Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH RETURN ON ASSET DAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP RETURN SAHAM

Fahmia Eka Safitri (20181220131)


Dedy Surahman

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadyah Surabaya

1.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Return saham mencerminkan harapan untuk suatu periode dimasa mendatang.
Return saham akan mengalami perubahan (naik atau turun) dari satu waktu ke waktu
yang lain. Perubahan return tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan return akan
cenderung naik sebaliknya, bila terjadi kelebihan penawaran return saham akan
cenderung turun.
Investor yang melakukan transaksi tersebut memerlukan informasi sebelum
memutuskan untuk membeli atau menjual saham yang akan mereka investasikan.
Dengan laporan keuangan, maka para calon investor akan dapat menilai kondisi
perusahaan sekarang dan mengetahui prospektif perusahaan untuk kedepannya.
Selain laporan keuangan, perusahaan juga harus memperhatikan pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya dapat dilihat
masalah limbah, polusi, keamanan produk dan tenaga kerja. Selain itu perusahaan
melakukan kegiatan yang berdampak pada langsung kehidupan masyakarat dan
lingkungan sekitar yang rusak seperti masalah kasus PT. Lapindo yang tidak
bertanggung jawab sosial, kasus tuduhan pencemaran Teluk Buyat oleh PT. Newmont
Minahasa Raya serta kasus PT. Freeport Indonesia.
Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan
dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat
aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang
dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi meningkat.
Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik dimasyarakat
karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga
dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan
juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan
meningkat.
Rasio yang sering digunakan untuk memprediksi return saham adalah rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara
tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapatkan dari aktivitasnya.
Adapun sebagai indikator dalam kinerja keuangan ini adalah rasio Return On Asstes
(ROA). Jika perusahaan memperoleh aset yang tinggi maka tingkat Return On Asstes
(ROA) yang dihasilkan perusahaan juga akan tinggi sehingga banyak investor yang akan
menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal itu tentu saja
mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi (Rijah, 2010).
Investor kebanyakan akan memilih saham perusahaan yang memiliki tingkat
likuiditas yang tinggi agar dapat dengan mudah untuk dijual kembali. Salah satu
kelompok saham yang memiliki likuiditas tinggi dan bernilai kapitalisasi pasar yang
tinggi adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45. Indeks LQ45
adalah perusahaan yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini
terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga
mempertimbangkan tingkat kapitalisasi pasar besar. Dengan demikian
perusahaanperusahan yang terdaftar di indeks LQ45 merupakan kelompok saham-saham
perusahaan yang diminati dan menjadi fokus perhatian investor. Oleh karena itu, perlu
diteliti dan diuji apakah Return On Asstes(ROA) dan Corporate Sosial Responbility
(CSR) memiliki pengaruh terhadap return saham pada perusahaan indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.LANDASAN TEORI
2.1Investasi
Investasi merupakan investor membeli atau menyimpan barang atausekuritas
yang bisa menambah nilai aset agar bisa mendapatkan keuntungan masa akan datang.
Menurut Tandelilin (2010:2) investasi merupakan“komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang”. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan
harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden
dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dari risiko yang terkait dengan
investasi tersebut.
Menurut Jogiyanto (2009) mengartikan investasi adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang
tertentu.Sedangkan pengertian investasi menurut Sunariyah yang dikutip dalam Salamah
(2011) adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapat keuntungan di masa-masa yang akan
datang.
Tujuan investasi yang luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
investor.yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat
ini dan pendapatan pada masa yang akan datang. Sumber dana untuk investasi bisa
berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari
tabungan. Menurut Tandelilin (2001) ada beberapa alasan mengapa individu melakukan
investasi, antara lain adalah :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih layak dimasa mendatang. Seorang
yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke
waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya
yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara didunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
Tandelilin (2001) menyatakan bahwa pasar modal dapat berfungsi sebagai
lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal
dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu,
pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan
adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif
investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang
memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada
dipasar. Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara
produktif oleh perusahaan perusahaan tersebut.
Saham merupakan surat berharga atau secarik kertas yang menunjukkan hak
pemodal (yaitu hak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari
prospekatau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya (Husnan, 2005:29).

2.2Return Saham
Saham adalah dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan. Bagi para
investor yang menanamkan investasinya pada saham suatu perusahaan, tentunya ingin
memperoleh keuntungan.
Menurut Jogiyanto (2009 : 199), return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi. Jika perusahaan memperoleh laba, maka setiap pemegang saham berhak atas
bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai dengan proporsi kepemilikannya.
Menurut Brigham dan Houston (2011 : 215), return atau tingkat pengembalian
adalah selisih antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi
dengan jumlah yang diinvestasikan. Secara umum dapat disimpulkan return saham
merupakan tingkat pengembalian berupa imbalan yang diperoleh dari hasil jual beli
saham.
Menurut Jogiyanto (2009 : 199), return saham dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Return realisasian, yaitu return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis.
2. Return ekspektasian, yaitu return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor
di masa mendatang.
Return saham terdiri atas capital gain dan dividend yield. Capital gain adalah
selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan
dividend yield adalah dividen per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar
(Zalmi Zubir, 2011:4).
Menurut Samsul (2006: 200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
terdiri atas faktor makro dan faktor mikro, yaitu :
a. Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:
Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum domestik, tingkat
inflasi, kurs valuta asing dan kondisi ekonomi internasional.
b. Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam negeri, peristiwa
politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa dan kasus lingkungan
hidup.
c. Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu:
1. Laba bersih per saham
2. Nilai buku per saham 3.Rasio utang terhadap
ekuitas
4.Dan rasio keuangan lainnya.
Menurut Tandeilin (2001: 240), dari sudut pandanginvestor, salah satu indikator
penting untuk menilai prospekperusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh
manapertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting
diperhatikanuntuk mengetahui sejauhmana aktiva yang dimiliki perusahaanbisa
menghasilkan laba yang nantinya akan mempengaruhipeningkatan harga saham dan
mampu memberikan return yangsesuai dengan tingkat yang diinginkan investor.
Menurut Brigham dan Houston (2011: 158), investor sebaiknya memerhatikan
perputaran persediaan dengan seksama,karena jika tidak diamati dengan seksama maka
perputaranpersediaan yang rendah akan menyebabkan kehilangan penjualandan
menyebabkan meningkatnya biaya penyimpanan yangberlebihan sehingga menimbulkan
kerugian atas investasi yang telah ditanamkan.secara matematis diformulasikan sebagai
berikut (Jogiyanto, 2009:200):

Keterangan :
Rit : Tingkat pengembalian saham i pada periode t
P : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan atau terakhir) Pt-
1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.

2.3Return on Assets (ROA)


Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2014: 196). Perhitungan analisa rasio keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa return on asset dalam rasio
profitabilitas untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. ROA merupakan
rasio yang menunjukkan hasil pengembalian atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan dan bagaimana tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola asetnya
(Kasmir, 2014: 202). Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva
perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba
yang lebih besar dan sebaliknya.
Return on Asset mengukur keberhasilan manajemen menggunakan asetnya
untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
(analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Sofyaningsih, 2011).

2.4Corporate social responbility (CSR)


Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada. Sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha
dalam jangka panjang. Implementasi CSR merupakan salah satu wujud pelaksanan
prinsip Corporate Governance perusahaan yang telah melaksanakan Corporate
Governance yang baik sudah seharusnya melaksanakan aktivitas CSR sebagai wujud
kepedulian perusahaan pada lingkungan sosial. Penganut paham corporate governance
lebih mudah menerima adanya kebutuhan dan kewajiban untuk melaksanakan CSR
karena kedua kegiatan tersebut berlandaskan pemahaman falsafah yang sama.
Corporate Social Responsibiliy (tanggung Jawab Sosial Perusahaan)
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau
deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk
saat ini maupun jangka panjang.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering disebut sebagai
social disclosure, corporate social reporting, social accounting merupakan proses
mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi
terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara
keseluruhan (Mathews, 1995 dalam Sudana dan Arlindania, 2011). Pengungkapan CSR
perusahaan melalui berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada para stakeholder dan juga untuk menjaga reputasi.
Sebagian perusahaan bahkan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan atau
program CSR sama pentingnya dengan kegiatan CSR itu sendiri.
Di Indonesia, sampai sejauh ini belum ada standar khusus yang mengatur
tentang pelaporan pertanggungjawaban sosial (CSR disclosure). Hal ini disebabkan
karena sulitnya mengukur biaya dan manfaat sosial perusahaan di masa depan.
Sehingga perusahaan dapat merancang sendiri bentuk pelaporan pertanggungjawaban
sosialnya pada publik.

3.METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif. Dimana metode
Kuantitatif merupakan pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial
dan ekonomi (Kuncoro, 2007:1). Metode kuantitatif dalam penelitian ini merupakan
metode penelitian eksplanasi, yaitu penelitian yang menguji hubungan antar variabel
yang dihipotesiskan. Format penelitian ini dibangun dengan kerangka analisis
berdasarkan pada dimensi waktu dan urutan waktu bersifat cross sectional dan time
series. Dimana data time-series merupakan data yang secara kronologis disusun menurut
waktu pada suatu variabel tertentu, dan data cross-section merupakan data yang
dikumpulkan pada suatu titik waktu, data ini digunakan untuk mengamati respon dalam
periode yang sama (Kuncoro, 2007)

3.2Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Di dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel dependen (variabel terikat) dalam
penelitian ini yaitu return saham, tingkat keuntungan yang diperoleh dalam suatu
investasi (Tandelilin, 2001: 48). Return saham yang digunakan berupa deviden yield
atau yield. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Semakin besar yield
maka investor akan semakin tertarik untuk membeli saham.

Variabel independen (variabel bebas) yang digunakan adalah :


1) Return on Assets (ROA)
Return On Assetsmerupakan perbandingan antara laba bersih dengantotal
aset. Mardiyanto (2009) menyatakan ROA adalah rasio yang digunakanuntuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yangberasal dari
aktivitas investasi.
2) Corporate Sosial Responbility (CSR)
Untuk mengukur CSR ditentukan berdasarkan pengungkapan Corporate
Social Responsibility. Jika CSR diungkapkan oleh perusahaan maka akan
diberi nilai satu dan sebaliknya jika perusahaan tidak mengungkap CSR maka
diberi nilai nol.

3.3 Tahapan Penelitian


3.3.1Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi studi kepustakaan yaitu
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dari berbagai buku-buku atau
literature, jurnal-jurnal, maupun penelitian terdahulu. Data dalam penelitian ini juga
diperoleh dengan mengumpulkan data laporan keuangan dan tahunan melalui Bursa
Efek Indonesia.

3.3.2Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam index LQ45 di
Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2015. Dipilihnya index LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia karena, sebagai forum untuk perusahaan yang sahamnya memiliki tingkat
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Digunakan periode selama empat tahun
terakhir karena, untuk memperoleh data terbaru dan untuk mengetahui hasil penelitian
yang terbaru.
Total data observasi sebanyak 96 data dimana diperoleh dari sampel yang
diambil sebanyak 24 perusahaan dalam periode 2012 – 2015 (4 tahun), pemilihan
sampel dilakukan dengan metode purpose sampling yaitu pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu sehingga sampel yang di pilih tetap dan relevan dengan
penelitian. Sampel yang harus memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan
laporan keuangan secara lengkap selama periode 2012- 2015.
2. Data perusahaan tersedia, mengenai Corporate Sosial Responbilty maupun data
yang berhubungan dengan perusahaan.
3.4Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda, dimana untuk menguji pengaruh Return On Asstes (ROA) dan Corporate
Sosial Responbility (CSR) terhadap return saham pada perusahaan indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model persamaan regresi dapat dilihat di bawah ini:
Return Saham = β0 + β1 ROA + β2 CSR + e

Keterangan:
Y = Return Saham
ROA = Return on asset
CSR = Corporate Sosial
Responbility
Β0 = Konstanta
β1 – β2 = Koefisien Regresi
e = Residual (Error term)

4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Uji Analisis Data
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda
(multiple regression). Regresi berganda digunakan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh ROA dan Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap Return Saham.

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif


Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi dari variabel-variabel di dalam penelitian ini. Di dalam penelitian ini terdapat
dua jenis variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen terdiri atas Return On Asset (ROA) dan Corporate Social Responsibility
(CSR) sedangkan variabel dependennya adalah return saham.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif


Std.
Deviation
N Minimum Maximum Mean
ROA_X1 96 -,01 ,72 ,1108 ,10347
CSR_x2 96 ,16 1,00 ,5380 ,20024
Return_Saham 96 -,64 ,70 ,0430 ,27512
Valid N (listwise) 96
Sumber: Data yang telah diolah menggunakan SPSS 18, tahun 2016
Tabel 4.1 menunjukkan hasil output statistik deskriptif pada penelitian ini dari 96 data
perusahaan sebagai objek penelitian. Variabel ROA menunjukkan bahwa nilai
maksimum sebesar 0,72 dan nilai minimum sebesar -0,01. Nilai rata-rata variabel ini
adalah sebesar 0,1108 dan dengan standar deviasi sebesar 0,10347. Dan variabel CSR
menunjukkan nilai maksimum sebesar 1,00 dan nilai minimum sebesar 0,16. Nilai
ratarata variabel ini adalah sebesar 0,5380 dan dengan standar deviasi sebesar 0,20024.
Sedangkan variabel Return Saham menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,70 dan nilai
minimum sebesar -0,64. Nilai rata-rata variabel ini adalah sebesar 0,0430 dan dengan
standar deviasi sebesar 0,27512.

4.2 Hasil Analisis Data


Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Suatu model
yang baik dan representatif tidak boleh menyimpang dari asumsi dasar klasik atau harus
memiliki sifat BLUE (BEST Linier Unbiased Estimation) sehingga memenuhi beberapa
kriteria, yaitu data berdistribusi normal,dan tidak ada autokorelasi.

4.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel
independen dan variabel dependen. Tabel 4.5 menunjukkan hasil regresi.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi


Variabel Unstandardize Standardize t Sig Keterangan
d d .
Coefficients Coefficients
Std.
B Error Beta
(Constan -,34 ,205 1,66 ,
1 0 100
,215
ROA_X1 ,273 2,09 Ho ditolak H1
CSR_x2 , ,066 5 , diterima
573 039 Ho diterima
,142
,636 H1 ditolak
, ,
090 526
a. Dependent Variable: Return_Saham
Sumber :Data yang telah diolah, tahun 2016
Berdasarkan pada tabel 4.5 menunjukan bahwa pengujian regresi di atas maka
dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Return Saham = - 0,341+ 0,573 ROA + 0,090 CSR
Nilai konstanta (α) menunjukkan nilai sebesar -0,341, artinya jika semua
variabel independen sama dengan nol maka return saham bernilai sebesar -0,341. ROA
mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,573. Artinya adalah setiap
kenaikan ROA maka akan menambah return saham sebesar 0,573. Sebaliknya, jika
ROA mengalami penurunan sebesar 0,573 maka akan menyebabkan penurunan pada
return saham sebesar 0,573. CSR mempunyai koefisien regresi dengan arah positif
sebesar 0,090. Artinya adalah setiap kenaikan CSR maka akan menambah return saham
sebesar 0,090. Sebaliknya, jika CSR mengalami penurunan sebesar 0,090 maka akan
menyebabkan penurunan pada return saham sebesar 0,090.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Return On Assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap Return saham. Hasil
uji koefisien regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,095 dengan signifikansi 0,039
apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu 5% berarti t
hitung lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,039 < 0,05). Maka dapat
disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
sehingga diterima.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Corporate Social Responbility (CSR) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return
saham. Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,636 dengan
signifikansi 0,526 apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang diharapkan
yaitu 5% berarti t hitung lebih besar dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,526
<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responbility (CSR)
berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham sehingga ditolak.

REFERENSI

Ang, Robert. 1997. BukuPintarPasar Modal Indonesia, Jakarta :Mediasoft


Indonesia.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).


Jakarta : Rineka Cipta.

Arista, D. 2012. AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Jurnal Ilmu


Manajemen dan Akuntansi Terapan 3 (1): 1-15.

Brigham, Eugene F dan Houston. 2011. Fundamental of Financial Management:


Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Eisenhardt, Kathleem. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of


Management Review, 14. Hal 57-74.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi (2009). Teori Portofolio Dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/51599/4/Chapter%20II.pdfakses
tanggal 4 april 2016

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2741/Bab
%202.pd f?sequence=7aksestanggal 4 april 2016

http://ilmuakuntans.blogspot.co.id/2014/05/dasar-dasar-akuntansi-untuk-
sahamtreasuri.htmlakses tanggal 6 april 2016

http://www.detikfinance.com)
(http://www.kilasberita.com/kb-finance/bursa-a-valas

Undang-Undang No 40 Tahun 2007

Anda mungkin juga menyukai