Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Telp (0271)717417, 719483 Fax.
(0271)715448 Surakarta 57102

LEMBAR JAWABAN
ULANGAN TENGAH SEMESTER III

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran SD


Dosen Pengampu : Muhammad Abduh, S.Pd, M.Pd.
Nama Mahasiswa : Azizah Azzahra
NIM : A510200130
Kelas/Prodi : 3B/PGSD
Hari/Tanggal : Selasa, 9 November 2021

1. Buatlah analisis pentingnya seorang guru Sekolah Dasar memiliki kemampuan


dalam mengembangkan strategi pembelajaran dilihat dari Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1!
Jawab:
Seorang guru Sekolah Dasar perlu memiliki kemampuan untuk
mengembangakan strategi pembelajaran sesuai dengan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pendidikan merupakan bekal
mengembangkan potensi peserta didik untuk menggapai masa depannya. Maka dari
itu setiap guru Sekolah Dasar penting memiliki kemampuan dalam mengembangkan
stategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan
zaman. Dengan menggunakan strategi pembelajaran guru akan lebih mudah untuk
menyampaikan materi dan mengelola kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan
secara efektif. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana guru berperan sebagai
fasilitator akan menciptakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM) mampu menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik
dalam menggali potensi yang dimilikinya dalam proses pembelajaran.
2. Guru memiliki empat kompetensi yang harus diterapkan dan dikembangkan.
Berilah masing-masing dua contoh penerapan dari keempat kompetensi
tersebut!
Jawab:
Kompetensi yang harus dikembangkan oleh guru antara lain:
 Kompetensi Pedagogik
Kopetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasiakan berbagai potensi yang
dimiliki peserta didik. Terdapat 7 aspek dalam kompetensi Pedagogik yang harus
dikuasai dan penerapannya, yaitu:
a) Karakteristik para peserta didik.

Guru harus bisa menyesuaikan diri untuk membantu pembelajaran pada


tiap-tiap peserta didik serta memahami kondisi karakteristik yang perlu
dilihat meliputi aspek intelektual, emosional, sosial, moral, fisik, dll.
b) Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.

Guru menyampaikan teori pelajaran secara jelas pada peserta didik.


Menggunakan pendekatan tertentu dengan menerapkan strategi, teknik atau
metode yang kreatif.
c) Pengembangan kurikulum.

Guru harus mampu menyusun silabus dan RPP sesuai ketentuan dan
kebutuhan. kurikulum mengacu pada relevansi, efisiensi, efektivitas,
kontinuitas, integritas, dan fleksibilitas.
d) Pembelajaran yang mendidik.

Guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran, namun juga melakukan


pendampingan. Materi pelajaran dan sumber materi harus bisa dioptimalkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
e) Pengembangan potensi para peserta didik.

Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Guru harus mampu
menganalisis hal tersebut dan menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai, agar setiap peserta didik bisa mengasah potensinya.
f) Cara berkomunikasi.

Guru harus bisa berkomunikasi dengan menarik saat menyampaikan


pengajaran. Guru juga harus berkomunikasi dengan santun dan penuh
empati agar mampu menciptakan minat belajar pada peserta didik
g) Penilaian dan evaluasi belajar.

Penilaiannya meliputi hasil dan proses belajar. Dilakukan secara rutin


setelah penyampaian materi selesai. Evaluasi terhadap efektivitas
pembelajaran dilakukam diakhir pertemuan untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa dalam menyerap materi.

 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan sikap atau perilaku yang harus ditanamkan oleh guru kepada
peserta didik untuk menciptakan generasi yang unggul memiliki akhlak yang
berbudi luhur. Kepribadian terebut meliputi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Contoh penerapanya : Guru membiasakan 5S saat pembelajaran yakni
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) dalam kehidupan sehari-hari,
selanjutnya guru membiasakan siswa untuk bersikap jujur baik dalam
mengerjakan tugas maupun dimana saja.

 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Contoh penerapannya: Guru mampu berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran, mampu
berkomunikasi danbersikap ramah dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan dan orang tua/wali peserta didik ataupun masyarakat sekitar.
 Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional Guru adalah kemampuan atau keterampilan yang
harus ditingkatkan agar tugas-tugas guru dapat diselesaikan dengan baik
Keahliannya berkaitan dengan hal-hal teknis, dan akan berhubungan langsung
dengan kinerja guru.
Contoh Penerapannya: Seorang guru menguasai materi pelajaran Standar
Kompetensi (SK), mata pelajaran Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan
pembelajaran suatu mata pelajaran yang diajarkan. Dan ampu
mengembangkan materi pelajaran secara kreatif sehingga dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas dan mendalam bagi siswa.

