentuk dari portofolio dapat berupa stopma/bantex berisi
tugas-tugas tulisan tangan atau karangan siswa, laporan hasil
pengamatan, karya-karya dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai