Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Kimia Analitik

“Pengenceran Larutan NaOH dan HCl”

Disusun oleh :

Riris Romaito Br Siagian

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

Poltekkes Kemenkes Medan


2021
A. Deskripsi Teori
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Dalam suatu larutan, semua partikel baik dari solut
maupun solven memiliki partikel yang berukuran sebesar molekul atau ion-ion.
Partikel ini tersebar secara merata antara masing-masing dan menghasilkan satu fase
homogen.
Asam klorida (  Hydrochloric acid  ) adalah asam kuat yang tidak berwarna dan
memiliki bau seperti klorin pada konsentrasi yang tinggi dengan rumus molekul HC.
HCL bersifat asam dengan pH < 6. Asam klorida mudah larut dalam air pada semua
perbandingan. Pada umumnya asam klorida ini memiliki konsentrasi 37% dan sering
disebut  asam klorida beruap  apabila konsentrasinya berada di kisaran antara 38% -
40%. HCl termasuk golongan asam kuat karena mampu berionisasi sempurna dalam
air membentuk ion H+ dan Cl-.
Natrium Hidroksida ( NaOH ) atau dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal
dengan nama soda api atau kaustik soda. Natrium hidroksida berbentuk pellet,
butiran,atau serpihan berwarna putih dan tidak berbau. Natrium hidroksida
merupakan basa kuat yang memiliki sifat korosif dan higroskopis (mudah menyerap
air) sehingga harus hati-hati selama menggunakannya, karena dapat menyebabkan
iritasi pada kulit. Tingkat kelarutan Natrium hidroksida dalam air sangat tinggi dan
saat dilarutkan dalam air maka akan melepaskan panas, karena pada proses pelarutan
dalam air bereaksi secara eksotermis (melepaskan kalor).
Proses pengenceran adalah proses yang dilakukan dengan mencampurkan
pelarut dengan zat terlarut. Juka suatu proses pengenceran larutan dilakukan, maka
volumenya akan mengalami pertambahan bbesar dan konsentrasinya bertambah
kecil. Larutan yang konsentrasinya berbeda tetapi mengandung zat terlarut yang
sama kualitasnya tidak akan berubah.

B. Alat dan Bahan


 Larutan padat (NaOH)
Alat:
- Labu ukur/labu takar
- Pipet
- Spatula
- Wadah untuk menyimpan bahan/larutan
- Neraca
- Batang pengaduk
- Beaker glass
- Corong
Bahan:
- NaOH 0,1 M
- Aquades

 Larutan Cair (HCL)


Alat:
- Labu ukur
- Corong
- Gelas ukur
- Botol reagen tempat untuk menyimpan larutan yang sudah jadi
Bahan:
- HCL pekat 0,1 M
- Aquades

C. Cara Kerja

 Larutan NaOH
1. Larutkan Naoh dengan aquades secukupnya, lalu aduk dengan rata
memggunakan batang pengaduk
2. Masukkan larutan ke dalam labu ukur dengan perlahan memggunakan batang
pengaduk dengan menempelkan mulut beaker glass
3. Isi aquades hingga tepat pada voleme labu ukur 100 mL, lalu tutup dengan rapat
4. Aduk kembali larutan hingga merata dengan cara digocok secara perlahan
5. Masukkan ke wadah yang telah dilebeli/diberi nama dan yang telah dicuci
dengan sedikit larutan dengan menggunakan corong
6. Tutup wadah dengan rapat dan simpan ditempat yang aman

 Larutan Cair (HCL)


1. Ambil HCL pekat sebanyak 1 mL dan ukur menggunakan gelas ukur
2. Masukkan aquades dan HCL secara berturut kedalam labu ukur dengan
perlahan
3. Apabila belum mencapai tanda batas labu ukur sebanyak 1 liter maka
tambahkan aquades
4. Kemudian gocok dengan perlahan larutan tersebut hingga merata
5. Setelah merata tuangkan larutan tersebut kedalam botol reagen, lalu
berikan label nama sesuai dengan konsentrasi larutan
D. Data Hasil Percobaan
NO NAMA LARUTAN KONSENTRASI % KONSENTRASI MOL
1. NaOH 0,4 % 0,1 M
2. HCL 37 % 0,1 M
1. Perhitungan pada larutan NaOh
Dik: M = 0,1
Mr = 40
V = 100 mL
Dit: gram =......?
Peny:
M = gram 1000
---------- X ---------
Mr V

Gram = M x Mr x V
-----------------
1000

= 0,1 x 40 x 100
--------------------
1000

= 0,4 gram

2. Perhitungan pada HCl


Dik: % HCl = 37 %
Mr = 36,5
V = 100 mL
M HCl = 0,1 M
Dit: V sebelum pengenceran=.......?
Peny:
M1 = (% x 1,19 x 10) /Mr
= (0,37 x 1,19 x 10)
--------------------------
36,5
= 12 M, maka
M1: Molaritas larutan sebelum pengenceran/pelarutan
V1 : Volume larutan sebelum pengenceran/pelarutan
M2: Molaritas larutan sesudah pengenceran/pelarutan
V2 : Volume larutan sesudah pengenceran/pelarutan

M1 x V1 = M2 x V2
12 x V1 = 0,1 x 100
12 x V1 = 10
V1 = 10/12
V1 = 0,83 mL

Anda mungkin juga menyukai