3. Pendekatan yang menjadi acuan dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan


saintifik. Teori pembelajaran mana sajakah yang relevan dengan pendekatan\
saintifik? Mengapa demikian?
Jawab:
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang ditemukan (Daryanto 2014:51)
Teori belajar yang relevan dengan pendekatan saintifik antara lain:
 Teori belajar Bruner
Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Karena
dalam pendekatan saintifik terdapat empat hal pokok yang berkaitan dengan
teori belajar Bruner.
a) Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila
dia menggunakan pikirannya.
b) Kedua, dengan melakukan proses kognitif dalam proses penemuan,
peserta didik akan memperoleh proses sensasi dan kepuasan intelektual
yang merupakan suatu penghargaan intrinsik.
c) Ketiga satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik
dalam melakukan penemuaan adalah dia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan.
d) Keempat , dengan melakukan penemuan, retensi ingatan peserta didik
akan menguat. Empat hal tersebut bersesuaian dengan proses kognitif
yang diperlukan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

 Teori Belajar Piaget


Berdasarkan teori Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental
atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi
dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak
pernah berhenti berubah. Skemata seorang anak akan berkembang menjadi
skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan
skemata disebut dengan adaptasi.Proses terbentuknya adaptasi ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan
stimulus, yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip, atau
pengalaman baru, ke dalam skema yang sudah ada di dalam pikirannya.
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang cocok dengan ciri-ciri
rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok
dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya
penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi
Proses kognitif yang dibutuhkan dalam rangka mengonstruk konsep,
hukum, atau prinsip dalam skema seseorang melalui tahapan mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan yang terjadi dalam
pembelajaran dengan metode saintifik selalu melibatkan proses asimilasi dan
akomodasi. Oleh karena itu, teori belajar Piaget sangat relevan dengan metode
saintifik.
 Teori belajar Vygotsky
Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, tetapi
tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan, atau tugas itu
berada dalam zone of proximal development, yaitu daerah yang terletak antara
tingkat perkembangan anak saat ini, yang didefinisikan sebagai kemampuan
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4).
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada teori
Vygotsky menerapkan apa yang disebut dengan scaffolding (perancahan).
Perancahan mengacu kepada bantuan yang diberikan teman sebaya atau orang
dewasa yang lebih kompeten. Artinya, sejumlah besar dukungan diberikan
kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran, yang kemudian bantuan
itu semakin dikurangi untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengambil tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu
melakukannya sendiri. (Nur, 1998:32).

4. Berikan contoh kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar yang menerapkan teori


belajar behaviorisme! (max 150 kata)
Jawab:
Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku.
Contoh, terdapat peserta didik yang belum dapat berhitung pembagian.
Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya sudah mengajarkannya dengan tekun
dan menggunakan berbagai metode mulai dari menghafal, memberikan contoh
dengan pembagian suatu benda dan menontonkan video edukatif. Namun, jika anak
tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan pembagian dengan benar, maka ia
belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku
terhadap stimulus atau penyampaian materi yang diberikan oleh guru sebagai hasil
belajar. Sehingga diperlukan kesabaran yang penuh dan menentukan metode yang
tepat untuk memeperoleh hasil belajar yang maksimal.
5. Berikan satu contoh kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar yang menerapkan
teori belajar konstruktivisme! (max 150 kata)
Jawab:
Glasersfeld mengemukakan bahwa “Konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan itu adalah konstruksi (bentukan)
diri sendiri”. Model pembelajaran konstruktivismeme merupakan sebuah model
pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai agen aktif dalam proses belajar
bermakna. Siswa tidak hanya menerima materi tapi juga menginterpretasikan materi.
Contoh kegiatannya : Pada pembelajaran IPA seorang guru membahas materi
tentang sifat-sifat cahaya dengan memanfaatkan video edukasi yang diambil dari
Youtube. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap melakukan
ujicoba yang berbeda-beda sesuai paktikum sifat-sifat cahaya dalam video yang telah
ditonton. Misalnya kelompok 1 mempraktekan sifat cahaya dapat dipantulkan
Kelompok 2 mempraktekkan sifat cahaya dapat dibiaskan, kelompok 3
mempraktekkan sifat cahaya dapat merambat lurus, kelompok 4 mempraktekkan sifat
cahaya dapat menembus benda bening, dan kelompok 5 mempraktekkan siat cahaya
dapat diuraikan. Selanjutnya setiap kelompok diminta menarik kesimpulan dan
mempresentaksikan hasil praktikum didepan kelas. Hal ini dapat menarik keaktifan
siswa dengan menerapkan teori kontruktivisme.

Anda mungkin juga menyukai