Bab Ii: "Communicatio" Atau "Communicare" Yang Berarti "Berbagi" Atau "Menjadi Milik
Bab Ii: "Communicatio" Atau "Communicare" Yang Berarti "Berbagi" Atau "Menjadi Milik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
informasi, gagasan, dan pesan-pesan secara verbal maupun non verbal dari seseorang
ke orang lain atau kelompok. Dalam Riswandi (2009), istilah “komunikasi” (bahasa
tanda atau tingkah laku. Adapun beberapa definisi komunikasi menurut para ahli antara
lain:
c. Harold Lasswell
“mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat
apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with what
effect)
d. Barnlund
ego.
e. Weaver
f. Gode
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semuka yang
dimiliki seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih.
B. Unsur-Unsur Komunikasi
definisi komunikasi diatas, dalam Mulyana (2010) untuk terjadi proses komunikasi,
minimal terdiri dari tiga unsur utama menururt Model Aristoteles, yaitu:
b. Pesan
Tidak hanya tiga unsur diatas, proses komunikasi membutuhkan lebih dari tiga
a. Sumber (source)
b. Pesan
adalah suatu hal yang sifatnya abstrak (konseptual, ideologis, dan idealistik).
penerima. Saluran dibagi menjadi dua yaitu langsung (tatap muka) atau melalui
d. Penerima (receiver)
sumber.
e. Efek
Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Efek
komunikasi ini berupa efek psikologis yang terdiri dari tiga hal:
1. Pengaruh kognitif
Dengan komunikasi, seseorang menjadi tahu tentang sesuatu.
2. Pengaruh afektif
3. Pengaruh konatif
Kelima unsur komunikasi diatas perlu ditambah dengan unsur-unsur lain yaitu
umpan balik (feed back), gangguan komunikasi (noise), dan konteks atau situasi
C. Ciri-Ciri Komunikasi
komunikasi juga mempunyai ciri-ciri. Dalam buku “Teori Komunikasi” yang ditulis
meyimpan informasi.
sempurna.
Pesan disanpaikan dari seseorang ke orang lain dengan tujuan agar pesan tersebut
dapat dimengerti atau dapat mengubah perilaku orang lain. Dalam proses
dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar
kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku
bagi kebutuhan kita, untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri,
memuaskan rasa penasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita
(Mulyana, 2007:4)
Dalam buku Deddy Mulyana (2007) yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu
1. Komunikasi sosial
2. Komunikasi ekspresif
komunikasi nonverbal.
3. Komunikasi ritual
4. Komunikasi instrumental
menghibur.
D. Komunikasi Organisasi
organisasi dapat meminimalisir konflik dan hambatan yang ada di dalam organisasi
2010:5)
Teori komunikasi organisasi terbagi menjadi dua yaitu organisasi social dan
organisasi formal. Istilah organisasi social merujuk pada pola interaksi social
arah pengaruh antara orang-orang, derajat kerja sama, perasaan tertarik, hormat, dan
permusuhan serta perbedaan status). Yang kedua adalah organisasi formal yang
dengan birokrasi. Organisasi formal adalah apa yang tercantum di atas kertas
budaya mempunyai hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan
Semua tindakan komunikasi itu berasal dari konsep kebudayaan. Berlo berasumsi
Ada tiga karakteristik penting dari kebudayaan menurut Hebding dan Glick, 1991,
yaitu :
Kita sebut kebudayaan itu dapat dipelajari karena interaksi antarmanusia ditentukan
oleh penggunaan symbol, bahasa verbal maupun nonverbal. Tradisi budaya, nilai-
nilai, kepercayaan, dan standart perilaku semuanya diciptakan oleh kreasi manusia
dan bukan sekedar diwarisi secara instink, melainkan melalui proses pendidikan
oleh karena itu ada yang mengatakan bahwa kebudayaan itu terus mengalami
perubahan. Tatkala kita mengatakan bahwa kebudayaan itu akumulatif maka yang
bertambah. Oleh karena itu, kita menyebut kebudayaan itu berubah semakin
Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita pelajari bersama dan untuk
simbol yang harus dipelajari. Godwin C. Chu mengatakan bahwa setiap pola budaya
dan setiap tindakan melibatkan komunikasi. Budaya takkan dapat dipahami tanpa
orang-orang yang berbeda kebudayaannya, misalnya antara suku bangsa, etnik, ras,
Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya
dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Berbicara mengenai
komunikasi antarbudaya, maka kita harus melihat dulu beberapa defenisi yang dikutif
oleh Ilya Sunarwinadi ( 1993: 7-8 ) berdasarkan pendapat para ahli antara lain:
1. Sitaram ( 1970 ) : Seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak
yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut membawa serta latar belakang
budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai yang dianut oleh
different cultures).
4. Young Yun Kim ( 1984 ) : Komunikasi antarbudaya adalah suatu peristiwa yang
5. Stewart (1984) : Komunikasi antarbudaya yang mana terjadi dibawah suatu kondisi
Komunikasi dan budaya merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Komunikasi dapat dipengaruhi oleh budaya dan juga sebaliknya. Menurut teori
communication.
Edward T. Hall membedakan budaya menjadi dua, budaya konteks tinggi (high
context culture) dan budaya konteks rendah (low context culture). Budaya konteks
rendah ditandai dengan komunikasi konteks rendah seperti pesan verbal dan eksplisit,
gaya bicara lugas dan berterus terang. Budaya ini menganut bahwa apa yang mereka
maksudkan (the say what they mean) adalah apa yang mereka katakan (they mean what
they say). Sebaliknya, budaya konteks tinggi, kebanyakan pesannya bersifat implisit,
tidak langsung dan tidak terus terang, pesan yang sebenarnya tersembunyi dibalik
ramah dan toleran terhadap budaya masyarakat lain. Terkadang pernyataan verbal bisa
tinggi lebih terampil membaca perilaku nonverbal dan juga akan mampu melakukan
hal yang sama. Ciri dari komunikasi konteks tinggi yaitu tahan lama, lambat berubah
dan mengikat kelompok penggunanya. Orang-orang yang berbudaya konteks tinggi
konteks rendah.
Menurut Sereno dan Mortensen (Mulyana, 2007) “suatu model komunikasi ialah
merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya proses
dari suatu budaya dan penerima pesan adalah anggota dari budaya lainnya. Dalam
komunikasi antarbudaya suatu pesan harus disandi dalam suatu budaya dan disandi
balik dalam budaya lain. Banyaknya perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh dua
Tiga budaya diwakili dalam model ini oleh tiga bentuk geometrik yang berbeda.
Budaya A dan Budaya B relatif serupa dan masing-masing diwakili oleh suatu segi
empat. Budaya C sangat berbeda dengan budaya A dan budaya B . perbedaan yang
lebih besar ini tampak pada melingkar budaya C dan jarak fisiknya dari budaya A dan
budaya B.
pengiriman pesan dari budaya satu ke budaya lain. Ketika suatu pesan meninggalkan
budaya diamana ia disandi, pesan itu mengandung makna yang dikehendaki oleh
penyandi (encoder). Ini ditunjukkan oleh panah yang meninggalkan suatu budaya yang
mengandung pola yang sama seperti pola yang ada di dalam individu encoder. Pada
saat pesan sampai pada budaya lain, maka pesan harus disandi balik dan mengalami
perubahan dalam arti pengaruh budaya decoder telah menjadi bagian dari makna pesan.
Gambar 1.1
Komunikasi Antarbudaya memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pribadi dan fungsi
social. Menurut Mulyana (2007;57) menyakini bahwa fungsi pribadi adalah fungsi
fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari
seorang individu, sedangkan fungsi sosial berbeda dari cara kita bertindak.
Komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama
seseorang mempunyai sikap: (1) keterbukaan; (2) empati; (3) merasa positif; (4)
memberi dukungan; dan (5) merasa seimbang; terhadap makna pesan yang sama dalam
Menurut Gudykunst (1991), jika dua orang atau lebih berkomunikasi antarbudaya
secara efektif maka mereka akan berurusan dengan satu atau lebih pesan yang ditukar
(dikirim dan diterima); mereka harus bisa memberikan makna yang sama atas pesan.
antarbudaya yang efektif terjadi jika muncul mutual understanding atau komunikasi
yang saling memahami. Yang dimaksud dengan saling memahami adalah keadaan di
mana seseorang dapat memperkirakan bagaimana orang lain memberi makna atas
pesan yang dikirim dan menyandi balik pesan yang diterima. Pemahaman timbal balik
itu tidak sama dengan pernyataan setuju, tetapi hanya menyatakan dua pihak sama-
H. Teori Etnosentrisme
Menurut Sumner (1906), manusia pada dasarnya seorang yang individualistis yang
Dikutip dari LeVine, dkk. (1972), teori etnosentrisme Sumner mempunyai tiga segi,
yaitu: (1) setiap masyarakat selalu mempunyai sejumlah ciri kehidupan sosial yang
antar kelompok; dan (3) adanya generalisasi bahwa semua kelompok menunjukkan
sindrom tersebut. Sindrom itu seperti: kelompok intra yang aman (in group) dan
Menurut Porter dan Samovar (1976) sumber utama perbedaan budaya dalam sikap
adalah etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar
dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria
untuk segala penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat
mereka kepada kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita. Kita
cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling
baik, sebagai yang paling bermoral. (Mulyana & Rakhmat, 2006: 76)
Etnosentrisme menganggap bahwa budaya sendiri lebih unggul dan budaya asing
sebagai budaya yang salah atau rendah. Blubaugh dan Pennington (1976) mengatakan
Konflik bagian dari suatu hubungan dan muncul ketika orang memiliki
Digirolamo (2010) dalam Rustanto (2015) konflik merupakan sebuah proses yang
dimulai ketika individu atau kelompok merasakan perbedaan dan pertentangan antara
dirinya dan individu atau kelompok lain tentang kepentingan dan sumber daya,
keyakinan, nilai, atau praktik-praktik yang penting bagi mereka. Sedangkan menurut
J. Frost & W. Wilmot (1978) dalam Wirawan (2010) mengatakan bahwa konflik
adalah interaksi interdependen dari orang yang merasa tujuan dan gangguan tidak
Konflik terbagi menjadi dua yaitu konflik terbuka (overt conflict) dan konflik
bahkan sampai berdebat atau adu teriak. Sedangkan konflik rahasia terjadi ketika
Menurut Clyde Feldman dan Carl Ridley (2000) dalam buku Julia T. Wood yang
konflik.
4. Hasil konflik termasuk sebagai hasil adalah apakah dan bagaimana konflik
socialnya. Contohnya terdapat perbedaan respon konflik antara perempuan dan laki-
laki. Menurut Jacobson & Gottman (1998) dan Stafford Dutton & Haas (2000)
terhadap konflik, sedangkan laki-laki cenderung memilih respon keluar, sering kali
Terjadinya konflik disebabkan dari berbagai macam hal, seperti yang dijelaskan
yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak yang
mengalami konflik.
3. Teori kebutuhan manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam
disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia-fisik, mental, dan social yang tidak
terselesaikan.
berbeda.
a. Komunikasi Antarbudaya
kebudayaannya, misalnya antara suku bangsa, etnik, ras, dan kelas sosial. (Liliweri,
2002:12)
Komunikasi dan budaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
b. Konflik
sebuah proses yang dimulai ketika individu atau kelompok merasakan perbedaan dan
pertentangan antara dirinya dan individu atau kelompok lain tentang kepentingan dan
sumber daya, keyakinan, nilai, atau praktik-praktik yang penting bagi mereka.
Variabel operasional
Variabel (Z)
Karakteristik responden
Tabel 2.1
4. Agama yang dianut oleh karyawan produksi PT. Ciba Vision Batam
5. Tingkat pendidikan formal para karyawan produksi PT. Ciba Vision Batam
6. Berapa lama karyawan produksi PT. Ciba Vision Batam bekerja di perusahaan
tersebut
K. Rumusan Hipotesis