Data Penelitian
Pengertian Data Penelitian
Data Penelitian adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi (Suharsimi Arikunto, 2002 : 96).Pengertian Data adalah: “The word data is the
plural of Latin datum. A large class of practically important statements are measurements or
observations of variable. Such statements may comprise numbers, words, or images”
(Wikipedia, 2005).
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan penelitian (Dempsey dan
Dempsey, 2002: 76).
Berdasarkan penjelasan para pakar di atas, maka dalam artikel kali ini, penulis akan
menyebutkan istilah data sebagai data penelitian. Sebab dalam blog kami, lebih spesifik
membahas perihal penelitian.
Menurut penulis, yang dimaksud dengan data dapat berarti secara luas dan dapat pula berari
secara sempit. Pengertian Data dalam arti luas adalah sekumpulan informasi yang dapat diuat,
diolah, dikirimkan dan di analisis. Namun apabila kita mau mengartikan data dalam arti sempit
konteks penelitian, maka yang dimaksud dengan data adalah data penelitian. Untuk pengertian
yang kedua tersebut, maka sebaiknya kita merujuk kepada data definisi penelitian yang sudah
dikemukakan oleh para pakar di atas.
Status kewarganegaraan
Status perkawinan
Warna kulit
Bahasa sehari-hari
Kota tempat tinggal
Data Ordinal
Data ordinal hampir sama dengan data nominal, hanya saja ada perbedaan derajat lebih tinggi
dan lebih rendah. Misalnya: Pendidikan, dimana pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi dari
pada SMA, dan sebaliknya pedidikan SMA lebih rendah dari pada perguruan tinggi.
Contohnya :
Data Interval
Data interval adalah data yang termasuk kelompok data kuantitatif, dimana berupa angka-
angka yang didalamnya dapat dilakukan operasi matematika serta urutan antara satu data
dengan data lainnya mempunyai rentang yang sama. Misalnya: Nilai ujian, dimana dikatakan
berurutan dengan rentang yang sama yaitu setelah angka 1 kemudian 2 kemudian 3 dst. Serta
dikatakan dapat dilakukan operasi matematika, adalah misalkan: angka 1 dapat dikalikan
dengan angka 2 dan hasilnya adalah 2.
Ciri khas penting lainnya adalah, data interval tidak mempunyai angka 0 absolut dan 100
absolut secara bersamaan atau dalam arti lain tidak bisa dipastikan peresentase antara satu data
dengan keseluruhan data. maksudnya 0 absolut misalkan nilai ujian. Secara akal sehat, tidak
mungkin ada nilai ujian kurang dari 0. Sedangkan 100 absolut misalkan juga nilai ujian, secara
akal sehat tidak mungkin ada nilai ujian lebih dari 100. jadi data interval contohnya adalah
berat badan, dimana tidak bisa dipastikan berapa sebenarnya nilai tertinggi berat badan. Bisa
jadi orang punya berat bada puluhan kilo, ratusan atau bahkan ribuan kilo.
Contohnya :
Data Rasio
Data rasio adalah data yang sebenarnya sama dengan data iterval, namun bedanya adalah data
rasio dapat dibuat persentase karena ada nilai 0 dan 100 absolut. Seperti yang sudah dibahas di
atas, yaitu misalnya nilai ujian yang mempunyai batasan nilai 0 sampai 100. Jika seorang siswa
mendapatkan nilai 25, dapat diartikan nilai tersebut adalah 25% dari nilai maksimal 100.
Nilai ujian
Dosis obat
Kadar zat kimia dalam makanan
Banyaknya sel kanker
Luas suatu ruangan
hubungan satu variabel tak bebas/ response (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas/
predictor (X1, X2,…Xn). Tujuan dari uji regresi linier berganda adalah untuk
memprediksi nilai variable tak bebas/ response (Y) apabila nilai-nilai variabel
bebasnya/ predictor (X1, X2,..., Xn) diketahui. Disamping itu juga untuk dapat
variabel bebasnya.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + … + bn Xn
yang mana :
a = konstanta
Bila terdapat 2 variable bebas, yaitu X1 dan X2, maka bentuk persamaan regresinya
adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2
Nilainya positif. Disni terjadi hubungan yang searah antara variabel tak bebas
menggunakan rumus :
yang mana :
X 1
x1 2 X1 2
2
n
X
2
x22 X2 2 2
n
y 2
Y
Y 2
2
n
xy XY
X Y
1
1 1
n
X 2
x2 y X 2Y
Y
n
X
xx X1 X 2
1 2
X 1
n
2
Metode alternatif, yaitu metode matriks (metode kuadrat terkecil) dapat
digunakan untuk menentukan nilai a, b1 dan b2. Metode ini dilakukan dengan cara
an b1 b2 X Y
X1 2 1 2 1
a X 1 b1 X1 b2 X X XY
2
2
a X 2 b1 X 2 b X 2 X 2Y
2
X1
2
m m m b
h2
21 22 23 1
det M
a det M1
det M
b2
1
det M
det M
b2 det M3
h1 m1 m13
2
M h m m
1 2 22 23
m11 h1 m13
M m h m
2 21 2 23
m31 h3 m33
m11 m12 h1
M m m h
3 21 22 2
m31 m32 h3
Contoh :
2a b1 4b2 16
3a 2b1 b2 10
a 3b1 3b2
16
2 1 4a 16
3 2
1b1 10
1 3 3 b2 16
2 1 4
M 3 2 1
1 3 3
16 1 4
M 1 10 2 1
16 3 3
2 16 4
M 2 3 10 1
1 16 3
2 1 16
M 3 3 2 10
1 3 16
variasi variable tak bebas Y tidak sedikitpun dapat dijelaskan oleh variasi
variable tak bebas Y secara sempurna dapat dijelaskan oleh variasi variable-
korelasi ganda.
Korelasi Parsial
1 variable dan variable lainnya dianggap konstan. Terdapat 3 macam bentuk korelasi
parsial, yaitu :
yang mana
Kesalahan Baku Estimasi (Standart Error Estimate)
variabel response Y. Jika kesalahan bakunya besar, maka persamaan regresi yang
dibentuk kurang tepat dipakai untuk mengestimasi. Hal ini disebabkan karena selisih
nilai antara variable response Y estimasi dengan Y kenyataan akan besar. Secara
𝑆𝑒(𝑆𝑦𝑥) =
∑ 𝑌2 − (𝑎 ∑ 𝑌) − (𝑏1 ∑ 𝑋1𝑌) − (𝑏2 ∑ 𝑋2𝑌)
√ 𝑁−3
I. KEGIATAN BELAJAR 2
Pengujian Hipotesis
diajukan ditolak atau dapat diterima Hipotesis merupakan asumsi atau pernyataan
yang mungkin benar atau salah mengenai suatu populasi. Dengan mengamati seluruh
populasi, maka suatu hipotesis akan dapat diketahui apakah suatu penelitian itu benar
atau salah.
Untuk keperluan praktis, pengambilan sampel secara acak dari populasi akan
hipotesis nol. Hipotesis nol merupakan hipotesis yang akan diuji, dinyatakan oleh H 0
uji signifikan hipotesis yang diajukan. Uji ini dapat menggunakan Uji-t ; Uji-F ; Uji-z
atau Uji Chi Kuadrat. Dengan uji signifikansi ini dapat diketahui apakah variable
tak bebas/ response/ dependent (Y). Arti dari signifikan adalah bahwa pengaruh antar
varible berlaku bagi seluruh populasi. Dalam modul ini hanya dibahas uji signifikansi
menggunakan Uji-F.
Uji - F
1. Menentukan Hipotesis
3. Menentukan F hitung
𝑟 2⁄𝑘
𝑟2(𝑛−𝑘−1)
Rumus F hitung : 𝐹ℎ𝑖𝑡 = ( =
1−𝑟 2 )⁄(𝑛−𝑘−1) 𝑘(1−𝑟2)
Apabila nilai Fhit < Ftab, maka hipotesis H1 ditolak dan H0 diterima.
Apabila nilai Fhit > Ftab, maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.
(X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variable tak bebas (Y).
Tahapan dalam melakukan Uji-t sama dengan pada regresi linear sederhana. (Lihat
Soal latihan :
Diberikan data tentang IQ dan tingkat kehadiran sepuluh siswa di kelas yang
Pertanyaan :
2. Variabel yang mana memberikan pengaruh lebih besar terhadap nilai UAS ?
4. Lakukan Uji-F
Jawaban :
Nilai akhir (Y) yang dapat dijelaskan oleh tingkat kehadiran (X1) dan IQ
48.09%. Sisanya, sebesar 51.91% dijelaskan oleh faktor lain diluar variable-
R2 , Uji-F, Uji-t parsial dan Persamaan regresi berganda dari hasil pengolahan data
software statistik.
Dari tabel terlihat, r atau R = 0,729 dan R2 = 0,532. Hal ini berarti bahwa
53,2% varians variabel tak bebas mampu dijelaskan oleh variabel bebas. Juga dapat
dikatakan bahwa 46,8% variable bebas belum mampu menjelaskan varians variabel
tak bebas.
lebih kecil dari 0,05 yang mengandung arti bahwa, secara serempak variable bebas
Uji - t Parsial
Berdasarkan hasil yang terdapat dalam table di atas, maka dapat dibentuk suatu
yang mana :
X1 = nilai matematika
X2 = nilai bahasa
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah sebuah uji yang digunakan untuk mengukur konsistensi dari serangkaian
pengukuran.
Reliabilitas akan menunjukkan seberapa besar tingkat akurasi dan seberapa besar alat ukur
tersebut dapat dipercaya serta diandalkan dalam proses pengukuran.
Menurut Sugiono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur
yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan
secara berulang.
Menurut Sukadji (2000), uji reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara
konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai
koefesien. Koefisien yang tinggi berarti reliabilitas yang tinggi.
Menurut Anastasia dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada
konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang
sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent
items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Ok, sebelum saya berikan penjelasan lebih lanjut mengenai uji reliabilitas serta perhitungan dan
contoh uji reliabilitas dengan excel, kita coba review sedikit apa keterkaitan uji validitas dan
reliabilitas.
Jenis-Jenis Uji Validitas
1. Validitas Internal
Jenis validitas yang pertama adalah validitas internal yang merupakan sebuah bentuk
kesesuaian instrumen.
Hal tersebut berasal dari perkembangan kontruksi yang tersusun dari bentuk hingga tata bahasa
penggunaannya.
Validitas jenis internal terdiri dari dua macam, yakni validitas konstruk dan isi, penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Validitas Konstruk
Validitas internal jenis konstruk merupakan validitas yang merujuk pada asumsi bahwa alat
ukur yang digunakan akan mengandung definisi operasional yang tepat dan berasal dari suatu
konsep teoritis yang dapat diamati dan diukur.
Terdapat bermacam-macam cara yang dapat kita gunakan untuk mengetahui dan menghitung
reliabilitas internal. Pemilihan teknik mana yang digunakan biasanya didasarkan atas bentuk
instrumen maupun selera kita sebagai peneliti. Penggunaan teknik yang berbeda tentunya akan
menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini secara sederhana dapat kita pahami
karena wajar saja pengaruh sifat atau karakteristik data menyebabkan perhitungan
menghasilkan angka yang berbeda, salah satunya akibat pembulatan angka.
Secara khusus, beberapa teknik memerlukan persyaratan tertentu sehingga peneliti tidak dapat
begitu saja memilih teknik tersebut. Beberapa teknik mencari reliabilitas yang akan digunakan
adalah:
Spearman-Brown
Flanagan
Rulon
Kuder-Richardson (K-R) 20
K-R 21
Hoyt
Alpha.
b. Validitas Isi
Validitas isi merupakan suatu instrumen yang memiliki keseimbangan atau kesesuaian isi
dalam proses pengukuran suatu objek yang diukur.
Penentuan suatu alat ukur yang akan digunakan harus memiliki validitas isi, hal tersebut
biasanya dapat didasari dengan penilaian yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya.
Sedangkan, faktor-faktor yang dapat memengaruhi validitas internal ini antara lain adalah
kematangan, peristiwa sewaktu-waktu, ujian, pilihan yang berbeda, menguapnya sampel
penelitian, regresi statistik dan juga pengukuran yang tidak stabil.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal biasanya juga disebut dengan validitas empiris, validitas ini biasanya
menggunakan teknik statistik yakni analisis korelasi.
Hal tersebut disebabkan validitas jenis ini bertujuan untuk mencari hubungan antara poin/skor
tes dengan suatu kriteria tertentu.
Kriteria tersebutlah yang digunakan sebagai tolak ukur pada hal-hal di luar tes yang
bersangkutan.
Validitas eksternal atau empiris terdiri dari tiga macam, yaitu validitas prediktif, validitas
konkuren, dan validitas sejenis dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Validitas Prediktif
Validitas eksternal jenis prediktif merupakan validitas yang digunakan untuk mengukur suatu
hal dengan kriteria standar, seperti meramalkan prestasi belajar peserta didik di masa yang akan
datang.
b. Validitas Konkuren
Validitas konkuren merupakan salah satu jenis empiris yang digunakan untuk mengukur hal-hal
dengan kriteria standar yang berlainan.
c. Validitas Sejenis
Sedangkan, validitas sejenis merupakan validitas yang digunakan untuk mengukur hal-hal
dengan kriteria standar yang sejenis.
Sama halnya dengan validitas internal, validitas jenis empiris juga memiliki beberapa faktor
yang memengaruhi validitasnya, antara lain latar penelitian buatan, pengaruh placebo-home
thorne, ujian, pilihan yang bias, kontaminasi serta campur tangan treatment sebelumnya.
Jenis-Jenis Uji Reliabilitas
1. Koefisien Stabilitas
Jenis reliabilitas koefisien stabilitas merupakan reliabilitas yang menggunakan teknik tes dan
juga re-tes, yakni memberikan tes kepada kelompok individu.
Tes tersebut akan diadakan secara berulang kepada kelompok tersebut, tetapi pada waktu yang
digunakan berbeda.
Untuk mendapatkan hasilnya adalah dengan mengkorelasikan tes pertama dengan tes kedua,
sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan koefisien stabilitas.
2. Koefisien Konsistensi Internal
Reliabilitas jenis ini didapat dengan cara mengkorelasikan dua jenis tes yang berbeda pada
suatu kelompok.
Namun, skor yang diambil bukanlah skor yang sama, melainkan skor genap untuk tes pertama
dan skor ganjil untuk tes kedua.
3. Koefisien Ekuivalen
Koefisien ekuivalen merupakan reliabilitas yang mengorelasikan dua buah tes yang bersifat
paralel pada suatu kelompok dalam waktu yang sama, dengan menggunakan metode
equivalence forms method.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Uji validitas dan reliabilitas merupakan dua hal
yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Pasalnya, dalam penelitian hasil yang didapatkan harus valid dan juga reliable. Tak hanya
hasilnya saja, proses untuk mendapatkan hasilnya pun sama.
Rumus Uji Reliabilitas Dengan EXCEL
Reliabilitas Tes Tunggal
Pada bahasan kali ini, kita hanya akan membahas tentang Reliabilitas Tes Tunggal (Internal
Consistency Reliability)
Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek
dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok
data. Ada dua teknik untuk perhitungan reliabilitas tes, yaitu:
Rumus Uji Reliabilitas Teknik Belah Dua (Split-Half Technique)
Rumus Uji Reliabilitas Teknik Belah Dua dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua
bagian yang relatif sama (banyaknya soal sama), sehingga masing-masing test mempunyai dua
macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor belahan kedua
(akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan dengan r1/2 1/2 dan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu korelasi angka kasar Pearson. Selanjutnya
koefisien reliabilitas keseluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:
Rumus Uji Reliabilitas Teknik Non Belah Dua (Non Split-Half Technique).
Rumus uji Reliabilitas teknik non belah dua: Salah satu kelemahan perhitungan koefisien
reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua adalah (1) banyaknya butir soal harus genap,
dan (2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan nilai yang berbeda
pula seperti terlihat pada contoh c.1 dan contoh c.2. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik non belah dua. Untuk perhitungan koefisien reliabilitas
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) dan Kuder-
Richardson (KR-21). Pada Bahasan kali ini kita tidak membahas lebih lanjut tentang Rumus
KR ini, karena akan dijelaskan pada postingan artikel berikutnya: KR 20.
Uji Reliabilitas Tes Uraian
Untuk menghitung uji reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel
yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu peubah
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat
ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang
digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur
apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur
sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud
dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang
valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan tinggi. Arti
kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut
yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas faktor dan
validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu
faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini
dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan
skor total faktor (total keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan
antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak
digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu
item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik pengujian yang sering
digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate
Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing
skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item
pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut
mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r
hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Langkah-langkah dalam pengujian
validitas ini yaitu :
1. Buat skor total masing-masing variabel (Tabel perhitungan skor)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji signifikan 0.05,
artinya bahwa item-item tersebut diatas valid
Rumus Korelasi Product Moment :
Keterangan :
Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah keajegan
pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk
memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan
mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan
bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test
merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang
reliabel
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali –
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten,
maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran
dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus
memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang)
akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua
orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama
dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten,
tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah
sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang
terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila
memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai
koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka 1.
Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena
instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach
sevagai berikut :
Keterangan :
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha
> 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki
reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas
tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas
rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
Langkah pengujian reliabilitas dengan SPSS :
Klik Analyze -> Scale -> Reliability Analysis
Masukan seluruh item variabel X ke Items
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang menunjukan bahwa ke-11 pernyataan cukup reliabel